Kimitachi wa Dou Ikiru ka ( 君たちはどう生きるか) atau judul resmi internasional The Boy and the Heron adalah anime movie produksi Studio Ghibli yang ditulis dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki (Howl's Moving Castle, Spirited Away, My Neighbor Tottoro). Ini adalah film comeback Hayao Miyazaki yang menyatakan akan pensiun pada 2013 setelah The Wind Rises, tapi tahun 2018 dia kembali dengan short movie Boro the Caterpillar. Katanya sih ini akan menjadi karya terakhirnya, karena itu, ini adalah movie yang ditunggu-tunggu oleh penggemar anime movie, terutama produksi Studio Ghibli. Tapi ada yang bilang kalau MIyazaki-san malah sudah menyiapkan film selanjutnya setelah film ini.
Movie yang rilis di Jepang pada 14 Juli 2023 ini sebenarnya mulai dibuat storyboardnya pada Juli 2016 dan produksinya dimulai pada Mei 2017. Jadi bisa dibilang movie ini membutuhkan waktu 7 tahun sebelum akhirnya dirilis resmi di Jepang. Katanya sih ini adalah anime movie termahal yang diproduksi di Jepang. Sebelum rilis resmi, movie ini tidak melakukan promosi apapun, satu-satunya yang mereka keluarkan adalah sebuah poster. Well, nama Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli sendiri sudah menjual sih, tapi memang unik cara promosinya dengan tidak ada promosi. Bahkan trailer resmi keluar setelah tayang di bioskop. Seiyuu-nya juga dirahasiakan.
Movie berdurasi 2 jam 3 menit ini dibintangi oleh Santoki Soma (Saikyo no Kyoshi), aimyon, Suda Masaki (Mystery to Iu Nakare), Shibasaki Kou (35 Sai no Shojo), Kimura Yoshino (Kono Subarashiki Sekai), Kimura Takuya (Kyojo 0) dan lain-lain. Memang berbeda dengan anime series, anime movie biasanya menggunakan seiyuu para artis, sekaligus untuk promosi. Apalagi kalau movienya dari sutradara terkenal, biasanya jarang menggunakan seiyuu yang memang seiyuu.
Anime movie ini rilis di Indonesia pada 13 Desember 2023. Sebuah perilisan yang menurutku sangat 'tanggung' karena belum masa liburan. Biasanya film Jepang tayang di bioskop Indonesia itu cuma sebentar, paling seminggu, tapi kalau filmnya populer bisa sampai 1 bulan. Desember awal adalah bulan yang sangat sibuk, jadi aku nggak sempat ke kota buat nonton bioskop, soalnya jaraknya 4 jam pake mobil dari rumahku. Karena itu aku berdoa semoga movienya masih tayang tanggal 25 Desember (masa-masa udah liburan). Dan alhamdulillah, movienya masih tayang sampai tanggal itu, meski di CGV disini sudah tidak tayang, aku berhasil mendapatkan tiketnya di cinepolis meski cuma 1 jam tayang. Awalnya mau pesan online kan ya, tapi males top up dana, akhirnya aku putuskan pesan tiket di tempat aja. Aku pikir ini film sama kayak yang biasanya aku tonton di CGV, dimana kalau J-movie biasanya bioskopnya gak penuh. Kan itu filmnya tayang jam 16.10 WIB, aku beli tiketnya 15 menit sebelum tayang. Dan agak shock karena penuh 😂 Hampir nggak kebagian kursi, untung masih ada di baris 2 dari layar. Ya, resiko sih nontonnya bikin sakit leher 😅 Agak shock juga sih soalnya biasanya nonton anime movie nggak pernah penuh bioskopnya, tapi ya memang biasanya aku nonton di CGV, ini pertama kali nonton di cinepolis dan hmmmm, agak nggak nyaman karena kursinya gak selebar CGV *curhat dikit.
Oke, kembali ke movienya. Aku pikir aku punya ekspektasi yang terlalu tinggi dengan movie ini, sampai aku lupa kalau ini adalah movie Studio Ghibli yang memang biasanya punya cerita fantasy seperti mimpi dengan ending yang menggantung dalam artian, endingnya ya seperti hidup ini, meski ending, hidup terus berlanjut. Tapi memang dua jam sama sekali tidak terasa. Untuk segi cerita/plot, aku rasa film ini tidak sebagus pendahulunya ya, tapi kalau tentang cinematography mah jangan ditanya, khas Ghibli banged.
The Boy and the Heron menceritakan tokoh utama Maki Mahito, seorang anak laki-laki yang kehilangan ibunya dalam sebuah kebakaran rumah sakit saat PD II. Ayahnya bekerja di sebuah pabrik dan memutuskan menikah dengan adik dari mendiang istrinya (bibi Mahito), Natsuko. Demi keamanan puteranya dan juga untuk mendekatkan Mahito dan bibinya yang sekarang adalah ibunya, ayahnya mengevakuasi Mahito ke pedesaan, kampung halaman Natsuko. Mungkin Mahito jarang berhubungan dengan keluarga sang ibu, makanya dia agak kaget melihat betapa miripnya Natsuko dan mendiang ibunya. Mahito punya mixed feeling dengan penikahan sang ayah dan Natsuko, apalagi Natsuko sekarang sedang hamil. Bukannya tidak menyukai Natsuko, cuma Mahito merasa tidak nyaman dan ia tidak mau membuka hatinya pada Natsuko.
Selama Mahito di desa itu, ia masuk ke sekolah di desa tersebut dan ia dibully karena dianggap sombong. Pada masa itu, keluarga Mahito memang adalah keluarga kaya, ke sekolah aja diantar mobil, jadi banyak yang tidak menyukainya. Ia bahkan bertengkar dengan anak-anak desa dan memukul kepalanya sendiri dengan batu supaya lukanya tampak parah. Ayahnya marah sekali melihat anaknya dipukul dan ingin menemui siapa yang memukul Mahito, tapi Mahito hanya mengatakan kalau ia terjatuh, bukan dipukul.
Hal aneh juga banyak terjadi setelah Mahito tinggal di rumah Natsuko. Ada sebuah burung bangau besar yang tinggal di menara dekat rumah keluarga Natsuko. Burung bangau itu selalu bertengger di menara, tapi dihari pertama Mahito datang, burung itu tiba-tiba terbang ke bawah dan itu membuat Natsuko dan pelayannya kaget, karena nggak biasanya bangau itu terbang ke bawah. Bangau aneh itu juga sering menganggu Mahito dan membuat Mahito merasa kesal, karean bangau aneh itu bisa bicara padanya. Banagu itu pernah menyerang Mahito dan Natsuko menyelamatkan Mahito dengan anak panah. Mahito kemudian belajar membuat panah pada pelayan laki-laki di sana dan agar terbangnya panahnya terarah, Mahito menggunakan bulu bangau yang ia temukan. Siapa sangka bulu bangau itu punya kekuatan supernatural.
Mahito penasaran dengan menara tempat bangau itu tinggal karena entah kenapa bagau itu seolah menyuruhnya datang ke menara itu. Mahito pernah diam-diam akan masuk ke sana, tapi pintu masuk sudah ditutup dan saat ia berusaha masuk, pelayan menemukannya dan memohon agar dia pulang. entah kenapa para pelayan sepertinya takut dengan menara itu. Suatu hari, saat Mahito menemukan buku milik sang ibu dan membacanya, dia melihat Natsuko masuk ke dalam hutan. Mahito awalnya nggak peduli dan terus membacanya. Sampai sore harinya pelayan sibuk mencari Natsuko dan Mahito baru sadar kalau Natsuko menghilang. Mahito ikut mencari Natsuko dan dia kembali bertemu dengan bangau aneh itu. Bangau itu sudah kehilangan bulunya dan sulit terbang, ternyata bulunya itu ada di panah Mahito. Dan karena bulunya itu hilang, dia kadang berubah wujud gitu, solah-olah bangau itu hanyalah kostumnya saja, jadi dia punya wujud asli kakek tua.
Bangau itu pernah mengatakan pada Mahito kalau ia tahu dimana ibu kandung Mahito. Orang-orang mengatakan kalau ibunya sudah meninggal karena kebakaran itu, padahal Mahito belum melihat jasadnya, apakah Mahito yakin dia sudah meninggal?
Mahito mulai ragu akan hal itu dan ditambah dengan menghilangnya Natsuko, Mahito merasa kalau ini ada hubungannya dengan bangau aneh itu. Pada akhirnya Mahito menemui bangau aneh itu ditemani oleh salah seorang pelayan Natsuko yang sebenarnya nggak mau ikut tapi takut kalau ditinggal. Mereka masuk ke menara itu yang ternyata di dalamnya itu sama sekali tidak bobrok. Mereka masuk ke sebuah tempat yang penuh supernatural dan ternyata menara itu adalah pintu ke dunia lain. Dan dimulailah petualangan Mahito mencari ibunya dan Natsuko. Bangau aneh itu ikut dengannya.
Dunia yang mereka temui adalah dunia samudera dimana banyak binatang aneh di sana. Binatang-bintang khas studio ghibli yang aneh tapi ada lucunya juga. Di dunia itu, Mahito bertemu dengan versi muda dari pelayan yang bersamanya, Kiriko, yang membantunya dengan sihirnya. Lalu Mahito juga bertemu dengan seorang gadis pengendali api bernama Himi, yang membantu Mahito dari serangan burung parkit pemakan manusia yang akan memakan Mahito. Himi membawa Mahito ke menara dimana ada banyak pintu di sana. Pintu-pintu itu adalah pintu menuju dunia lain. Himi tahu Mahito tidak boleh ada di sana, makanya dia membawa Mahito ke pintu keluar, yaitu pintu di menara dekat rumah Natsuko. Saat membuka pintu itu, Mahito melihat ayahnya dan para pelayan sedang mencari Natsuko dan dirinya yang menghilang. Karena serangan parkit dan juga Mahito nggak mau ayahnya melihatnya, akhirnya Mahito kembali masuk ke pintu itu bersama Himi dan melanjutkan pencarian Natsuko.
Himi membantu Mahito mencari Natsuko yang ternyata ada di kerajaan parkit. Itu adalah tempat terlarang dimana tidak ada manusia yang boleh masuk, tapi Himi membuat Mahito masuk ke dalam ruangan dimana Natsuko sedang tidur di ruang bersalin. Jadi, kayaknya Natsuko ini karena sedang hamil, emosinya nggak stabil, saat Mahito datang, Mahito jelas menolaknya sebagai ibu, dia sedih dan emosian, makanya dia kabur ke hutan. Tapi entah kenapa dia tertangkap dan masuk ke dunia parkit itu?
Himi yang berjaga dipintu tertangkap oleh prajurit parkit, karena sudah melakukan hal tabu, masuk ke ruang bersalin, mereka akan menghukum Himi. Mereka membawa Himi menemui seorang penyihir yang mengendalikan dunia.
Mahito yang sebelumnya ada di ruang bersalin, karena serangan kertas atau apa gitu, dia pingsan dan bermimpi bertemu dengan penyihir tua itu yang adalah kakek Natsuko. penyihir itu menjaga keseimbangan balok-balok yang artinya adalah keseimbangan dunia. Dia sudah terlalu tua dan nggak bisa lagi menyeimbangkannya, makanya dia butuh penerus dari garis keturunannya, yaitu adalah Mahito. Setelah bangun dari pingsannya, Mahito merasa kalau dia harus menemui penyihir itu. Raja parkit sendiri membawa Himi ke penyihir itu untuk tawar menawar gitu, kayaknya raja parkit ingin dunianya sendiri tapi penyihir nggak mau. Akhirnya raja parkit marah dan menjatuhkan balok-balok yang dijaga penyihir. Karena balok itu jatuh, keseimbangan dunia juga hancur. Lalu terjadi gempa dan banjir, Mahito, si bangau, Himi, Natsuko dan Kiriko bertemu kembali dan berusaha menyelamatkan diri dan kembali ke menara. Himi mengingatkan pintu mana yang akan dibuka oleh Mahito untuk kembali ke dunianya.
Himi sendiri adalah ibu kandung Mahito yang seperti perkataan bangau aneh, ibunya tidak meninggal dunia tapi kembali ke dunia lain. Mahito ingin ibunya ikut dengannya ke pintu tapi ibunya menolak. Ia mengatakan kalau ia punya pintu lain yang harus ia buka. Karena kalau ia ikut dengan Mahito sekarang, maka masa depan akan berubah. Meski ia tahu nasib apa yang menunggunya, tapi dengan hal itu ia melahirkan Mahito. Akhirnya Himi dan Mahito berpisah.
Mahito, Natsuko dan Kiriko kembali ke menara kampung halaman Natsuko, dimana para parkit juga mengejar mereka dan ikut keluar tapi parkit itu keluar menjadi burung-burung kecil. Dan sepertinya memang waktu di dunia sebenarnya berbeda dengan dunia menara, karena ayah Mahito masih belum bisa menggapai menara padahal udah beberapa jam berlalu di dunia menara.
Mahito akhirnya kembali ke kehidupannya yang biasa dimana burung bangau meminta Mahito melupakan pengalamannya itu. 2 tahun kemudian, setelah perang berakhir dan suasanan mulai damai, Mahito dan keluarga barunya memutuskan untuk kembali ke Tokyo. BTW Natsuko sudah melahirkan anak laki-laki adik Mahito yang lucu.
Judul Jepang anime ini sebelumnya sempat hangat diperbincangkan karena judulnya sama dengan sebuah novel Genzaburo terbitan tahun 1937 berjudul Kimitachi wa Dou Ikiru ka, tapi movie ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan kisah novel tersebut, meski novelnya sendiri memang muncul dalam movie ini. Movie ini adalah original story dan banyak yang mengatakan kalau ini adalah kisah dari kehidupan masa kecil Hayao Miyazaki sendiri. Sama seperti Mahito, ayahnya bekerja di sebuah perusahaan pembuatan komponen pesawat tempur dan ia juga kehilangan ibunya saat ia masih kecil.
Sebenarnya nonton sekali tuh rasanya nggak cukup ya, karena bisa jadi pesannya baru bisa tersampaikan saat menonton kedua kalinya. Aku aja awalnya masih bingung dengan apa yang terjadi, untung ada temen yang bantu menjelaskan. Meski tidak secara jelas dijelaskan, tapi kita bisa tahu kalau Himi adalah ibu kandung Mahito, dan bagaimana kita tahu diawal kalau Natsuko adalah adik ibu kandung Mahito. Meski awalnya memang agak kesal dengan sikap Mahito, tapi lama-lama kita bisa melihat perkembangan karakternya, bagaimana dia bisa menerima takdirnya dan juga menerima orang baru dalam hidupnya.
Alasan kenapa Mahito bisa masuk ke dunia fantasy itu adalah karena dia keturunan dari si kakek penyihir. Kakek itu menjaga agar dunia aman di sana dan ia berharap keturunannya akan melanjutkan tugasnya. Tapi pada akhirnya Mahito menolak karena yang menjadi penjaga itu hatinya harus suci, sedangkan Mahito mengakui kalau dia punya kebencian dalam dirinya. Aku rasa ibu Mahito memang meninggal dunia dalam kebakaran itu tapi karena dia punya garis keturunan itu, ibunya setelah meninggal jadi tinggal di dunia tersebut. Makanya dia menolak saat Mahito mengajaknya pulang, karena jika dia masuk ke pintu dunia Mahito yang sekarang, maka Mahito tidak akan lahir.
Kimitachi wa Dou Ikiru ka.
Bagaimana kalian hidup?
Kira-kira
begitulah judul movie ini. Seolah-olah mempertanyakan pada kita
bagaimana kita bertahan hidup. Ini juga adalah kalimat yang dibaca
Mahito saat ia membaca buku milik sang ibu. Sebenarnya judulnya jauh
banged dari judul bahasa Inggrisnya. Judul bahasa Jepangnya lebih ke
pertanyaan sedangkan judul bahasa inggris lebih ke isi ceritanya. Film Ghibli memang kebanyakan gini, terasa slice of life alias sepotong kehidupan seseorang, tapi ada misteri dan fantasy di dalamnya. Hayao Miyazaki memang juaranya menciptakan karakter fantasy yang akan dicintai oleh semua umur. Dalam film ini karakter warawara adalah yang lucu, tapi kok kayaknya pernah muncul di film Ghibli lain ya? Atau itu karakter baru?
0 komentar:
Posting Komentar