November 1974, tahun ketiga Nobuko di Tokyo. Sebuah majalah menginterview Fusako-san dan kepala koki, Tarashima dari Toyo Shinbun lah yang merekomendasikan alla fontana untuk diinterview. Dalam interviewnya, Fusako mengatakan meski zaman berubah dengan cepat tapi mereka berusaha mempertahankan rasa alla fontana demi pelanggan mereka. Nobuko saat itu sedang menata meja dan diajak berfoto bersama. Nobuko adalah stau-satu ya chef wanita di sana dan sepertinya alla fontana memang jarang merekrut chef wanita, jadi itu adalah pemandangan yang tidak biasa bagi reporter. Nobuko diminta membuat slogan untuk berfoto tapi Nobuko nggak pandai dan malah bilang, cream dan butter. Tomohiro menegurnya, harusnya Nobuko bilang cheese.
Nobuko saat itu kaget dan foto diambil. Semuanya tersenyum kecuali Nobuko.
Tahun ketiga Nobuko menjadi chef di alla fontana. Ia 20 tahun tahun ini dan sekarang ia sudah diberikan hak penuh untuk membuat makanan pembuka. Tapi tentu saja rasanya tetap akan dicicipi oleh kelapa koki dulu sebelum disajikan. Hari itu, Nobuko membuat sesuatu dan kelapa koki serta Tomohiro mencobanya. Tomohiro mengatakan rasanya enak sekali dan Nobuko senang mendengarnya. Ia memperlihatkan kalau ia menggunakan soyu dalam resepnya itu. Tapi kepala koki khawatir pada Nobuko, ia mengingatkan Nobuko untuk tidak menggunakan rasa khas Jepang lagi. Nobuko tidak mengerti.
Hari itu, Tarashima dan Kazuhiko makan di alla fontana dan mereka menyajikan makanan pembuka buatan Nobuko. Tarashima merasa aneh saat memakannya, karena itu bukan rasa alla fontana yang biasanya. Kepala koki kelihatan khawatir.
Setelah restoran tutup, Kepala koki memanggil Nobuko. Ia menyajikan 2 makanan pembuka, satunya buatan Nobuko dan satu lagi buatan kepala koki. Nobuko diminta mencoba keduanya. Nobuko mencobanya. Rasa makanan pembuka buatan kepala koki memang enak, tapi menurutnya rasa buatannya juga nggak buruk. Kepala koki mengatakan NObuko menambahkan soyu trelalu banyak. Tentu saja resep baru penting, tapi Nobuko tidak boleh melupakan basic. Pelanggan mereka menyukai rasa alla fontana dan datang ke sana karena ingin memakan makanan dengan rasa yang sama. Intinya adalah mereka sebagai chef harus mempertahankan rasa yang sama pada masakan mereka. Tapi Nobuko kelihatan tidak puas dengan itu.
Malamnya ia curhat pada Kazuhiko mengenai hal itu. Nobuko kesal sekali kenapa ia tidak boleh memberi perubahan sedikit pada resep, padahal rasanya jadi lebih enak. Kazuhiko mencoba menjelaskan pentingnya rasa yang sama dan tidka berubah, tapi Nobuko kelihatannya tidak terlalu mengerti akan hal itu.
Di Okinawa, Utako sudah bekerja selama 1 tahun di tempatnya bekerja. Ia kadang-kadang masih demam tapi ia sudah bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Suatu hari, ia diminta membuat teh oleh bosnya dan saat membuat teh sendirian di dapur, Utako mulai bersenandung. Nyanyiannya di dengar oleh salah seorang pegawai yang kemudian menyapa Utako, ia memuji suara Utako dan bertanya apakah Utako membayangkan orang yang ia sukai saat menyanyi?
Utako langsung panik dan berusaha kabur.
Sementara itu, Ryoko menelpon ibunya untuk curhat mengenai suaminya. Ia mengatakan kalau ia ingin bercerai. Sebelum menikah mereka berjanji akan membagi pekerjaan rumah bersama-sama, bahkan setelah mereka punya anak. Tapi kenyataannya tidak. Dibelakangnya Hiroo mengatakan kalau pekerjaan rumah adalah tugas wanita. Apalagi kalau ada pertemuan keluarga, pasti semua wanita di dapur. Ia selalu diingatkan mertuanya kalau ia adalah istri dari anak tertua keluarga Ishikawa dan bla bla bla. Ibu meminta Ryoko untuk bersabar dan membicarakan hal itu lagi dengan Hiroo. Tapi Ryoko keburu kesal dan mengatakan kalau ia tahu begini harusnya ia tidak menikah dengan Hiroo.
Ryiko tidak tahu kalau Hiroo ternyata sudah pulang dan mendengarkan semuanya. Hiroo tampak khawatir. Ryoko bahkan sudah cuek padanya.
Kenshu sepertinya akan membuat masalah lagi. Ia terlihat di Tokyo menjual sesuatu yang ia namakan black tea tofu. Sepertinya itu barang langka dan ada seseorang yang mengaku profesor universitas yang memastikan keasliannya. Pria itu adalah Ganaha, yang dulu pernah menipu Kenshu. Ternyata keduanya sedang bekerja sama untuk menjual barang palsu itu. Kenshu bodoh banged mau percaya pada Ganaha lagi. Dari sebanyak itu keuntungan, Ganaha hanya memberinya sendikit dan Kenshu udah senang. Karena hal itu juga dia bersyukur Ganaha bukan penipu. Kenshu beneran nggak sadar dia dimanfaatkan oleh Ganaha.
Suatu hari, Fusako memanggil Nobuko. Fusako menugaskan Nobuko untuk bekerja di luar lagi. Ia ingin Nobuko membangun kembali sebuah toko yang hampir bangkrut. Nobuko senang sekali dengan tugas itu karena artinya Fusako yakin ia bisa melakukannya. Dengan penuh semangat, Nobuko pergi mencari toko itu, yang ia pikir adalah sebuah restoran Italia. Nobuko shock saat melihat toko itu adalah sebuah kedai oden kecil.
***
Mungkin itu adalah cara Fusako mengajari Nobuko mengenai pentingnya menjaga rasa sebuah masakan. Nobuko adalah anak baru yang mungkin excited mencoba resep baru. Tapi apda akhirnya Nobuko malah menguba rasa masakan yang sudah akrab dilidah pelanggan. Sebagai chef sebuah restoran, sangat penting menjaga rasa masakan tetap sama. Apalagi restoran yang sudah lama berdiri. Restoran yang sudah lama berdiri, selain untuk mendapatkan pelanggan baru, mereka tahu pentingnya menjaga pelanggan lama. Banyak yang ingin makan masakan khas alla fontana makanya pelanggan lama sering datang ke sana. Kalau rasanya berubah, bisa-bisa pelanggan kabur.
0 komentar:
Posting Komentar