Yoake no Subete atau All The Long Nights adalah movie Jepang yang rilis pada 9 Februari 2024. Movie ini diangkat dari novel karya Seo Maiko (Soshite Baton wa Watasareta, Our Meal For Tomorrow) dan disutradarai oleh Miyake Sho (Kamiki Ryunosuke no Satsukyu, Wild Tour) dan naskahnya ditulis oleh Wada Kiyoto (Moriyamachu no Driving School, Midnight Diner) dan sang sutradara sendiri.
Movie ini dibintangi oleh Kamishiraishi Mone (L-DK, Lady Maiko, Hitsuji to Hagane no Mori) dan Matsumura Hokuto (Kyrie no Uta, Liar x Liar, XXXHOLIC) yang reuni pertama kalinya dalam 2 tahun setelah sebelumnya menjadi pasangan di asadora Come Come Everybody. Pengumuman castnya waktu itu lumayan heboh karena ini memang pasangan yang dirindukan setelah kepopuleran mereka dalam asadora itu.
Movie ini mengambil tema penyakit mental, yaitu panic disorder yang merupakan pengalaman pribadi penulis novelnya, Seo Maiko, yang pernah mengalami serangan panik atau kecemasan yang berlebihan. Selain itu, yang membuat novel dan movienya menarik adalah, penulis mengambil tema PMS (Premenstrual Syndrome) yang sangat jarang dibahas dalam movie atau drama. Selama ini, PMS identik dengan mood swing perempuan sebelum masa menstruasi yang kebanyakan adalah rasa sakit, cepat marah, tiba-tiba sedih dan lain-lain. Ternyata ada juga gejala PMS dimana perubahan sifat, cepat tersinggung dan marah-marah nggak jelas. Dan itu adalah yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam movie ini. Hal ini juga sangat mempengaruhi kehidupannya.
Movie ini menerima banyak penghargaan dan tampil dalam berbagai festival film. Diantaranya di Beijing International Film Festival, Berlin International Film Festival, Hong Kong International Film Festival, Jeonju International Film Festival, Shanghai International Film Festival, Valencia International Film Festival, Malaysia International Film Festival, Valencia International Film Festival dan masih banyak lagi. Selain itu, movie ini memenangkan banyak penghargaan termasuk TAMA Film Awards, Hochi Film Awards, Yokohama Film Festival dan lain-lain.
Aku sudah tertarik menontonnya sejak movie ini diumumkan, tapi tahu sendiri kalau film Jepang itu lama banged ada link buat download atau nontonnya. Ditambah lagi tempat biasa aku nonton malah tutup. Tapi untungnya aku udah sempat download dulu dan pas cek HP mau menghapus file-file, ternyata masih ada. Akhirnya aku menonton juga setelah merasa ini movie kok banyak menang penghargaan, sebagus apa sih?
Awalnya aku berfikir akan ada romance dalam movie ini karena ya tahu lah, castnya Mone dan Hokuto yang dulu jadi pasangan suami istri di Come Come Everybody, dimana kisah cinta mereka tidak memuaskan dalam drama itu, jadi berharap dalam movie ini menjadi pengobat hati. Tapi ternyata setelah menontonnya, movie ini bergenre slice of life dan gak ada romancenya sama sekali. Mereka berdua pure temenan dan cuma sekedar rekan kerja saja. Tapi disitulah menariknya. Kita menontonnya jadi enjoy aja karena memang movienya fokus ke penyakit mereka dan bagaimana mereka menghadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Movie ini dibuka dengan Fujisawa Misa (Kamishiraishi Mone) yang kesulitan dengan kehidupan sehari-harinya karena PMS tiap bulan membuat dia cepat marah, merasa kesal dan sifatnya berubah. Dia baru saja memasuki dunia masyarakat dengan menjadi pengawai di sebuah perusahaan dan mulai hidup sendiri. Tapi tiap bulan, perubahan sifatnya karena PMS itu menganggu pekerjaannya. Kalau PMS-nya datang, dia akan merasa kelelahan, kadang ketiduran di staisun bus. Kemudian kalau ada sesuatu yang menganggu dia akan cepat marah dan merasa kesal, dimana emosinya tidak bisa dikontrol. Dia bahkan berakhir di kantor polisi karena hal itu. Ia berusaha melalui setiap bulan dengan hati-hati sampai akhirnya dia memutuskan keluar dari tempat kerjanya.
5 tahun kemudian, dia akhirnya menemukan sebuah tempat kerja yang memaklumi PMS-nya itu. Tempat kerjanya itu adalah perusahaan kecil dengan beberapa karyawan. Perusahaannya membuat lensa-lensa, misalnya lensa mikroskop atau untuk planetarium. Fujisawa pada dasarnya adalah anak yang lembut dan baik, cuma kalau PMS-nya datang, dia memang nggak bisa mengontrol emosinya. Dan hal itu sudah dimaklumi rekan kerjanya. Hanya saja dia merasa nggak enak dan sering membelikan makanan untuk rekan kerjanya, mungkin sebagai permintaan maaf atau apa gitu. Padahal rekan kerjanya sudah mengatakan Fujisawa nggak perlu melakukannya setiap bulan dan itu akan menjadi kebiasaan yang tidak bagus. Tapi Fujisawa ikhlas melakukannya.
Di kantor mereka ada anak baru bernama Yamazoe Takatoshi (Matsumura Hokuto). Yamazoe ini tidak suka bersosialisasi dengan karyawan lain. Dia lebih suka menyendiri dan melakukan pekerjaan sendiri. Fujisawa hari itu memberikan roti pada Yamazoe tapi Yamazoe menolaknya mengatakan dia tidak suka roti pake krim. Fujisawa berfikir kalau Yamazoe ini nggak suka roti manis, makanya untuk selanjutnya dia mencari roti yang nggak manis. Ternyata Yamazoe bukannya nggak suka manis, tapi nggak suka krim.
Yamazoe sering terlihat minum minuman bersoda. Kan kalau minuman bersoda itu kalau kita buka tutupnya ada bunyi berdesis gitu. Kebetulan meja Fujisawa itu ada disamping meja Yamazoe. HAri itu ternyata Fujisawa mulai PMS dan dia mendengar Yamazoe membuka botol minuman jadi kesal. Dia ujung-ujungnya memarahi Yamazoe dan juga menyinggung mengenai Yamazoe yang nggak mau bersosialisasi. Fujisawa kalau udah PMS ini, misalnya kita membantah atau gimana, dia itu langsung kesal juga dan pokoknya nggak mau kalah. Bahkan kita melirik sedikit saja dia tersinggung. Pada akhirnya Fujisawa harus dipisahkan dari Yamazoe karena pertengkaran mereka.
Besoknya, Fujisawa libur karena menstruasi dan dia kelihatan lelah sekali.
Fujisawa tau dia membuat masalah saat PMS dan besoknya dia minta maaf lagi dengan membawakan makanan. Tapi rekan kerjanya sudah terbiasa dengan hal itu, jadi mereka nggak masalah.
Sementara itu, Yamazoe ternyata punya masalah sendiri, alasan kenapa dia terlihat tidak punya motivasi dan nggak mau bersosialisasi. Dia rutin mengunjuki psikiater karena penyakit panic disorder-nya. Selama ini dia merahasiakan hal itu, tapi suatu hari, Yamazoe kehilangan obatnya dan dia panik banged dikantor. Dia bahkan kesulitan bernafas. Fujisawa saat itu menemukan sebuah obat di dapur dan entah kenapa dia merasa itu adalah milik Yamazoe, makanya dia memberikannya pada Yamazoe.
Keduanya akhirnya mengetahui kalau mereka punya penyakit mental masing-masing. Yamazoe juga mulai tertarik pada PMS dan gejalanya. Dia bahkan meminjam buku tentang PMS pada dokternya. Saat Fujisawa mulai PMS, Yamazoe mulai membantunya dengan memberikan pembersih mobil pada Fujisawa dan menyuruh Fujisawa membersihkan mobil kantor kalau sedang merasa kesal. Dan ternyata itu cukup berhasil.
Fujisawa sendiri juga nggak bisa membiarkan Yamazoe. Yamazoe selalu jalan kaki ke kantor, padahal rumahnya jauh banged. Yamazoe ternyata nggak bisa naik kereta, karena dia akana panik dan nggak sanggup. Jadi, Fujisawa meminjamkan sepedanya pada Yamazoe, meski awalnya Yamazoe menolak. Yamazoe bahkan nggak beraani ke tukang potong rambut karena penyakitnya itu, jadi dia berfikir memotong sendiri. Untung Fujisawa mau membantunya dan aku cukup kaget karena ternyata Yamazoe membiarkannya masuk ke rumahnya. Meski Fujisawa nggak punya pengalaman memotong rambut, tapi berkat itu juga keduanya menjadi dekat.
Yamazoe ini sebenaarnya cukup capaak dalam pekerjaannya. Dia berhenti di perusahaan yang lama karena panic disorder-nya. Awalnya dia kesal juga pada Fujisawa yang memaarahinya cuma karena dia minum minumaan bersoda dan meminta seniornya membanatunya kembali ke perusahaan yang lama. Tapi setelah saling mengenal lebih jauh, Yamazoe jadi mengerti Fujisawa dan Yamazoe mulai betah di perusahaan sekarang. Perusahaannya yang sekarang sepertinyaa sangat aware pada mentaal illness karenaa bos mereka juga masih trauma dengan adiknya yang meninggal dunia (kayaknya bunuh diri). Dia bahkan ikut komunitas yang anggotanya mereka yang masih belum bisa merelakan kepergian orang tersayang.
Penyakit Yamazoe ini kalau aku nggak salah tangkap, sepertinya muncul tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Maksudnya, nggak ada pemicu trauma atau lain-lain. Hanya saja suatu malam setelah dia aterbangun dari tidur, dia jadi takut keluar rumah, nggak bisa naik transportasi umum dan dia juga nggak bisa ke kantor. Dia juga jadi nggak bisa nyenyak tidur malam dan mengalami insomnia. Karena itulah dia berhenti dari perusahaan lama. Tapi rekan kerjanya di perusahaan lama sangat menyayanginya, mereka masih sering bertemu akhir pekan. Bahkan rekan kerjanya yang dulu (kayaknya pacarnya) masih setia menemaninya bertemu dokter. Saat tahu kalau Yamazoe menikamti bekerja di perusahaan baru dan ada rekan kerja seperti Fujisawa yang perhatian padanya, dia jadi lega. Dia kemudian nggak ragu mengambil kesempatan dipindahkan ke luar negeri.
Ini adalah kisah antara dua orang rekan kerja yang mempunyai penyakit yang mempengaruhi hidup mereka, yang merasa keduanya bisa menyembuhkan penyakit satu sama lain dan mencoba membantu satu sama lain. Mereka tidak berteman dan tidak ada kisah cinta juga. Tapi mereka saling mengerti satu sama lain. Nggak ada drama mengenai perasaan mereka juga.
Misalnya saat Fujisawa memutuskan untuk berhenti dari tempat kerjanya karena harus mengurus ibunya di kampung, nggak ada drama perpisahan atau lain-lain. Semuanya normal gitu lho, kayak di dunia nyata. Namanya juga kehidupan gitu. Mungkin mereka hanya muncul di kehidupan satu sama lain sementara saja meski sangat bermakna. Jadi mau dikenangpun, ya hanya terasa 'dia dulu orang baik yang membantuku'.
Tapi berkat pertemuan mereka itu, meski nggak sembuh total, setidaknya Yamazoe sekarang sudah bisa keluar rumah dengan tenang, meski dia masih belum bisa naik transportasi umum. Rekan kerjanya di kantor juga sangat bersahabat dan dia sudah tidak berfikir untuk pindah tempat kerja lagi. Lebih menikmati pekerjaannya dan menerima keadaan. Bagaimana pun penyakitnya mungkin tetap mempengaruhi kehidupannya, seraya berupaya menghilangkannya, dia juga menerima keadaan dan hidup dengan hal itu.
Chemisty Mone dan Hokuto memang nggak perlu diragukan lagi. Mereka mengambil banyak hati penonton dalam asadora, dan di movie ini meski nggak ada kisah cintanya tapi chemistry keduanya sebagai rekan kerja yang saling mengerti bisa kita rasakan.
Judul movie ini adalah Yoake no Subete yang kalau dibahasa indonesia itu artinya adalah 'semua tentang fajar', tapi kalau judul bahasa inggrisnya All The Long Nights artinya 'sepanjang malam atau malam yang panjang'. Kalau yang aku tangkap artinya adalah perasaan dua tokoh utama. Mungkin kalau diartikan secara arti aslinya, itu adalah bagaimana mereka mengalami insomnia, nggak bisa tidur semalaman karena penyakit mereka. Tapi kalau arti secara tersiratnya, mungkin penyakit mereka itu baik PMS aatau panic disorder terasa seperti malam yang panjang. Dimana mereka harus menghadapinya sendirian. Mau nggak mau malam akan tetap datang dan mereka akan menghadapinya.
Bagi yang punya penyakit mental, dukungan orang-orang tersayang memang sangat penting. Tidak perlu khawatir berlebihan, tapi selalu ada disisi mereka adalah hal yang sangat membantu. Katanya sih kita gak boleh self diagnosis jadi untuk tahu kita beneran ada penyakit mental atau tidak, ya harus pergi ke psikiater.
PMS itu pasti dialami setiap wanita. Mungkin karena semua wanita mengalaminya, jadinya itu menjadi hal biasa dan nggak banyak dibahas. Aku sendiri kalau sedang PMS memang bawaannya ya moody, tiba-tiba sedih dan menjadi cepat marah. Aku baru memperhatikan hal itu beberapa tahun terakhir sih. Sebelumnya aku nggak terlalu memperhatikan perubahaan moodku sebelum menstruasi. Tapi ada beberapa temanku yang kalau PMS itu sakit banged sampe pingsan. Untungnya kalau aku sih sakitnya normal aja, nggak harus minum obat masih bisa ditahan. Cuma kalau mood-nya memang luar biasa sih.
Aku merekomendasikan movie ini bagi kalian yang suka movie slice of life, movie yang tenang dan nggak ada konflik. Ini adalah movie tentang kehidupan sehari-hari dimana hal-hal yang kita anggap kecil ternyata mempengaruhi kehidupan. Aku suka sekali bagaimana ternyata ada komunitas seperti yang diikuti oleh bos dan senior Yamazoe, sebuah komunitas untuk menghabiskan waktu bersama-sama, bagi mereka yang kehilangan orang yang dicintai dan belum bisa merelakannya. Bukan tempat curhat juga, tapi menghabiskan waktu dengan melakukan hal positif. Di movie ini nggak ada villain-nya guys, semuanya orang baik, jadi memang nggak ada konflik yang drama.
Aku sebenarnya punya banyak sekali movie yang ingin aku tonton dan memang menarik, hanya saja waktunya memang sulit sekali dan lagi tempat nonton langganan udah tutup, jadi ya, makin malas mencari 😂 Cuma mood nonton ini sudah agak lebih bagus dari tahun kemarin, setidaknya aku mulai nonton movie lagi.
0 komentar:
Posting Komentar