Setelah serangan udara yang terjadi, beruntung rumah keluarga Kijima tidak terbakar dan hanya sedikit mengalami kerusakan. Ayah Yasuko yang kehilangan semangat hidup setelah ibu dan nenek meninggal dunia dalam serangan udara, hanya tertidur tanpa mengatakan apapun di salah satu kamar rumah keluarga Kijima. Saat Yasuko keluar dari kamar, ia bertemu ayah mertuanya yang menanyakan bagaimana keadaan ayah Yasuko. Yasuko mengatakan akhirnya ayahnya bisa tenang dan sekarang sedang istirahat tidur. Ayah mengerti dan meminta Yasuko juga beristirahat karena Yasuko juga kehilangan ibu dan neneknya. Yasuko berterima kasih, tapi ia menolak diam istirahat karena dengan bergerak hatinya menjadi lebih tenang. Tapi meski berkata begitu, Yasuko tetap sedih kehilangan dua orang yang ia sayangi, hanya saja ia tidak menangis lagi.
Waktu berlalu, 2 bulan kemudian, 15 Agustus 1945, perang berakhir dengan kekalahan Jepang. Keluarga Kijima mendengarkan pengumuman itu di radio di ruang makan sedangkan ayah Yasuko mendengarkan di kamarnya. Setelah pengumuman berakhir, ibu tidak mengerti maksudnya dan ayah menjelaskan kalau perang berakhir dan Jepang kalah. Ibu tidak peduli dengan hasil perang, yang ia pedulikan adalah kalau perang berakhir maka Minoru dan Isamu akan kembali pada mereka. Sementara Yasuko menunjukkan ekspresi yang agak aneh. Ayah Yasuko di kamarnya menangis lagi setelah pengumuman itu, ia teringat lagi bagaimana ia meminta ibu dan nenek ke penampungan, ia masih merasa bersalah karena hal itu.
Yasuko keluar bersama Rui yang ia gendong di punggungnya. Ia berjalan menuju kuil tempat ia biasa berdoa dan disana ia berlutut sambil berdoa agar Minoru kembali dengan selamat pada mereka. Ia berdoa sangat khusyuk di tengah terik matahari bulan agustus itu.
Ayah Yasuko tidak juga pulih, hatinya masih terluka. Ia terus terbaring di tempat tidur, menolak makan dan bicara. Pagi harinya, saat Yasuko menyuapi Rui, ibu mertuanya mengambil alih karena Yasuko masih harus merawat ayahnya, juga pergi ke pasar untuk berbelanja. Saat itu ayah mertuanya baru bangun dan menghidupkan radio, ada siaran cuaca dan ayah terkejut karena sudah lama mereka tidak mendengar siaran cuaca. Ia bertanya-tanya apakah mereka akan kembali ke kehidupan mereka semula seperti sebelum perang.
Yasuko pergi ke pasar (black market) untuk membeli bahan makanan dan disana ia melihat ada yang menjual kacang merah (anko). Yasuko langsung tersenyum dan tanpa ragu membelinya.
Di rumah, ia memperlihatkan anko itu pada ayahnya. Ia meminta ayah mengajarinya membuat pasta kacang merah. Yasuko berbicara dengan nada ceria mengatakan karena kacang merahnya beda jadi mungkin nggak akan sama dengan rasa khas keluarga Tachibana, tapi ia ingin makan pasta kacang merah buatan ayahnya. Ia mengajak ayahnya membuah ohagi bersama-sama dan mempersembahkan untuk ibu dan nenek. Tapi ayah sama sekali tidak menjawab, bahkan nggak bergerak. Yasuko hanya menunduk sedih.
Malam itu, Rui tidur bersama ayah dan ibu Minoru. Yasuko di dapur sendirian memasak pasta kacang merah sebagaimana yang ia ingat. Merebus kacang merah dan mengingat bagaimana kakek dan ayah mengajarkan para pekerja dulu, mendengarkan suara kacang merah, bergumam jadilan enak, jadilah enak, jadilah enak. Lalu saat waktunya tiba, langsung mengangkat pastanya. Yasuko excited mencoba pasta kacang merah pertama buatannya, sayang rasanya tidak seperti yang ia harapkan.
Pagi harinya saat ia membantu ayahnya berpakaian, Yasuko dengan ceria menceritakan bagaimana ia mencoba membuat pasta kacang merah, tapi gagal. Ia mengatakan ternyata sulit sekali, tapi setidaknya mereka mempunyai aroma yang sama. Ayah tetap tidak mengatakan apapun dan langsung tiduran lagi menarik selimutnya. Yasuko hanya terdiam menatap ayahnya, ia bingung mau bagaimana lagi agar ayahnya kembali seperti dulu.
Yasuko malam harinya membuat pasta kacang merah lagi dan rasanya tetap tidak enak. Ia menahan air mata sambil duduk, mengambil foto Minoru yang selalu ia bawa dan berdoa agar Minoru meminjamkan kekuatan padanya.
Keesokan harinya ada hujan badai. Yasuko yang akhirnya tetap membuat ohagi dari pasta kacang merah yang nggak enak itu, membawakan pada ayahnya. Ia berharap ayah mau mencicipinya. Ia menghidangkan pada ayah dan ayah menepisnya. Yasuko marah dan membentak ayahnya. Ayah menangis. Yasuko merasa bersalah dan meminta maaf karena sudah memaksa ayahnya. Ia kemudian pergi ke dapur dan menangis disana. Yasuko tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.
Setelah Yasuko pergi, dengan suara radio yang menyiarkan badai dan hujan di luar sana, ayah gemetaran mencoba mencicipi ohagi yang dibuat oleh Yasuko. Ayah mencicipinya sambil menangis.
Yasuko yang sudah merasa tenang kemudian kembali ke kamar sang ayah, tapi ayah tidak ada di sana. Yasuko langsung panik mencari ayahnya di tengah hujan. Yasuko meneriakkan ayah dan ayah sepanjang jalan ditengah hujan sampai ke pusat perbelanjaan di mana rumah mereka dulu. Dan ia melihat ayahnya ada disana. Ayah sedang mencari sesuatu di bekas dapur keluarga Tachibana. Yasuko bertanya apa yang ayahnya lakukan, kenapa ayahnya menghilang di tengah hujan begini dan mengajak ayahnya segera kembali.Tapi ayah tidak mendengrkan dan terus mencari sesuatu. Yasuko yang bingung akhirnya ikut mencari sesuatu itu meski ia tak tahu apa yang ayahnya cari.
Saat itu ayah akhirnya menemukan apa yang ia cari. Sebuah kaleng yang penuh dengan lumpur. Ayah menatap kaleng itu dan mengatakan sesuatu. Kaleng itu berisi gula yang selama ini ayah simpan diam-diam. Yasuko menatap ayahnya yang menangis. Ayah memeluk kaleng itu dengan penuh cinta. Ayah mengatakan sesuatu saat itu, sepertinya sih ia harus membuat ohagi yang enak supaya istrinya tenang di surga gitu. Ayah tersenyum menatap Yasuko yang menahan air matanya dengan senyuman.
***
Sedih banged melihat Yasuko sendirian untuk membangkitkan semangat sang ayah. Ayah terluka sekali setelah kehilangan istri yang ia cintai dan ibunya. Dia nggak semangat mau hidup lagi. Untung saja Yasuko ada dan mencoba membangkitkannya lagi. Alasan kenapa pasta kacang merah Yasuko nggak enak ternyata karena nggak ada gulanya. Makanya setelah ayah mencobanya ia ingat kalau ia dan istrinya dulu pernah menyimpan gula di dapur. *sobs*
Aku tidak menyangka kalau perang cepat juga berakhir di drama ini, aku pikir bakalan ada 1 episode lagi yang menceritakan perang dan aku pikir Yasuko akan mendapat kabar suaminya sebelum perang berakhir. Ternyata setelah perang berakhir Yasuko juga belum tahu kabar suaminya. Kira-kira Minoru beneran meninggal dunia nggak sih, aku berharap hanya kabar aja dan nggak ada bukti jadi bisa kembali lagi nanti. Tapi sepertinya nggak mungkin ya.
terima kasih, kak.. 🙏🏻
BalasHapusaku juga berharap Minoru masih hidup, huhu.. 🥺
mungkin ini alasan Yasuko pergi ke Amerika, memastikan apakah Minoru masih hidup atau tidak.