Malam itu Nobuko reuni dengan teman masa kecilnya Satoru yang datang ke Tokyo untuk mulai bekerja di sana. Semua menyambut Satoru dan malam itu mereka berpesta di Amayu. Satoru menanyakan bagaimana pekerjaan Nobuko dan Nobuko dengan wajah tidak bersemangat mengatakan kalau bekerja itu sulit, ia bekerja dari pagi sampai malam, kalau ia menggunakan bahasa Okinawa dia akan ditertawakan. Satoru nggak heran sih, karena pertama kali bekerja memang sulit. Pemilik Amayu, Junji juga mengatakan bagaimana pengalaman saat ia pertama kali bekerja di Tokyo, juga dari pelanggan Amayu, mereka berbagi betapa kerasnya saat pertama kali mereka bekerja. Satoru mengatakan sebelum ke Tokyo ia bekerja di sebuah pabrik di Osaka selama seminggu dan menceritakan kesulitannya di sana. Tapi meski sulit, bagaimana pun ia tetap ingin bekerja di Tokyo, makanya ia memutuskan untuk tidak kalah dan tetap melakukan yang terbaik. Semuanya setuju. Nobuko terdiam karena setiap orang ternyata punya pengalaman sulit dalam bekerja untuk pertama kalinya sebelum mereka terbiasa.
Nobuko mengantarkan botol sake ke dipintu belakang Amayu dan saat itu Saburo-san juga keluar. Nobuko curhat mengatakan sebenarnya dia tidak ingin pergi bekerja besok, tapi ia sudah memutuskan ia akan tetap pergi dan melakukan yang terbaik. Saburo mengatakan kalau ayah Nobuko juga dulu begitu, pernah ingin menyerah tapi akhirnya menemukan semangatnya lagi. Nobuko bertanya benarkah begitu?
Nobuko ingin mengkonfirmasi pada ayahnya tapi ia tidak bisa, ia merindukan ayahnya malam itu.
Lalu istri Saburo datang untuk menemui Nobuko, ia membawa sekantong shikuwasa dan Nobuko senang sekali menerimanya. Ia bertanya dimana bibi mendapatkan shikuwasa dan ternyata bibi menanam di halaman rumah mereka. Nobuko senang sekali karena shikuwasa adalah penyemangatnya. Lalu Saburo memutuskan pulang bersama istrinya dan Nobuko berterima kasih.
Keesokan paginya di alla fontana, pegawai sedang ganti baju di ruang ganti saat mereka mulai bertaruh apakah Nobuko akan datang atau tidak hari ini. Nobuko kemudian muncul dari dapur dengan wajah ceria mengatakan kalau dia sudah membersihkan dapur. Ia kemudian memberikan shikuwasa pada mereka untuk dicoba. Nobuko tampak semangat hari itu, membuat yang lain bingung.
Nobuko melakukan pekerjaan kecil seperti biasa, seperti mencuci piring, mengiris bahan dan lain-lain. Kali ini dia tidak lupa membawa buku kecil untuk mencatat apa yang penting dan Nobuko juga sudah mulai ingat pekerjaannya dan istilah-istilah di dapur. Nobuko juga tidak lupa untuk belajar dari kepala chef, misalnya hari itu dia bertanya kapan tepatnya mereka memasukkan sayuran dalam sebuah masakan dan kepala chef mengajari Nobuko. Nobuko mencatatnya. Hari itu Nobuko berbeda dari biasanya, dia melakukan pekerjaan dengan baik. Fusako-san mengintip Nobuko dan kepala chef mengatakan sepertinya Nobuko tidak akan berhenti dengan mudah dari restoran itu.
Di Sunset Burger, Ryoko dan Hiroo bertemu lagi. Ryoko ingin mencoba sekali lagi mengkonfirmasi perasaan Hiroo mengenai pernikahannya. Ia mengatakan kalau ia berfikir untuk bertunangan dengan pria yang melamarnya dan Hiroo mengucapkan selamat, jika itu keputusan Ryoko maka ia akan mendukung. Ryoko sedih sekali, tapi ia belum menyerah, ia mengatakan jika ia sudah bertunangan maka ia dan Hiroo tidak akan bisa lagi bertemu seperti ini. Hiroo mengatakan ia tahu akan hal itu.
Ryoko sedih sekali mengatakan kalau ini mungkin akan menjadi terakhir kalinya mereka berdua bertemu seperti ini. Padahal masih banyak yang ingin ia bicarakan dengan Hiroo, mengenai masa depan anak-anak Okinawa dan juga masa depan mereka.
Hiroo tetap tidak bereaksi seperti yang diharapkan oleh Ryoko dan mengatakan kalau ia menghormati keputusan Ryoko dan mengucapkan selamat atas awal yang baru dalam hidup Ryoko. Hiroo bahkan mengajak Ryoko untuk merayakan dengan tos gelas minum mereka. Ryoko kesal sekali dan pergi meninggalkan Hiroo begitu saja. Dalam perjalanan pulang, Ryoko menangis di bus, ia tak bisa menghentikan air matanya. Sementara itu, setelah kepergian Ryoko, Hiroo mabuk di sunset burger sampai restorannya tutup.
(Hiroo ini nyebelin banged! Kenapa nggak ngomong aja kalau dia nggak mau Ryoko menikah?! Seberat itu kah?).
Jam makan siang untuk pegawai alla fontana. Makan siang mereka biasanya dibuat bergantian oleh senior Nobuko. Hari itu, senior yang membuat makan siang mendapat pujian dan promosi dari Fusako-san kalau seniornya itu akan bertanggungjawab memotong daging untuk menu. Nobuko tentu saja terkejut. Selama ini ia pikir tidak ada arti khusus dari makan siang mereka, ia menanyakan pada Tomohiro dan saat itu ia baru tahu kalau makan siang adalah sebuah tes penting bagi para koki, karena itu koki senior bergantian membuatnya. Mendengar itu, Nobuko bersemangat karena ia juga ingin mendapat promosi untuk bertanggungjawab terhadap masakan. Nobuko langsung menemui Fusako yang ada di sana dan meminta Fusako mengizinkannya untuk membuat makan siang pegawai. Tapi Fusako menolak karena Nobuko masih baru. Nobuko bertanya lalu kapan ia bisa membuatnya?
Fusako mengatakan kapan ia mau, ia akan mengatakan pada Nobuko.
Nobuko kesal sekali mendengar hal itu dan ia melampiaskan kekesalannya dengan menjelek-jelekkan cara Fusako memperlakukannya pada pelanggan Amayu. Sepertinya pelanggan disana juga mengenal Fusako dan alla fontana, mereka juga nggak heran kalau Fusako agak sombong, mengatakan kalau Fusako adalah wanita jahat, generasi kedua Okinawa yang sudah melupakan semangat membantu satu sama lain. Saburo juga ada di sana mendengarkan mereka dan ia sedikit gimana gitu saat mereka bicara buruk tentang Fusako. Saburo tidak membantah ia mengenal Fusako, karena dulu Fusako adalah bagian dari perkumpulan mereka.
Suatu pagi di rumah keluarga Okinawa, selesai sarapan, ibu ingin bicara pada Ryoko mengenai lamaran Kingo. Ayah Sanae sudah meminta Ryoko untuk segera memberikan jawabannya dan ibu meyakinkan Ryoko kalau mau menolak juga tidak apa-apa. Ryoko terdiam. Saat itu, tiba-tiba Kenshu muncul di halaman dan membuat semuanya kaget. Ibu senang sekali melihat anak laki-laki-nya dan langsung menyuruhnya segera masuk untuk sarapan. Ibu benar-benar sudah lupa dengan masalah yang Kenshu buat di Tokyo.
Salah seorang chef bertugas membuat Peperoncino dan Fusako mencobanya, ia tidak puas dengan rasanya yang nggak seimbang dan meminta dibuat ulang. Nobuko yang melihatnya menjadi kesal. Nobuko mengatakan ia sudah memakannya dan rasanya enak, ia pikir nggak masalah jika disajikan. Fusako menatap Nobuko tajam, memangnya apa yang kamu tahu? Jika dalam 10 tahun kamu tidak pernah membuat kesalahan dalam makanan, baru kamu boleh bilang begitu.
Nobuko menantang mengatakan pemilik juga sok hebat padahal tidak pernah memasak.
Fusako shock, maksudmu aku?
Nobuko mengatakan semuanya juga berfikir begitu. Fusako menatap para pekerja dan mereka geleng-geleng. Fusako percaya diri mengatakan kalau ia memasak lebih baik daripada Nobuko.
Nobuko mengajak Fusako untuk bertanding membuat peperoncino, siapa yang lebih enak, jika dia menang, dia ingin Fusako mengizinkannya membuat menu makan siang.
Fusako setuju, tapi jika Nobuko kalah maka ia akan memecat Nobuko. Nobuko shock mendengarnya.
***
Aku justru kaget kenapa Nobuko se-shock itu dengan tawaran Fusako. Sejak awal Nobuko tahu Fusako nggak menyukainya dan ingin memecatnya, bertanding seperti ini tentu adalah hal bagus bagi Fusako yang ingin memecat Nobuko. Dan Nobuko ngajak orang bertanding pengen reward tapi nggak mikir apa yang diinginkan lawannya? LOL.
Nobuko berani juga di tempat kerja pada bosnya sendiri lagi dan sebenarnya itu terkesan nggak sopan, aku kurang suka dengan sikapnya itu, apalagi saat dia bilang kalau Fusako sombong banged padahal nggak pernah memasak. Nobuko belum sebulan tapi ngomongnya udah begitu. Bagus dia masih belum dipecat, kalau ditempat lain mungkin udah lama dipecat 😂
0 komentar:
Posting Komentar