Mone kembali ke kampung halamannya setelah sekian lama karena ia mendengar kalau peternakan tiram kakeknya rusak karena tornado lokal yang menyerang Kesennuma. Saat Mone tiba disana, pemandangan yang ia lihat tidak seperti yang ia bayangkan. Ia sudah membayangkan hal yang sama dengan 8 tahun lalu, tapi ternyata kali ini wajah semua orang penuh dengan tawa, seolah-olah mereka sedang mempersiapkan festival, baik itu keluarganya, teman masa kecilnya maupun yang membantu disana. Saat semuanya menyadari Mone datang, ayah yang paling heboh melihat puterinya itu. Ia bertanya apakah Mone datang dengan taksi dan Mone yang menahan air matanya (meski wajahnya sudah penuh air mata) mengatakan ia datang menyeberangi jembatan. Ayah kemudian ingat kalau ini adalah ulang tahun Mone dan ia mengecek jam, sudah jam 12 malam lewat dan Semua bersorak mengucapkan selamat. Ayah mengatakan Mone sangat mengagumkan, 24 tahun lalu mereka kesulitan melewati lautan saat Mone akan lahir, tapi hari ini Mone kembali ke pulau dengan melewati jembatan. Semuanya bertepuk tangan. Tapi Mone mengatakan kalau ia tidak mengagumkan, sama sekali tidak. Mone membungkuk meminta maaf, mengatakan kalau ia baru saja datang dan belum melakukan apapun. Semuanya terdiam. Mone meletakkan tasnya, mengikat rambutnya dan mengatakan kalau ia juga akan melakukan sesuatu dan bertanya apa yang harus ia lakukan.
Mone membantu yang lain mengemas tiram kakek ke kotak. Saat itu ibu sibuk menyajikan onigiri untuk mereka yang membantu. Ibu mendekati Mone dan meminta maaf karena tidak mengatakan apa yang terjadi pada Mone, ia yakin Mone pasti sangat khawatir. Mone mengatakan tidak apa-apa.
Saat itu, ayah sibuk BBQ dengan para pria disana. Mitsuo kelihatannya sudah mabuk sambil mengatakan kalau ia sudah memutuskan akan mengambil alih kuil keluarganya. Tapi semua orang ragu, mereka merasa Mitsuo mengatakan hal seperti itu hanya karena Mitsuo mabuk. Tapi Mitsuo ingin menunjukkan kesungguhan hatinya, untuk membuat semuanya percaya, ia mengambil gunting dan bersiap memotong rambutnya. Mitsuo benar-benar memotong rambutnya, tapi semua orang takut karena Mitsuo melakukannya sambil mabuk. Jadi ayah memutuskan untuk menunjukkan kesungguhan Mitsuo maka mereka yang akan memotong rambut Mitsuo.
Mituso duduk di tengah rumah, Mone memakaikan kain disekeliling Mitsuo karena ia akan bercukur. Ryochin dan Yuto juga membantu. Ayah membawa alat cukurnya. Sebelum itu, Mitsuo mengatakan pada ayah kalau ia akan memilih jalan yang berbeda dengan ayah, ia akan meneruskan pekerjaan ayahnya. Ayah mengerti, ia tahu kalau Mitsuo sudah benar-benar mempersiapkan dirinya untuk hal ini. Kakek berkomentar kalau Mitsuo benar-benar serius akan mewarisi kuil keluarganya. Ayah mengerti dan ia mulai menghidupkan mesin cukurnya. Ayah bersiap akan mencukur rambut Mitsuo, tapi kemudian ia mematikannya lagi. Ia bertanya-tanya kenapa ia yang harus melakukannya. Ayah kemudian meminta yang lain untuk melakukannya, teman-teman Mitsuo. Dan Ryochin maju pertama, kemudian Yuto dan Mone. Setelah Mone selesai, mereka baru ingat pada Asumi di Tokyo dan mereka video call. Kalau Asumi nggak diberitahu tentu saja Asumi akan marah, untung Mone ingat. Asumi saat itu masih bangun, ia ada di share house dan shock karena rambut Mitsuo sudah dicukur setengah. Saat itu Mone memegang hp-nya VC sama Asumi dan giliran Michi yang mencukur rambut Mitsuo.
Kemudian ibu juga baru ingat ayah Mitsuo, tentu saja ayah Mitsuo harus berpartisipasi dalam hal ini. Mereka sibuk mencari ayah Mitsuo yang ternyata sudah ketiduran. Mereka kemudian membangunkan ayah Mitsuo dan mengatakan tentang Mitsuo yang sudah memutuskan menjadi biksu. Ayah Mone merasa kalau ayah Mitsuo harus menjadi orang terakhir yang mencukur rambut Mitsuo. Mitsuo juga setuju, ayah dan anak itu tidak mengatakan apa-apa saat Mitsuo menyerahkan alat cukur pada ayah. Ayah mengambilnya dan mulai mencukur rambut puteranya itu. Mone menatap itu dan teringat bagaimana dulu Mitsuo galau apakah ia ingin mewarisi atau tidak, ada perasaan takut dalam hatinya, tapi Mitsuo berhasil melampaui itu sampai ke titik dimana akhirnya ia siap melakukannya. Mitsuo menahan air matanya saat ayahnya mencukur rambutnya. Yang lain juga menatap dalam diam. Setelah ayah selesai mencukurnya, ayah dan Mitsuo membungkuk pada semuanya, yang lain memberikan tepuk tangan. Ayah Mitsuo menangis terharu karena hal itu, ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
Pagi harinya, Mone kembali ke rumah setelah jalan-jalan sebentar keluar. Semuanya masih berkumpul di rumahnya dan kakek akan ke ruang kerjanya saat Mone masuk ke rumah, kakek tersandung dan hampir terjatuh. Kakek mencari sesuatu di ruangannya dan bertanya apakah Mone sudah selesai jalan-jalannya. Mone mengatakan kalau ia pergi mengecek laut, melihat kerusakan yang terjadi dan sepertinya memang angin kuat itu karena tornado. Kakek merasa kalau Mone sudah pro sekarang. Mone hanya tertawa. Mone masih mengkhawatirkan mengenai peternakan tiram kakek dan kakek tahu kalau Mone khawatir, makanya ia mengatakan kalau dibandingkan saat itu, ini bukan apa-apa. Mone terdiam.
Saat itu di ruang sebelah, semuanya heboh sambil tertawa. Kakek tertawa melihat mereka, kakek mengatakan sekali lagi, dibandingkan sebelumnya yang ini belum ada apa-apanya. Mone menatap kakek dan mengatakan kalau kakek kuat sekali. Kakek mengatakan kalau ia tidak kuat, hanya saja ia enggan (reluctant?). Mone kembali menatap teman-temannya yang masih heboh tertawa dan berkomentar kalau semuanya tampak keren. Kakek kemudian akan bergabung dengan semuanya dan berterima kasih karena Mone sudah datang.
Mone saat itu memandangi adiknya Michi yang tertawa lepas dengan semuanya. Kemudian ia kembali ke kamarnya. Michi datang tak lama kemudian dan bertanya kenapa kakaknya ingin bicara berdua dengannya. Sejak Mone datang tadi, ia sudah merasa kalau Mone agak aneh. Mone kemudian duduk dengan serius dihadapan adiknya dan bertanya, Mi-chan, apakah aku boleh kembali kesini?
Michi terdiam.
***
Aku sebenarnya masih nggak ngerti kenapa Mone harus minta izin dulu pada adiknya untuk kembali ke rumah keluarganya sendiri. Apakah Mone takut adiknya salah paham lagi, kalau dia kembali maka Ryochin akan lebih perhatian pada Mone dibanding Michi?
Kenapa ia harus minta izin sama Michi gitu lho. Jujur saja, sejak Michi mengatakan kalau kakaknya nggak adil, aku agak gimana gitu sama Michi.
Melihat bagaimana keluarganya, teman-temannya yang bahagia tertawa bersama meski sedang terjadi hal yang sulit, Mone benar-benar ingin menjadi bagian dari mereka. Keinginannya untuk kembali ke kampung halamannya sangat kuat karena hal itu. Mitsuo saja akhirnya bisa menemukan jalan hidupnya, Mone juga harus bisa donk membuat keputusan. Tapi memang sejak awal Mone punya perasaan yang kuat pada kampung halamannya dan nggak aneh kalau akhirnya dia ingin kembali. Nah, selanjutnya adalah mengenai dia dan Suganami. Aku deg degan banged dengan jawaban Mone. Masa sih berakhir begitu saja, ikatan kuat antara keduanya T_T
BTW aku baru cek lagi saat Suganami melamar Mone, sebenarnya Suganami nggak bilang 'aku ingin menikahimu', tapi bilang 'aku ingin menikah'. Memang sih yang ia tuju adalah Mone, tapi kata-kata aku ingin menikah itu artinya adalah kalau Mone siap ya ayok, kalau nggak siap ya dia nyari yang lain. Gitu kan ya? Makanya dia meminta Mone memikirkan dengan hati-hati mengenai jawaban lamarannya. T_T
Belakangan hari ini aku galau nungguin jawaban Mone ke Suganami. Eh hari ini muncul trailer film Sakaken sama konichan. Dan sukses bikin mood ku balik lagi. Yaah aku dah nyiapin mental kalo Sensei nanti pisah sama Mone. Setidaknya ada berita baik buat fans Sakaken kalau Suganami gak menikah sama Mone, walaupun filmnya masih tahun depan. Walaupun filmnya bakalan nyesek juga wkwkwk... Tapi doa terbaik buat SugaMone
BalasHapus