Ayah Mone ingin membiarkan Ryochin dan Ayahnya berbicara berdua saja, agar keduanya mengatakan isi hati masing-masing, jadi ia meninggalkan mereka dan pergi ke ruangan kerja kakek. Ibu menyajikan teh untuk Ryochin dan ayahnya, mengatakan kalau mereka akan menunggu di lantai 2 karena tidak mau mengganggu pembicaraan keduanya. Ibu pikir kalau ada mereka disana maka nanti Ryochin dan ayahnya nggak bisa leluasa bicara. Tapi Ryochin menolak dan meminta mereka tetap disana mendengarkan, ia ingin mereka disana. Ibu ragu tapi Michi langsung mengatakan ia mengerti. Dan begitulah, ibu, Mone dan Michi tetap di dapur mendengarkan. Saat itu Mone teringat bagaimana Ryochin mengatakan kalau ia belum bisa bahagia, bagaimana Michi mengkhawatirkan Ryochin yang berharap ayahnya naik kapal lagi.
Ryochin membicarakan kapal yang akan ia beli, kapal bekas tapi mesinnya masih bagus. Pemiliknya orang Hokkaido dan mengatakan kalau ia yang membeli maka pemilik akan menjual dengan harga lebih murah. Ayah memuji Ryochin yang disukai oleh pemilik kapal itu makanya menjual dengan harga rendah pada Ryochin. Ryochin menatap ayahnya dan mengajak ayahnya naik kapal itu bersama-sama. Ayah terdiam cukup lama dan akhirnya ia hanya menjawab kalau kapal itu adalah kapal Ryochin. Ryochin jadi kesal dan mengatakan kalau ayahnya selalu begitu, kalau bukan kapalnya sendiri (ayah), ayah tidak mau naik. Tapi ayah membantah, Ryochin tidak mendengarkan dan terus mengatakan kalau ayahnya masih belum bisa melupakan masa lalu, belum move on, tidak bisa berfikir positif. Semua orang berfikir seperti itu tentang ayah. Ayah tahu akan hal itu, hanya saja ia tidak berfikir untuk kembali menjadi dirinya yang dulu. Jika ia mencoba kembali, maka semuanya akan terhenti lagi. Ayah meminta maaf tapi ia mengatakan kalau ini adalah hal bagus baginya. Karena bagaimanapun kamu berfikir atau melakukan sesuatu, ada hal-hal yang tidak bisa kembali seperti dulu lagi. Ryochin terdiam.
Ia kemudian duduk menghadap ayahnya dan mengatakan meski begitu, ia ingin ayah naik kapal lagi. Ia belum melupakan semuanya, sosok ayahnya yang gagah diatas kapal, ia masih mengingatnya. Dan ayah masih ada di hadapannya, itu adalah salah satu tujuan hidupnya, melihat ayah naik kapal lagi. Ayah mengatakan kalau ini bukan hidup Ryochin, ini adalah hidupnya. Ia sangat bersyukur pada Ryo, ia juga sudah sering memikirkan untuk naik kapal lagi demi Ryochin, tapi ia tidak bisa melakukannya. Baginya, menjadi nelayan sama dengan ada ibu Ryochin disampingnya. Tapi ibu sudah tidak ada lagi disampingnya dan jika ia naik kapal lagi ia mungkin akan mengakhiri hidupnya pada hari itu juga. Makanya ia memutuskan tidak naik kapal lagi. Ryochin menangis mendengar hal itu. Semua terdiam.
Ayah mengatakan kalau Ryochin sudah berusaha keras, Ryochin sudah bukan Ryochin yang dulu lagi, sekarang Ryochin sudah menjadi nelayan sejati. Ia ingin Ryochin dengan kapalnya sendiri melakukan apa yang ingin ia lakukan. Ia akan melihat Ryochin menaiki kapalnya dan itu sudah cukup baginya. Ryochin menangis dan dengan berat hati ia mengatakan ia mengerti. Ayah berterima kasih padanya yang sudah mau mengerti perasaannya.
Semuanya duduk di ruang tengah. Mone memanggil ayahnya. Kakek juga akhirnya ikut keluar. Ayah Ryochin meminta maaf karena sudah mengkhawatirkan kakek dengan banyak hal. Kakek mengatakan bukan apa-apa, ayah tidak perlu khawatir. Ayah Ryochin juga meminta maaf pada ibu.
Kemudian dalam keheningan, ayah mengambil stempelnya dan akan membubuhkan stempelnya di surat kematian istrinya. Tapi ia menunduk dan ragu, kemudian ia bertanya pada ayah Mone, jika ia membubuhkan stempel disana, rasanya seperti semuanya akan menghilang. Ayah Mone meminta ayah Ryochin mengangkat wajahnya dan melihat wajah semua yang ada disana, semuanya memasang wajah yang sama seperti Ayah Ryochin. Ayah perlahan mengangkat wajahnya dan menatap wajah semuanya satu per satu. Ayah mengatakan kalau hal itu tidak akan membuat seolah-olah ibu Ryochin tidak ada disini selama ini. Ayah Mone juga mengatakan kalau ayah Ryochin juga boleh bahagia terlepas dari apa yang terjadi dimasa lalu.
Ayah Ryochin terdiam teringat kenangan masa lalunya bersama istrinya, kebahagiaan saat ia mempunyai kapal sendiri, saat ia menangis mengakui kesedihannya akan kehilangan istrinya, saat ia sering mengamuk karena perasaannya. Hari-hari selama 9 tahun belakangan ini.
Tangan ayah Ryochin saat itu mulai bergerak dan akhirnya membubuhkan stempel di kertas kematian istrinya sambil menyanyikan lagu kesukaan istrinya.Air mata ayah Ryochin menetes seraya mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal pada istri tercintanya.
Setelah membubuhkan stempelnya, ayah menangis dalam diam. Ryochin mengambil ponsel ayahnya dan meminta ayah tetap menyimpan ponsel itu. Ayah menggenggam ponsel itu sangat kuat sambil menahan tangisnya, tapi air mata tetap keluar dengan deras. Semuanya membiarkan ayah menangis. Ayah Mone, ibu dan Mone juga tidak bisa menahan air mata mereka melihat perpisahan itu.
***
Akhirnya setelah 9 tahun dan 113 episode, ayah Ryochin merelakan kepergian istrinya. Selama ini ia tidak bisa merelakan kepergian sang istri dan terus hidup dalam luka lamanya. Meski perlahan-lahan ia mulai berubah dan kali ini ia melakukan demi puteranya. Tapi tetap sulit melepasnya.
Aku suka adegan Ryochin menghargai keputusan sang ayah untuk tidak naik kapal lagi. Ayah juga punya traumanya sendiri dan nggak bagus juga kalau dipaksa. Aku yakin kalu ayah pengen naik kapal lagi, suatu hari nanti dia akan naik lagi. Mungkin ayah butuh waktu lebih lama lagi. Dan aku harap Ryochin sabar menunggu saat itu. Dan dengan berakhirnya masalah ini, sekarang giliran Ryochin yang berbahagia. Semoga ia menemukan jalan hidupnya bersama Michi. Dan semoga ayah juga menemukan kebahagiaannya sendiri.
Aku nggak tau ya itu akting Nagase Ren atau arahan sutradara, kok pas ayahnya nangis, Ryochin nggak nangis? Feelnya jadi kurang dapet sih bagian itu. Tapi aku tetap suka adegannya kok. Apalagi melihat ibu satu-satunya yang tersenyum seolah-olah mengatakan kalau semuanya bisa berbahagia sekarang.
AAAAA BAWAAAANG
BalasHapusgak bisa bayangin kalo nonton di jepang. masa pagi saatnya sarapan dah nangiis duluan
semangaat kak buat sinopsisnya. belakangan hari ini updatenya malam banget. semoga diberi kemudahan