Sinopsis Chimudondon Episode 48: Utako's Tears
Utako dan ibu tiba di Ginza Tokyo dan shock melihat ada banyak sekali orang di sana. Satoru menjemput keduanya di stasiun. Dan dalam perjalanan ke Amayu, mereka bertemu dengan Kazuhiko yang baru pulang kantor. Kazuhiko menyapa ibu dan Utako. Ibu terkejut melihat Kazuhiko yang sudah dewasa, sangat berbeda dengan saat ia masih di Yanbaru dulu. Tapi ibu bisa langsung mengenalinya. Kazuhiko menyapa Utako dan bertanya bagaimana pekerjaan Utako, karena ia dengar dari Nobuko, Utako sudah mulai bekerja. Utako hanya tersenyum sedih. Ibu mengatakan kalau Utako sudah berhenti. Kazuhiko terkejut dan meminta maaf karena pertanyaannya itu.
Malam itu di Amayu, ada pesta penyambutan ibu dan Utako. Ibu memperkenalkan diri dan berterima kasih karena mereka sudah menjaga puterinya Nobuko. Sedangkan Utako hanya memperkenalkan diri sebentar saja. Di pesta itu, Saburo-san dan Istrinya, Kazuhiko dan Ai, juga Satoru ada di sana. Satoru dan Nobuko tampak dekat sekali dimana Satoru selalu memuji Nobuko yang akan segera mendapat peran penting di alla fontana dan mengatakan Nobuko adalah kanban musume disana. Nobuko malu dan kesal pada Satoru. Keduanya bercanda dekat sekali dan Utako terdiam melihat kedekatan keduanya.
Pesta berlanjut, Saburo istirahat di luar. Ibu kemudian menemui Saburo dan mereka mengobrol di luar. Saburo mengenal ayah Nobuko tapi sudah lama tidak bertemu, terakhir mereka bertemu adalah sebelum perang. Sedangkan Ibu mengkhawatirkan Fusako-san, karena ayah Nobuko punya janji dengan Fusako tapi ayah tidak menepatinya. Ia khawatir Fusako masih marah akan hal itu. Mengenai itu, Saburo sepertinya pernah mendengarnya.
Ibu dan Saburo masuk ke dalam Amayu saat Nobuko asik bercerita mengenai kenangannya dengan Satoru dan Kazuhiko. Utako duduk sendirian di meja lain.
Utako yang sejak awal memang badmood karena harus berhenti kerja, mengenai penyakitnya dan apalagi melihat Satoru dan Nobuko, merasa kalau ia tidak bisa tertawa bersama mereka. Ia kemudian meminta izin untuk istirahat di kamar saja. Dia bahkan menolak makan malam. Nobuko bertanya pada ibu apakah kondisi Utako seburuk itu dan ibu hanya diam tak bisa menjawabnya.
Utako dalam kamar yang gelap mengambil tasnya dan mengeluarkan sesuatu. Itu adalah medali kertas pemberian Satoru saat lomba lari dulu. Utako masih menyimpan dengan baik, pertanda perasaannya pada Satoru masih sama. Utako tiduran dikamar yang gelap saat ibu masuk dan menyalakan lampu. Utako meminta ibunya untuk menikmati waktu di bawah tapi ibu mengatakan dia ingin istirahat juga. Ibu tak bisa meninggalkan Utako sendirian.
Nobuko di lantai 1 sedang latihan membuat menu baru alla fontana. Ia membuat Bolognese dan menjelaskan pada mereka yang akan mencoba masakannya itu. Saat itu, kepala chef muncul di sana dan meminta maaf pada Saburo atas apa yang ia lakukan waktu itu. Saburo tidak menyimpan dendam pada kepala chef dan memintanya mencoba masakan Nobuko. Awalnya chef menolak karena ia tidak punya hak lagi untuk menilai, ia sudah berhenti dari pekerjaannya. Tapi Nobuko tetap memaksa dan akhirnya chef mencobanya. Rasanya enak tapi tidak cukup untuk menjadi menu baru. Penampilan bolognese buatan Nobuko tidak cukup menarik karena warnanya monoton, harusnya lebih colorful lagi. Nobuko mengerti karena penampilan memang sama pentingnya dengan rasa.
Nobuko baru selesai mandi dan mengatakan segar sekali, Utako harus pergi dengan Ibu. Tapi Utako masih badmood dan menolak. Ibu akhirnya pergi sendiri. Nobuko tinggal berdua dengan Utako. Nobuko membawakannya bolognese yanv ia buat tadi dan meminta Utaki makan, tapi Utako menolak. Utako bertanya apakah ia harus menjalani tes kesehatan? Ia tidak mau dan ingin kembali ke Okinawa. Jika hasilnya tidak bagus, ia harus dirawat dan mungkin dioperasi, itu akan membutuhkan biaya lagi. ia merasa iri pada Nobuko yang dicintai oleh orang-orang di Tokyo, hidup dengan baik sambil menggapai impiannya. Kakaknya Ryoko juga menghapai impiannya dengan baik. Sedangkan ia masih ditempat yang sama sejak dulu. Ia tidak bergerak 1 mili pun sejak kecil. Ia mungkin akan mati tanpa pernah bekerja dan menikah. Itu adalah takdirnya.
Nobuko terkejut mendengar perasaan Utako itu. Sedangkan ibu terdiam dibalik pintu mendengar hal itu.
***
Utako memang kasihan sejak kecil sakit-sakitan. Dalam sebulan mungkin dia lebih banyak sakit daripada sehatnya. Sakitnya juga aneh sih, demam gitu tapi nggak ada sakit yang lain. Wajar dia iri kenapa hanya dirinya yang seperti ini. Tapi lebih mending lah ya, daripada Kenshu yang selalu bikin masalah.
0 komentar:
Posting Komentar