Situasi peperangan semakin gawat untuk Jepang dimana mahasiswa yang awalnya tidak diwajibkan untuk berangkat perang, pengumuman baru mengatakan kalau mahasiswa sekarang wajib untuk ikut berperang. Dengan adanya pengumuman baru itu, maka Minoru akan berangkat perang pada bulan Desember. Yasuko, meski sudah putus dari Minoru, ia tetap mengkhawatirkan Minoru dan ia berdoa di kuil untuk keselamatan Minoru setiap hari sejak ia mendengar pengumuman itu. Saat Yasuko selesai berdoa, ia terkejut karena Isamu sudah menunggu di belakangnya. Isamu menyapa Yasuko yang sudah lama tidak ia temui dan mengatakan kalau ia ke rumah Yasuko tadi, tapi Yasuko tidak ada jadi ia bertanya pada Kinu dan Kinu mengatakan kalau jam segini mungkin Yasuko ada di kuil. Yasuko heran kenapa Isamu ada di sana karena ia dengar Isamu masuk ke universitas baseball. Isamu sepertinya tidak lulus atau universitasnya ditutup karena mahasiswa dikirim untuk perang. Yasuko membungkuk pada Isamu dan mengucapkan selamat. Ia juga meminta maaf mengenai kakak Isamu. Isamu mengatakan pada Yasuko jangan berbohong, ia tahu Yasuko datang ke kuil setiap hari untuk mendoakan keselamatan kakaknya. Yasuko terdiam. Isamu mengatakan kalau kakaknya juga masih menyukai Yasuko. Ia bertanya apakah nggak apa-apa mereka berakhir seperti ini?
Yasuko tersenyum pahit mengatakan kalau ia sudah tidak ada hubungannya dengan Minoru lagi dan pergi meninggalkan Isamu. Isamu hanya bisa menatapnya dengan khawatir. Ia tahu keduanya masih saling mencintai.
Kakek terbaring sakit. Setelah pinggangnya sakit waktu itu, penyakit lain muncul, sepertinya berhubungan dengan paru-paru. Yasuko sedang mengelap wajah kakek saat kakek terbangun dan mengatakan kalau ia bermimpi mengenai anko/kacang merah. Kakek bermimpi membuat pasta kacang merah sambil bergumam jadilah enak, jadilah enak, jadilah enak. Begitu aromanya akn tercium, Yasuko memanggil kakek dan kakek terbangun dari mimpinya. Yasuko tertawa dan memanggil kakeknya dengan senyuman.
Kakek kemudian memanggil Yasuko dan ingin mengatakan sesuatu. Karena suara kakek nggak jelas, Yasuko mendekatkn telinganya pada kakek dan kakek menyentuh wajah cucunya itu, membelai rambutnya. Ia mengatakan pada Yasuko untuk berbahagia sambil menangis. Yasuko, berbahagialah. Berbahagialah. Yasuko yang mendengar itu juga ikutan menangis. Kakek dan Yasuko menangis bersama-sama. Dan tak lama setelah itu, kakek meninggal dunia. Ia bahkan belum sempat mengenakan kaos kaki yang dibeli ibu waktu itu. Nenek menangis sambil menggenggam kaos kaki itu dihadapan kakek.
Ayah Minoru masih melanjutkan rencana pernikahan Minoru dan puteri pemilik bank yang akan dilakukan sebelum Minoru berangkat perang. Dalam perjalanan pulang ia berselisih dengan rombongan yang membawa abu dari keluarga yang gugur dalam perang, ayah menatapnya. Di ruang kerjanya, ayah duduk sendirian sambil merenung akan sesuatu. Isamu tiba-tiba masuk dan berbicara pada ayahnya mengenai Minoru dan Yasuko. Ia meminta ayah membatalkan rencana pernikahan kakaknya dan merestui hubungan antara Minoru dan Yasuko. Ia yakin Ayahnya juga tahu bagaimana keduanya masih saling mencintai satu sama lain. Ia mengatakan Yasuko adalah teman masa kecilnya dan dia adalah gadis yang baik, ia yakin ayah akan mengerti jika bertemu langsung dengan Yasuko. Tapi ayah tidak peduli dan mengatakan kalau pernikahan akan tetap dilakukan sesuai rencana, karena sudah dibicarakan nggak mungkin dibatalkan begitu saja. Isamu kemudian bertanya, apakah ia tidak boleh menggantikan kakaknya, menikah demi keluarga, ia yang akan melakukannya. Ayah terdiam dengan perkataan Isamu itu. Isamu bertanya bagaimana perasaan ayahnya membuat pakaian yang akan dikenakan oleh puteranya ke medan perang dan ayah mengatakan sama saja dengan membuat pakaian sekolah untuk Minoru yang akan sekolah. Ayah mengatakan kalau itu adalah sebuah kehormatan membuat pakaian perang tapi kita bisa melihat kalau ayah sebenarnya ada perasaan bersalah juga mengenai hal itu (membuat pakaian perang). Ia kemudian pergi meninggalkan Isamu yang tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Ayah Minoru berjalan di sekitar pusat perbelanjaan dan menatap para pemuda yang mengenakan pakaian perang buatan perusahaan mereka. Kemudian ia singgah ke toko keluarga Tachibana. Yasuko saat itu di dapur bersama ibu dan nenek. Ia mendengar ada yang datang ke toko dan ia pergi menyapanya. Yasuko tidak tahu itu adalah ayah Minoru dan menyapanya seperti pelanggan biasa, bertanya apa yang bisa ia bantu. Ayah Minoru mengatakan kalau ia ingin Ohagi dan Yasuko membungkuk meminta maaf karena sudah lama mereka tidak bisa membuat Ohagi lagi karena keterbatasan bahan. Ayah mengerti dan akan pulang tapi Yasuko menahannya, meminta ayah Minoru menunggu sebentar. Yasuko masuk ke dalam rumah saat ayahnya keluar dan langsung mengenali kalau itu adalah Kijima-san, ayah Minoru. Ayah ingin membahas mengenai puterinya dan Minoru tapi Yasuko keburu datang dengan membawa sesuatu, sepertinya sup kacang merah buatan neneknya dan meminta ayah Minoru makan itu sebelum pulang. Yasuko bertanya apakah pria itu adalah teman ayahnya dan ayahnya hanya bisa meng-iyakan. Yasuko kemudian meminta ayah Minoru sehat selalu dan ia kembali ke dapur, meninggalkan ayahnya dan ayah Minoru yang terdiam dengan kepolosan Yasuko yang sama sekali tidak mengenali ayah Minoru.
Setelah Yasuko pergi, ayah mengatakan kalau ini adalah hari ke-7 kematian kakek, jadi nenek membuat sup kacang merah yang disukai oleh kakek dengan sedikit kacang merah dan gula yang ada. Ayah Minoru mengatakan kalau itu pasti sup yang berharga tapi Yasuko malah memberikannya padanya seseorang yang tidak ia kenal. Ayah Yasuko mengatakan pasti Yasuko merasakan kalau ayah Minoru sedang tidak sehat dan dengan memakan itu, Yasuko berharap kalau ayah Minoru segera membaik. Jadi ia ingin ayah Minoru memakannya sebelum pulang. Ayah Minoru mengerti dan akhirnya meminum sup itu dan memuji kehangatan dan rasanya. Ayah Yasuko mengatakan kalau kacang merah yang digunakan untuk membuat sup itu adalah kacang merah yang menjadi asal dari toko Tachibana. Ayah menceritakan bagaimana kakek dalam perjalanannya mencari kacang merah menggunakan kaos kaki buatan pabrik Kijima. Kakek sangat menyukai kaos kaki buatan Kijima karena cuma itu yang cocok di kakinya. Ayah Minoru kemudian terdiam, ia teringat kalau membuat kaos kaki adalah asal dari pabrik Kijima.
Setelah menghabiskan supnya, ayah Minoru akan pulang dan ayah Yasuko mengantar sampai ke depan toko. Ia bertanya apakah anak pertama Kijima-san akan berangkan perang dan ayah mengangguk. Ayah mengerti dan mengatakan kalau puteranya juga pergi berperang tahun lalu. Ayah memperlihatkan wajah sedih dan mengatakan penyesalannya saat ia tak bisa mengantar Santa dengan baik. Karena itu ayah meminta Kijima-san untuk mengantar anaknya berperang tanpa penyesalan. Ayah Minoru mengerti dan meninggalkan toko. Saat itu Yasuko keluar dan meminta ayah Minoru hati-hati. Ayah hanya terdiam dan melanjutkan langkahnya.
Sementara itu, Minoru ada dalam kereta api menuju Okayama untuk bertemu dengan anak gadis pemilik bank yang akan menikah dengannya.
***
Pertemuan ini sepertinya akan mengubah keputusan ayah Minoru. Ayah Minoru kelihatan nggak nyaman dengan pekerjaannya yang sekarang membuat baju untuk perang seolah-olah mengitinkan para anak muda untuk mati. Makanya ia kelihatan banyak pikiran. Ayah Yasuko mengingatkan ayah Minoru mengenai asal bisnis mereka yang awalnya hanya membuat kaos kaki, aku harap ini akan membuat ayah Minoru untuk tidak mengorbankan sesuatu demi bisnis. Kebahagiaan anak lho. Nggak tauu kapan pulang perang, hidup atau mati, makanya ayah ingin agar Kijima san nanti jangan menyesal sepertinya.
Isamu memang da best sih. Dia tuh pengen kakak yang dihormatinya dan gadis yang ia cintai bahagia. Ia bahkan rela menikah menggantikan sang kakak agar ayah merestui hubungan keduanya. WOW BANGED NGGAK SIH INI ISAMU!!!
Kebetulan dia juga lagi nggak suka sama siapa-siapa kecuali Yasuko, makanya dia nggak keberatan. Ih, seharusnya Minoru dan Yasuko tau nih kalau ada yang mendukung mereka dengan mengorbankan kebahagiaan 🥲
terima kasih, kak.. 🙏🏻
BalasHapusdisini aku suka banget sama aksi Isamu, terbaik pokoknya.
percakapan sesama ayah juga menarik.