Asadora Ranman udah tayang beberapa minggu tapi aku baru menyelesaikan 2 minggu pertama. Sedangkan Maiagare udah tamat, aku baru sampe episode 60. Mungkin akhirnya aku masuk ke slump asadora nih. Entah kenapa agak males mau nontonnya. Apakah karena ceritanya kurang menarik ya?
Karena aku nggak punya banyak waktu untuk menulis, kali ini untuk Ranman aku buat review perminggu aja atau gabungan beberapa minggu. Soalnya kalau per episode kayaknya agak berat 😂
Week 1
Untuk Ranman Episode 1, aku sebenarnya sudah membuat sinopsisnya pada tanggal drama ini rilis dan bisa dibaca disini. Singkatnya, tokoh utama, Makino Mantaro adalah anak laki-laki satu-satunya dan pewaris dari tempat pembuatan sake ‘Mineya’ yang ada di Kochi. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil, ibunya sakit-sakitan dan ia punya satu orang kakak perempuan bernama Aya. Mineya diurus oleh neneknya yang sangat tegas dan sangat ingin agar Mantaro menjadi pewaris. Tapi Mantaro agak mengkhawatirkan sejak kecil karena dia gampang sakit. Dia nggak boleh terlalu excited dan malamnya dia akan sakit. Suatu hari di sebuah acara penting bagi Mineya, Mantaro mendengar ada yang bergosip mengenai ketidakmampuannya sebagai pewaris dan mereka bilang sebaiknya dia nggak lahir. Mantaro yang shock pergi ke kamar ibunya untuk curhat. Tentu saja ibunya mengatakan kalau itu adalah hal bodoh, tidak mungkin ia berharap Mantaro tidak lahir. Ia sangat mengharapkan Mantaro lahir makanya ia mengunjunginkuil setiap hari dan berdoa pada tuhan/dewa.
Mantaro mengatakan ia tak percaya pada dewa atau tuhan atau tengu itu ada karena ia tidak pernah melihatnya. Ia bahkan nggak yakin ayahnya ada karena ia tidak pernah melihat ayahnya. Hal ini membuat ibunya sedikit meninggikan suara dan mereka bertengkar. Mantaro meninggalkan ibunya dan kabur dari rumah.
Mantaro pergi ke sebuah kuil kuno yang katanya anak-anak nggak boleh kesana. Mantaro mencari-cari yang disebut dengan dewa atau tengu. Ia berteriak mengatakan ini adalah kesalahan tuhan karena ia berbeda dengan anak lainnya. Saat itu seseorang tiba-tiba muncul dari atas pohon beringin. Mantaro berfikir dia adalah samurai tapi Orang itu mengakui kalau dia adalah tengu. Tengu itu lapar dan ingin makan, jadi Mantaro mengeluarkan mochi yang ia curi dari dapur. Tengu makan mochi itu dan mendengarkan curhatan Mantaro mengenai dirinya yang selalu sakit dan berbeda dengan kebanyakan anak-anak, orang mengatakan ia sebaiknya tidak lahir. Tapi tengu itu mengatakan bahwa tidak ada sesuatu didunia ini yang tidak seharusnya lahir/ada. Semua orang ada pasti karena alasan tertentu. Saat Mantaro tumbuh nanti, maka Mantaro bisa melakukan apapun yang ingin dia lakukan.
Sementara itu ibu Mantaro berdoa dialtar suaminya dan saat itu mertuanya muncul. Ibu meminta maaf pada nenek karena tubuhnya yang lemah ia tidak bisa membantu nenek mengurus keluarga. Dan karena dirinya juga makanya Mantaro terlahir lemah. Tapi nenek mengatakan kalau ini adalah kesalahannya. Padahal ibu sudah keguguran 3 kali tapi karena mereka butuh pewaris, jadi mereka terus berusaha untuk hamil lagi. Dan saat ibu mengandung Mantaro, ayah Mantaro meninggal dunia. Pasti berat bagi ibu saat itu. Nenek mengatakan baginya ibu adalah menantu yang baik dan terbaik baginya. Ia ingin ibu tetap sehat agar bisa melihat Mantaro tumbuh dan mengambil alih Mineya.
Saat itu, salah satu anak pekerja di Mineya menyadari kalau Mantaro menghilang. Semuanya pergi mencari Mantaro. Ibu merasa kalau ini adalah kesalahannya dan dia juga ingin pergi mencari. Dibantu oleh puterinya Aya dan Takeo, mereka mencari Mantaro dan menemukannya di kuil. Mantaro minta maaf pada ibunya karena perlakuannya tadi. Mantaro mengatakan kalau ia bertemu dengan tengu dan yang lain tidak percaya. Tapi ibu percaya melihat banyak bunga putih disana, katanya tengu membawa musim semi datang, makanya banyak bunga. Ibu mengatakan kalau itu adalah bunga favoritenya. Mantaro bertanya nama bunganya apa, tapi ibu juga nggak tahu namanya.
Mantaro, ibu, Aya dan Takeo kembali ke Mineya dan nenek memarahi Mantaro di depan banyak tamu. Ibu membiarkannya karena ini sebagai pelajaran bagi Mantaro. Tapi Mantaro dapat mengatasi itu setelah meminta maaf pada tamu penting mereka, bahkan tamu itu berakhir dengan tertawa. Setelah kejadian itu, nenek semakin waspada dan memerintahkan pada Takeo untuk menjadi penjaga Mantaro dan hanya bertugas mengawasi Mantaro. Selama ini Takeo juga mengerjakan pekerjaan rumah membantu ibunya tapi kali ini nenek ingin Takeo fokus mengawasi Mantaro.
Mantaro sendiri kembali ke kamarnya dan menggambar bunga favorite ibunya, lalu menyelipkan di pintu kamar ibunya. Ibu sangat senang melihat lukisan bunga yang besar itu.
Suatu hari, seorang samurai langganan Mineya datang menemui nenek dan melihat Mantaro yang merupakan pewaris. Saat itu Mantaro masih berusia 5 tahun. Ia menyarankan pada nenek agar Mantaro mulai disekolahkan. Ada sebuah sekolah namanya Meikyoukan, sekolah tempat samurai-samurai kecil bersekolah. karena sebagai pewaris, pendidikan dan membentuk relasi sangat penting, nenek berfikir itu ide yang bagus.
Mantaro masih sering main keluar karena ia terobsesi denga bunga-bunga liar. Takeo sesuai perintah selalu menemaninya. Saat ada anak-anak yang mengajak Mantaro bermain dan jelas-jelas mereka sebenarnya mengejek Mantaro. Takeo menarik paksa Mantaro pulang. Mantaro sangat kesal dan bertengkar dengan Takeo. Aya melihat hal itu dan ikut memarahi Mantaro. Mantaro dan ayah bertengkar, Mantaro lari ke dalam tempat pembuatan sake. Aya sejak dulu sangat penasaran dengan aroma harum dan suara manis dari dalam tempat pembuatan sake, tapi wanita dilarang masuk, jadi ia biasanya cuma sampai depan pintu. Hari itu , ia memberanikan diri masuk karena Mantaro kabur ke sana dan ia langsung dimarahi oleh pekerja disana. Mereka bahkan melempar garam tanda pemurnian. Aya dimarahi dan Mantaro membela kakaknya. Pekerja mengatakan kalau dea sake nggak suka wanita, makanya wanita nggak boleh masuk. malam itu, sebagai hukuman, ayah tidak diperbolehkan makan malam. Mantaro sangat khawatir dan berdiri di depan kamar kakaknya. Dari dalam, Aya mengatakan kalau ia selalu ingin melihat apa yang ada di dalam, makanya ia masuk, jadi ini bukan salah Mantaro.
Mantaro yang sedih pergi ke kamar ibunya untuk curhat. Tapi pelayan melarangnya masuk. Mantaro merasa ada yang tidak beres. Tahun baru tiba, penyakit ibunya tambah parah. Ibu jarang membuka mata dan bahkan dokter makin sering ke rumah. Mantaro bertanya apa yang akan terjadi pada ibu mereka dan Aya mengatakan kalau tubuh ibu akan menjadi dingin dan kaku dan tidak akan membuka mata lagi. Mantaro marah pada kakaknya dan mengatakan kalau kakaknya bohong. Tapi aya mengatakan ia pernah melihat hal seperti itu saat ia masih kecil dulu. Mantaro dan Aya bertengkar kecil karena hal itu. Aya pergi dan menangis. Mantaro juga pergi ke kuil untuk mencari bunga kesukaan ibunya.
Mantaro tidak bisa menemukan bunga itu di kuil dan dia memutuskan masuk ke hutan terlarang. Takeo dan Aya menyadari kalau Mantaro menghilang dan mereka berusaha mencari Mantaro. Mereka ke kuil tempat Mantari biasa main dan menemukan jejak kaki menuju hutan. Dalam pencarian Mantaro, Aya mengatakan pada Takeo kalau bagaimanapun ia berfikir, ia lebih baik daripada Mantaro untuk menjadi pewaris. Ia bahkan pernah berharap kalau mereka bertukar tubuh agar ia bisa menjadi pewaris. Tapi setelah melihat adiknya membuat tertawa para tamu mereka waktu itu, ia menyadari kalau ia tidak bisa menggantikan adiknya itu. Karena ia tidak akan bisa membuat orang lain tertawa seperti itu.
Mantaro akhirnya menemukan bunga putih kesukaan ibunya tapi ia hampir jatuh ke jurang, untung saja Aya dan Takeo menyelamatkannya. Mereka memarahi Mantaro karena khawatir. Takeo bahkan mengatakan kalau ia tidak akan pernah meninggalkan Mantaro lagi.
Di Mineya, Ibu Mantaro semakin lemah. Bahkan dokter meminta agar nenek segera memanggil anak-anak. Saat nenek memerintahkan pelayan memanggil Mantaro dan Aya, pelayan meminta maaf dan mengatakan kalau keduanya + Takeo menghilang, pelayan yang lain sudah berpencar mencari mereka. Untung saja Mantaro dkk kembali tak lama kemudian. Nenek ingin marah tapi ia tak sanggup dan memeluk cucunya.
Mantaro menemui ibunya dan memperlihatkan bunga kesukaan ibunya. Tapi kemudian Mantaro sadar kalau itu adalah bunga yang berbeda, kelopaknya beda dari bunga kesukaan ibunya. Mantaro sedih karena tidak bisa memperlihatkan bunga fav ibunya disaat terakhir. Tapi tangan ibu bergerak dan menyentuh rambut Mantaro. Ibu kengatakan saat musim semi tiba, ia akan ada di sana. Ia mengajak Mantaro bertemu lagi saat musim semi. Mantaro dan Aya memeluk tangan ibu mereka sambil menangis. Ibu kemudian menutup matanya untuk selama-lamanya.
Musim semi tiba, di kuil itu bunga favorite ibu Mantaro mulai mekar. Bunga putih yang indah itu ada di seluruh kuil. Seperti janjinya, Mantaro ke sana saat musim semi, seolah-olah melihat bayangan ibunya yang tersenyum padanya dan menghilang. Mantaro ingat pertanyaan tengu waktu itu, apa yang ingin ia lakukan?
Mantaro kemudian mengatakan kalau ia ingin tahu nama bunga-bunga itu.
to be continued…
Komentar:
Well, minggu pertama belum terlalu menarik. Scene episode 5 udah banyak aku tonton dalam berbagai asadora, tapi tetep ya bikin nangisðŸ˜
0 komentar:
Posting Komentar