Hari pertama Nobuko bekerja di alla fontana. Ia diberikan tugas oleh pemilik restoran, Fusako-san, untuk bekerja selama 10 hari non-stop. Pekerja yang lain merasa kalau itu adalah cara agar Nobuko mengundurkan diri dari restoran itu, karena 10 hari non-stop tanpa libur adalah hal yang berat. Tapi Nobuko bersemangat melakukannya. Hari pertama, Nobuko sibuk membantu chef lain seperti menyiapkan meja, mencuci bahan makanan, mencuci peralatan, memotong sayur dan lain-lain. Kepala chef bertanggungjawab membuat hidangan utama dengan bahan daging, juga mencicipi rasa masakan. Chef lain ada yang bertugas menyiapkan ikan, ada yang bertanggungjawab terhadap sayuran, makanan pembuka dan lain-lain. Mereka biasanya berganti-gantian sebulan sekali. Di restoran itu juga nggak ada pelayan, jadi chef dapur juga akan ke meja tamu untuk mengantarkan makanan ke meja pelanggan. Nobuko juga untuk pertama kalinya membawa makanan ke meja pelanggan dan ia gemetaran.
Di hari pertamanya, Nobuko banyak mendapat teguran, terutama dari chef Yahagi Tomohiro yang sejak awal tidak menyukainya. Ia marah kalau Nobuko lambat membersihkan sayuran, lambat memotong sayur, menghalangi jalan saat semua sedang sibuk, pokoknya ia mencoba memarahi Nobuko terus. Nobuko juga sibuk dengan banyak perintah dari senpai-nya, dan di hari pertamanya ia memecahkan banyak piring juga.
Hari pertama ia bekerja, Nobuko pulang larut malam, bahkan Amayu sudah tutup. Ia masuk ke kamaranya yang gelap, masih dengan tas di punggungnya, ia tengkurap dan langsung tidur.
Hari kedua, alla fontana juga sangat sibuk. Para pekerja hanya bisa duduk saat jam makan siang, kalau restoran buka lagi, mereka nggak akan bisa duduk. Nobuko makan dengan lahap dan bahkan minta tambah. Tomohiro menegurnya yang anak baru tapi nggak tau malu. Sedangkan yang lain menegur Nobuko kalau makan banyak nanti saat kerja mereka mengantuk. Tapi Nobuko tidak mendengarkan. Dan benar saja, Nobuko mengantuk saat bekerja, pekerjaannya menjadi lambat dan ia ditegur lagi. Karena Nobuko anak baru, dia juga nggak bisa pulang cepat dan bertanggungjawab mengepel setelah restoran tutup. Jadi Nobuko bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 11 malam.
Hari keempat, Nobuko ketiduran. Alarm-nya berbunyi keras tapi ia tidak dengar. Anak dari kamar sebelah bahkan harus membangunkan Nobuko baru Nobuko bangun dan ia panik karena ia sangat terlambat. Hari itu di dapur, para chef berkomentar kalau Nobuko mungkin nggak akan datang lagi dan berhenti, mereka tertawa. Tapi Nobuko kemudian muncul, meminta maaf sambil membungkuk berkali-kali. Kepala chef meminta Nobuko segera mengganti baju dan bersiap-siap. Nobuko mengerti.
Hari berikutnya, Nobuko udah nggak semangat lagi bekerja, apalagi saat ia beres-beres, mengelap jendela, mencuci piring, Nobuko lelah sekali. Ia mungkin sudah berfikir untuk berhenti.
Hari ke-10, malam harinya saat restoran sudah tutup, Nobuko mengepel lantai dapur saat para senpai sudah pulang. Kepala chef datang dan mengatakan pada Nobuko, kalau Nobuko sudah bekerja keras selama 10 hari ini dan besok Nobuko bisa libur. Fusako-san muncul dan mengatakan kalau bersih-bersih adalah tugas pegawai baru dan menyuruh Nobuko juga membersihkan toilet. Nobuko mengerti. Kepala chef Futatsubashi kasihan melihat Nobuko.
Setelah Nobuko pergi, Kepala chef bertanya pada Fusako-san, kenapa Fusako-san kelihatan agak keras pada Nobuko, seolah-olah ia ingin Nobuko berhenti dari sana.
Fusako-san diam, ia menatap pisau milik Nobuko di meja dan Futatsubashi juga melihat pisau itu.
Fusako mengatakan kalau ia ada sesuatu dengan Nobuko.
Keesokan harinya, Nobuko libur, Sanae datang berkunjung. Mereka mengobrol mengenai bagaimana kuliah Sanae dan bagaimana pekerjaan Nobuko. Keduanya merasa aneh karena di Yanbaru mereka selalu dipanggil dengan nama kecil mereka, tapi di Tokyo mereka dipanggil dengan nama keluarga mereka, 'Maeda-san' dan 'Higa-san', jadi mereka merasa agak aneh. Nobuko menatap foto keluarganya dan mengatakan ia sangat merindukan keluarganya dan penasaran apa yang sedang mereka lakukan di Yanbaru.
Sementara itu di Yanbaru, Ryoko ada di toko serba ada, menggantikan ibunya menjaga toko. Kingo muncul di sana karena nggak sabar lagi dengan jawaban lamarannya pada Ryoko. Ryoko membuat alasan agar Kingo mau berfikir lagi, misalnya mengatakan dia nggak bisa memasak, nggak bisa mencuci baju, nggak bisa beres-beres dan lagi ia harus memberikan uang untuk ibunya tiap bulan. Kingo nggak masalah akan hal itu, Ryoko tidak perlu memasak dan lain-lain, dia yang akan melakukannya dan tentu saja dia memperbolehkan Ryoko tetap mengirim uang untuk ibu setiap bulan. Ia bertanya apakah Ryoko punya orang yang disukai makanya Ryoko ragu dan apakah orang itu berjanji akan menikahi Ryoko.
Ryoko sempat terdiam dan ingat pada Hiroo. Kingo benar-benar menyukai Ryoko dan hanya Ryoko satu-satunya, hari itu melamar Ryoko di depan para pelanggan toko, dengan memberikan cincin pada Ryoko. Ryoko jadi serba salah saat yang lain bertepuk tangan mendukung Kingo.
Nobuko membantu di Amayu kalau libur kerja, ia menelpon kakaknya Ryoko yang saat itu ada di kantor. Nobuko penasaran bagaimana pembicaraan mengenai pernikahan Ryoko dan Ryoko mengatakan dia baik-baik saja. Ia bertanya bagaimana dengan Nobuko, apakah Nobuko kesepian dan menangis setiap malam. Nobuko tentu saja membantah, ia mengatakan ia sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk menangis. Nobuko juga mengatakan orang-orang di rumah kos dan tempat kerjanya adalah orang-orang baik, jadi kakaknya tidak perlu khawatir. Justru ia mengkhawatirkan kakaknya.
Ryoko mengatakan kalau Nobuko tidak perlu mengkhawatirkannya, ia akan membuat keputusannya sendiri. Lalu Ryoko menutup telpon dengan alasan kalau biaya telpon mahal.
Nobuko kemudian melanjutkan pekerjaannya di Amayu dan Saburo-san datang ke sana. Saburo mengatakan ada orang dari Okinawa mencari Nobuko dan tiba-tiba Satoru muncul menyapa Nobuko dengan senyuman diwajahnya. Nobuko shock sekali melihat Satoru di sana. Satoru mengatakan kalau ia akan bekerja di Tokyo, di toko grosir makanan gitu. Nobuko tentu saja senang sekali melihat Satoru di sana. Akhirnya ia punya teman satu kampung halaman di Tokyo.
***
Satoru cepat banged nggak sih ke Tokyo-nya?
Karena Nobuko baru 10 hari bekerja di alla fontana, saat tes kerja 1 hari, saat ia kehilangan kakaknya 1 hari, jadi baru 12 hari kan ya? Atau 13 hari, belum satu bulan. Jadi kangennya belum terasa nggak sih? HAHAHAHAA. Misalnya sebulan atau lebih Nobuko di Tokyo, kemudian baru Satoru datang, reuninya lebih terasa.
Nobuko 10 hari non-stop bekerja di alla fontana, 15 jam sehari? Apa nggak mau pingsan itu! Pantes kata kepala chef itu terlalu berat, tapi sepertinya Fusako ingin mengetes tekad Nobuko untuk bekerja bukan membully-nya. Mungkinkah itu ada hubungan dengan ayah Nobuko. Masih misteri apa hubungan Saburo dan Fusako dengan ayah Nobuko. Apakah dulu ayah Nobuko pernah bekerja untuk Fusako? Tapi ayah Nobuko membuat soba, jadi sepertinya bukan bekerja di alla fontana.
0 komentar:
Posting Komentar