Sinopsis Chimudondon Episode 39: Miracle on Sunrise
Kazuhiko-kun mendapat tanggung jawab pertamanya untuk melakukan interview sesuai dengan apa yang ingin ia sampaikan pada pembaca. Tapi hal itu tidak berjalan dengan lancar karena bos tidak menyukai hasil wawancaranya. Kazuhiko tidak bisa mendapatkan jawaban dari apa yang penting dalam wawancaranya. Kazuhiko mewawancarai seorang chef Italia yang saat ditanya makanan apa yang ingin terakhir kali ia makan di dunia ini dan jawabannya adalah pizza. Hanya saja karena waktu habis dan chef itu juga enggan menjawab, Kazuhiko tidak bisa menemukan alasan kenapa chef itu memilih pizza dan dengan siapa dia akan memakan makanan terakhirnya itu. Bos menyuruh Kazuhiko kembali menghubungi chef itu untuk mendapatkan jawabannya, karena mendapatkan jawaban seperti itu adalah tugas mereka sebagai reporter.
Sementara itu di Okinawa, seminggu berlalu sejak Utako mengikuti audisi dan belum ada kabar. Utako juga kembali demam. Malam itu, Ibu dan Ryoko sedang menjahit popok bayi dan Ryoko curhat pada ibunya, ia tidak yakin ia bisa menjadi ibu yang baik bagi anaknya yang akan lahir. Tapi ibu mengatakan kalau anak-lah yang akan menjadikan mereka ibu, jadi Ryoko tidak perlu khawatir. Saat itu tukang pos datang membawa kartu pos dan Utako yang sakit langsung berlari ke luar menemui tukang pos. Ibu dan Ryoko bingung. Utako membaca dengan baik kartu pos itu dan ia senang sekali itu adalah dari tempat audisi yang mengatakan kalau ia lulus. Utako senang sambil berteriak pada ibu dan Ryoko kalau ia lulus.Keduanya tentu saja bingung dan Utako baru ingat ia belum mengatakan mengenai audisinya pada ibu dan kakaknya Ryoko.
Kantor sibuk sekali karena hal itu,
terutama yang bertanggung jawab, yaitu Kazuhiko dan Ai. Nobuko juga ikut
membantu, tapi mereka nggak bisa menghubungi chef itu lagi. Akhirnya bos nggak punya pilihan selain meminta bantuan lagi. Ternyata chef itu setuju wawancara dengan Toyo Shinbun adalah berkat bantuan dari Fusako-san, pemilik alla fontana yang berteman dengannya. Karena itu bos meminta bantuan Fusako lagi. Akhirnya chef itu mau memberikan waktunya 30 menit besok, dengan satu syarat, yaitu mereka harus mencari sebuah surat lama dari seorang wanita yang dipublikasikan di Toyo Shinbun tahun 1960an. Tidak ada petunjuk nama editor ataupun penulis, satu petunjuknya hanya tulisan itu berhubungan dengan pizza.
Kazuhiko khawatir karena itu adalah koran lama, apakah mereka bisa mencarinya. Ai juga khawatir karena waktunya besok. Tapi Nobuko mengatakan mereka tidak punya pilihan selain mencarinya.
Dan begitulah mereka sibuk mencari koran lama di arsip Toyo Shinbun. Nobuko asik membaca artikel satu demi satu dan menghubungkan dengan kehidupannya. Saat ia membaca sebuah artikel dengan judul ibu yang mengkhawatirkan anaknya yang sakit, Nobuko ingat kalau adiknya juga sering sakit. Ia kemudian baru menyadari itu adalah hari Utako akan ikut audisi kedua.
Utako akhirnya menceritakan pada ibu dan Ryoko mengenai audisi yang ia ikuti. Ia lolos tahap pertama dan akan mengikuti audisi tahap kedua keesokan harinya. Besoknya, Utako bersiap akan pergi tapi ibu khawatir karena Utako masih demam. Badan Utako masih panas. Ryoko akhirnya meminta ibu menemani Utako, tapi ibu juga mengkhawatirkan Ryoko yang hamil tua. Ryoko mengatakan pada ibu kalau dia akan baik-baik saja.
Ibu akhirnya menemani Utako ke kota untuk audisi. Saat giliran Utako, dia awalnya menyanyi dengan baik. Tapi abdan Utako panas, demamnya cukup tinggi hingga akhirnya ia tidak bisa menyanyi dengan baik dan jatuh pingsan, membuat semua yang ada di sana panik.
Saat Utako bangun, dia sudah ada di rumah dan kaget kenapa dia ada di sana, ia bangkit dan ingin kembali ke tempat audisi tapi ibu menahannya. Sepertinya Utako di diskualifikasi dari audisi dan itu membuat Utako kesal + sedih, ia menangis. Ia kesal padadirinya sendiri, kenapa disaat yang penting ia selalu sakit seperti ini. Kakaknya Ryoko menjadi seorang guru, kakaknya Nobuko menjadi juru masak, kenapa hanya dirinya yang tidak bisa melakukan apapun.
Ibu mengatakan pada Utako kalau Utako mengikuti audisi dan menyanyi dengan baik di depan orang banyak yang asing baginya, bagi ibu itu sudah sangat hebat. Ibu memeluk Utako mengatakan Utako tak perlu buru-buru, cukup menjadi Utako dan berjalan pelan-pelan saja. Utako menangis meminta maaf pada ibunya.
Saat itu, Ryoko diam-diam melihat keduanya. Kemudian tiba-tiba perutnya mulai sakit.
Kazuhiko, Ai dan Nobuko lembur mencari artikel itu. Kazuhiko mengkhawatirkan keduanya dan meminta mereka untuk pulang, karena mungkin mereka akan begadang sampai pagi mencari artikel itu. Tapi Nobuko meminta Kazuhiko tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Chef itu pasti sangat ingin membaca artikel itu dan Chef itu yakin Kazuhiko bisa mencarinya, makanya mereka harus mencarinya. Kazuhiko merasa nggak enak pada keduanya tapi ia tak bisa mengatakan apapun lagi.
Ketiganya berkonsentrasi membaca artikel demi artikel arsip 1960an Toyo Shinbun.
Di saat yang sama, Ryoko akan melahirkan. Ibu pergi mencari bidan dan meminta Utako menjaga Ryoko. Ryoko yang kesakitan menggenggam tangan adiknya, mengatakan kalau ia sangat takut. Ia meminta Utako untuk menyanyi agar ketakutannya hilang. Utako kemudian mulai menyanyikan lagu Furusato dan Ryoko terlihat membayangkan suara ombak yang menenangkan hati.
Tak lama kemudian ibu datang bersama salah satu bibi di kampung itu. Ia membantu Ryoko melahirkan. Ryoko berusaha sekuat tenaganya dengan didukung oleh ibu dan Utako.
Saat matahari pagi terbit, suara tangis bayi menggema di Yanbaru. Ryoko melahirkan seorang bayi perempuan. Ia berterima kasih pada Utako, berkat nyanyian Utako ia melakukan yang terbaik untuk melahirkan bayinya. Ia meminta Utako menggendong bayinya dan Utako bahagia sekali menyapa keponakan pertamanya itu.
Dan di saat yang sama di Tokyo, Nobuko berhasil menemukan artikel mengenai pizza margarita itu. Semuanya sangat senang dan lega mereka berhasil menemukannya sebelum jadwal wawancara.
***
Aku pikir Ryoko akan melahirkan bayi laki-laki, ternyata bayi perempuan. Nambah lagi deh anggota keluarga perempuan di keluarga Higa. Sayang sekali Hiroo nggak ada di sana melihat kelahiran puteri pertamanya.
Asadora Chimudondon ini agak beda dari asadora biasanya. Biasanya saat heroine meninggalkan kampung halamannya, fokus cerita adalah pada heroine dan cast kampung halaman akan jarang muncul, bahkan nggak muncul sama sekali. Tapi di Chimudondon, tiap episode tokoh di kampung halaman muncul gitu. Bagus sih, jadi nggak terasa mereka yang dikampung dilupakan. Hanya saya, itu membuat kisah heroine di kota kurang fokus, jadinya alurnya terasa sangat lambat. Apakah itu yang membuat belakangan ini aku agak bosan nonton ya? 😁😂
0 komentar:
Posting Komentar