***
Malam itu Isamu diam-diam datang ke kamar Yasuko dan Rui. Ia menyerahkan amplop berisi yang pada Yasuko dan meminta Yasuko meninggalkan rumah mereka bersama Rui. Ia mengatakan jika Yasuko ingin hidup bersama Rui, maka ini adalah satu-satunya cara. Tapi disaat seperti ini Yasuko masih mengkhawatirkan ibu dan ayah mertuanya. Kalau Rui tidak ada bagaimana dengan keduanya. Isamu mengatakan ia yakin orang tuanya akan sedih, tapi ia akan melakukan sesuatu mengenai hal itu. Ia mengatakan pada Yasuko untuk berangkat ke suatu tempat dengan kereta pertama pagi ini. Yasuko masih ragu tapi Isamu meyakinkan Yasuko kalau ini yang terbaik untuk semuanya.
Subuh pagi itu, Isamu mengantarkan Yasuko dan Rui sampai ke depan pintu. Isamu meminta Yasuko untuk berhati-hati dan Yasuko berterima kasih pada Isamu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Isamu memanggil Yasuko dengan nama 'Anko' dan mengatakan padanya jika Yasuko mengalami kesulitan, Yasuko bisa kembali kapan saja. Jika saat itu tiba, ia akan berusaha untuk membantu Yasuko. Yasuko tersenyum mendengarnya dan berjalan meninggalkan rumah keluarga Kijima. Isamu hanya bisa menatapnya dengan perasaan khawatir dan sedih.
Yasuko naik ke kereta pertama dari stasiun Okayama. Tidak ada satu penumpangpun di sana. Ia menyanyikan lagu 'On The Sunny Side of the Street' sepanjang perjalanan sambil mengingat kenangan indahnya bersama Minoru. Ia juga teringat arti dari lirik lagu tersebut yang pernah Minoru tuliskan untuknya, 'Ambil mantelmu, buka topimu, taruh kekhawatiranmu di depan pintu dan berjalanlah ke arah matahari (hinata no michi). Bisakah kamu mendengar? Suara yang menyenangkan itu. Itu adalah langkah kaki kebahagiaanmu. Jika kamu berjalan di jalan Hinata, kamu hidup pasti akan bersinar.'.
Sinar matahari pagi menyinari jendela kereta api. Yasuko tersenyum melihatnya.
Yasuko tiba di stasiun Osaka pagi itu. Yasuko sama sekali tidak punya tujuan dan ia belum pernah meninggalkan Okayama seumur hidupnya, jadi satu-satunya tempat yang ada dalam pikirannya adalah Osaka, rumah kos tempat dimana Minoru pernah tinggal saat kuliah di sana. Ibu pemilik sama sekali belum berubah, saat melihat Yasuko ia berfikir Yasuko adalah istri Suzuki-kun dan mulai bicara panjang lebah mengenai Suzuki-kun dan Yasuko kesulitan menjelaskan kalau dia adalah istri Minoru. Ibu pemilik ini kalau udah bicara susah berhentinya, jadi Yasuko sulit memotong pembicaraan.
Akhirnya setelah Yasuko menjelaskan siapa dia dan tujuannya ke sana, ibu pemilik memperlihatkan sebuah gudang dan mengatakan Yasuko bisa tinggal di sana. Ia kasihan melihat Yasuko seorang diri dan puterinya yang masih kecil akan hidup berdua di Osaka. Ia mengingatkan Yasuko, di Osaka semuanya sedang kesulitan untuk kepentingan diri sendiri (fokus untuk hidup sendiri) jadi tidak akan ada yang membantu Yasuko. Yasuko mengerti akan hal itu.
Sementara itu di Okayama, Isamu meminta maaf pada kedua orang tuanya karena melakukan hal ini. Ia mengatakan inilah yang terbaik menurutnya. Ia memohon pada mereka untuk tidak mencari Yasuko. Meskipun kelihatan begitu, Yasuko adalah anak yang kuat. Demi Rui, ia yakin Yasuko akan melakukan apapun. Ibu tiba-tiba berdiri dan akan pergi, ayah bertanya dia mau kemana. Ibu mengatakan sudah jelas ia akan melapor ke polisi karena Yasuko menculik cucunya. Isamu meminta ibunya berhenti, ia bertanya apakah ibunya tidak sadar dengan sikap ibu yang seperti ini menyakiti seluruh keluarga. Ibu terdiam. Ayah juga terdiam, ia tidak membantahnya.
Yasuko memulai kehidupan barunya di Osaka. Ia berhasil membersihkan gudang itu sehingga terlihat seperti sebuah rumah tinggal. Ia memasak pagi-pagi untuk sarapan Rui dan saat Rui bangun, ia akan memeluknya. Lalu keduanya pergi ke black market untuk membeli bahan-bahan makanan. Yasuko berencana untuk menjual cemilan manis untuk menghasilkan uang, hanya saja bahan yang dibutuhkan masih sulit didapatkan. Jikapun ada, pasti cepat habis dipasaran dan harganya tidak terjangkau oleh Yasuko. Hari itu Yasuko memutuskan membeli kentang (tapi kok kayak ubi jalar gitu).
Pulang dari pasar, Yasuko langsung mengolah kentang yang ia beli. Ia merebusnya, kemudian menggilingnya dan kemudian merebusnya. Yasuko ingin membuat permen kentang.
Saat membuatnya, Yasuko selalu menggendong Rui di punggungnya, ia tak lupa memberi Rui makan. Bahkan saat malam ia mencuci kain, ia terus menggendong Rui. Saat Rui tidur, barulah Yasuko meletakkan Rui di futon. Yasuko lanjut membuat permen kentang lagi. Setelah adonan menjadi karamel, Yasuko mengguntingnya dan kemudian mencobanya. Menurut Yasuko rasanya lumayan. Dan begitulah besok paginya, ia dan Rui menjual permen kentang itu di black market.
Yasuko mencoba menjual permen kentangnya dan ada seseorang yang mencoba mencicipinya. Aku rasa rasa permennya lumayan makanya orang itu makan banyak, tapi orang itu malah menolak membayar. Yasuko sampai harus mengejar orang itu di tengah pasar dan pria itu menepiskan tangan Yasuko. Hal itu membuat permen jualan Yasuko jatuh di tanah. Yasuko yang shock memunguti permennya tapi orang lalu lalang dan tidak peduli mereka menginjak permennya. Pria tadi kasihan dan akhirnya melempar koin. Yasuko hanya bisa terdiam dengan apa yang baru saja terjadi padanya dan mulai memunguti permennya lagi.
Permen kentang tidak terjual dengan mudah meski rasanya lumayan enak. Yasuko tidak punya pilihan selain terus membuatnya. Malam itu ia menyuapi Rui makan malam sambil memasak permen kentang. Saat adonan di kompor, Yasuko meminta Rui menunggu sebentar selagi ia mengaduk adonan. Tapi Rui mulai menangis dan itu membuat Yasuko meninggikan suaranya. Rui terdiam. Yasuko merasa bersalah dan meminta maaf, ia memeluk Rui dengan penuh kasih sayang. Yasuko sebenarnya khawatir, ia mulai kehilangan rasa percaya diri bisa melindungi Rui dengan keadaan seperti ini. Tapi ia harus bertahan.
Hari itu Yasuko berjualan permen kentang seperti biasa di black market. Tiba-tiba ada dua orang preman pasar bertanya pada Yasuko siapa yang mengizinkan Yasuko berjualan disana dan mereka meminta Yasuko membayar kalau mau jualan disana. Mereka menarik tangan Yasuko, Yasuko ketakutan dan Rui menangis keras. Yasuko mencoba kabur dari dua preman itu ke pemukiman warga. Disana ia mendengar kehangatan sebuah keluarga yang akan makan kare. Lalu samar-samar ia mendengar musik yang diputar di radio. Yasuko mencari sumber suara dari rumah yang satunya. Yasuko teringat masa kecilnya bahwa ia menyukai lagu itu dan sering bernyanyi dengan kakek, ayah, ibu dan pekerja di toko mereka. Itu adalah lagu Shojoji No Tanuki Bayash tapi kali ini liriknya dalam bahasa inggris. Air mata Yasuko menetes saat mendengarkan lagu itu. Itu adalah hari dimana Yasuko pertama kalinya bertemu dengan siaran radio Come Come English.
***
Masa kehidupan Jepang setelah perang memang keras. Apalagi untuk single mother seperti Yasuko. Black market memang begitu, jangan heran, banyak premannya. Kalau mau jualan di black market ya harus keras.
Semua orang sibuk dengan kehidupan masing-masing, nggak ada istilah membantu yang lain, karena kehidupan masing-masing sudah sulit. Itu memang adalah nasehat ibu pemilik pada Yasuko, yang intinya Yasuko harus kuat bertahan. Uang yang diberikan Isamu tidak banyak, sebelum itu habis, Yasuko harus bisa menghasilkan uang dengan jerih payahnya sendiri. Demi puterinya Rui.
Aku berharap orang tua Minoru tidak akan mencari Yasuko tapi aku khawatir karena ibu Minoru seperti itu. Diam-diam dia mungkin sedang merencanakan sesuatu, untuk merebut Rui dari Yasuko.
Come Come English adalah siaran radio bahasa inggris NHK yang sangat populer setelah perang. Siaran ini akan menjadi pengobat hati Yasuko yang memang sedang kesulitan.
terima kasih, kak.. 🙏🏻
BalasHapusIsamu benar-benar baik, huhu.. 🥺
Yasuko tetap semangat ya, demi Rui juga. 🤗