Kimi ga Kokoro wo Kuretakara (君が心をくれたから) atau The Gift of Your Heart adalah drama getsuku Fuji TV yang tayang mulai 8 Januari 2024. Drama ini adalah original story yang ditulis oleh Uyama Keisuke (Sakura no Yona Boku no Koibito, Konya Romance Gekijo de, Nobunaga Concerto) dan disutradarai oleh Matsuyama Hiroaki (Mystery to Iu Nakare, Sora wo Kakeru Yodaka,Nobunaga Concerto).
Drama yang biasanya disingkat dengan KimiKoko ini dibintangi oleh Nagano Mei (Unicorn ni Notte, Hakozume, Oyabaka Seishun Hakusyo) dan Yamada Yuki (Pending Train, Hakozume, Chimudondon). Ini adalah reuni kedua mereka setelah sebelumnya menjadi rekan kerja di drama Hakozume. Sejak pertama kali diumumkan, drama ini mendapat banyak perhatian karena Fuji TV getsuku kembali mengangkat genre melodrama. Kalau Romance kan sebelumnya udah ada drama Mori Nana yang tahun lalu tayang, tapi untuk melodrama sendiri, memang Fuji TV getsuku udah lama banged nggak mengangkat genre itu. Apalagi untuk drama kali ini dibintangi dua aktor muda Jepang yang cukup banyak dipuji karena kemampuan akting mereka.
Saat awal diumumkan, promosi sinopsisnya sudah cukup menarik perhatianku. Yaitu kisah teman masa kecil yang bertemu lagi 10 tahun kemudian, tapi sebuah kecelakaan terjadi. Lalu dihadapan heroine muncul 'guide' yang menawarkan keajaiban untuk menyelamatkan nyawa sang hero, yaitu heroine harus memberikan 'hati'nya. Waktu itu belum dijelaskan apa sih maksud memberikan hati itu?
Awalnya aku pikir perasaan cinta heroine akan diambil gitu, kan seru juga, dia yang awalnya suka sama hero, trus demi menyelamatkan hero, sang heroine kehilangan rasa cintanya. Kemudian mereka bertemu lagi dan mulai saling jatuh cinta lagi. Tapi ternyata sama sekali nggak seperti itu.
MenuryAku pikir episode pertama cukup bagus dalam menjelaskan hubungan keduanya dan apa sih artinya memberikan 'hati' itu.
SPOILER ALERT!!
Tokoh utama drama ini adalah Aihara Ame (Nagano Mei), yang kembali ke kampung halamannya di Nagasaki menjelang natal. Rumah tempatnya kembali adalah rumah neneknya, Aihara Yukino (Kimiko Yo). Selama 10 tahun ini, sejak lulus SMA, ia bekerja di Tokyo sebagai patissier. Ia mengatakan karena ia melakukan pekerjaannya dengan bagus, jadi bosnya memberikannya libur natal. Neneknya sih percaya saja. Tapi pada kenyataannya ia sudah berhenti mengejar impiannya sejak 5 tahun lalu, karena ia tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik, selalu dimarahi, dan bosnya mengatakan ia tidak dibutuhkan di sana.
Menjadi tidak dibutuhkan adalah ketakutan Ame. Ia dibesarkan oleh ibu yang selalu marah dan memukulnya. Ibunya selalu mengatakan ia tidak dibutuhkan dan itu menjadi trauma baginya. Ia tumbuh menjadi anak yang punya hati lemah. Sejak ibunya pernah mencoba membunuhnya, ia kemudian dirawat oleh neneknya, ibu dari ibunya. Semasa sekolahnya, ia sama sekali tidak punya teman. Ia dianggap sebagai anak yang suram, sesuai dengan namanya yang aneh, yaitu Ame yang berarti hujan.
Tapi saat masa SMA, dia punya satu orang teman. Dia adalah Asano Taiyo (Yamada Yuki). Saat pulang sekolah, hujan cukup deras, Taiyo menawarkan untuk ikut satu payung bersamanya. Saat itu Taiyo mengatakan hal yang aneh, yaitu berada dibawah payung merah bersama-sama itu sama seperti jari mereka terikat benang merah. Meski Ame merasa Taiyo itu aneh, tapi dia mulai penasaran dengan Taiyo. Saat ia menceritakan pada neneknya mengenai Taiyo, nenek mengatakan mungkin Taiyo ingin lebih dekat dengan Ame. Karena Ame juga ingin punya teman, jadi dia mulai membuka hatinya pada Taiyo. Ya meski ada sebuah insiden yang membuat Ame malu banged, tapi Taiyo yang memang sejak awal mau berteman dengan Ame, berhasil mendapatkan hati gadis itu.
Taiyo itu adalah senior Ame, aku lupa dia setahun atau dua tahun diatas Ame, yang jelas pertemuan pertama mereka itu saat Ame kelas 1 SMA. Sejak berteman dengan Taiyo, Ame jadi mulai berfikir positif akan masa depannya, ia juga jadi lebih banyak tersenyum. Ia bahkan menemukan impiannya menjadi patissier sejak Taiyo mengatakan kalau cake buatan Ame itu sangat enak dan mengatakan Ame punya bakat. Dari nenek Ame, Taiyo tahu kalau Ame ini punya rasa percaya diri yang kurang dan merasa nggak dibutuhkan. Dan Taiyo adalah orang yang membuat Ame percaya kalau dia sangat dibutuhkan di dunia ini.
Singkat cerita, menjelang kelulusan, keduanya membuat sebuah janji untuk 10 tahun kemudian. Ame mengatakan kalau dia akan ke Tokyo dan menjadi patissier dan mengajaknya bertemu 10 tahun lagi setelah dia menjadi patissier sesungguhnya. Taiyo juga mengatakan impiannya adalah membuat kembang api, dan berjanji bertemu lagi dengan Ame 10 tahun kemudian setelah dia menjadi pembuat kembang api sesungguhnya.
Setelah kelulusan, keduanya berpisah, Ame pergi ke Tokyo untuk training menjadi patissier. Tapi semuanya tidak berjalan lancar. 5 tahun di Tokyo, ia kemudian menyerah tanpa mengatakan pada siapapun. Lalu ia kembali ke Nagasaki untuk memenuhi janjinya dengan Taiyo. Ia melihat poster kembang api Nagasaki dengan nama Asano di sana dan Ame berfikir kalau Taiyo berhasil menggapai impiannya itu. Makanya Ame agak gimana gitu, karena dia sama sekali tidak bisa menggapai impiannya. Dia mau ketemu Taiyo, tapi merasa nggak pantas gitu.
Tapi tanpa Ame ketahui, ternyata Taiyo juga tidak berhasil dengan impiannya itu seperti janjinya 10 tahun lalu. Taiyo sama sekali belum bisa menjadi pembuat kembang api, karena ia merasa dia tidak punya bakat. Nama Asano yang ada di poster kembang api ternyata adalah nama ayah Taiyo, bukan Taiyo. Karena keluarganya adalah pembuat kembang api. Taiyo sendiri berencana berhenti menjadi pembuat kembang api tahun ini. Adiknya Asano Haruhi (Deguchi Natsuki) tidak mau kakaknya berhenti tapi ayahnya sama sekali tidak melarang. Haruhi tahu kalau Taiyo mengidap buta warna dimana dia tidak bisa melihat warna merah dan Taiyo mengatakan kalau itu adalah salah satu alasan dia berhenti. Tapi ayahnya mengatakan pada Taiyo yang melarikan diri dan bersembunyi dibalik penyakitnya, pria seperti itu tidak akan pernah bisa membuat kembang api yang menyentuh hati orang lain.
Payung merah milik Taiyo, yang dulu dipinjamkan Taiyo pada Ame, Ame berniat untuk mengembalikannya pada janji 10 tahun mereka itu. Tapi dia pada akhirnya tidak berani bertemu Taiyo dan memutuskan pulang ke Tokyo. Ia meninggalkan surat untuk neneknya dan mengakui semuanya kalau dia berhenti menjadi patissier 5 tahun lalu. Ame mengatakan dia sama sekali tidak berubah sejak kecil, ia tetap jadi anak penakut, punya hati yang lemah, dimarahi dikit aja dia jadi trauma dan dia merasa nggak dibutuhkan. Neneknya yang khawatir, menelpon Taiyo,karena dalam suratnya Ame meminta neneknya mengembalikan payung merah itu pada Taiyo. Saat Taiyo datang, neneknya memperlihatkan surat itu dan memohon pada Taiyo untuk menyelamatkan Ame sekali lagi.
Mengetahui kalau mereka sama-sama tidak berhasil dengan impian mereka seperti janji mereka 10 tahun lalu, Taiyo berusaha mencari Ame. Malam itu adalah malam pergantian tahun dimana akan ada kembang api, jadi jalanan lumayan ramai dan membuat Taiyo kesulitan menembus kerumunan. Tapi untung saja ia berhasil menemukan Ame sebelum masuk ke bus.
Di sana Taiyo berusaha menyelamatkan Ame lagi dengan mengatakan pada Ame untuk tidak menyerah, karena bagaimana pun Ame dibutuhkan di dunia ini, dia akan mengatakannya berkali-kali, bahkan 100 kalipun ia akan mengatakannya sampai Ame percaya.
Kata-kata Taiyo selalu menguatkan Ame dan Ame ingin mencoba sekali lagi untuk percaya bahwa ia bisa menggapai impiannya. Ia ingin Taiyo berjanji lagi seperti 10 tahun lalu, dimana 10 tahun lagi mereka akan bertemu kembali saat mereka menggapai impian mereka.
Tapi malam itu, setelah Taiyo mengantarkan Ame pulang, ia mengalami kecelakaan. Karena dia tidak bisa membedakan warna merah, dia pikir lampu lalu lintas sudah hijau, ternyata masih merah. Akhirnya dia ditabrak dengan keras. Ame saat itu mendengar suara tabrakan itu dan mengejarnya. Saat ia masih shock dengan apa yang terjadi, dua orang dengan pakaian hitam muncul dihadapannya, menawarkan keajaiban dengan ganti Ame harus memberikan hatinya.
Taiyo dibawa ke rumah sakit dan sempat di operasi, hanya saja keadaannya memburuk dan bahkan dokter pun menyerah. Ame akhirnya memutuskan menerima tawaran guide itu. Guide itu mengatakan kalau Ame ingin menghidupkan Taiyo kembali maka Ame harus menyerahkan hatinya. Arti menyerahkan hati adalah menyerahkan 5 hal pada guide itu, dimana 5 hal itu berhubungan dengan mulut, telinga, hidung, mata dan jari. Dan itu akan dilakukan perlahan-lahan selama 3 bulan. Yaitu Ame akan kehilang indera pendengaran, indera penciuman, indera perasa, indera penglihatan dan juga indera sentuhan dari jari-jarinya. Ame yang merasa berhutang banyak pada Taiyo menerima tawaran itu, karena Ame merasa sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, jadi dia tidak masalah kehilangan semua itu demi menyelamatkan Taiyo.
Dan benar saja, keesokan harinya, Taiyo yang sekarat kembali sehat tanpa satupun sakit di tubuhnya. Dia sangat bingung, Dokter aja mengatakan itu keajaiban. Satu-satunya yang tahu apa yang terjadi adalah Ame yang dengan senyuman menyapa Taiyo. Saat itu Taiyo mengatakan satu permintaan pada Ame, dimana dulu mereka pernah main kembang api siapa yang kembang apinya tahan lama maka dia adalah pemenangnya dan Taiyo yang menang, cuma Taiyo belum mengatakan permintaannya waktu itu. Jadi, Taiyo menggunakannya sekarang, permintaannya adalah untuk bertemu dengan Ame lagi. Dan Ame sendiri meminjam payung merah milik Taiyo lagi, sebagai tanda dia menerima permintaan itu.
Dan disitulah ending episode pertama drama ini. Untuk episode pertama sebagai pembuka, udah lumayan jelas sih, apa yang terjadi. Hanya saja untuk episode berikutnya apa yang akan terjadi memang masih membuat penasaran. Misalnya apakah Ame akan kembali ke Tokyo lagi dan mengejar impiannya menjadi patissier? Artinya dia akan meninggalkan Taiyo lagi dong?
Atau dia tetap di Nagasaki dan menggapai impiannya disana saja?
Trus, yang kehilangan 5 indera itu bagaimana prosesnya dan apakah memang dia akan kehilangan semuanya? Misalnya nanti apakah dia beneran jadi buta, jadi tuli? Atau kehilangan indera itu hanya kiasan?
Masih banyak misterinya dan itulah menariknya.
Bagi kalian yang suka melodrama, aku merekomendasikan drama ini, apalagi bagi fans Mei dan Yuki. Dan lagi ini drama cinematography-nya sangat indah. Memang diawal promosi sudah dikatakan kalau mereka akan memperlihatkan keindahan Nagasaki, dan memang dibuat banyak syuting diluar dan di spot-spot yang kemungkinan akan populer setelah dramanya berakhir. Aku saat nontonnya sampai mikir apakah mereka menggunakan gaya pegambilan gambar drama korea atau bagaimana, karena caranya agak mirip dengan teknik di drama korea, yang biasanya memang fokus gimana caranya agar pengambilan gambarnya estetik.
0 komentar:
Posting Komentar