Sinopsis Come Come Everybody Episode 60: Starts a new life in a new place
Rui dan Joe memutuskan untuk meninggalkan Osaka dan memulai hidup baru di tempat yang baru. Hal ini juga karena rekomendasi dokter agar Joe pindah ke lingkungan baru. Tempat yang mereka pilih adalah Kyoto. Malam itu, Joe sedang berkemas di Cafe Night and Day dan master lega karena mereka memilih Kyoto, ia bisa tenang karena ada Berry di sana. Master juga tak lupa menyerahkan terompet yang Joe titipkan padanya, berharap Joe bisa meniupnya suatu hari nanti. Sementara itu Rui juga berkemas di kamarnya. Kazuko dan Heisuke pergi ke kamar Rui malam itu dan Heisuke mengatakan ia akan kesepian kalau Rui pergi. Kazuko menegur suaminya yang sudah berjanji tidak akan mengatakan hal seperti itu. Rui mengatakan ia bisa datang kapan saja karena ia hanya pindah ke Kyoto, dekat dengan Osaka. Kazuko membawa poster movie Momoyama yang pernah ditandatangani Joe sebelum Joe ke Tokyo waktu itu, ia meminya Rui menyimpannya dengan baik. Rui mengatakan kalau ia tidak akan menyerah, ia merasa kalau Joe akan memainkan terompet suatu hari nanti. Heisuke dan Kazuko meminta Rui untuk berbahagia.
Sebelum meninggalkan Osaka, Rui dan Joe mendaftarkan pernikahan mereka ke catatan sipil. Kijima Rui sekarang sudah berubah nama menjadi Ohtsuki Rui. Rui adalah keluarga pertama Joe setelah sekian lama dan ia kelihatan sangat bahagia. Joe dan Rui singgah di lapangan tempat anak-anak main baseball dan keduanya kelihatan sangat bahagia.
Keesokan harinya, Rui dan Joe berangkat ke Kyoto dengan sedikit barang bawaan mereka. Hal yang pertama mereka lakukan adalah singgah ke rumah Berry atau Ichiko. Saat itu Ichiko menyiapkan teh untuk keduanya. Ternyata keluarga Ichiko adalah keluarga traditional dan ibu Ichiko adalah guru minum teh tradisional Jepang, jadi Ichiko setelah lulus kuliah menjadi tea master di rumahnya. Joe juga baru tau nama Berry itu diambil karena nama Berry sebenarnya adalah Ichiko. Ichiko merasa Joe mengejeknya tapi sebenarnya Joe memuji Ichiko dalam memilih nama. Ichiko juga melarang mereka memanggilnya Berry karena nama itu hanyalah nama yang ia gunakan di Osaka saja. Ichiko bertanya apa yang akan keduanya lakukan mulai dari sekarang dan Rui menjelaskan pertama-tama mereka harus mencari rumah dan kemudian pekerjaan. Ichiko terkejut karena keduanya ke Osaka sama sekali tak ada persiapan. Mereka mengatakan mereka punya uang simpanan yang cukup untuk hidup 3 bulan. Ichiko mengkhawatirkan keduanya karena ia merasa itu nggak akan cukup sampai mereka dapat pekerjaan. Rui mengatakan semuanya akan baik-baik saja, saat ia pertama kali datang ke Osaka dulu ia juga nggak punya apa-apa dan nggak tahu siapa-siapa. Ichiko kagum+khawatir dengan keberanian Rui dan mengatakan Rui ternyata punya sifat bertaruh pada nasib.
Saat keduanya pulang dari rumah Ichiko, Rui melihat pengumuman di papan pengumuman, mencari pekerjaan di laundry. Saat itu Joe lebih tertarik pada rombongan anak kecil yang ramai dan ternyata ada acara di sebuah kuil di sana, semacam festival tapi siang hari. Banyak yang jualan. Rui dan Joe pergi ke sana dan Rui tertarik dengan seseorang yang menjual Kaiten-yaki. Anak-anak makan dengan senyuman diwajah mereka karena rasanya enak dan Rui tersenyum melihatnya. Tapi yang membuat Rui tertarik adalah karena kaiten-yaki itu isinya terbuat dari pasta kacang merah.
Btw Kaiten-yaki ini makanan yang cara buatnya seperti bikin martabak mini, tengahnya diisi pasta kacang merah, tapi nanti yang ada isiannya digabungkan lagi dengan satunya, jadi nanti intinya ada di tengah. Kalau martabak mini kan cuma topping aja.
Rui dan Joe duduk di bangku taman dan Rui larut dalam pikirannya. Joe bertanya apa yang Rui pikirkan. Rui bertanya pada Joe apakah Joe tertarik membuka toko kaiten-yaki? Jika mereka membukanya maka dengan alat yang murah mereka bisa membelinya. Joe bingung dengan ide tiba-tiba itu, apakah maksud Rui punya toko sendiri seperti Takemura Cleaning Shop?
Rui membenarkan. Joe ragu apakah Rui bisa melakukannya. Rui mengatakan kalau ia dan ibunya pernah melakukannya saat ia masih kecil, membuka toko cemilan kecil. Ia dan ibunya membuat dan menjual Ohagi di Osaka. Luka di dahinya ia dapatkan juga saat berjualan Ohagi.
Joe mengerti dan bertanya apakah yakin Rui bisa, karena membuka toko sangatlah sulit. Rui mengatakan kalau ia ingin mencobanya, siapa tahu dengan begitu ia bisa memahami alasan kenapa ibunya meninggalkannya. Joe mengerti, ia menaruh tangannya di bahu Rui dan mengatakan kalau mereka harus mencobanya. Rui tersenyum atas pengertian suaminya itu.
Singkat cerita, Rui dan Joe menemukan rumah yang cocok untuk membuka toko. Mereka juga menemukan alat yang murah untuk membuat kaitenyaki. Saat Rui beres-beres rumah, Joe ke pasar membeli kacang merah. Begitu Joe pulang, Rui langsung mencoba membuat pasta kacang merah. Ia membuatnya dengan hanya mengandalkan ingatan masa kecilnya saat ibunya membuat pasta kacang merah. Tentu saja cara membuatnya adalah warisan dari Tachibana Shop dengan mantra mereka, menatap kacang merah yang direbus, membayangkan wajah bahagia pelanggan yang akan memakannya, mengatakan ‘jadilah enak, jadilah enak, jadilah enak’ maka kacang merah akan menjadi pasta kacang merah enak. Saat waktunya tiba, segera angkat.
Joe hanya menatap aneh Rui yang mengatakan manteranya, tapi saat Rui mengangkat pancinya, Joe dengan sigap mematikan kompor.
Rui kemudian mulai membuat kaitenyaki dengan isian pasta kacang merah yang ia buat. Joe tentu saja membantunya.
Setelah beberapa matang, keduanya memakannya di bawah sinar bulan malam itu. Joe memuji rasanya dan Rui senang karena rasanya enak. Joe mengatakan jadi ini adalah rasa dari masakan ibu Rui. Rui terdiam dengan wajah sedih tapi kemudian ia tersenyum dan menemukan semangatnya untuk yakin pada bisnis mereka ini. Karena Joe ada di sampingnya maka semuanya akan baik-baik saja. Joe kemudian menatap kaitenyaki itu dan mengatakan kalau itu mirip bulan. Dan begitulah keduanya menemukan nama toko mereka ‘O Tsuki’ yang berarti bulan yang besar.
Keesokan harinya, Joe sibuk membuat sesuatu dengan crayon dan kertas, itu adalah selebaran untuk toko mereka yang akan buka. Desainnya agak aneh tapi Rui memuji kalau itu penuh nilai artistik dan Joe jadi lebih semangat lagi. Rui membantu Joe membuat selebaran dan saat menggambar dengan crayon itu, Rui kembali teringat masa lalunya. Saat ia menggambar di hadapan paman Isamu dan saat Ia menggambar Yasuko dan Robert. Sejak memasak pasta kacang merah, ingatan Rui akan ibunya semakin jelas, tentu saja bukan hanya kenangan manis tapi juga kenangan pahitnya.
***
Rui dan Joe akhirnya menikah dan memulai kehidupan mereka di tempat yang baru. Ini bagus sih untuk melangkah ke depan, dilingkungan baru, lupakan hal yang menyakitkan dulu, terutama bagi Joe. Joe pembawaannya tenang dan mengikuti alur Rui yang ternyata nggak kalem seperti awal drama ini. Tentu saja, Rui adalah puteri Yasuko dan Minoru, keduanya punya kepribadian yang tidak menyerah dan punya impian besar.
Entah kenapa aku berharap ending asadora ini adalah saat Rui sudah mengetahui alasan ibunya meninggalkannya dan menerima semuanya dan saat itu Joe akan meniup terompetnya di pinggir pantai bersama Rui, Hinata dan Momotaro, adik Hinata. Kalau Yasuko memang meninggal di Amerika, kan laut Jepang terhubung ke Amerika.
Tapi jangan lupa, sinopsis awal drama ini mengatakan kalau Hinata-lah nanti yang bisa memperbaiki hubungan Rui dan ibunya. Jadi ada kemungkinan Yasuko muncul lagi.
0 komentar:
Posting Komentar