Hari itu adalah hari dimana Suganami datang ke rumah keluarga Mone, untuk menyapa keluarga Nagaura untuk pertama kalinya. Sayangnya ayah tidak ada di rumah, ibu mengatakan kalau ayah tiba-tiba ada urusan keluar. Kakek mengatakan kalau ayah mungkin kabur untuk menghindari pertemuan ini. Karena ayah tidak ada disana, kakek memutuskan untuk pergi ke ruang kerjanya karena masih banyak yang harus ia kerjakan. Ia meminta maaf dan menyuruh mereka bicara dengan ayah saja nanti kalau ayah sudah pulang. Kakek meninggalkan ruangan dan nggak peduli saat ibu mencoba memanggilnya. Mone jadi khawatir dan memutuskan mengikuti kakek. Tinggal ibu yang hanya bisa tersenyum saja dan Suganami yang nggak bagus dalam berkomunikasi. Suganami nggak tau mau ngapain, dia nervous kalau cuma berdua saja.
Mone menemui kakek di ruang kerjanya dan bertanya kenapa kakek pergi. Kakek mengatakan ia pergi bukan karena ia tidak menyukai Suganami, dari sekali lihat saja ia sudah tahu kalau Suganami pria yang baik. Ia hanya berharap kebahagiaan untuk Mone, itu saja, jadi dia nggak berencana menanyakan apa-apa pada Suganami, jika Mone bahagia dengan pilihannya ya dia juga bahagia. Kakek mengatakan kalau ia percaya pada pilihan cucu-cucunya, karena ia tahu mereka punya mata bagus dalam memilih pria, sama seperti nenek. Mone mengerti, ia setuju dengan kakek.
Suganami yang sendirian bersama ibu, nggak tenang, matanya melirik kemana-mana, antara nervous dan penasaran dengan rumah keluarga Mone. Ibu yang melihat itu mengatakan daijoubu, karena ia adalah teman Suganami. Suganami bingung. Yang ibu maksud adalah teman dari luar pulau, ia bukan penduduk pulau asli, ia berasal dari Sendai. Ia tahu bagaimana rasanya gugup karena berasal dari luar pulau. Suganami mengatakan entah itu sejarah atau waktu, ia hanya kagum dengan hal-hal yang baru ia lihat, hal-hal dimana ia tidak ada disana berbagi dengan mereka. Ibu mengatakan tapi karena orang dari luar pulau-lah mereka bisa melihat sesuatu yang mungkin ga terlihat dari mereka yang ada di pulau dan pasti ada yang bisa mereka lakukan. Suganami mengerti.
Karena ayah nggak juga pulang, Mone akhirnya mengajak Suganami berkeliling rumahnya. Ia memperlihatkan tempat kerja Michi dan juga tempat kerjanya di salah satu ruangan di rumah itu. Mone mengatakan kalau ia juga mulai mempelajari pertanian dan perikanan. Ia mengetahui betapa pentingnya informasi cuaca bagi pertanian dan sebagai peramal cuaca ia ingin menemukan sesuatu yang bisa ia lakukan untuk membantu pertanian. Suganami mengerti. Mone bertanya apakah menurut Suganami tindakannya ini ceroboh (bertindak tanpa memikirkan terlebih dahulu)? Suganami mengatakan kalau itu sulit, tapi ia yakin pasti ada jalan. Mone mengatakan ayahnya pernah berkata karena itu sulit makanya ia ingin melakukannya (saat ayah mencoba meyakinkan kakek agar kakek menerimanya bekerja di peternakan tiram). Kata-kata itu membuka matanya untuk tidak menyerah hanya karena itu sulit. Suganami mengatakan tindakan ceroboh Mone itu membuatnya,...
Mone memotong perkataan Suganami karena pada akhirnya Suganami menganggapnya ceroboh.
Suganami meminta maaf. Mone hanya tertawa dan mengatakan tidak apa-apa.
Suganami melanjutkan kalau ia juga sedang memikirkan bentuk baru dari pengobatan komunitas. Dengan tidak membedakan antara daerah perkotaan dan daerah regional, ia berharap keduanya bisa bersatu satu sama lain. Mone dengan senyuman di wajahnya mengatakan suatu saat nanti, seperti saat di Tome, alangkah baiknya jika Suganami bisa menemukan tempat seperti itu di sini, seperti klinik di Tome. Suganami bisa bekerja sama dengan tempatnya bekerja, juga dengan pemerintah setempat dan melakukan evakuasi jika terjadi bencana. Suganami dan Mone asik membicarakan masa depan mereka saat tiba-tiba ayah pulang dalam keadaan mabuk dan menghentikan pembicaraan mereka.
Ayah mulai bicara nggak jelas sambil mabuk berkomentar mengenai pembicaraan Suganami dan Mone, pembicaraan dua anak muda yang sudah berjanji akan menikah. Ayah kayaknya mabuk banged dan dia bahkan nggak bisa berdiri tegak, dia bahkan jatuh ke lantai. Suganami nggak lupa menyapa calon mertuanya itu. Ayah menyerang Suganami mengatakan kalau Suganami tetap bekerja di Tokyo tapi ingin tetap menikah dengan puterinya. Ayah bahkan mendorong Suganami dan membuat Suganami agak takut pada ayah. Ayah mengatakan karena hal itu mereka berdua jadi berpisah dan ia ragu apakah mereka berdua bisa melanjutkan hubungan atau tidak. Mone menjelaskan pada ayahnya mereka LDR karena ia bersikeras ingin kembali ke pulau tapi Suganami mengatakan itu salahnya yang ingin lebih mendalami ilmu kedokteran makanya ia belajar lagi di Tokyo. Ayah kemudian ingat kalau dulu saat awal menikah dengan ibu ia juga ditugaskan untuk bekerja sendiri.
Ibu yang mendengar ribur-ribut datang menemui mereka dan memarahi ayah yang mabuk.
Mereka pindah ke ruang tengah dan ayah masih sedikit mabuk, ia menunjukkan rencana bisnisnya pada Mone dan Suganami, ia bahkan sudah memikirkan masalah keuangan juga. Ia mengatakan meski ia tidak punya pengalaman, tapi ada banyak cara untuk melakukannya. Mone juga setuju, ia mulai menghubungkan antara cuaca dan peternakan tiram mereka, Menurutnya tiram dapat digemukkan secara akurat dengan memprediksi di mana di dalam laut nutrisi disimpan dari jumlah hujan, suhu air laut, dan arah angin. Ia sedang mencari metode observasi sekarang. Ayah setuju, jika nggak punya pengalaman tentang perikanan, maka bisa menggunakan pendekatan sains. Mereka bisa meminjam apa yang kurang dari diri mereka pada orang lain, dan jika mereka mengumpulkan semua kekuatan, maka akan berhasil. Suganami kagum mendengar hal itu dan mengatakan itu pemikiran yang bagus. Ia pikir ini cara yang baik untuk mendapatkan bantuan lintas industri. Mereka juga melakukan pertemuan berbagai ahli medis menciptakan pendekatan baru untuk pasien. Mone juga setuju, dengan mengumpulkan banyak kekuatan, maka hal yang bisa mereka lakukan juga lebih banyak lagi. Ayah setuju, meski di tempat berbeda, dengan meminjamkan kekuatan masing-masing, maka banyak hal yang bisa dicapai.
Suganami mendekati ayah dan mengatakan kalau itu sungguh pemikiran yang hebat. Ayah senang sekali karena dipuji begitu. Mone senang melihat hati ayah melunak. Suganami menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan isi hatinya, ia mengatakan dengan menggunakan pemikiran ayah yang seperti itu, maka ia dan Momone-san yang bekerja dibidang berbeda dan di tempat berbeda, sedang melangkah untuk tujuan yang sama dimasa depan, ia berharap ayah bisa membayangkannya. Ayah kelihatannya ragu akan hal itu, tapi yang menganggu pikirannya adalah bagaimana Suganami memanggil Mone dengan Momone-san, ia bertanya dengan nada marah apakah Suganami memanggil puterinya dengan Momone-san. Suganami mencoba membuat ayah tenang dengan mengatakan kalau pembahasan mereka berbeda. Suganami memanggilnya Oto-san dan itu membuat ayah jadi makin-makin. Akhirnya Mone harus turun bicara, memanggil ayahnya dan menggeleng-geleng pada ayahnya, seolah meminta ayahnya jangan terlalu mempersulit Suganami dengan hal-hal sepele. lol.
Ibu kemudian angkat bicara, mengatakan kalau mereka bertiga sekarang punya sesuatu yang ingin mereka lakukan dan harus respek satu sama lain. Mone setuju.
Suganami kemudian bicara lagi, ayah mengatakan kalau itu tidak mudah, makanya ia ingin melakukannya. Sama seperti itu, baik itu pekerjaan dan Momone-san, ia ingin bisa melakukan keduanya dan berharap ayah akan mengawasi mereka.
Ibu senang sekali melihat kesungguhan Suganami, kayaknya ibu memang udah suka sama calon menantunya itu. Ayah masih agak ragu dan kemudian bertanya pada Mone, bagaimana menurut Mone. Mone mengatakan sambil tersenyum, kalau ia, itu harus sensei, kalau bukan sensei dia tidak mau.
Suganami menahan senyumannya saat mendengar hal itu. Ayah akhirnya kalah telak melihat bagaimana keduanya saling mencintai dengan serius. Ibu menepuk punggung ayah dan mengatakan, bagus sekali ya, mereka berdua ini. Ayah akhirnya menyerah dan mengatakan dengan jujur kalau sejak awal sebenarnya ia berfikir kalau keduanya cocok satu sama lain. Ia bahkan mengetahuinya sebelum Mone dan Suganami mengetahuinya.
Mone dan Suganami tertawa mendengarnya, mereka sangat bahagia karena akhirnya mereka direstui oleh keluarga.
Mone kemudian mendapat pesan dari Michi yang mengatakan kalau ia sudah berbicara dengan Ryochin. Pembicaraan lancar dan keduanya bisa menyatukan hati mereka. Ibu sangat senang mendengar hal itu. Sementara ayah agak shock, ia bertanya-tanya ada apa dengan hari ini, nggak cuma Mone, tapi Michi juga. Mone terdiam melihat ponselnya sejak tadi dan ibu bertanya apakah Mone baik-baik saja. Mone kemudian meminta maaf dan ia permisi keluar sebentar. Suganami mengkhawatirkan Mone dan meminta izin pada ayah dan ibu untuk mengikuti Mone. Mone di luar menahan iar mata. Suganami mendekatinya dengan lembut dan bertanya apakah Mone baik-baik saja?
Mone mengatakan kalau ia sangat bahagia. Dan ini terjadi karena sensei menyelamatkannya. Suganami menggeleng kalau itu bukan karena dirinya. Mone tetap merasa itu karena Suganami, ia mengatakan orang-orang yang ia sayangi berbahagia dan tidak akan ada yang lebih membahagiakan daripada ini. Mone menangis bahagia dan Suganami menepuk-nepuk punggung Mone.
Ayah dan ibu mengintip dan berbisik-bisik sambil tertawa bahagia melihat Suganami dan Mone yang sepertinya sudah menjadi satu.
Keesokan harinya, 14 Januari 2020.
Mone bekerja di Hamarain seperti biasanya. Suganami-sensei di rumah keluarga Mone, baru bangun tidur dan mendapat telpon dari Nakamura-sensei. Nakamura sensei meminta maaf padahal ini liburan Suganami, tapi ia harus menghubungi Suganami karena mereka kekurangan orang. Dan Suganami yang seharusnya ada di Kesennuma selama 2 hari, harus pulang hari itu juga. Ibu membungkuskan sarapan untuk Suganami. Suganami meminta maaf pada ibu tapi ibu nggak masalah karena itu adalah panggilan pekerjaan. Suganami mengatakan kalau Mone kadang-kadang sangat takut untuk meninggalkan orang yang dicintainya. Tapi ia fikir Mone akan baik-baik saja meski jauh darinya, sejak dulu selalu begitu. Mendengar itu ibu jadi tidak enak dan meminta maaf.
Suganami mengatakan bukan begitu. Maksudnya adalah, ia pikir ia adalah pilihan terbaik bagi Mone untuk hidup bersama di masa depan.
Ibu terkejut mendengar betapa percaya dirinya Suganami dan tentu saja ia juga bahagia. Tapi belum sempat ibu berkomentar, Mone datang menjemput Suganami.
Mone mengantar Suganami sampai ke stasiun dan sebelumnya mereka singgah untuk berdoa di dekat pelabuhan, ada patung apa gitu disana. Suganami mengatakan kalau ia diminta harus sampai ke Tokyo paling lambat tengah malam, jadi ia akan singgah ke Tome dulu sebelum pulang ke Tokyo. Ia ingin memberi salam pada Sayaka-san dan yang lain. Mone jadi iri karena ia juga ingin pergi, sayangnya dia tidak bisa libur. Suganami mengatakan kalau ia akan datang lagi saat musim semi dan mengajak Mone ke Tome bersama-sama saat itu. Mone mengerti dan mengatakan kalau ia akan menantikannya.
Kemudian Mone berkomentar kalau sangat enah rasanya melihat sensei disini. Sensei bukan orang dari pulau, tapi orang dari luar pulai. Tapi itu bagus.
Suganami senang mendengarnya, ia bersyukur jika menurut Mone itu bagus.
***
Udah deh, Sugamone nikah aja kenapaaaaaaa.
Aku sedih nih karena nggak akan ada adegan pernikahan sampai akhir drama ini. Dan Suganami nggak akan muncul lagi sampai episode terakhir nanti. Rasanya ada yang kurang nggak sih, sesuatu gitu, momen romantis dua sejoli yang akan menikah kok nggak ada.
Mone dan Suganami akhirnya mendapat restu kedua orang tua Mone. Sejak awal memang keduanya nggak ada melarang sih, sifat ayah itu ya karena dia pengen ngejahilin Suganami + dia masih belum mau melepaskan puterinya, sejak awal dia tahu kalau Suganami memang pria baik. Nggak ada alasan untuk tidak menyetujuinya. Kalau dilihat dari percakapan Suganami dan Mone, sepertinya memang keduanya sudah menetapkan hati di masa depan kalau Suganami yang akan pindah ke Kesennuma. Karena Mone tidak mau berpisah dengan keluarganya, karena Suganami juga menghargai perasaan Mone, dan juga karena Suganami memang berencana membuka klinik seperti di Tome nantinya. Yang bisa kita lakukan hanya membayangkannya saja. Aku harap sih akan diberikan sedikit gambaran nanti misalnya di akhir episode.
Satu hal yang kadang aku agak gimana gitu sama beberapa asadora adalah kenapa keluarga pihak pria jarang sekali di bahas. Aku nggak tahu sih apakah di Jepang memang biasa seperti ini, tapi kenapa ya, kalau mau menikah gitu, ceweknya jarang dikenalin ke keluarga. Pasti fokusnya cuma keluarga wanita saja, memperkenalkan calon suami ke keluarga wanita. Jarang gitu diperlihatkan bagaimana wanita berkenalan dengan keluarga pria. Apakah karena tokoh utamanya wanita?
Tapi kadang disitu bikin aku agak nggak puas, karena kita sama sekali nggak tahu bagaimana keluarga pihak pria. Disini kita sama sekali tidak diberitahu mengenai keluarga Suganami, dimana mereka tinggal, pekerjaan ayah ibu, berapa bersaudara dan lain-lain. Padahal kan cewek menikahnya ke keluarga cowok. Banyak asadora yang begitu dan membuat aku nggak puas.
Yaah pengen mereka menikah atau punya anak. Mana Corona dah Dateng. Sensei gak muncul lagi masaaak
BalasHapusAhhh kurang banget momen sugamonenya ðŸ˜ðŸ˜ hiks .. padahal mau liat mereka sampe nikah ...
BalasHapusSerius min dr.suganami gak muncul lagi sampe episode akhir?
BalasHapusKlo bener, ini mjd spoiler yg meruntuhkan smngat ane, bner2 runtuh smngat ane buat nnton 3 episode akhir drma ini.
Kyknya ane pernah liat foto suga-mone bergandengan tgn penuh bahagia kyk lagi jalan2 dipantai gtu, ane pikir itu salah satu shoot buat episode akhir
maksudnya Suganami tu nanti muncul di episode terakhir, adegan paling akhir pula XD XD XD
HapusOwalah min, serius deh gk semangat ane dri kemarin klo mikirin dr.suga gk bakalan muncul lagi, ternyata saya salah menafsirkan toh, maap2 😅
Hapus