Mai excited dengan janji sang ayah yang akan membawanya ke taman bermain untuk naik wahana pesawat terbang saat hari minggu. Tapi pulang sekolah hari sabtu, ia melihat ayahnya sangat sibuk dengan pekerjaan. Sepertinya terjadi sesuatu yang membuat ayah dan 2 rekannya harus tetap bekerja sampai hari minggu. Ayah juga merasa nggak enak karena dia sudah berjanji dan meminta maaf pada Mai, mereka akan pergi lain kali.
Di kamar, Mai mengambil buku pembuatan pesawat terbang milik ayahnya dan membacanya. Kemudian ia punya ide menambahkan sayap pada baramonkite agar bisa terbang. Saat ia mencoba menerbangkannya di sekolah, sayangnya baramonkite nggak bisa terbang, justru sayapnya rusak.
Mai mengirim surat pada neneknya di Goto dan menceritakan hal itu. BTW Itta juga di sana membaca surat Mai.
Malamnya, Mai menceritakan pada ayahnya bagaimana ia gagal memodifikasi baramonkite yang ia beri sayap. Ayah kemudian menunjukkan foto dirinya waktu kecil yang memegang model pesawat/pesawat buatan tangan gitu. Ayah mengatakan sangat sulit membuatnya tapi ia membuat model pesawat itu saat ia seumuran Mai. Mai kagum mendengarnya. Ayah mengatakan ia akan mengajari Mai membuatnya lain kali dan Mai senang sekali. Sayangnya, ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak punya waktu mengajari Mai. Mai tidak bisa tidur dan menemui ibunya yang sibuk memilih skrup. Mai menceritakan mengenai ayahnya yang dulu bekerja di pabrik pembuatan pesawat terbang, tapi berhenti sebelum ayah bisa membuatnya. Ibu membenarkan hal itu. Impian ayah adalah membuat pesawat terbang, ayah masuk ke perusahaan besar dan harus berhenti sebelum bisa membuatnya. Itu karena ayahnya ayah meninggal dunia dan ayah harus mengambil alih bisnis keluarga, yaitu pabrik ini. Tapi ibu mengatakan pada Mai kalau ayah tidak menyerah akan impiannya. Itu adalah yang ayah katakan pada ibu 14 tahun lalu, bahwa suatu hari nanti ia akan membuat bagian dari pesawat terbang. (Jadi meski ayah nggak bisa membuat pesawat terbang, setidaknya bagian dari pesawat terbang itu, misalnya skrupnya?).
Pulang sekolah, Takashi membawa Mai ke toko buku bekas karena Mai ingin membeli buku tentang cara membuat model pesawat. Dua anak-anak datang ke toko bukunya menarik perhatian pemilik. Mai mengatakan ia mencari buku tentang pembuatan pesawat dan pemilik menawarkan 3 buku. Mai asik memilih dan membacanya. Sementara itu Takashi tertarik pada sebuah buku kumpulan puisi. Sayangnya buku itu tidak dijual dan ternyata penulisnya adalah pemilik toko itu. Ia mengatakan kalau Takashi ingin membacanya, Takashi bisa membacanya di tokoya.
Ayah sangat sibuk dengan pekerjaannya karena kontrak dengan perusahaan tidak berjalan lancar. Sepertinya mereka memutuskan kontrak gitu karena kualitas sekrup pabrik ayah. Mai membawa buku yang ia beli tadi untuk meminta bantuan ayahnya, tapi ia melihat ayahnya sedang kesulitan saat menelpon seseorang, jadi Mai kembali ke kamarnya. Mai membaca buku dan melihat bahan apa yang dipelukan. Kemudian Mai mengambil tabungan koinnya dan bertanya-tanya apakah uang tabungannya cukup untuk membeli bahan membuat model pesawat. Mai memutuskan membuat model pesawat sendirian.
***
Mai anaknya lembut banged. Awalnya dia cuma kagum melihat pesawat yang lewat tiap hari di langit Higashi-Osaka, dan saat dia naik pesawat untuk pertama kalinya, Mai jatuh cinta lagi. Kebetulan ayahnya juga suka pesawat dan pernah punya impian membuat pesawat. Hal ini akan membawa Mai kecil menemukan impiannya menjadi pilot, meski sepertinya nanti impian Mai akan berubah menjadi seperti ayahnya, yaitu membuat pesawat.
0 komentar:
Posting Komentar