Under the Oak Tree (상수리나무아래) adalah webnovel karya Kim Suji yang diterbitkan pada Januari 2017 dan diserialisasikan di Ridibooks.. Novel bergenre Fantasy, Romance, Adult ini terdiri dari 2 bagian dan 1 side story. Bagian 1 (atau lebih dikenal dengan Buku 1) diterbitkan pada 2017 dan buku 2 pada 2019. Sedangkan pada 2018, diterbitkan bagian side story-nya. Untuk buku 2 sendiri yang seharusnya selesai pada tahun 2020, tapi karena penulisnya hiatus, ia sempat berhenti menulis dan mulai menulis kelanjutannya pada Desember 2021 dan akhirnya komplit pada Desember 2022.
Novel ini sangat populer dikalangan pembaca webnovel dan memenangkan penghargaan Ridi Awards pada 2020. Situs Webnovel memegang serialisasi resmi dalam bahasa inggris. Novel ini juga mendapat adaptasi webtoon pada 2020 oleh ilustrator P dengan judul yang sama. Berbeda dengan novelnya, webtoon Under the Oak Tree menggunakan season dimana season 1-nya berjumlah 34 chapters dan berakhir pada Agustus 2021. Nah ending season 1 ini berbeda dengan ending buku 1, jadi bisa dibilang, di webtoon ini, buku 1-nya nanti bisa 2-3 season webtoon.
Sampai artikel ini dibuat, aku pribadi sudah menyelesaikan season 1 dari webtoon-nya yang versi bahasa inggris. Sayangnya belum ada update bahasa inggris untuk webtoonnya yang season 2 dan karena ceritanya sangat seru, aku mencoba membaca novelnya. Butuh waktu yang agak lama agar aku terbiasa dengan bahasa novel tapi ceritanya benar-benar sangat menarik. Ini adalah kisah fantasy yang bikin aku menganga karena keren banged gila. Aku selalu penasaran apa yang ada dikepala penulis yang bisa membuat cerita fantasy seperti ini.
FYI, novel Under the Oak Tree ditujukan untuk pembaca 18 tahun
keatas karena adegan smut dalam novelnya benar-benar diceritakan secara
detail. Sedangkan untuk manganya, aku pikir ratingnya adalah 15 tahun
keatas karena smut-nya nggak begitu detail. Awalnya aku kaget juga sih
pas baca novelnya, penggambaran adegannya benar-benar detail dan baru
nyadar ternyata ini novel dewasa. Jadi aku ingatkan, hati-hati kalau membaca novelnya.
SPOILER ALERT!
Under the Oak Tree menceritakan kisah masa lalu dalam dunia fantasy dimana kerajaan, putri, pangeran, duke, kastil, monster dan penyihir masih ada. Tokoh utama adalah seorang heroine bernama Maximilian yang merupakan puteri sulung Duke Croix, seorang duke yang cukup terkenal di benua tersebut. Maximilian yang biasanya dipanggil dengan Maxi/Maxy adalah gadis gagap yang selalu dianggap tidak berguna oleh sang ayah. Ia mendapat penyiksaan fisik dan psikis dari sang ayah yang kecewa dengan puterinya yang tidak berguna, gagap dan tidak bisa apa-apa. Hal itu menyebabkan trauma yang mendalam dalam diri Max, membuat ia menjadi anak yang penakut, merasa dirinya tidak berguna dan selalu overthinking akan sesuatu.
Sementara itu, sang hero adalah ksatria bernama Riftan Calypse. Atas perintah raja pada Duke Croix untuk melakukan kespedisi melawan naga merah, Duke memutuskan menikahkan Riftan dengan puterinya Max. Itu karena Riftan adalah ksatria terkenal di seluruh benua, pemimpin dari ksatria Remdragon dan penguasa daerah kecil bernama Anatol. Duke nggak siap mati melawan naga, makanya dia menikahkan puterinya dengan Riftan supaya Riftan yang pergi melawan naga merah itu. Duke yakin sekali kalau dia tidak akan kembali hidup-hidup.
Max dipaksa menikah dengan Riftan yang menurutnya sangat menyeramkan. Wajahnya sangar, sangat tinggi, dadanya tegap dengan mata tajam. Max tidak bisa melawan perintah sang ayah dan akhirnya menikah dengan Riftan. Mereka menghabiskan malam pertama tanpa hubungan suami istri, dan besok paginya Riftan meninggalkannya tanpa sepatah kata. Ya, Riftan berangkat ke Pegunungan Lexos, untuk mengikuti ekspedisi membunuh naga merah.
3 tahun tanpa kepastian apakah suaminya hidup atau mati, Max di kastilnya semakin disiksa dan disudutkan oleh sang ayah sebagai anak yang tidak berguna. Tapi saat mendengar kalau Riftan dan pasukannya selamat dan akan kembali, ayahnya malah khawatir kalau Max akan diceraikan oleh Riftan dan itu membuat Max khawatir juga. Desas-desus kalau ia akan diceraikan menyebar dengan cepat dan Max sudah akan menerima nasibnya itu. Tapi begitu Riftan kembali ke Croix, ia langsung membawa Max bersamanya ke negerinya, Anatol. Awalnya Max bingung juga karena katanya Riftan akan menceraikannya, tapi Riftan mengatakan kalau sudah sepantasnya seorang istri ikut suaminya. Dan begitulah kisah Max di Anatol akan dimulai.
Max dibawa ke Anatol dan tinggal di kastil utama Anatol. Tentu saja ia diperlakukan dengan baik karena dia adalah Lady Calypse. Awalnya Max tidak terbiasa mengingat di kastil ayahnya dia diperlakukan seperti sampah dan dipandang sinis bahkan oleh pelayannya. Max awalnya disana juga takut dengan pandangan sinis orang-orang, tapi ternyata orang-orang Anatol menyambutnya dengan baik. Hanya saja, ksatria Remdragon awalnya masih agak tidak menyukai Max, mengingat ayah Max membuat mereka melawan naga merah yang kuat (dimana kalau mereka tidak beruntung mereka bisa mati disana). Tapi berbeda dengan yang lain, Riftan memperlakukan Max dengan sangat lembut, seolah-olah Max adalah kaca yang bisa pecah kapan saja. Ia mengatakan pada Max kalau dia akan memberikan kehidupan yang lebih baik pada Max sehingga Max tidak akan merindukan kehidupannya di Croix.
BTW, Riftan tidak tahu bagaimana Max diperlakukan di rumahnya yang dulu. Riftan berfikir kalau Max sama seperti puteri kerajaan yang lain yang selalu diperlakukan dengan baik, memakai baju sutra mahal, tangannya tidak boleh menyentuh tanah dan lain-lain. Dan itu membuat Max merasa bersalah karena ia tidak jujur pada Riftan bagaimana ia diperlakukan disana. Itu karena Max takut Riftan akan kecewa padanya, jika Riftan tahu kehidupannya yang sebenarnya dan Riftan jijik padanya, Max takut ditinggalkan dan kembali ke rumahnya yang dulu. Hal yang paling Max takutkan adalah dianggap tidak berguna dan ditinggalkan.
Hubungan suami istri antara Max dan Riftan yang sudah terpisah selama 3 tahun, sangat panas. Setiap Riftan ada di dekat Max, ia tidak tahan untuk tidak menyentuh gadis itu. Makanya Riftan selalu berusaha menahan tapi ujung-ujungnya menyerah. Malam pertama mereka aja, mereka nggak keluar kamar kalau nggak salah selama 2-3 hari? LOL. Aku lupa.
Nggak salah lagi Riftan ini cinta mati pada Max dan sayang banged pada Max, cuma memang membingungkan sih, kok segitunya. Max aja bingung, padahal mereka pertama bertemu saat menikah, trus berpisah 3 tahun, dan baru ketemu lagi, kok Riftan itu segitu cintanya sama dia. Dan hal ini sebenarnya dijawab di side story novelnya, yaitu POV Riftan. Di POV Riftan lah baru kita menyadari alasan kenapa Riftan itu sangat protektif pada Max, kenapa Riftan secinta itu pada Max dll. Tentu saja POV Riftan juga membahas jauh sebelum dia menikah dengan Max.
Riftan ini sering meninggalkan Max di kastil karena dia adalah ksatria yang diperintah oleh raja untuk melakukan banyak eskpedisi yang berhubungan dengan monster. Misalnya ada monster menyerang diwilayah A, maka ksatria Remdragon akan ke sana kalau raja memerintahkan, gitu. Jadi, Max ini sedih sering ditinggal, dan takut kalau Riftan nggak kembali, karena setiap ekspedisi ya pasti taruhannya nyawa. Tapi begitu Riftan kembali dengan selamat, maka siap-siap aja malamnya Max nggak bisa tidur 😂
Riftan selalu khawatir kalau Max tidak bisa menerima hasratnya dengan baik, karena dia menganggap Max itu lemah. Well, meski Max memang sering pingsan sih tiap mereka berhubungan
😂
Oke, skip yang itu.
Max yang ditinggalkan oleh Riftan biasanya melakukan tugas seorang istri, yaitu menata kastil. Karena selama ini, yang tinggal disana cuma Riftan sebagai pemimpin, jadi kastilnya memang agak monoton. JAdi sejak Max datang, Riftan meminta Max mendekorasi kastil, tidak peduli sebanyak apa uang yang diperlukan. Awalnya Max sih santai saja dan mulai berdiskusi dengan pedagang gitu. Lalu suatu hari dia bertemu dengan seorang penyihir di perpustakaan. Penyihir itu bernama Ruth, dia adalah satu-satunya penyihir di Anatol. Melalui Ruth, Max menyadari kalau dia nggak terlalu baik dalam keuangan. Ruth shock bagaimana Max menghabiskan banyak uang untuk dekorasi kastil dan Ruth akhirnya mengajari Max keuangan sehingga dapat memangkas dana.
BTW, Ruth tidak sebaik itu. Dia adalah pria dengan rambut abu-abu yang punya mulut sangat tajam. Tapi apa yang dia katakan itu benar. Ruth adalah teman pertama Max di kastil itu dan mengajarinya banyak hal. Ruth-lah nanti yang menemukan bakat Max dan mengajarinya sihir. Meski Max manusia dan bukan dari golongan penyihir, tapi Max bisa mempelari sihir berkat Ruth dan ia merasa dirinya mulai menjadi berguna. Tentu saja sihir yang ia pelajari awalnya adalah sihir tingkat rendah, yaitu sebatas penyembuhan. Max ingin belajar sihir penyembuhan karena ia ingin berguna jika nanti dimedan perang Riftan terluka. Karena itu, Max banyak menghabiskan waktu di perpustakaan untuk belajar. Ia bahkan sering membawa bukunya ke kamar dan membaca sampai malam.
Hubungan Ruth dan Max ini juga sempat membuat Riftan cemburu karena Max menghabiskan banyak waktu bersama Ruth. Saat tahu Max belajar sihir, Riftan juga sangat marah dan murka, dia nggak mau Max melakukan itu, karena yang dia inginkan adalah Max sebagai istrinya untuk hidup dengan nyaman. Tapi bagaimana pun Max ingin punya sesuatu dan ingin melakukan sesuatu yang berguna. Hal ini sebenarnya sempat membuat pasangan suami istri itu bertengkar.
Max sebenarnya sangat takut kalau Riftan marah tapi dia lebih takut lagi dianggap tidak berguna dan ditinggalkan karena hal itu. Riftan juga sebenarnya nggak mau marah di depan Max, tapi kadang tindakan Max membuat dia berfikir kalau apa yang dilakukannya untuk Max tidak cukup. Riftan ingin Max nyaman, tapi kenyamanan itu kadang mencekik Max dan Max juga nggak bisa jujur kalau dia nggak butuh kenyamanan. Tapi bagaimanapun Riftan selalu luluh pada Max meski Max harus bisa membuktikan apa yang dia inginkan.
Singkat cerita, suatu hari Riftan harus ikut untuk berperang melawan monster bersama para ksatria Remdragon. Aku sudah agak lupa bagaimana, tapi Max saat itu sudah menjadi penyihir penyembuh dan belajar banyak sihir juga. Dia ikut membantu di rumah sakit. Saat ada perintah beberapa perawat dikirim ke garis depan, Max sengaja menyamar agar tidak ada yang tahu dia adalah Lady of Anatol. Dia berhasil menyusup dan ikut pasukan untuk pergi ke garis depan. Ia ingin sekali bertemu dengan suaminya Riftan. Sayangnya, perang melawan monster itu lebih mengerikan dari yang dia bayangkan. Riftan yang tahu kalau Max ada digaris depan benar-benar marah padanya, karena Max tidak tahu seberapa berbahayanya itu. Pokoknya kalau Max dalam bahaya, Riftan tuh urat marahnya keluar terus. Saat mereka ada di sebuah kota yang diserang monster, Riftan memerintahkan 2 ksatria muda menjaga Max. Max sebenarnya penuh kasih dan bukan tipe yang ingin kabur kalau ada kesulitan, tapi kadang dia terpengaruh juga, bahkan saat 2 ksatria memaksanya untuk kabur dari kota itu karena tahu kota itu akan hancur, Max memikirkan bagaimana ia tidak mau berpisah dengan Riftan, makanya dia ikut kabur. Tapi pada akhirnya hati nuraninya tidak bisa berbohong dan dengan sihirnya, Max mampu menyelamatkan kota itu dari serangan monster.
Tapi, Max terlalu banyak menggunakan energinya dan dia terluka setelah menjatuhkan batu dari bukit untuk menghalangi monster. Awalnya mereka pikir lukanya biasa saja, tapi terlalu banyak darah dan ternyata hal mengerikan terjadi. Max sadar setelah pingsan beberapa lama dan karena perintah Riftan ia dibawa ke istana kerajaan. Max berteman baik dengan puteri kerajaan, puteri Agnes yang juga merupakan ksatria teman Riftan. Di istana, ayahnya datang menjenguk dan ingin membawanya pulang. Awalnya ia menolak tapi saat ayahnya memberitahu kalau dia akan menghalangi pernikahan adiknya karena Max keguguran, Max sangat shock. Max tidak tahu kalau dia hamil dan keguguran selama perang itu. Ayahnya kembali mempengaruhi mentalnya mengatakan kalau Riftan tidak akan menyukainya lagi dan akan menceraikannya. Seorang lord mana mau pada istri yang mandul dan keguguran. Max ingat Riftan dingin padanya saat perpisahan terakhir mereka dan mulai ketakutan karena Riftan mungkin kecewa padanya yang membunuh anak mereka. Ketakutan akan ditinggalkan Riftan membuat Max kembali ke dirinya yang dulu. Ia bahkan tak bisa menolak saat ayahnya mengajaknya kembali ke Croix.
Jadi, adik Max, Rosetta akan menikah dengan pangeran kerajaan. Karena rumor mengenai Max yang keguguran, banyak yang mempertanyakan kesuburan Rosetta. Ayahnya mengatakan kalau Max penghalang pernikahan adiknya dan karena Max semua rencananya akan gagal. Ayahnya kembali mengatakan kalau dia tidak berguna dan akan dibuang oleh Riftan. Max benar-benar trauma.
Max kembali ke rumah lamanya dan tinggal di kastil lamanya yang tertinggal, merenung dan menunggu kapan Riftan datang menceraikannya. Ia kembali disiksa sang ayah, dipukul dan dikurung.
Riftan datang ke Croix beberapa minggu kemudian tapi tidak diperbolehkan masuk oleh ayah Max. Max tahu Riftan datang dan berfikir kalau Riftan akan menceraikannya. Tentu saja ayahnya mengatakan kalau Riftan tidak menyukai Max dan ayah mengatakan pada Riftan kalau Max tidak mau bertemu. Ayahnya lagi-lagi siap menyiksa Max lagi, Riftan muncul dan shock menyaksikan apa yang ia lihat. Selama ini, Riftan berfikir Max diperlakukan seperti puteri, ia shock karena melihat Max disiksa dan luka-luka disekujur tubuh Max. Riftan yang nggak tahan memukul ayah Max sampai tersungkur,. Riftan kemudian membawa Max bersamanya karena sesuai hukum, setelah wanita menikah, maka wanita adalah milik suaminya dan tidak ada hubungan dengan ayahnya lagi. Karena itu seharusnya ayah Max nggak punya hak melarang Riftan membawa Max.
Aku rasa setelah kejadian ini barulah Max dan Riftan bicara dari hati ke hati mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Max. Bahwa Max selama ini jauh dari yang dibayangkan Riftan, ia bukan puteri yang disayangi melainkan puteri yang tidak diinginkan. Ia selama ini tidak mengatakan apapun karena ia takut Riftan kecewa padanya dan meninggalkannya. Itu juga alasan kenapa Max ingin melakukan sesuatu dan berguna bagi orang lain karena selama ini dia dinggap tidak berguna.
Seandainya Max tahu bagaimana Max dimata Riftan, sebagai satu-satunya hal membahagiakan dalam hidupnya, mungkin Max tidak akan berfikir sedikitpun mengenai kemungkinan Riftan meninggalkannya.
Penyusupan Riftan ke kastil Croix itu sampai ditelinga Raja. Itu sebenarnya hal yang tidak boleh dilakukan dan hal itu membuat pengadilan kerajaan harus ikut dalam masalah tersebut. Tentu saja ayah Max membela diri kalau dia ingin melindungi puterinya sedangkan Riftan tahu apa yang dilakukan ayah Max adalah menyiksa puterinya. Riftan bahkan siap menyatakan perang pada Croix yang membuat suasana menjadi semakin panas. Ksatria Remdragon selama ini nggak menyukai Croix, jadi mereka siap mendukung Riftan. Tapi jika Anatol dan Croix berperang, maka itu melanggar perjanjian 7 negara. Max tidak mau itu terjadi makanya meski mentalnya masih belum kuat, ia mau menjadi saksi dalam pengadilan itu. Hanya saja, ayah Max ternyata tidak segampang itu dikalahkan. Ayah Max berusaha untuk membuat Riftan turun tahta dari pemimpin Anatol dan Riftan tidak gentar, ia siap kehilangan jabatannya. Max tentu saja tidak mau hal itu terjadi, mengingat bagaimana Riftan membangun Anatol dari nol.
Saat itu, puteri Agnes memberikan sebuah saran pada Max. Saran itu adalah satu-satunya yang akan menyelamatkan Riftan dan gelarnya. Tapi konsekuensinya, Max harus berpisah dengan Riftan. Max kesulitan mengambil keputusan karena dia tidak mau berpisah lagi dengan suaminya, tapi dia juga tidak mau Riftan kehilangan gelarnya. Dan akhirnya Max setuju melakukan saran itu.
Saran dari Agnes adalah Max mendaftar sebagai penyihir dari Menara Dunia. Karena jika Max adalah anggota penyihir menara dunia, maka menyiksa Max sama artinya dengan menyiksa penyihir. Dan jika hal itu terjadi, maka penyihir Menara Dunia akan bertindak, tidak akan memberikan penyihir pada daerah tersebut. Saat itu, penyihir sangat diperlukan disetiap daerah.
Itu adalah ide gila tapi hal itu mampu memukul mundur ayah Max. Tapi Riftan sangat marah dengan ide itu. Ia tidak peduli dengan gelarnya karena yang ia inginkan hanya Max. Ia bisa hidup berdua dengan Max dan ia berjanji akan membangunkan kastil lagi dalam waktu singkat. Ia tidak menyukai ide berpisah dengan Max selama 3 tahun. Tapi Max tidak mau Riftan kehilangan gelarnya dan Anatol, juga teman-teman ksatrianya. Meski itu sulit, menurut Max itu adalah pilihan terbaik. Dan bukan hanya demi Riftan, Max juga melakukan demi dirinya sendiri. Max ingin belajar sihir dan menjadi penyihir sesungguhnya dan membantu Riftan kelak. Max ingin menjadi sesuatu demi kepercayaan dirinya.
Keputusan Max itu ditentang oleh Riftan bagaimana pun Max menjelaskannya. Riftan bahkan ingin mengunci Max saja dan sadar kalau itu adalah trauma Max. Pada akhirnya Riftan menyerah. Tapi Riftan kemudian tidak mau melihat ke arah Max, ia bahkan mengatakan kalau dia tidak akan menunggu Max kembali. Max mengerti akan hal itu dan tetap berangkat ke Menara Dunia untuk belajar sihir. Dan disinilah Buku 1 berakhir, dimana Max tidak tahu kalau Riftan datang untuk mengantar kepergiannya dan menangis mengatakan kalau dia berbohong mengatakan tidak akan menunggu Max kembali.
Buku 2 Under the Oak Tree menceritakan kehidupan Max di Menara Dunia sebagai manusia yang berlatih sihir. Menara Dunia ada di pulau penuh penyihir dimana mereka belajar sihir, terisolasi dari dunia luar. Bahkan berkirim surat juga cuma bisa 2 kali dalam setahun dan akan diperiksa dengan baik oleh pemeriksa sebelum dikirim, untuk memastikan kehidupan di Menara Dunia tidak tersebar ke luar. Max selalu mendapat teguran karena suratnya sangat tebal, sampai 20 halaman lebih. Dia selalu diminta mempersingkat surat.
Max belajar keras di menara dunia selama 3 tahun terakhir dan ia benar-benar belajar dengan serius agar ia bisa segera keluar dari sana. Max mengharapkan dia punya elemen api, karena dia ingin membantu Riftan berperang. Sayangnya elemen apinya sangat lemah dan Max akhirnya dilatih dengan elemen tanah. Suatu hari, ada sebuah event dimana penyihir tingkat rendah mempresensikan sihirnya dan kalau sihir diakui, mereka bisa lulus dan keluar dari Menara Dunia. Max mewakili penyihir elemen tanah dan akan mempresentasikan sihirnya. Tapi penelitian sihirnya mendapat perhatian dari penyihir tingkat tinggi yang merupakan gurunya. Semua penyihir di Menara Dunia tahu bagaimana Max berusaha keras keluar dari sana, karena itu gurunya khawatir dengan penelitian sihir Max ini. Ia mengatakan pada Max jika Max mempresentasikan sihir itu, maka kemungkinan besar Max akan dianggap sebagai penyihir tingkat tinggi dan akan diminta tinggal di Menara Dunia. Max terkejut. Sihir yang diteliti Max adalah sihir kuno untuk meregenerasi monster. Itu adalah sihir kuno yang sulit diteliti tapi Max berhasil dan itu membuktikan kalau Max memang berbakat. Max selama ini melakukan penelitian dengan Riftan dalam pikirannya, ia ingin membuat sesuatu yang membantu Riftan, tanpa berfikir konsekuensinya.
Pada akhirnya penelitian sihir Max batal dipresentasikan dengan alasan ada kelemahan disana dan punya temannya yang dipresentasikan. Lalu kemudian Max mendapat kesempatan untuk meninggalkan Menara Dunia dengan ikut tim ekspedisi ke Dataran Tinggi Pamela, dimana katanya ada yang menggunakan sihir hitam untuk mengendalikan monster. Dulu ada penyihir yang berkhianat dan diasingkan, mereka memanggilnya penyihir gelap. Dan diduga penyihir itu adalah yang mengendalikan monster untuk menyerang.
Max senang sekali ia bisa keluar dari pulau, apalagi dalam perjalanan nanti mereka akan melewati Anatol. Max sangat merindukan Riftan dan ingin sekali menemuinya saat melewati Anatol nanti. BTW, perjalanan para penyihir ini ditemani oleh para ksatria Holy. Dulu Max pernah bertemu mereka saat perang dimana dia keguguran dan ia tahu hubungan Riftan dan pemimpin ksatria Holy tidak begitu baik.
Max menyembunyikan identiasnya sebagai Lady of Anatol dari teman-temannya. Maknya saat mereka tiba di Anatol, semuanya shock saat penjaga gerbang dan yang lain memanggil Max dengan Milady/Lady Calipse. Semua yang mengenal Max sangat bahagia karena Max telah kembali. Sementara itu, Max kagum dengan perubahan Anatol dalam 3 tahun terakhir. Anatol benar-benar menjadi kota perdagangan. Ada banyak orang di anatol, ada banyak bangunan baru. Bahkan pelayan di kastil juga banyak yang berubah. Tapi Max senang karena pelayannya yang lama dan kepala pelayan masih sama.
(BTW Max ini belum genap 3 tahun di Menara Dunia, dia seharusnya kembali musim semi tahun depan, karena itu saat dia kembali sekarang, semuanya sangat senang).
Max menjelaskan kalau dia hanya singgah sebentar bersama rombongan. Dan rombongan Milady disambut dengan baik di sana. Sayang sekali Riftan tidak ada di Anatol karena sedang perang bersama ksatria yang lain. Max sangat kecewa. Sedangkan teman-teman Max kagum sekali pada Max yang ternyata adalah istri dari ksatria paling terkenal di seluruh Benua.
Dulu saat perang, ada dua ksatria yang mengawal Max. Saat itu mereka masih remaja, sekarang sudah besar dan Max sebenarnya shock dengan pertumbuhan mereka. Aku lupa siapa namanya, tapi ksatria itu benar-benar setia pada Max. Ia bahkan langsung mengirim surat pada Riftan yang berperang untuk mengabarkan kepulangan Max. Tanpa Max tahu, Riftan langsung mengubah rute-nya agar nanti bisa bertemu dengan Max.
Tapi meski begitu, Riftan benar-benar cuek pada Max setelah mereka bertemu. Riftan selalu mengabaikan Max dan bahkan nggak mau memandangnya. Padahal dia kesana untuk melindungi mereka. Riftan menghindarinya, kalau Max mengajak bicara, Riftan berusaha mengakhirinya secepat mungkin. Max awalnya sadar itu karena kesalahannya yang keras kepala, wajar jika Riftan membencinya. Hanya saja, kadang Riftan melindunginya, Riftan baik padanya tapi tetap berusaha menghindarinya. Setelah beberapa minggu digitukan, Max akhirnya meledak dan melempar Riftan. Mungkin itu adalah pertengkaran mereka didepan umum yang pertama kali dan membuat ksatria Remdragon yang lain tidak bisa menahan tawa. Nanti dijelaskan sih kenapa Riftan bersikap begitu sama Max. Dia tuh cinta tapi harus cuek gitu, gimana ya, bingung juga wkwkkww.
Aku sebenarnya belum menyelesaikan buku 2 dan sudah membaca POV Riftan sampai beberapa chapter gitu. Awalnya aku nggak tau urutannya gimana. Aku pikir Buku 1 dulu, trus Buku 2 dan baru POV Riftan. Karena waktu itu aku belum nemu Buku 2, jadi aku baca POV Riftan dulu (dlm bahasa inggris). Trus aku nemu Buku 2 di wattpad, dan karena aku pikir urutannya begitu, jadi aku baca dulu Buku 2. Lama-lama kan aku jadi penasaran dengan urutannya, pas aku cari-cari info nulis artikel ini, eh, ternyata POV Riftan duluan baru Buku 2. Pas aku mau baca POV Riftan lagi, eh tu postingan udah dihapus sama penerjemahnya. ACkkkkk!!! Kesel banged.
Akhirnya aku lanjut buku 2 aja dulu, meski sebenarnya udah lama juga aku nggak lanjut.
Terakhir aku baca buku 2 itu saat Riftan dan Max jatuh dari jurang trus terjebak gitu. Mereka berkumpul lagi dengan pasukan dan Mereka nemu desa para monster dan mau menyusup kesana. Setelah itu aku belum lanjut lagi nih bacanya. Aku lupa-lupa ingat juga gimana kisahnya. Nanti kalau lanjut aku edit lagi postingan ini HAHAHHAHAH.
Aku sangat menyesal kenapa aku nggak menyelesaikan 47 chapter POV Riftan itu. Padahal bagus banged. Aku baru baca sampe Riftan ketemu dengan Ruth dan Ruth selalu mengikutinya, memperlihatkan bagaimana awal hubungan keduanya. Padahal aku penasaran gimana Riftan jadi kaya dan punya perkampungan gitu.
Riftan di deskripsikan sebagai sosok yang punya pandangan tajam, menyeramkan, jarang tersenyum, di POV Riftan dijelaskan kenapa dia menjadi sosok seperti itu. di POV Riftan juga dijelaskan kenapa dia sesayang itu sama Max dan
disana juga kita jadi nyadar kenapa dia terkesan overprotective sama
Max. Karena bagi Riftan, Max itu satu-satunya kebahagiaannya. Dia nggak
pernah merasa bahagia dalam hidupnya selama yang dia ingat, tapi satu-satunya kebahagiannya adalah membayangkan Max kecil yang selalu ia temui di kastil dulu. Padahal kenangan mereka cuma sebatas itu, tapi itu yang membuat Riftan sesayang itu sama MAx. Well, jelas lah Riftan pikir MAx itu dimanja sama ayahnya, makanya dia juga mau memanjakan Max, padahal mah MAx tersiksa sekali di kastil ayahnya.
Untuk season 1, sebenarnya di 50 chapter pertama aku agak kurang suka ya. Memang sih ceritanya menarik tapi karakternya agak membuat aku kesal. Komunikasi antara dua karakter utama sama sekali nggak ada, tiap mereka bersama selalu melampiaskan hasrat dan itu bikin kesal. Aku sampe mikir apakah ni cowok setiap ketemu cewek itu yang dipikirnya cuma selangkangan atau gimana?
Justru karakter ceweknya banyak komunikasi dengan side karakter yang menjadi gurunya. Perkembangan karakter heroine sangat terasa di novel ini, terutama setelah ia belajar dengan si guru.
Tapi tidak bisa dipungkiri, perkembangan karakter Max sangat terasa dalam novelnya. Dia adalah gadis penakut yang selalu menganggap dirinya tidak berguna. Tapi karena kasih sayang Riftan dan juga keinginannya untuk berubah, ia perlahan mulai belajar dan belajar sehingga ia mendapatkan kepercayaan dirinya yang luar biasa. Sebenarnya di novelnya banyak banged adegan pertarungan dengan monster, tapi di review ini tidak aku ceritakan karena akan sangat panjang. Monster yang muncul di novelnya banyak banged, ada goblin, basilik, naga, ular, dll. Pokoknya dunia penuh monster.
Aku menunggu update webtoonya juga karena aku suka banged ada gambarnya, jadi lebih bisa membayangkan bagaimana kisahnya. Tapi novelnya memang lebih lengkap sih dan tentu saja adegan per adegan lebih jelas. Seandainya ini ada animenya pasti lebih seru lagi, bisa liat karakternya gerak-gerak 😂 Tapi di youtube ini webtoon ada OST-nya lho, memang official dari Ridi. Keren banged.
Aku rekomendasikan novel ini bagi kalian yang suka novel tema masa lalu, kastil, pangeran, puteri dan monster. Ini bagus banged XD
Aku juga berharap mood-ku untuk lanjut membaca novelnya muncul lagi. Aku lupa kemarin berhenti karena apa ya, habis tu kok agak malas lanjut 😂
Kak bisa beli/baca versi novel nya dimana ya?
BalasHapusapakah max hamil lagi setelah keguguran
BalasHapus