Pagi-pagi sekali, rumah keluarga Higa heboh dengan Ryoko yang mencoba membangunkan adiknya Nobuko dan kakaknya Kenshu. Kenshu sulit sekali dibangunkan, Nobuko sampai masuk ke dalam kelambu dan menarik selimut kakaknya itu. Lalu Ayah, Ryoko, Nobuko dan Utako akan menatap matahari pagi sambil berdoa. Setelah selesai berdoa, Kenshu baru bangun dan bertanya kenapa mereka selalu berdoa setiap pagi pada matahari. Ayah menjawab itu untuk permohonan dan permintaan maaf. Permohonan agar keluarga mereka bisa hidup dengan bahagia. Lalu Nobuko bertanya, kalau permintaan maaf?
Ayah terdiam. Ibu kemudian muncul dan mengatakan mereka akan pergi ke ladang. Nobuko mengerti dan mengatakan kalau ia akan pergi beli tahu.
Tugas Nobuko setiap pagi adalah membeli tahu di toko tahu milik keluarga teman masa kecilnya, Satoru (14). Selain membeli, ia juga menikmati tahu gratis yang disediakan Satoru di sana. Nobuko sangat menyukai tahu khas Okinawa itu. Satoru adalah anak tertua di keluarganya, ia punya 2 orang adik yang setiap pagi mengeluh karena terus makan tahu. Mereka ingin sesekali makan yang lain selain tahu. Satoru menegur adik-adiknya itu. Lalu ibu Satoru muncul dan meminta Nobuko mengajak Satoru ke sekolah. Satoru sepertinya nggak mau ke sekolah karena ia ingin bekerja, ia ingin cepat-cepat mengingat resep keluarga mereka supaya ia bisa menghasilkan uang. Nobuko tidak bisa mengatakan apapun mengenai hal itu.
Saat tiba di sekolah, Nobuko menunggu anak pindahan dari Tokyo itu. Begitu melihatnya, Nobuko langsung menghentikan langkah anak itu yang cuek padanya. Nobuko yang menyukai makanan enak, menanyakan makanan seperti apa yang biasanya anak itu makan di Tokyo, pasti banyak makanan enak, seperti cemilan, okashi dan yang lain. Nobuko ingin mendengarkan cerita makanan enak dari Tokyo. Tapi anak itu hanya mendesah dan cuek meninggalkan Nobuko. Nobuko mengatakan kalau ia tidak akan menyerah.
Ayah dan ibu Nobuko bekerja di ladang tebu bersama dengan paman dan bibi Nobuko. Hari itu sepertinya mereka memanen tebu yang sudah siap panen. Saat istirahat, Ibu Nobuko melihat adik-adik Satoru dan menawarkan onigiri. Dua anak itu sangat senang. Paman Nobuko kelihatannya nggak terlalu suka dengan kebaikan ibu Nobuko yang selalu begitu, padahal untuk mereka saja makanan kurang.
Satoru datang tak lama kemudian dan menegur dua adiknya itu, tapi ayah Nobuko juga memberikan 1 onigiri untuk Satoru. Meski hidup miskin, ayah dan ibu Nobuko ini nggak pelit makanan.
Keluarga Satoru adalah keluarga Sunagawa yang katanya baru pindah ke Yanbaru tahun lalu, sepertinya ayah dan ibu Satoru berpisah dan ibu Satoru sekarang sakit-sakitan. Ibu Nobuko langsung mengkhawatirkan hal itu.
(Paman Nobuko ini adalah kakak kandung ayah Nobuko btw).
Sore itu, keluarga Higa akan makan sashimi, enak banged. Kenshu, Nobuko dan Ryoko rebutan ikan paling gede di meja makan. Saat itu, Ibu Nobuko kelihatan nggak semangat jadi ayah bertanya kenapa. Ibu mengatakan bagaimana kalau sashimi ini mereka berikan pada keluarga Sunagawa. Dan ayah sudah menduga ibu mengkhawatirkan apa yang ia dengar tadi siang. Awalnya anak-anak menolak karena mereka juga pengen makan makanan enak. Tapi ibu mengatakan kalau ibu Satoru sedang sakit, mereka nggak punya ayah dan benar-benar kesulitan sekarang. Jika ayah dan ibu sakit, Nobuko dan yang lain juga akan kesulitan seperti keluarga Satoru. Semuanya terdiam.Nobuko merenung sejenak dan memutuskan untuk pergi membawa makanan ke rumah keluarga Sunagawa sebelum makanannya dingin.
Dan begitulah seluruh keluarga Higa pergi ke rumah keluarga Sunagawa untuk membawa makan malam mereka malam itu. Keluarga Sunagawa sangat berterima kasih pada keluarga Higa. Adik-adik Satoru makan dengan lahap. Sebagai gantinya, ibu Sunagawa memberikan tahu keluarga mereka untuk keluarga Higa dan ibu mengatakan mereka selalu menikmati tahu keluarga Sunagawa.
Malam harinya, ayah dan Utako menyanyi sambil memainkan sanshin. Utako masih 8 tahun tapi dia sudah bisa bermain sanshin dengan baik. Ibu menjahit sambil mendengarkan mereka menyanyi sementara Nobuko dan Ryoko duduk mendengarkan juga. Saat itu, sensei dari Tokyo dan puteranya yang cuek itu datang berkunjung ke rumah keluarga Higa. Mereka adalah keluarga Aoyagi, Aoyagi Fumihiko yang datang ke Okinawa untuk penelitian, dia merupakan profesor di sebuah universitas di Tokyo. Anaknya yang nggak ramah bernama Aoyagi Kazuhiko. Aoyagi-san tertarik pada sanshin milik ayah Nobuko dan sanshin buatan tangan yang dipegang oleh Utako. Nobuko mengatakan demi Utako, ayah membuatkan sanshin dengan tangannya sendiri. Ia juga tertarik pada apa yang dijahit oleh ibu Nobuko, sepertinya pakaian tradisional gitu dan ia meminta izin untuk mengambil foto.
Sebelum itu, ia memberikan oleh-oleh dari Tokyo pada kakak beradik keluarga Higa dimana Nobuko menyambut dengan bahagia karena isinya adalah ohagi. Kakak beradik keluarga Higa makan dengan lahap, terutama Nobuko yang merasa anko Tokyo enak banged. Dia nggak memperdulikan Kazuhiko yang memutuskan pulang saat itu juga.
Saat anak-anak sudah tidur, Aoyagi-san masih mengobrol bersama ayah dan ibu Nobuko. Mereka membicarakan penelitian seperti apa yang dilakukan Aoyagi-san. Sepertinya penelitiannya mengenai gaya hidup dan budaya masa lalu, dan meneruskannya ke masa depan. Lalu dari pembicaraan mereka, sepertinya ayah Nobuko pernah tinggal di Tsurumi, Yokohama setelah perang karena ia punya keluarga di black market di sana. Aoyagi-san saat perang masuk ke angkatan darat di unit Okinawa dan ia dipindahkan sebelum tentara AS mendarat di Okinawa. Ia mungkin tidak akan ada disini sekarang kalau saat itu ia tidak dipindahkan. Sampai saat ini ia merasa menyesal karena bisa selamat dari perang itu. Aoyagi-san mengatakan kastil Shurijo sangat indah sebelum perang. Ibu Nobuko membenarkan, orang tuanya sering mengajaknya jalan-jalan ke sana. Aoyagi-san terkejut mendengarnya dan ibu Nobuko mengatakan kampung halamannya adalah Naha. Aoyagi-san meminta maaf karena sudah membuka luka lama tapi ibu mengatakan tidak apa-apa. Tapi aoyagi-san tetap merasa nggak enak dan akhirnya permisi pulang karena sudah larut malam.
BTW yang mereka bicarakan adalah Bom atom di Kyushu yang sepertinya menghabiskan seluruh rumah keluarga ibu Nobuko.
Tengah malam, Nobuko terbangun karena mendengar suara tangisan. Penasaran, ia keluar dari kelambu dan mengintip. Nobuko melihat ibunya menangis dan ayah mencoba menenangkan sang ibu. Saat itu, Nobuko merasa ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.
***
Ibu Nobuko adalah korban perang, serangan udara di Kyushu. Sepertinya keluarganya meninggal dunia semuanya karena penyerangan itu. Kira-kira bagaimana ayah dan ibu bertemu ya, dan bagaimana keduanya pindah ke Yanbaru.
Ibu Nobuko ini baik banged, meski sering diprotes oleh iparnya karena terlalu baik, tapi ia tak bisa menghilangkan kebaikannya itu. Aku suka bagaimana suaminya mendukung istrinya.
Kisah drama ini ternyata lebih mellow dari yang aku bayangkan untuk 2 episode pertama. Asadora Okinawa yang pernah aku tonton dulu adalah Churasan dan image-nya lebih ceria dari ini. Aku mengharapkan sesuatu yang Okinawa banged gitu kayak Churasan dulu.
0 komentar:
Posting Komentar