Sinopsis Okaeri Mone Episode 119
Malam itu Mone tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan Michi yang menyalahkan diri sendiri karena saat tsunami terjadi, Michi melarikan diri sendiri dan meninggalkan nenek di rumah. Karena itu juga, Michi melakukan sesuatu demi kampung halaman dengan harapan suatu saat nanti dia bisa memaafkan diri sendiri. Mone mengkhawatirkan Michi yang seperti itu. Setelah Mone menyelesaikan siarannya pagi/siang itu, seseorang datang mengunjungi Mone. Dia adalah Sayaka-san. Setelah bertemu dengan Suganami kemarin dan mereka banyak membicarakan Mone, ia jadi ingin bertemu Mone, makanya ia memutuskan datang ke Kesennuma. Mone senang sekali bertemu Sayaka. Sayaka juga senang sekali, mereka berpelukan. Sayaka mengatakan kalau ternyata sekarang mereka dekat sekali.
Mone dan Sayaka duduk berdua. Mone mengatakan saat ia menghadapi masa sulit saat itu, ia bersyukur pergi ke tempat Sayaka-san. Karena ia menghabiskan waktu di gunung Tome saat itulah ia bisa berada di sini sekarang. Mone teringat bagaimana Sayaka dulu menerimanya, membimbingnya dan melepaskannya saat ia akhirnya berhasil menemukan apa yang ingin ia lakukan. Sayaka mengatakan ia bersyukur jika Mone memang berfikir begitu. Mone mengatakan kalau sekarang, ia sedang memikirkan adiknya. Michi tidak punya tempat seperti Sayaka-san atau koperasi kehutanan Tome yang bisa menyembuhkannya. Ia bertanya-tanya apakah ia bisa menjadi tempat seperti itu bagi Michi. Mone mengatakan kalau ia ingin menjadi seperti Sayaka-san. Sayaka tertawa mendengarnya. Mone mengatakan kalau ia ingin menjadi seseorang yang menerima siapapun yang datang, kemudian mengirimnya jika sudah punya tempat yang ia tuju. Dan jika seseorang itu datang lagi, maka ia akan mengatakan selamat datang kembali. Sayaka dan Mone tersenyum saling memandang. Sayaka menepuk-nepuk punggung Mone.
Sayaka mengunjungi rumah keluarga Nagaura. Kakek memperlihatkan tanaman yang diberikan Mone padanya, tunas yang tumbuh dari kayu hutan Tome yang dibuat ayah sebagai seruling dulu. Sayaka kagum melihatnya. Kakek mengatakan ia ingin menunggu sebentar lagi, jika sudah cukup besar ia berencana menanamnya lagi di hutan Tome. Tentu saja Sayaka setuju. Kakek berencana menanamnya disana saat acara menanam pohon di hutan. Ia ingat dulu ia dan cucunya menanam pohon di hutan Tome dan sekarang dua cucunya sudah besar. Sayaka mengatakan keduanya sangat lucu dulu, ia ingat kalau Michi anak yang cengeng dulunya, sering menangis. Ia ingat Michi terus memanggil Mone, Mone dan Mone saat mereka mendaki.
Lalu sedikit kenangan waktu itu diperlihatkan, Michi kecil benar-benar sangat menyukai kakaknya, terus memanggil kakaknya untuk melakukan sesuatu dan Mone juga menyayangi adiknya, selalu menyanggupinya, misalnya saat Michi meminta kakaknya menunggu saat mereka mendaki, atau saat Michi meminta kakaknya memegang tangannya. Michi benar-benar lengket pada kakaknya. Ibu membenarkan, sejak dulu dua puterinya memang sangat dekat.
Sayaka mengatakan pada kakek pokoknya, mareka harus menanam pohon lagi bersama-sama seperti dulu. Lagian ayah Mone akan mengambil alih di peternakan tiram kakek, jadi kakek punya banyak waktu luang. Kakek mengatakan ia tidak punya banyak waktu luang, ia masih harus mengajari anaknya itu. Sayaka mengatakan pada ibu kalau ibu pasti juga kesulitan, tapi ibu mengatakan ia menikmatinya. Sayaka kagum pada ibu. Kakek kemudian bertanya pada Sayaka, apakah Sayaka tidak kesepian sendirian?
Sayaka mengatakan sama sekali tidak. Karena baru-baru ini Mone mengatakan kalau ia ingin menjadi seperti dirinya. Ia yakin kalau dirinya ada dalam diri Mone. Itu sudah cukup baginya. Ibu dan kakek tersenyum mendengarnya.
Mone dan Michi ke pantai sore itu. Sepertinya Mone mengajak Michi ke sana. Michi bertanya kenapa tiba-tiba kakaknya mengajak ke pantai, apakah mereka akan membicarakan masalah yang waktu itu lagi?
Mone mengatakan menurutnya, Michi yang tidak bisa memaafkan diri sendiri itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditahan (ya mau gimana lagi). Michi mengatakan itu karena ia tak akan bisa menghapus kenangan itu dari dalam kepalanya. Mone mengatakan, jika memang Michi tidak bisa memaafkan diri sendiri, maka ia akan terus mengatakannya, bahwa Michi tidak bersalah. Michi mulai berkaca-kaca menatap kakaknya.
Mone mengatakan kenangan mereka pada hari itu, kenangan yang memisahkan mereka tidak pernah akan hilang. Karena itu, berapa kalipun Michi mengatakan kalau ia tak bisa memaafkan diri sendiri, ia akan terus mengatakan pada Michi kalau Michi tidak bersalah.
Michi menangis mengatakan pada Mone meski kakaknya mengatakan hal itu, ia tetap tidak akan bisa percaya hal itu, bahwa ia tidak bersalah.
Mone mengerti, mungkin kata-kata itu hanya terdengar indah dan tidak berguna sama sekali, tapi ia akan terus mengatakannya. Setiap kali Michi mengingat kenangan itu, ia akan mengatakannya.
Michi menangis mengatakan kalau rasa bersalahnya nggak akan hilang. Mone mengatakan kalau Michi tidak bersalah, benar-benar tidak bersalah. Michi menangis menatap kakaknya dan memanggilnya, One-chan...
Mone kemudian memeluk adiknya itu dan tangis Michi makin pecah saat itu. Mone mengatakan mulai sekarang ia akan ada di sana,karena itu kali ini, Michi harus pergi ke tempat yang ia sukai. Saat Michi ingin kembali, Michi bisa kembali kapan saja. Michi memeluk kakaknya dengan erat sambil menangis.
Waktu berlalu. Mone sedang mempresentasikan proyek penanggulangan bencana di Hamarain, tentang penanggulangan bencana yang tidak hanya memikirkan nyawa, tapi juga luka hati yang tertinggal dalam diri korban. Presentasi Mone itu di hadiri oleh banyak orang dari berbagai bidang, termasuk Stasiun TV Sendai dimana Jinno Marianna Riko menjadi pembaca berita malam. Riko saat itu menunjuk tangan untuk bertanya mengenai perilaku evakuasi setiap rumah tangga, ia ingin Mone menjelaskan hal itu lebih detail lagi. Mone mengerti. Keduanya benar-benar serius dalam presentasi itu.
Setelah presentasi selesai, Mone dan Riko berbicara berdua dan kali ini mereka lebih rileks. Mereka bahkan menertawakan presentasi tadi, dimana mereka bersikap sangat serius saat berdiskusi, tapi sebenarnya mereka menahan tawa. Riko mengatakan ia berusaha sangat keras agar presentasi Mone lebih hidup supaya bisa ditayangkan di TV. Mone kagum pada Riko yang sekarang bahkan mendapat kepercayaan untuk punya segmen khusus di TV Sendai. Riko mengatakan itu menyenangkan sekali membahas suatu tema yang menarik baginya. Mone benar-benar senang ia menjadi salah satu pertimbangan Riko. Riko mengatakan kalau di sini juga Mone kelihatan mulai mendapatkan peluang. Tapi Mone mengatakan ia belum menghasilkan keuntungan sama sekali. Riko tertawa dan mengatakan kenapa Mone tidak membuat oleh-oleh lokal dengan menggunakan Kosame-chan dan Kasairuka-kun?
Mone merasa kalau itu ide yang bagus dan bahkan mempertimbangkannya, ia yakin presiden pasti senang. Riko tersenyum dan menyemangati Mone.
Michi lulus ujian masuk universitas. Keluarga Nagaura merayakannya. Hari itu teman-teman Mone datang berkunjung, termasuk Asumi yang datang dari Tokyo dan membanggakan pacarnya, peramal cuaca Uchida Mamoru. Tapi Mitsuo nggak yakin dia beneran pacaran sama Mamoru. Mereka mengatakan jika Michi kuliah di Tokyo, maka ada kesempatan Michi akan bertemu dengan Uchida dan Michi tiba-tiba jadi deg degan. Tapi Asumi mengatakan Uchida bukan seseorang yang akan membuat kalian nervous jika bertemu dengannya. Tapi mereka tidak yakin, karena Uchida di mata teman-temannya adalah penyiar yang keren. Yuto mengatakan kalau Uchida benar-benar pria yang fashionable. Asumi tertawa mengatakan kalau dia yang memilihkan pakaian-pakaian Uchida. Semuanya tertawa. Mone yang sedang menyiapkan makanan di dapur juga tertawa.
Mitsuo kemudian berkomentar pada Michi yang hidupnya berjalan lancar, baik itu universitas maupun hubungannya dengan Ryochin. Michi meminta maaf karena membuat semuanya khawatir. Asumi juga lega karena semuanya berjalan lancar untuk Michi. Mone menatap adiknya itu dan Michi tersenyum padanya, senyuman Michi kali ini benar-benar dari dalam hati dan itu membuat Mone lega.
Kemudian semuanya berkomentar mengenai Ryochin yang telat, mereka menunggu Ryochin baru berpesta.
Mone teringat bagaimana Ryochin beberapa hari yang lalu mengatakan kalau yang merasa terampas sesuatu darinya bukan cuma ia dan Michi, tapi Mone juga punya sesuatu. Mone teringat bagaimana setelah tsunami ia berhenti bermain musik karena berfikir itu tidak ada gunanya, juga bagaimana pertemuan mereka di Tokyo waktu itu saat Mitsuo mengatakan semuanay tertawa secara normal tanpa luka dihati. Mone masuk ke kamarnya dan menatap kotak alat musik di kamarnya yang tidak pernah ia buka selama 9 tahun. Ia menyentuhnya dan sepertinya Mone sekarang sudah bisa menghadapi musik lagi. Mone kemudian membawa alat musik itu ke lantai 1 saat semuanya masih asik mengobrol. Melihat Mone membawa itu, Asumi bertanya ada apa dengan Mone?
Mone mengatakan karena semuanya disini, ia berfikir untuk membukanya. Semuanya terdiam. Karena jadi awkward, Mone mengurungkan niatnya. Tapi saat itu, Ryochin muncul dan mengatakan bukankah itu bagus? Ia meminta Mone untuk membukanya. Michi juga setuju dan yang lain akhirnya ikutan nervous juga karena Mone akan membukanya. Mereka penasaran apa yang ada di dalam, jangan-jangan ada sesuatu selain terompet.
***
Mone memulai impiannya dengan bermain musik. Tapi karena musik-lah ia meninggalkan keluarganya untuk pertama kalinya dan bencana itu terjadi. Karena musik, ia tidak ada disamping keluarganya saat masa sulit, membuat ia trauma dan merasa musik nggak ada gunanya. Itu seolah seperti segel perasaan Mone selama 9 tahun terakhir. Ia tidak berani untuk membukanya dan akhirnya kali ini Mone membuka segel itu.
Mone ingin menjadi seperti Sayaka-san, yang menerima seseorang dengan lapang dada dan mengirimnya pergi dengan senyuman. Ia ingin menjadi orang seperti itu, baik bagi adiknya ataupun orang lain. Sebuah tempat untuk pulang. Pertemuan dengan Sayaka benar-benar mengubah hidup Mone yang gloomy selama 3 tahun masa SMA-nya. Ia bertemu Sayaka dan menemukan seseorang yang menerimanya dan membantunya, bertemu Asaoka-san yang membuatnya menemukan impiannya, bertemu Suganami-sensei seseorang tempat berbagi seumur hidupnya. Memang bener sih kata Mone, kalau bukan karena Sayaka, dia mungkin nggak akan tersenyum seperti sekarang di tanah kelahirannya.
Tinggal 1 episode lagi Okaeri Mone. Nggak terasa 6 bulan berlalu mengikuti drama ini setiap hari. Besok adalah episode terakhir dimana aku berharap ada adegan di Tome. Tapi mengingat durasi cuma 15 menit, sepertinya tetap hanya adegan di Kesennuma saja, adegan Mone main musik, Ryochin dan kapal barunya, Michi yang berangkat ke universitas, dan kedatangan Suganami sensei. Padahal kangen banged sama semuanya yang ada di Tome.
Kalau ada adegan pernikahan sih baru semuanya bisa ngumpul, momennya pas, tapi sayang nggak ada dalam drama ini HAHAHHAHA.
Menangis, gak nyangka ngikutin Mone dari Agustus.
BalasHapusPutuslah harapanku liat pernikahan SugaMone. Asalkan mereka bahagia dah.. Toh di drama lain sensei udah nikah sama mbak Nana. Pengen liat hannoshi tapi nunggu move on dari Suganami dulu.
CAN'T WAIT AJU MAKITA FOR NEXT ASADORAAA!!!!