Sinopsis Maiagare! Episode 60: Starry Sky
Malam itu, Mai dan Takashi menemani Asahi melihat bintang. Asahi menggunakan teropong mengamati bintang yang ia sukai. Takashi mengatakan bintang kesukaannya adalah bintang utara. Mai mengatakan dulu pesawat menggunakan bintang sebagai petunjuk arah. Asahi mengatakan butuh ratusan tahun pergi dari bintang satu ken bintang lain dengan pesawat terbang. Mai kaget karena sejauh itu.
Lalu ketiganya asik dengan kegiatan mereka masih ditenpat yang sama. Mai menghapal prosedur, Asahi melihat bintang dan Takashi menulis tanka. Karena Mai dan Takashi sangat serius dengan hal berbeda, Asahi bergumam kalau dia ada diantara dua orang aneh.
Mai mengantar selai ke cafe Sakura dan bertanya pada Itta dan bosnya dimana bisa melihat bintang dengan jelas di pulau Goto. Bos bertanya pada Itta dimana tempat kencan yang bagus yang bisa melihat bintang dan Itta mengatakan ia tidak tahu hal seperti itu. Sakura kemudian mulai membicarakan kalau pacaranya Muchan mengatakan laut dimalam hari adalah tempat terbaik melihat bintang, Muchan tahu karena dia juga suka bintang. Sakura mengatakan dulu Muchan ikut klub langit berbintang dan memuji dirinya yang lebih terang dari sirius.
Mai memberikan pada Mai klub langit berbintang yang masih ada sampai sekarang.
Mai di rumah memberikan leaflet klub itu pada ibu Asahi. Ia menyarankan ibu mengajak Asahi ke sana. Ibu mengatakan ia memilih Goto sebenarnya juga karena mudah melihat bintang dari sini, tapi ia khawatir karena klub itu isinya adalah anak SMP dan SMA, soalnya dulu Asahi pernah dibilang berisik oleh anak sekolah dan Asahi menangis karena hal itu. Jadi ibu pikir itu bukan ide bagus. Mai mengerti.
Mai membuat sashimi bersama nenek untuk makan siang dan setelah semuanya siap, Mai memanggil ibu Asahi. Tapi ibu sedang melihat bagaimana Asahi dan Takashi mengobrol bahagia tentang bintang. Ibu akhirnya membuat keputusan untuk mencoba mengajak Asahi ke klub itu.
Malamnya, ibu memperlihatkan leaflet itu pada Asahi dan bertanya apakah Asahi tertarik berkunjung ke sana. Asahi mengatakan kalau dia ingin pergi. Ibu senang sekali. Besoknya mereka akan berangkat. Asahi sudah berpakaian lengkap tapi tiba-tiba dia mengatakan dia nggak mau pergi. Ia melepaskan jaket dan sepatunya lagi dan kembali ke kamar.
Ibu menegurnya dan Asahi berteriak dia tidak mau pergi, dia bahkan memanggil ibu bodoh.
Sore harinya, Asahi duduk bersama Mai dan Takashi menatap langit sore. Mereka dengan hati-hati bertanya pada Asahi bagaimana perasaan Asahi yang sebenarnya. Apakah dia ingin pergi atau tidak, sebesar apa perasaan ingin perginya, sebesar apa perasaan tidak ingin pergi. Jawaban Asahi dibuat gambar dan penjelasan oleh Takashi di bukunya. Terlihat perasaan Asahi ingin pergi lebih besar, tapi tetap kalah dengan perasaan tidak ingin pergi. Dulu Asahi pernah mendengar temannya bilang kalau mereka nggak mau berteman dengan Asahi karena Asahi cepat marah dan sepertinya itu meninggalkan trauma dalam diri asahi.
Takashi bahkan membuat diagram perasaan Asahi dan bertanya pada Asahi apakah yang dia buat benar?
Asahi memperbaiki sesuatu dan dari sana Mai mentadari kalau Asahi paling nggak suka disuruh untuk pergi. Mai meminta maaf karena selama ini itu yang mereka lakukan.
Takashi kemudian menyarankan Asahi untuk menulis perasaannya di kertas seperti yang ia lakukan sekarang. Kalau sulit mengatakan dengan berbicara, mungkin lebih mudah jika menulisnya.
Asahi mengikuti saran Takashi dan mulai menulis perasaannya di kertas. Malam itu saat ibu merapikan buku Asahi, ia melihat kertas itu. Asahi menulis hal yang ia sukai seperti permen, bunga, bintang, daging, dll.
Hal yang ia benci, pergi ke sekolah.
Ia juga menulis bagaimana ia ingin bermain bersama orang lain dan pergi ke klub langit berbintang.
Ibu menangis melihat tulisan puteranya yang berisi perasaan sebenarnya itu.
Sejak malam itu, ibu mulai mengerti Asahi dan berhasil mengajaknya ke klub. Sepertinya Asahi menyukai klub itu dan sekarang justru dia yang excited mengajak ibunya pergi. Tapi klub mulai setelah pulang sekolah dan ibu mengingatkan anggota klub masih di sekolah. Asahi mengerti dan akhirnya duduk majan cemilan bersama semuanya. Tapi cemilan hari itu adalah kankoromochi yang tidak ia sukai karna warnanya kusam waktu itu. Tapi karena nggak ada pilihan, Asahi mencobanya dan ternyata rasanya enak.
Saat itu, telpon berdering. Mai pergi mengangkat telpon. Sepertinya telpon dari ibunya. Takashi baru pulang dengan sebubgkus jeruk dimana beberapa jatuh menggelinding. Saat ia tiba di rumah, ia bingung melihat Mai pucat di telpon. Takashi bertanya ada apa dan Mai dengan wajah khawatir mengatakan kalau ayahnya dibawa dengan ambulance ke rumah sakit.
***
Momen Takashi dan Mai disini udah kayak pemilik guest house yang menemani anak tamu mereka. Keduanya beneran cocok satu sama lain dan kalau mereka kenikah nanti sepertinya mereka akan menjadi tipe pasangan yang tenang seperti sekarang.
Nenek Mai dan pemilik galangan kapal sempat membicarakan mengenai anak muda pulau yang semakin sedikit karena banyak yang pergi ke kota dan mereka harus mencari cara agar anak muda mau kembali. Aku rasa ini adalah salah satu tema drama ini karena di sinopsis awal dikatakan kalau nanti Mai akan membuat pesawat lokal yang terbang dari dan ke pulau Goto.
Jika itu terjadi, Mai mungkin akan tinggal di Goto dan kalau pasangan Mai adalah Kashiwagi kok aku ngerasa kasihan Mai ya, karena pilot kan kerjanya kesana kemari dan Mai nanti kesepian dong. Bagusnya Mai memang sama Takashi aja yang kelihatannya udah betah banged di Goto.
Btw ayah Mai masuk rumah sakit dan kemungkinan ini adalah titik balik kehidupan Mai.
0 komentar:
Posting Komentar