Sinopsis Chimudondon Episode 23: My Best Sister
Februari 1972. Tiga bulan sebelum Okinawa kembali menjadi bagian dari pemerintahan Jepang. Kelulusan Nobuko semakin dekat. Sejak kepergiannya saat itu, Kenshu sama sekali tidak menghubungi keluarganya, menulis surat pun tidak. Keluarga Higa benar-benar tidak tahu kemana Kenshu pergi. Sanae curhat pada Nobuko kalau ia mengkhawatirkan ujian masuk universitasnya. Tapi ia sudah memutuskan, meski ia tidak lulus ia akan tetap pergi ke Tokyo meski ayahnya melarangnya. Ia meminta Nobuko kapan-kapan main ke Tokyo mengunjunginya. Saat itu tiba-tiba guru datang dengan tergesa-gesa mencari Sanae. Sanae bingung kenapa guru tergesa-gesa begitu. ternyata itu karena pengumuman kelulusan universitas Sanae sudah diumumkan dan Sanae lulus. Sanae senang sekali mendengarnya. Ia memeluk Nobuko dengan bahagia. Juniornya di klub kuliner juga memberi selamat. Nobuko tentu saja senang karena Sanae lulus, tapi ia juga sedih karena ia tidak bisa ke Tokyo.
Belakangan Nobuko juga kehilangan semangat dan selalu termenung, bahkan saat memasak. Malam itu, Nobuko memasak bubur dan saat makan malam semuanya saling pandang setelah mencoba bubur Nobuko. Nobuko baru sadar saat ia mencoba masakannya, ternyata nggak ada rasanya. Nobuko kemudian ke dapur mengambil garam. Ryoko mengingatkan Nobuko yang musim semi nanti akan bekerja dan menjadi bagian dari masyarakat, itu nggak akan sama dengan sekolah jadi Nobuko nggak boleh bersantai-santai. Nobuko tahu akan hal itu. Ia mendekati ibunya dan memohon agar ibunya membiarkannya pergi ke Tokyo saat liburan musim semi. Sanae akan berangkat ke Tokyo dan ia akan ikut saat itu. Ryoko yang mendengar itu langsung melarang Nobuko mengatakan uang dari mana Nobuko akan ke Tokyo. Nobuko mengatakan setelah kerja ia akan mengembalikan uangnya, lagian kalau udah kerja dia nggak akan bisa libur, jadi setidaknya sebelum kerja ia ingin menikmati hari liburnya. Ryoko membenarkan tentu saja setelah bekerja maka nggak akan mudah dapat libur, setiap hari harus kerja sepertinya dan ibu. Ibu sih merasa kalau Nobuko memang butuh liburan tapi Ryoko tetap melarang mengatakan kalau saat libur musim semi Nobuko harus bekerja paruh waktu. Nobuko berteriak dia tidak mau, sejak SMP ia selalu membuatkan makan malam untuk semuanya dan Ryoko membalas membantu pekerjaan rumah bukan cuma Nobuko saja, dia dan Utako juga. Nobuko kesal dan mengambil piring Ryoko mengatakan kalau gitu jangan makan masakanku. Lalu keduanya berebut piring dan ibu akhirnya berteriak meminta mereka berhenti. Nobuko kesal sekali dan mengatakan dia nggak mau lagi memasak untuk mereka.
Malam itu Nobuko nggak bisa tidur. Ia merenung karena keinginanya yang kuat untuk ke Tokyo tapi ia tidak bisa ke sana. Lalu ia mendengar suara dari luar dan mengintip. Ibu sampai tengah malam masih menjahit sesuatu, Nobuko terdiam. Pagi harinya saat Ryoko bangun, Nobuko sudah memasak di dapur. Nobuko meminta maaf karena kejadian semalam. Suasana awkward bagi keduanya, lalu Ryoko mengatakan ia akan ke ladang membantu ibu.
Hari itu Utako demam. Ibu mengompresnya sebelum berangkat kerja ke toko serba ada. Utako kemudian mengatakan pada ibunya, apa boleh ia berhenti sekolah dan bekerja?
Ibu terkejut dengan pertanyaan itu. Utako mengatakan dengan begitu Nobuko nggak perlu kerja di Okinawa, ia yang akan bekerja dan berhenti sekolah, ia yakin paman juga akan setuju. Ibu meminta Utako tidak perlu memikirkan hal itu.
Tapi Utako merasa kalau ia selalu tidak bisa melakukan apapun untuk keluarganya. Ibu mengatakan kalau Utako sudah banyak melakukan hal untuk keluarga, dengan adanya Utako mereka merasa terselamatkan. Jadi ibu meminta Utako jangan berfikir seperti itu. Utako mengerti.
Sanae merasa bersalah karena kemarin dia terlalu gembira tanpa memikirkan perasaan Nobuko. Nobuko mengatakan tentu saja Sanae bahagia, sudah sewajarnya ia juga mengucapkan selamat. Ia juga akan mengumpulkan uang yang banyak dan akan main ke Tokyo suatu hari nanti. Sanae mengatakan kalau ia ingin terus berteman dengan Nobuko dan meminta maaf sekali lagi. Lalu ia dipanggil guru karena ada hal-hal yang harus ia bawa ke Tokyo nanti. Sanae meninggalkan Nobuko yang perlahan kehilangan senyumannya. Nobuko tentu saja bahagia temannya bisa ke Tokyo tapi ia juga sedih karena ia tak bisa. Perasaan yang campur aduk sekali.
Sementara itu, Ryoko diam-diam melakukan sesuatu untuk Nobuko. Ia menandatangani surat perjanjian dan meminjam uang 300 dolar dari sekolah. Kepala sekolah bertanya apakah Ryoko yakin akan hal ini, segitunya kah Ryoko ingin adiknya pergi ke Tokyo?
Ryoko membenarkan dan kepala sekolah memuji Ryoko adalah kakak yang baik. Ryoko mengatakan kalau adiknya adalah yang terbaik, meski mereka lebih sering bertengkar.
Malam itu Nobuko sedang memasak dan Utako menata meja saat Ryoko pulang kerja. Ryoko langsung ke kamar dan Utako agak curiga, ia mengintip. Ryoko mengeluarkan uang dari amplop dan mulai latihan bagaimana memberikan uang itu pada Nobuko. Ia membagi uang menjadi dua, satunya ia berikan pda Nobuko dan satunya untuk angsuran hutang pada paman. Dia melakukan itu agar paman membiarkan Nobuko ke Tokyo, agar paman juga nggak khawatir kalau mereka pasti mengangsur membayar hutangnya. Ryoko latihan dengan awkward dan takut terjadi pertengkaran. Utako yang melihat hal itu menangis sambil tersenyum. Lalu Nobuko memanggil mereka untuk makan.
Nobuko memasak masakan khas Okinawa, chanpuru. Mereka bertiga makan duluan karena ibu belum pulang. Tapi saat akan makan, paman dan bibi muncul. Mereka mencari ibu dan Nobuko mengatakan mungkin bentar lagi akan pulang, ia mengajak mereka makan malam bersama tapi keduanya menolak karena sudah makan.
Ibu datang tak lama kemudian dan Ryoko berfikir ini saatnya mengatakan pada paman mengenai apa yang sudah ia latiha tadi. Tapi ibu menghalangi Ryoko dan mengatakan kalau ia memanggil paman dan bibi malam ini karena ingin membicarakan hal penting. Semuanya bingung. Ibu kemudian mengatakan pada paman untuk membiarkan Nobuko pergi ke Tokyo. Paman kesal karena mereka masih membicarakan hal itu. Ibu kemudian mengeluarkan amplop dan mengatakan kalau ia akan mengangsur membayar hutang mereka, untuk angsuran awal ia memberikan 300 dolar. Bibi bertanya itu uang dari mana dan ibu mengatakan ia meminta gajinya dibayar dimuka.
Ibu meyakinkan paman kalau ia pasti akan membayar hutangnya, ia akan menambah pekerjaannya dan sudah berdiskusi untuk bekerja di pasar. Nobuko merasa nggak enak dan mengatakan kalau ibu bekerja lebih dari ini, ibu bisa sakit. Tapi ibu mengatakan bukankah Nobuko ingin melakukannya, karena pada Nobuko akhirnya menemukan apa yang ingin ia lakukan.
Nobuko meminta ibunya berhenti dan melupakan semuanya karena ia sudah menyerah. Ibu mengatakan meski Nobuko menyerah, mereka tidak akan menyerah. Ibu memohon pada paman agar membiarkan Nobuko melakukan sesuatu yang ingin ia lakukan, sekali seumur hidupnya.
Ibu benar-benar memohon pada paman dan bibi, membuat Nobuko terkejut.
***
Segitunya keluarga Higa ingin Nobuko ke Tokyo. Tapi harusnya Nobuko juga sadar keuangan keluarga, tapi ya gimana. Ryoko sayang banged sama adiknya meski awalnya mereka bertengkar karena hal itu. Ibu juga segitunya pengen Nobuko melakukan sesuatu yang ingin ia lakukan, sampe menambah kerjaan. Ibu mau tidur kapan? ðŸ˜
Pagi ibu ke ladang, lalu kerja di toko serba ada sampe sore, malamnya menjahit gitu. Sedih banged.
Btw, saking miskinnya, keluarga Higa kayaknya kalau makan malam sama lauk aja atau nasi aja. Misalnya malam kemarin mereka makan nasi bubur tanpa lauk, malam ini cuma chanpuru aja (tumis sayur pake dadar telur kayaknya). Itupun porsinya nggak banyak. Sedih banged. Apakah hutang yang dulu belum juga lunas ya ðŸ˜
0 komentar:
Posting Komentar