Sinopsis Chimudondon Episode 74: The Promise
Pada tahun 1946, setelah ayah dan ibu reuni, ayah membawa ibu ke Yanbaru, kampung halaman ayah. Awalnya mereka berdua menghabiskan hari-hari seperti kakak dan adik. Meski ibu sudah bertemu seseorang yang ia kenal, ia masih sedih karena perang, karena kehilangan sang adik di hadapannya. Ia tidak bersemangat, menolak makan, tidak bisa tertawa ataupun menangis. Dia berfikir meski ia bertahan hidup tidak akan ada hal membahagiakan untuknya. Ayah saat itu berusaha membuat ibu membicarakan mengenai apa yang terjadi pada keluarganya. Ibu selama ini menolak dan tak bisa mengatakan apapun. Pada akhirnya Ibu hanya menangis memanggil ayah dan ibunya. Ayah meminta ibu untuk bahagia demi keluarganya karena keluarga Ibu akan tetap hidup dalam hati ibu.
Ibu menangis mendengarnya dan memutuskan kalau ia tidak mau berpisah dengan ayah. Ia ingin bersama ayah dan membentuk keluarga bersama. Sekali lagi ia ingin percaya dan hidup mulai dari awal lagi bersama ayah.
Tak lama setelah itu, ayah dan ibu menikah. Kenshu lahir dan ibu selalu berfikir kalau Kenshu mirip sekali dengan adiknya. Kemudian Ryoko, Nobuko dan Utako lahir. Hal bahagia terus terjadi dalam hidupnya. Tapi ibu tetap tidak bisa melupakan orangtuanya dan kakaknya yang terkubur di pegunungan karena serangan udara itu. Saat itulah dia menemukan artikel di koran mengenai pengumpulan sisa-sisa perang. Ibu tertarik pda hal itu dan begitulah setiap ada waktu ibu dan ayah selalu ke sana untuk menggali, berharap menemukan sesuatu. Tujuan awal mereka adalah untuk menemukan keluarga, tapi lama kelamaan, mereka membantu keluarga yang lain untuk menemukan benda-benda. Ayah dan ibu melakukannya setahun sekali dengan harapan menyelamatkan perasaan orang lain (yang bendanya mereka temukan di gua).
Di Amayu, Tarashima mengatakan kalau kakaknya dan semua barangnya masih ada di Okinawa dan tidak pernah kembali ke Tokyo. Saat kakaknya meninggal, dia masih 10 tahun. Ia selalu bertanya-tanya kenapa kakaknya harus meninggal. Ia terus hidup sambil berfikir mungkin ia bisa mengerti setelah ia dewasa. Tapi pada akhirnya ia tidak pernah mengerti dan tak menemukannya jawabannya.
Saburo juga mengatakan kalau tidak ada yang mengerti. Kenapa rakyat sipil dikorbankan dalam perang itu.
Fusako atas nama Alla Fontana selalu memberikan donasi setiap tahunnya untuk persatuan yang mengumpulkan sisa-sisa perang itu.
Ibu mengatakan kalau Zenichi adalah orang yang baik dan selalu ada disisi keluarga Higa sejak dulu, tapi ibu tidak akan menikah lagi. Ibu lega sekali setelah menceritakan hal itu pada anak-anak karena akhirnya ia bisa memenuhi janjinya dan ayah. Ia butuh waktu yang lama untuk bisa menceritakannya karena ibu terus teringat bagaimana dinginnya tubuh adiknya ditangannya. Ibu mengatakan baginya perang belum berakhir. Ia selalu berfikir adiknya mungkin masih bisa hidup jika ia memberikan makanannya pada adiknya.
Ibu mengatakan pada anak-anak, bahwa ia ingin mereka hidup dengan bahagia menggantikan mereka yang sudah mati. Jangan menyerah untuk bahagia. Ia selalu melakukannya. Mungkin karena itu ia tidak menyadari bagaimana ayah dulu terlalu keras bekerja. Ibu menangis dan meminta maaf karena ia tidak bisa melindungi ayah yang anak-anaknya cintai.
Ibu terus meminta maaf sambil menangis. Nobuko meminta ibunya untuk tidak minta maaf dan mereka berjanji akan hidup bahagia. Nobuko memeluk ibu. Yang lain juga mendekati ibu dan menangis berpelukan.
Utako mengambil sanshin dan memainkannya sambil menyanyi. Yang lain mengambil sesuatu dan kemudian membakarnya. Mereka berdoa.
Di Amayu, mereka juga melakukan hal yang sama. Dan begitu juga di Alla Fontana.
Ibu menatap langit bersama anak-anak sambil bergumam sampai jumpa tahun depan.
***
Katanya yang dibakar itu adalah Uchikabi, kertas kuning, katanya uang yang dibuay untuk digunakan oleh leluhut yang telah meninggal. Ukui ini sama dengan Obon. Jadi katanya pas perayaan obon, arwah keluarga yang sudah meninggal akan datang ke rumah dan malam terakhir mereka akan bakar uchikabi itu untuk mengantar kepergian. Gitu.
Pantes ibu nggak pernah marah sama Kenshu meski kelakuannya gitu. Karena ibu merasa Kenshu mirip adiknya jadi ya jelas dia nggak akan memarahi adiknya, mengingat bagaimana ibu merasa bersalah adiknya meninggal dihadapannya. Nggak nyangka Akhirnya bisa memahami ibu. Tinggal Kenshu aja nih, masa ga mau berubah.
0 komentar:
Posting Komentar