Sinopsis Ranman Week 7: Peony's Girl
Sueko, gadis yang disukai Mantaro adalah anak yang suka membaca novel. Kamarnya penuh dengan buku yang berserakan jika ia sedang excited membaca. Hari itu, bibinya datang dan kaget melihat kamarnya yang berantakan dengan buku. Ia meminta keponakannya itu berhenti fangirling karena sekarang dunia baru akan datang. Sebuah bangunan bergaya barat bernama Rokumeikan akan segera dibuka dan disana nanti akan ada kelompok dance dan penyanyi. Karena bibinya mengenal seorang profesor dari Universitas Tokyo, prof itu meminta bibinya mencari anak perempuan kenalannya yang bisa dilatih menari. Karena itu adalah kesempatan bagus untuk menjalin relasi dengan orang penting, bibi merekomendasikan Sueko untuk mengambil kelas menari. Bibi sendiri adalah orang yang punya banyak relasi dengan pemerintahan dan akan sangat bagus jika Sueko mau menjadi penari karena nantinya Rokumeikan akan menjadi tempat bertemu orang-orang luar negeri. Dan penari itu berbeda dengan geisha. Untuk masa depan Sueko pekerjaan itu sangat bagus. Tapi Sueko ragu.
Ibunya juga tidak setuju karena Sueko amatir dan tidak tahu apa-apa tentang menari. Tapi bibi meyakinkan ibu Sueko yang adalah kakaknya, jika Sueko nanti jatuh cinta dengan bangsawan, maka kehidupan mereka akan berubah. Ibu mengatakan meski mungkin bisa menarik hati bangsawan, tapi orang seperti mereka hanya akan berakhir sebagai simpanan. Ibu Sueko tahu akan hal itu karena dia dulunya adalah seorang geisha yang berakhir sebagai simpanan keluarga samurai. Ibu mengatakan itu adalah alasan kenapa ia tidak pernah mengajarkan Sueko menari, karena dia tidak ingin Sueko berakhir seperti dirinya.
Bibi hanya memikirkan kebahagiaan Sueko tapi ibu mengatakan Sueko bisa bahagia tanpa harus menjadi penari untuk bangsawan. Bibi juga bertanya pada Sueko bagaimana pendapatnya, itu adalah dunia yang orang jepang bahkan belum tahu, dia ingin Sueko memikirkannya sendiri. Sueko tidak bisa menjawab tapi sebenarnya dia tertarik dengan dunia yang dia belum pernah lihat.
Sementara itu Mantaro bicara pada bunga dandelion karena dia excited dia akan pergi menuju ke dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mantaro juga berkumpul dengan anak-anak kos dan bicara tentang dandelion. Dalam bahasa jepang, dandelion adalah tanpopo dan Mantaro mengatakan pada anak-anak kalau nama itu diambil dari suara gendang yang sedang dipukul. Anak-anak tertawa mendengar hal itu.
Hari itu, Mantaro akan pergi ke Universitas Tokyo. Pagi-pagi dia sudah memasak nasi, meskipun nasinya gosong. Ia berpakaian sangat rapi dan berbeda dari biasanya. Kepergiannya diantar oleh penghuni kos yang beberapa diantara mereka ragu kalau Mantaro akan diterima karena Mantaro bahkan tidak lulus SD. Tapi Mantaro optimis dengan membawa surat rekomendasi dari Noda-san, ia tiba di Departemen Botani Universitas Tokyo. Ia masuk ke kelas botani dimana banyak orang mengeringkan tanaman dan Mantaro excited. Ia kemudian melihat laboratorium dan masuk ke dalam, tapi tidak ada siapapun disana. Mantaro melihat-lihat ke dalam dan kemudian ada seorang dosen masuk bersama beberapa siswanya. Mantaro menyapa dan memperkenalkan diri, ia mengatakan kalau ia ingin bertemu dengan Tanabe-san. Dosen itu mengatakan kalau Tanabe-san sedang melakukan penelitian sampai jam 10 dan meminta Mantaro pulang saja untuk hari ini. Tapi Mantaro memutuskan untuk menunggu.
Sekitar jam 10, ada asisten profesor dan dosen tadi memberitahu asisten tentang Mantaro. Asisten itu menemui Mantaro dan Mantaro mengatakan ia ingin bertemu dengan profesor Tanabe. Mendengar itu, asisten prof kelihatan tidak senang. Lalu terdengar suara biola dari ruang sebelah, Prof Tanabe sedang memainkan biola. Lalu tepat jam 10, Profesor Tanabe (Kaname Jun) muncul dihadapan para siswa, menyapa dengan bahasa inggris. Lalu dia menyadari ada orang baru yang tidak dia kenal dan bertanya siapa Mantaro. Mantaro memperkenalkan dirinya, ia datang dari Tosa dan memberikan surat rekomendasi pada Tanabe. Tanabe membaca surat itu, isi surat itu mengatakan kalau Mantaro adalah seseorang yang antusias dengan tanaman dan ingin Tanabe membantunya.
Mantaro mengatakan kalau dia membawa beberapa spesimen tanaman dari kampung halamannya, dan ini adalah tanaman paling langka yang pernah ia kumpulkan. Kalau prof Tanabe melihatnya mungkin Tanabe akan mengerti dirinya.
Prof bertanya, kamu ingin aku mengerti dirimu?
Asisten prof mengatakan kalau Prof hanya akan buang waktu dengan Mantaro. Tapi Mantaro tidak menyerah. Asisten Prof tidak yakin itu adalah tanaman langka dan bertanya siapa guru Mantaro. Mantaro mengatakan di Sagawa gurunya adalah Ranko-sensei dan tahun lalu dia ke Tokyo, ia diajarkan oleh Noda dan Satonaka-sensei. Mereka bertanya berapa tahun Mantaro belajar dan Mantaro mengatakan ia belajar dengan Ranko sensei sampai ia berusia 12 tahun. Saat SD dia berhenti tapi dia membaca banyak buku dan buku-buku itu adalah gurunya.
Semuanya tertawa mendengar hal itu. Semua yang ada disana punya harga diri tinggi sebagai bagian dari Universitas Tokyo dan mengatakan pada Mantaro kalau disini bukan tempat anak putus sekolah seperti Mantaro. Mereka bahkan mengejek Mantaro memintanya menyelesaikan sekolah menengahnya dulu baru bisa diajari oleh Tanabe sensei.
Tanabe kelihatan agak kasihan dengan Mantaro dan sepertinya Tanabe juga punya hutang budi dengan orang-orang Tosa. Mantaro tidak gentar dengan ejekan dan menjawab dengan bahasa inggris, "You wont be laughing when I'm known by the world."
Semua terdiam. Mantaro melanjutkan, benar bahwa ia tidak menyelesaikan sekolah SD-nya, tapi kecintaannya terhadap tanaman sama dengan mereka semua yang ada disana. Sejak ia kecil ia sangat mencintai tanaman dan kecintaannya itu tidak ada duanya. Ladang dan gunung Tosa adalah miliknya dan ia tidak akan menyerahkan urusan tanaman negeri ini pada orang asing. Ia ingin mengungkapkan semua tanaman di Jepang pada dunia dengan tangannya. (tangan orang Jepang, bukan orang asing).
Mantaro membuka tasnya dan memperlihatkan katalog tanaman Tosa yang ia buat dan tanaman langka yang mungkin saja adalah spesimen baru. Semuanya terdiam melihat katalog itu karena mereka tahu betapa berharganya hal itu.
Profesor Tanabe mengatakan kalau Mantaro kelihatannya tidak berbohong mengenai kecintaannya pada tanaman dan bertanya apakah Mantaro sudah membaca semua buku tentang tanaman Jepang?
Mantaro membenarkan, dia sudah menyalin semua karakter dan ia dengar ada sekitar 3000 spesimen di Universitas Tokyo, dan jika Prof mau memperlihatkan itu padanya, ia akan mengetahui spesimen apa tanaman yang ia bawa ini, apakah spesimen baru atau tidak.
Asisten profesor mengatakan meski ada 3000 spesimen tapi masih banyak yang belum di tes.
Mantaro mengatakan tidak masalah dan dia akan mencoba mengetesnya, mencari apa yang tidak ia tahu dengan spesimen miliknya. Sepertinya itu adalah tugas para siswa disana dan mereka akan senang kalau Mantaro membantu mereka.
Tapi asisten profesor tidak menyetujui hal itu karena Mantaro tidak punya kualifikasi ada di sebuah univesitas karena dia bahkan tidka lulus SD. Karena menurutnya kampus mereka adalah lembaga pendidikan tertinggi di Jepang dan juga lembaga nasional. Ada persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin belajar ataupun bekerja di sana.
Tapi Prof Tanabe mengakui antusiasme Mantaro dan juga apa yang sudah ia lakukan selama ini, memang benar kalau mereka tidak bisa memasukkan seseorang tanpa kualifikasi, tapi mereka bisa membuat pengecualian pada Mantaro yang membawa spesimen yang berharga yang akan menjadi pijakan masa depan untuk botani Jepang.
Asisten prof tetap tidak setuju karena otoritas universoitas mereka akan terguncang.
Hanya saja Tanabe sudah keburu tertarik pada Mantaro meskipun Mantaro bukan siswanya dia mengakui ada bakat dalam diri Mantaro dan menurutnya akan bagus menciptakan sebuah tempat penelitian sesegera mungkin tanpa memikirkan otoritas. Mantaro berjabat tangan dengan Prof Tanabe yang menyambutnya menjadi bagian dari peneliti di departemen botani.
Asisten Prof dan dosen yang tadi kelihatan marah dan meninggalkan ruangan itu.
Pada masa itu, penelitian botani di Jepang masih dalam masa perkembangan dan secara khusus, Mantaro yang tidak memiliki latar belakang pendidikan diizinkan keluar masuk Tokyo.
Mantaro berhasil mendapatkan izin untuk meneliti di Universitas Tokyo dan Takeo juga akhirnya mendapatkan pekerjaan atas rekomendasi dari Yuichiro, ia akan bekerja di restoran tempat mereka makan dengan Yuichiro waktu itu. Keduanya kembali ke rumah dan Jonosuke sudah menunggu di sana, ia menghibur Mantaro yang ia pikir gagal mendapat izin tapi saat Mantaro mengatakan kalau mulai besok dia akan meneliti di Universitas Tokyo, Jonosuke shock karena tidak percaya Mantaro bisa masuk dengan mudah. Ia memegang kepalanya karena ketidakpercayaannya tapi kemudian ia kembali ke Mantaro dan mengatakan kalau tempat itu adalah tempat orang-orang terpilih. Tapi begitu masuk ke dalamnya itu adalah neraka. Hanya ada segelintir orang yang benar-benar bisa melakukannya dan sisanya gagal. meski begitu, hanya dengan menjadi mahasiswa di Universitas Tokyo membuat mereka berbeda. Jonosuke bermimpi melakukan sesuatu untuk Jepang dibidang sastra yang masih tertinggal. Di fakultasnya, mereka nggak mudah menerima orang asing masuk dan ia khawatir prof yang ditemui Mnataro adalah orang iseng yang memanfaatkan Mantaro yang datang dari pedesaan. Karena itu ia ingin Mantaro melakukan yang terbaik, bahkan jika Mantaro akan dikeluarkan besok, Mantaro harus melakukan yang terbaik dan jangan mau kalah. Mantaro mengerti.
Kemudian salah satu penghuni meminta 10 sen dari Jonosuke. Ternyata mereka tadi taruhan Mantaro akan diterima atau tidak 😂
Makanya Jonosuke kesal karena dia kalah.
Sementara itu, Sueko masih tergila-gila dengan novel. Ia sangat excited dengan sebuah adegan pertarungan dan ia berharap menjadi rumput disana supaya ia bisa melihat degan itu. Ia bahkan meniru karakter dengan melukis kelopak bunga di wajahnya dan senyam senyum melihat cermin. Ibunya yang datang membangunkannya shock melihat anak perempuannya seperti itu. Saat sarapan, ibunya mengeluh bagaimana Sueko sudah 17 tahun tapi masih seperti anak-anak. Ibunya mengingatkan kalau dunia nyata itu berbeda dengan buku, jika Sueko tetap seperti ini ibunya akan membuang buku-buku Sueko. Sueko tentu saja tidak mau bukunya dibuang, ia mengatakan kalau pamannya yang memberikan buku itu padanya. Sepertinya ibu ingin Sueko segera memikirkan tentang pernikahan tapi Sueko menolak karena dia masih muda. Ibu mengatakan anak seumuran Sueko sudah menikah.
Mantaro datang ke hakubaido untuk membeli kue sebagai hadiah dihari pertamanya di departemen botani Universitas Tokyo. Sueko sampai kaget karena ini pertama kalinya melihat Mantaro dengan stelan barat, ia bahkan hampir tidak mengenalinya. Mantaro mengatakan mulai dari sekarang dia akan mengikuti kelas botani di Universitas Tokyo. Sueko kagum sekali karena berfikir Mantaro kuliah di Universitas Tokyo. Mantaro mengatakan kalau ia ingin membawakan cemilan untuk semua yang ada di sana dan meminta dibungkuskan beberapa cemilan.
Mantaro bertanya apa tanaman kesukaan Sueko, ia menebak itu adalah plum sesuai dengan nama tokonya hakubaido. (dalam kanji 'hakubaido'= 白梅堂 ada kanji 'ume/plum' 梅).
Sueko mengatakan bunga kesukaannya adalah peony/botan. Pagi ini ia mencoba menggambarnya tapi tidak bisa, ia pikir lain kali ia harus melihat dengan jelas bentuk bunganya baru menggambarnya lagi.
Mantaro mengatakan kalau dia juga belum pernah melihat peony secara langsung jadi dia nggak tahu.
Mantaro menghadiri kelas departemen botani dan dengan ahli membuat spesimen, siswa yang lain menyadari kalau dia sudah berpengalaman dan mereka senang karena itu membantu banyak. Ia juga membantu kengkonfirmasi spesimen dan excited dengan tanaman yang belum pernah ia lihat dari daerah lain.
Ia kemudian pergi ke ruangan Prof Tanabe membawa cemilan yang ia bawa dan melihat prof sedang sibuk menulis. Ia sedang melakukan tugas pemerintahan, karena mereka yang pergi sekolah ke luar negeri dengan menggunakan biaya dari pemerintah, harus melakukan sesuatu untuk budaya Jepang.
Mantaro melihat ada bunga peony dari ruang prof Tanabe dan meminjam bunga itu. Ia membawanya ke laboratorium dan menggambar bunga kesukaan Sueko itu. Semuanya kagum dengan skill menggambar Mantaro.
Prof Tanabe yang kebetulan lewat juga kagum dan bertanya dalam bahasa inggris sejak kapan Mantaro berlatih melukis tanaman. Mantaro menjawab dalam bahasa inggris ia sudah melukis tanaman sejak ia masih kecil dengan mengcopy buku yang ia baca sebagai referensi.
Tanabe memuji cara belajar Mantaro dan mengatakan itu adalah cara yang benar. Ia kagum karena orang-orang Tosa selalu mengejutkan.
Mantaro bertanya apa prof mengenal seseorang dari Tosa?
Prof menjelaskan kalau ia punya seorang guru dari Tosa dan namanya adalah Manjiro. Mantaro terkejut mendengarnya dan mengatakan kalau ia mengenal John Manjiro, dan Manjiro lah yang mendorongnya untuk bebas sebelum ia ke Tokyo. Tanabe juga terkejut dengan hal itu dan mengatakan kalau mungkin mereka terhubung karena memang ditakdirkan.
Asisten Prof yang melihat bagaimana Tanabe semakin menyukai Mantaro, terlihat tidak senang.
Pulang dari kampus, Mantaro singgah di hakubaido untuk menemui Sueko. Sueko bertanya bagaimana kelas Mantaro hari ini dan Mantaro dengan excited menceritakan betapa menyenangkannya kelasnya, ia bisa melihat banyak tanaman yang tidak ia ketahui sebelumnya. Mantaro juga nggak lupa menyebutkan Prof Tanabe yang menyukai musik barat dan pelajaran pertama dimulai dengan musik.
Sueko melihat kalau Mantaro begitu mengagumi orang itu dan bertanya apakah dia orang baik?
Mantaro mengatakan dia adalah orang yang mengagumkan. Mantaro memberikan gambar bunga peony yang dia gambar tadi pada Sueko. Sueko menyukai gambar itu dan merasa bunganya mekar untuk dirinya. Ia bertanya apakah Mantaro yang menggambarnya dan Mantaro membenarkan.
Sueko pernah mendengar kalau seseorang yang menerima peony akan melakukan perjalanan yang tidak diketahui. Sueko senang ia seperti dipanggil dan ia ingin pergi ke dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Sueko memeluk lukisan itu.
Mantaro mengatakan kalau Sueko harus mencobanya.Ia tidak tahu perjalanan seperti apa, tapi jika Sueko ingin melakukannya maka Sueko harus melakukannya. Tidak peduli pria atau wanita, siapapun bisa melompat. Ia akan mendukung Sueko.
Sueko bertanya, benarkah? dan Mantaro membenarkan.
Sueko tersenyum dan berterima kasih atas lukisan itu.
to be continued...
Komentar:
Jadi Mantaro bisa masuk ke dalam kampus karena dia punya orang dalam dan atas rekomendasi juga. Kalau ketahuan sama petinggi gimana ya?
Soalnya kan status Mantaro disana bukan mahasiswa dan bukan dosen juga. Bisa dibilang dia peneliti tapi nggak resmi. Mungkin karena itu nanti Mantaro di gaji dengan sangat rendah.
Mantaro mungkin sekarang nggak mikir duit atau gaji, yang jelas dia bisa melakukan apa yang ia sukai dan dia bahagia. Hanya saja sampai kapan?
Apalagi nanti kalau dia sudah menikah dengan Sueko, nggak mungkin anak orang makan cinta 😭
0 komentar:
Posting Komentar