Sinopsis Chimudondon Episode 25: Nobuko's Departure
Nobuko dan Sanae akan berangkat ke Tokyo setelah kelulusan, tapi Sanae akan berangkat lebih dulu dari Nobuko. Hari itu, Masao, kapten klub lari menyapa Nobuko. Ia tahu Nobuko akan ke Tokyo. Nobuko senang sekali dan bangga mengatakan ia akan ke Tokyo sementara Masao akan ke Brazil setelah kelulusan nanti. Keduanya saling menyemangati satu sama lain. Saat Masao pergi menuju anggota klubnya dan meninggalkan Nobuko, Nobuko merasa kalau ia ingin bertanding lari lagi dengan Masao. Jadi Nobuko memanggil Masao dan mengajaknya bertanding. Nobuko lari duluan dan Masao nggak mau kalah, ia berlari berusaha mengejar Nobuko yang curi start duluan. Sanae dan anggota klub lari menyemangati keduanya. Nobuko memenangkan pertandingan dan Masao merasa nggak adil. Tapi Nobuko mengakui kalau ia nggak akan memang kalau nggak curi start duluan. Sepertinya Nobuko sudah menerima kenyataan kalau ia tidak semudah itu bisa menang dari laki-laki lagi. Lalu Nobuko ingat dia ada tugas piket dan segera berlari ke kelas. Masao menatap kepergian Nobuko dan mengatakan 'aku pernah suka padanya'. Sanae mendengar itu dan penasaran kenapa Masao menggunakan bahasa lampau, jadi sekarang nggak suka Nobuko lagi, gitu?
Masao mengatakan pada akhirnya ia tak ingin mengatakan itu pada Nobuko. Nobuko memilih jalannya sendiri dan ia juga memilih jalannya sendiri.
Utako di ruang musik bersama Shimoji-sensei. Itu adalah pelajaran terakhir Utako dan Shimoji-sensei karena setelah upcara kelulusan anak kelas 3, Shimoji sensei akan pindah sekolah. Permintaan terakhirnya adalah ia ingin Utako menyanyikan sesuatu untuknya. Ia memberikan sheet musik dan liriknya, Utako tahu lagu itu. Shimoji-sensei mengeluarkan sanshin dan mulai memainkannya. Utako terkejut Shimoji-sensei bisa bermain sanshin. Shimoji-sensei mengatakan di Okinawa, sanshin adalah alat musik yang hanya dimainkan pria, tapi sekarang berbeda, wanita juga boleh memainkannya. Tidak ada perbendaan antara pria dan wanita dalam memainkan alat musik. Utako menyukai pendapat Shimoji-sensei itu. Lalu ia mulai menyanyi.
Diiringi dengan lagu Utako, Nobuko dan Sanae lulus SMA. Setelah upacara kelulusan, keduanya menghabiskan waktu makan sata andagi. Ia menghabiskan hari-hari terakhirnya di Yanbaru dengan membantu ibunya di ladang, pergi ke toko serba ada dan mendapatkan hadiah kelulusan, menikmati hari terakhirnya makan tahu segar buatan Satoru. Lalu pergi piknik bersama keluarganya di pinggir pantai laut Okinawa.
Saat berkemas dan membawa banyak barang nggak penting, sampai baju yang adalah barang penting nggak muat di tasnya. Saat Ryoko ingin mengeluarkan barang yang nggak penting itu, Nobuko menolak. BTW barang yang nggak penting itu adalah makanan kaleng. Maksudnya, kan makanan kaleng banyak di Tokyo, ngapain bawa dari Okinawa sampe baju nggak muat.
Ibu memberikan pisau milik ayah Nobuko pada Nobuko. Itu adalah pisau yang Nobuko kecil pernah kagumi karena ada ukiran nama ayahnya di sana. Ibu ingin Nobuko menjaga pisau itu. Nobuko sangat tersentuh. Malam itu, keluarga Higa makan malam dengan soba Okinawa buatan Nobuko, mereka sangat menikmatinya. Dan malam ditutup dengan Utako yang bermain sanshin dan menyanyi bersama ibu dan kakak-kakaknya.
Pagi itu adalah 15 Mei 1972, TV sibuk memberitakan bahwa kepulauan Okinawa sudah kembali ke tangan Jepang. Hari itu juga adalah hari keberangkatan Nobuko ke Tokyo. Seluruh keluarga mengantar Nobuko ke tempat pemberhentian bus. Ibu teringat masa lalu dan semuanya juga ingat saat itu, saat dimana Nobuko akan ke Tokyo tapi memutuskan turun dari bus dan tinggal bersama keluarganya di Yanbaru. Nobuko meminta maaf pada ibunya kalau ia sudah merepotkan selama ini. Tapi tentu saja ibu nggak merasa repot dengan anak sendiri. Saat itu Utako kecil mengatakan kalau mereka pasti akan bahagia. Ryoko mengatakan, seperti yang Utako katakan saat itu, mereka benar-benar hidup bahagia sampai saat ini. Utako mengatakan dan mulai dari sekarang pun mereka akan semakin bahagia. Semuanya setuju.
Bus sudah kelihatan di ujung jalan. Nobuko tiba-tiba menjadi khawatir, apakah ia akan baik-baik saja di Tokyo, apakah ia bisa melakukannya?
Ibu tersenyum dan mengatakan, kapanpun Nobuko ingin kembali ke rumah, Nobuko bisa kembali. Ibu berterima kasih pada Nobuko untuk 18 tahun ini. Nobuko kemudian memeluk ibunya dan menangis. Ryoko dan Utako juga memeluk ibu dan Nobuko.
Bus kemudian tiba. Nobuko masuk ke dalam bus dan segera berlari ke jendela. Ia melambai pada semuanya dan mengucapkan selamat tinggal. Semuanya juga melampai pada Nobuko.
Bus semakin menjauh, Nobuko terus melambai dan melambai pada ibu, kakak dan adiknya.
Setelah itu, Nobuko duduk dengan perasaan campur aduk, ada rasa bahagia dan takut juga. Lalu tiba-tiba ia mendengar suara memanggil namanya. Nobuko terkejut dan melihat ke jendela. Satoru mengejar bus dengan sepeda sambil berteriak pada NObuko untuk menunggunya di Tokyo, karena ia pasti akan pergi ke Tokyo. Nobuko senang mendengarnya, ia akan menunggu Satoru dan melambai mengucapkan selamat tinggal pada Satoru.
***
Wew, aku nggak nyangka penutup episode 25 alias Okinawa-hen ini adalah Satoru, sungguh plot twist. Aku pikir bye bye Nobuko pada keluarganya akan menjadi penutup Okinawa-hen, karena kan ini kisah 4 kakak adik keluarga Higa, jadi pastinya keluarga. Tiba-tiba Satoru muncul donk dan mengagetkan sekali. Entah kenapa tiba-tiba aku nge-ship Nobuko dan Satoru lagi HAHAHAHAH.
Mulai minggu ke-6, Tokyo-hen dimulai. Kehidupan Nobuko di Tokyo dan bertemu dengan orang-orang baru akan dimulai. Artinya akan ada banyak cast baru!
Yang jelas Nobuko akan reuni lagi dengan Kazuhiko, pria paling berpotensi menjadi pasangan heroine. Lalu pria kedua yang katanya akan mendukung impian Nobuko, akan muncul juga minggu depan, chef muda di restoran Italia. Jadi, ada 3 pria yang berpotensi menjadi pasangan Nobuko, yaitu Satoru, Kazuhiko dan si chef yang aku lupa namanya.
Hahha,, tiba2 suka pulak tengok Nobuko dengan Satoru ni 😆 tapi tak sabar nak tengok minggu depan macam mana. Yay!
BalasHapus