Liburan musim panas berakhir. Anak-anak dan orang tua kembali ke aktivitas mereka sehari-hari. Rui berjualan kaiten-yaki saat ibu-ibu langganan datang membeli kaiten-yaki dan juga memberikan beberapa bahan makanan pada Rui. Rui kaget. Ternyata itu karena para ibu mendengar dari anak-anak kalau Joe melatih baseball anak-anak mereka di taman pinggir sungai. Rui tidak yakin dengan hal itu. Tapi para ibu merasa aman karena ada orang dewasa yang mengawasi anak mereka bermain, jadi mereka berterima kasih pada Joe. Dan benar saja, Joe memang selalu menghabiskan waktu dengan anak-anak baseball di taman tapi ia hanya penonton bukan pelatih, karena Joe sama sekali tidak mengerti peraturan baseball. Tapi sepertinya anak-anak menikmati komentar Joe. Saat anak-anak main baseball, Joe mengeluarkan catatan kecil dari sakunya dan ia mulai menulis not lagu.
Suatu pagi, Hinata dengan ceria berangkat ke sekolah sambil menyapa para tetangga yang sibuk membuka toko. Saat lewat di depan kedai Kichiemon, Hinata mendengar berita di radio yang membuatnya menghentikan langkah dan masuk ke toko untuk mendengarkan radio lebih jelas. Kichiemon seperti biasa agak pelit dan segera mengambil radio agar Hinata jangan mendengarkannya. Berita di radio membuat Hinata sangat excited karena katanya sebuah movie village alias sebuah tempat syuting dirancang khusus untuk movie sejarah yang saat itu terkenal akan dibuka tak jauh dari tempat tinggal mereka. Hinata senang sekali dan selama jam pelajaran di sekolah ia tak bisa berhenti memikirkannya. Ia sampai ditegur oleh guru karena ia terus melamun. Anak laki-laki di kelas menertawakan Hinata yang selalu saja larut dalam pikiran menjadi seorang samurai. Melihat teman-teman tang mengejeknya, juga bayangan akan movie village, Hinata mulai berkhayal menjadi samurai dan bertarung melawan teman-temannya itu. Karena itu ia semakin ditertawakan di kelas. Hinata sepertinya sudah terbiasa dengan hal itu jadi ia tidak terlalu memikirkannya.
Di rumah, saat makan malam, Hinata asik mengayun pedangnya dan meminta ayahnya untuk membawanya ke sana nanti saat pembukaan movie village itu. Hinata benar-benar excited dan Rui memberi kode pada Joe untuk memperbolehkan Hinata ke sana, jadi Joe setuju membawa Hinata ke movie village saat pembukaan nanti. hinata senang sekali.
Dan hari pembukaan movie village tiba. Itu adalah bulan November 1975. Hinata dengan ranselnya siap pergi ke sana ditemani ayahnya yang berpakaian agak norak. Rui memastikan Hinata dan Joe tidak melupakan apapun dan mengantar kepergian keduanya. Setelah itu, Rui menggantung pengumuman di depan toko kalau mereka tutup sementara. Rui kemudian pergi sendirian ke suatu tempat.
Hinata dan Joe tiba di movie village, Hinata tak bisa mengedipkan matanya dan menutup mulutnya, ia benar-benar kagum dengan tempat itu. Bagi Hinata itu seperti surga karena settingnya zaman Edo. Hinata tidak bisa berhenti meneriakkan kekagumannya, berlari kesana kemari. Hinata sangat excited melihat setting favoritenya yang selama ini hanya bisa ia lihat di TV.
Sementara itu Rui kembali ke rumah saat ibu Kichiemon akan membeli kaiten-yaki dan ibu bernostalgia saat pertama Rui dan joe datang ke Kyoto membuka kedai kaiten-yaki, ia sangat khawatir apakah mereka akan baik-baik saja. Tapi sekarang ia lega karena keduanya sudah bisa berdiri dengan kaki sendiri.
Capek lari-lari di movie village, Hinata dan Joe istirahat di sebuah kedai. Sepertinya tempat itu bukan cuma untuk syuting, tapi juga untuk tempat wisata dan ada yang jualan juga. Hinata dan Joe memesan dango. Saat itu mereka berdua mendengar suara tak asing dari dalam kedai dan mereka mengintip, ternyata Kichiemon dan puteranya juga ada di sana. Kichiemon menyapa Joe yang ia tahu memang menyukai drama sejarah makanya datang ke sana saat hari pembukaan tapi Joe mengatakan kalau Hinata-lah yang lebih tergila-gila pada Momoken. Kichiemon mengerti dan bertanya apakah mereka akan pergi ke sana sambil menunjuk sebuah poster. Hinata dan Joe melihat poster itu, itu adalah poster tentang Momoken yang akan mengadakan sesi tanda tangan tahun depan. Hinata tentu saja excited itu artinya mereka bisa bertemu langsung dengan Momoken. Tapi Kichiemon mengatakan kalau sesi tanda tangan itu tidak gratis, Hinata dan Joe mungkin tak akan bisa membayarnya: Hinata dan Joe mengecek harganya ternyata sangat mahal.
Pulang ke rumah, Hinata langsung menceritakn betapa indahnya movie village itu dan meminta uang pada ibunya untuk mengikuti acara tanda tangan fans bersama Momoken tauun depan. Tapi Rui menolak. Ia mengatakan pada Hinata untuk menabung uang jajannya jika ingin ikut sesi tanda tangan Momoken itu. Tapi Hinata tetap merengek mengatakan kapan lagi bisa bertemu Momoken secara langsung, ini kesempatan yang tidak akan datang dua kali. Hinata terus merengek dan membuat Rui marah. Ia mengingatkan Rui sudah kelas 4 SD, Rui selalu melakukan sesuatu sesukanya, bahkan tak pernah membantu pekerjaan rumah. Jangan hanya mengatakan ingin ini dan itu, ia ingin Hinata lebih dewasa. Hinata menahan air matanya dan berlari keluar dari rumah. Joe bingung kenapa Rui tiba-tiba begitu.
Hinata duduk dipinggir sungai menangis. Joe dan Rui datang tak lama kemudian. Joe mengejek Hinata, bagaimana seorang samurai bisa menangis. Hinata menahan air matanya. Joe mengatakan kalau ibu ingin membicarakan sesuatu pada Hinata dan Rui duduk di samping Hinata. Rui meminta maaf pada Hinata atas perkataannya tadi, itu karena ia ingin Hinata menjadi lebih tegas, karena Hinata sebentar lagi akan menjadi seorang kakak. Hinata terkejut. Rui mengatakan kalau di dalam perut ibu sekarang ada bayi, adik Hinata. Hinata kagum sekali, ia menyentuh perut ibunya. Joe mengatakan mulai dari sekarang Hinata harus berbagi dengan adiknya. Ia bertanya apakah Hinata bisa melakukannya?
Hinata tentu saja menyanggupinya dengan bahagia. Ia akan berbagi semuanya dengan adiknya. Hinata senang sekali, ia berlari-lari bahagia dan melompat ke pelukan sang ayah. Joe juga senang anggota keluarga mereka akan bertambah. Mereka bertiga kemudian kembali ke rumah dengan bahagia.
***
Wow cepat banged. Baru kemarin Hinata lahir, sekarang adik Hinata udah mau lahir juga. Mungkin episode besok udah lahir 😂 Sungguh perkembangan yang sangat cepat. Nggak pernah nonton asadora dengan perkembangan cerita secepat Come Come Everybody.
Hinata benar-benar anak ceria dan asik diajak berteman. Tapi kalau yang sefrekuensi, kalau nggak ya nggak nyambung juga. Hinata benar-benar menyukai drama sejarah, matanya berbinar-binar saat datang ke movie village, seolah-olah jiwanya yang lain ada di sana. Hinata yang seperti ini mirip siapa sih? Kayaknya emak bapaknya kalem 😂
Kalau dari keluarga Kijima, kayaknya yang menggebu-gebu itu Isamu. Kalau dari keluarga Tachibana ya Santa.
0 komentar:
Posting Komentar