Pemilik cafe Dippermouth Blues sedang menyiapkan anggota band yang akan melakukan penampilan di pesta natal tentara Amerika. Ia mengecek satu per satu pemain dan kemudian meminta mereka untuk bersiap-siap. Saat itu, pemilik kembali menangkap basah anak laki-laki yang sering mengintip ke cafe-nya. Anak laki-laki itu ternyata menyusup juga mengikuti mereka. Pemilik mengusir anak laki-laki itu tapi anak laki-laki itu tidak menyerah, ia kembali diam-diam bersembunyi dibalik alat musik besar agar ia masuk ke ruang pesta.
Sementara itu, Yasuko dan Robert ada di pintu masuk ke ruangan pesta. Robert meminta Yasuko masuk, tapi Yasuko hanya diam dan bergumam kalau semua yang ada di dalam adalah orang Amerika. Ia kemudian berbalik meninggalkan tempat itu, Robert meminta Yasuko jangan pergi. Yasuko tidak mengerti kenapa Robert membawanya ke sana. Apakah Robert ingin menunjukkan betapa kaya-nya negara mereka sehingga sudah jelas Jepang akan kalah dan hal itu juga membuat suaminya tidak akan kembali lagi. Robert membantah, bukan itu alasan ia membawa Yasuko ke sana. Yasuko bertanya lalu apa alasannya?!
Tiba-tiba terdengar suara nyanyian dari dalam ruangan itu. Yasuko terdiam. Mendengar suara indah yang menyanyikan lagu dalam lirik bahasa inggris, kakinya bergerak sendiri ke arah pintu masuk ruangan dan Yasuko dengan mata berkaca-kaca menatap tentara wanita Amerika yang bersuara indah menyanyikan lagu itu.
Robert mengatakan pada Yasuko kalau lagu itu berjudul Silent Night. Yasuko bergumam artinya adalah malam yang sunyi. Robert membenarkan, ia mengatakan kalau natal adalah untuk merayakan hari kelahiran Kristus dan juga adalah hari untuk memikirkan orang yang kita cintai.
Yasuko melihat beberapa orang disana menangis mendengarkan lagu tersebut. Robert menjelaskan kalau orang Amerika juga banyak kehilangan orang terkasih mereka karena perang. Istrinya juga sudah meninggal. Ia mengatakan kalau orang-orang ingin berdoa di malam yang suci ini agar mereka yang telah meninggal dapat tidur dengan nyenyak. Semua orang di sini berpikir begitu. Sama seperti Yasuko yang kehilangan orang terkasih.
Yasuko terdiam. Mendengarkan nyanyian merdu, diiringi Robert yang memberitahu artinya dalam bahasa Jepang, Yasuko menangis sambil mengingat Minoru, ibu dan neneknya, Santa kakaknya, ayahnya dan juga pemandangan yang ia lihat selama perang dan saat perang berakhir.
Setelah lagu Silent Night diakhiri dengan ucapan Merry Christmas dari penyanyi, tiba-tiba layar satunya terbuka dan kali ini penampilan musik yang ceria dari band yang anggotanya dipilihkan oleh pemilik cafe. Yasuko terkejut dengan perubahan suasana itu.
Di balik layar, meski anggota band dipilihkan oleh pemilik, pemilik tidak terlalu menyukai pesta Amerika ini, justru ia menyumpah di balik layar. Saat itu, pemilik melihat anak laki-laki itu lagi dan memarahinya sambil berbisik. Tapi anak itu tidak peduli, ia asik mengagumi peniup terompet. Anak itu bahkan menggunakan botol sebagai pengganti terompet. Anak itu sepertinya sangat menyukai musik jazz, matanya bersinar-sinar melihat penampilan itu.
Saat itu, pemilik teringat pada Yasuko yang menceritakan nama puterinya Rui, nama yang dipilihkan oleg Minoru dengan harapan anak mereka akan hidup di dunia yang bebas, berjalan di jalan hinata.
Sambil meneguk minuman alkoholnya, pemilik tersenyum dan mengangguk.
Sementara itu, Yasuko dan Robert sudah duduk berdua di salah satu meja di sana. Sambil mendengarkan musik jazz, Robert menceritakan tentang istrinya yang adalah teman masa SMA-nya. Ia bertepuk sebelah tangan, berapa kalipun ia mengajak istrinya kencan, pasti selalu ditolak. Tapi suatu hari, istrinya mengatakan jika ia bisa masuk ke universitas yang sama dengannya, maka istrinya akan berkencan dengannya. Ia sangat senang karena hal itu, ia belajar dengan sangat keras sehingga ia akhirnya lulus ke universitas yang sama dengan istrinya. Robert tersenyum sambil mengatakan, istrinya pernah bilang, bodoh, bodoh, ia tahu kalau Robert bodoh, tapi ternyata benar-benar bodoh. Istrinya kemudian mengajaknya menikah dan keduanya menikah tak lama kemudian. Mereka menikah meski mereka masih menjadi mahasiswa.
Yasuko tersenyum mendengar cerita Robert, ia mengatakan kalau istri Robert benar-benar wanita yang mengagumkan. Robert membenarkan. Robert mengatakan adik laki-laki istrinya meninggal dalam perang, istrinya sangat shock karena hal itu, benar-benar sangat sedih. Istrinya memang sejak awal punya jantung yang lemah dan memburuk sejak saat itu. Yasuko yang mendengarnya meminta maaf karena Robert harus menceritakan hal sedih seperti itu padanya. Robert mengatakan tidak apa-apa.
Robert melanjutkan ceritanya, ia mengambil jurusan Bahasa Jepang. Tidak ada alasan khusus ia mengambil jurusan itu, karena saat itu yang ia pikirkan adalah bagaimana bisa lulus masuk univeristas yang sama dengan istrinya. Tapi karena itu lah ia dikirim ke Jepang sekarang. Awalnya ia tidak menyukainya, bekerja untuk negara yang pernah menjadi musuh mereka terdengar tidak menyenangkan. Tapi setelah ia datang ke Jepang, perasaan itu langsung menghilang. Melihat bagaimana sulitnya kehidupan di sini, ia langsung menyadari apa yang harus ia lakukan. Demi masyarakat di sini, ia ingin melakukan sesuatu, meski itu hanya sedikit membantu mereka. Itu adalah apa yang ia rasakan dalam hatinya. Lalu kemudian ia menyadari kalau yang menuntunnya ke sini bukan atasannya, tapi istrinya yang sudah meninggal. Jika ia tidak bertemu dengan istrinya, ia tidak akan pernah belajar bahasa Jepang dan ia tidak akan datang ke negara ini. Yasuko mengangguk membenarkan.
Robert mengatakan kalau bukankah itu sama dengan Yasuko? Jika Yasuko tidak bertemu suaminya, maka Yasuko tidak akan bertemu dengan bahasa Inggris. Yasuko juga tidak akan belajar bahasa Inggris melalui radio setiap hari. Karena Yasuko bertemu dengan suaminya-lah maka Yasuko bisa menghadapi kehidupan sampai sekarang. Yasuko terdiam mendengarkan kata-kata Robert.
Saat itu tiba-tiba terjadi kehebohan di panggung. Pemilik cafe yang mabuk naik ke panggung dan menghentikan pertunjukan. Penonton heboh karena ada yang menganggu. Tapi pemilik ternyata bukan menghentikan acara, melainkan ia ingin menyumbangkan suara di acara itu. Yasuko saat itu kaget karena ia mengenal pemilik cafe. Pemilik cafe memberi aba-aba dan para pemain mulai memainkan musik. Yasuko terdiam dan terkejut, itu adalah lagu On The Sunny Side of The Street.
Pemilik cafe menyanyikan lagu itu sambil mabuk, tapi suaranya lumayan juga. Penonton heboh dan bertepuk tangan mengikuti musik. Yasuko terdiam dan matanya kembali berkaca-kaca mendengarkan lagu yang penuh kenangan dengan suaminya, lagu yang selama ini tidak boleh ia dinyanyikan karena dilarang negara.
Robert mengatakan pada Yasuko, kalau Yasuko pernah bilang suaminya berharap puteri mereka berjalan di jalan Hinata. Tapi ia yakin itu bukan hanya untuk puteri mereka, tapi juga untuk Yasuko. Suaminya juga berharap Yasuko berjalan di jalan hinata. Bukankah begitu?
Yasuko terdiam. Yasuko teringat malam saat Minoru menyapa keluarganya untuk pertama kalinya. Ia mengatakan pada Minoru kalau ia ingin bersama Minoru, berjalan di jalan hinata bersama-sama. Saat itu jawaban Minoru adalah, Yasuko-chan, Merry Christmas!
Yasuko menangis mengingat hal itu. Ia menatap pemilik cafe yang menyanyi dengan air mata pengalir dipipinya, ia juga menatap Robert yang tersenyum padanya. Yasuko kemudian tersenyum sambil menangis saat pemilik mengakhiri nyanyiannya dan diiringi tepuk tangan penonton.
***
Wah, adegan terakhir keren banged. On The Sunny Side of The Street benar-benar lagu kenangan Minoru dan Yasuko. Lagu itu sudah lama dilarang karena perang dan ini adalah pertama kalinya lagu tersebut kembali dinyanyikan dengan bahagia. Yasuko tentu saja merasa bahagia sekali. Perang benar-benar sudah berakhir dan dunia yang diimpikan oleh suaminya ada di depan mata.
Bagi Yasuko, Minoru adalah satu-satunya penyemangat hidupnya. Tentu saja puteri mereka Rui juga, tapi Minoru punya tempat yang spesial di hatinya dan tidak akan tergantikan. Kenangan keduanya tidak banyak tapi Yasuko benar-benar mencintai Minoru sedalam itu. Sayang sekali Minoru tidak akan muncul lagi.
Aku merasa kalau Yasuko dan Robert ini kok cocok ya, aku malah berharap keduanya punya hubungan spesial dimasa yang akan datang HAHAHAHAHA. Maafkan aku Minoru, tapi Yasuko masih muda. Yasuko kelahiran tahun 1925 dan akhir minggu ke-6, yaitu episode 30 ini, tahun 1951, jadi Yasuko masih 26 tahun. Tapi nggak mungkin sih, karena Yasuko cuma cinta sama Minoru saja. Tapi itu benar kalau Robert ini nantinya akan mempengaruhi Yasuko untuk lebih mencintai bahasa inggris dan meninggalkan Jepang juga.
terima kasih, kak.. 🙏🏻
BalasHapussama, kak.. aku kok juga ngerasa Yasuko cocok sama Robert, padahal Yasuko udah jelas-jelas hanya mencintai Minoru.