Flashback ke seminggu setelah kejadian tanah longsor di Ishine machi di Tohoku, Asaoka datang ke Tome mengunjungi Koperasi Kehutanan Tome. Kawakubo sangat senang melihat Asaoka yang juga ngefans pada Ishinomori-sensei dan datang ke pamerannya. Tapi Sayaka tahu sebelum ke Tome pasti Asaoka datang ke Ishine machi dulu baru ke Tome dan Asaoka terkejut karena Sayaka tahu. Ternyata sepatu Asaoka penuh lumpur dan mengotori lantai kantor, Asaoka meminta maaf, tapi Sayaka nggak masalah. Sayaka juga tahu karena hujan lebat waktu itu, ada tanah longsor lagi di Ishine machi. Meski semua selamat tapi sedih juga karena mereka baru saja bisa hidup normal, dan kena bencana lagi. Ia tahu Asaoka pasti khawatir kehidupan sehari-hari warga akan terancam setelah bencana tanah longsor dan kesal karena tidak bisa melakukan apapun. Asaoka membenarkan hal itu. Asaoka dan Sayaka ternyata bertemu pertama kali 8 tahun lalu, saat ada bencana tanah longsor juga di Ishine-machi. Sayaka ingat sepatu Asaoka saat itu juga penuh dengan lumpur dan wajah Asaoka mengerikan waktu itu. Asaoka juga membenarkan hal itu. Dan wajah Asaoka saat mendengar berita itu juga sama, wajah mengerikan karena khawatir.
Itu-lah yang Asaoka pikirkan pagi itu saat Mone datang ke kantor dan menyapa, Asaoka diam di tempat gelap memikirkan sesuatu dan tidak menyadari Mone datang. Pagi itu sebelum siaran, Sawatari datang ke tim Asakira menyampaikan idenya untuk membuat acara khusus mengenai bencana tanah longsor di Ishine machi. Asaoka yang memang khawatir dengan kerusakan akibat tanah longsor itu setuju. Uchida merasa hebat sekali mereka disana tidak ada yang terluka, semuanya selamat. Asaoka mengatakan kalau itu adalah usaha dari warga setempat. Tapi Asaoka masih mengkhawatirkan sesuatu, masalah lain penyebab tanah longsor itu. Tipe tanah di dareh itu bukan tipe yang mudah mengalami longsor. Itu terjadi sejak 8 tahun lalu saat hujan deras sering terjadi. Dan karena bencana itu semua warga mulai lagi dari awal tapi kali ini ditempat yang sama, tanah longsor terjadi lagi, kehidupan sehari-hari warga terenggut lagi. Tapi mereka nggak menyerah setiap kali ada bencana.
Uchida mengatakan bukankah itu artinya warga tidak bisa lagi tinggal disana karena telah rusak berkali-kali. Sawatari bertanya apakah itu maksudnya mereka harus meninggalkan lokasi itu?
Saat itu Mone dan Asaoka sama-sama akan membantahnya. Mone mengatakan itu tidaklah mungkin. Mone teringat bagaimana kakeknya sangat mencintai laut dan meski pernah kena bencana, sangat tidak mungkin kakeknya akan pindah dari sana. Asaoka juga setuju, itu tidak mungkin. Ini bukanlah hal semudah itu, meminta warga pindah dari tanah yang mereka cintai.
Saat jam istirahat, Mone masih kepikiran mengenai hal itu. Asaoka menemuinya dan meminta maaf karena pembicaraan mereka tadi membuat Mone teringat bencana pulaunya waktu itu. Tapi Mone mengatakan tidak apa-apa, karena itu adalah hal penting untuk dibahas. Mone juga meminta maaf karena sudah menganggu pekerjaan dengan perasaan pribadinya. Tapi Asaoka mengatakan kalau apa yang dikatakan Mone benar, mereka harus lebih memikirkan lagi tentang penanggulangan bencana.
Mone sedang menunggu cuciannya di coin laundry sambil memikirkan pembicaraan mereka mengenai bencana tanah longsor itu, bagaimana Uchida dan Sawatari mengatakan kalau warga harus pindah dari sana dan Asaoka yang mengatakan mereka harus memikirkan penanggulangannya. Mone tenggelam dalam pikirannya saat Suganami-sensei muncul disana untuk mencuci baju. Keduanya sama-sama terkejut dan terdiam, teringat bagaimana pertemuan terakhir mereka waktu itu, Mone yang mengelus punggung Suganami. Suasana menjadi awkward. Suganami menyapa Mone dan Mone mengatakan lama tak jumpa. Suganami ingin mengatakan sesuatu tentang kejadian waktu itu tapi ia tak bisa mengatakannya dan suasana jadi aneh, jadi Mone mengubah pembicaraan dengan mengatakan kalau mesin cuci yang disana kosong dan Suganami segera memasukkan cuciannya. Tapi Suganami nggak konsentrasi dan hampir memasukkan deterjen ke mesin cuci itu, padahal mesin cuci yang itu nggak butuh deterjen 😂 Kelihatan banged nervousnya.
Suganami langsung nyadar dan memasukkan deterjennya lagi ke dalam tasnya saat Mone hanya tersenyum mengatakan ribet banged kan ada mesin cuci yang harus masukin deterjen ada yang tidak. Dan tiba-tiba tanpa ada angin dan hujan, Suganami mengajak Mone makan soba, Kamu mau makan soba nggak?
Mone ya langsung kaget donk dan menatap Suganami tidak percaya. Suganami awkward banged dan nggak berani menatap Mone, ia hanya mengatakan kalau dekat sini ada kedai soba. Mone berfikir dan membenarkan, ia ingat ada kedai soba dekat tempat tinggal mereka. Suganami memasukkan koin ke mesin cuci dan mengatakan ia belum makan siang, ia bertanya apakah Mone sudah makan siang, Mone dengan cepat menggeleng. Cucian Suganami akan selesai dalam 48 menit dan mengajak Mone kembali ke coin laundry 48 menit lagi. Mone mengerti. Suganami nggak bisa menyembunyikan senyumannya karena hal itu. Tinggal 47 menit lagi dan mereka berangkat ke kedai soba. Setelah mereka pergi, Asumi keluar dari pintu satunya membawa cuciannya, ia bergumam, kalau mau makan ke kedai soba ngajaknya yang biasa aja alias ngapain segitunya cuma ngajak ke kedai soba 😂😂😂
(Itu tiba-tiba banged keluar dari mulut Suganami seolah dia udah latihan dulu, pokoknya kalau ketemu lagi harus ngajak Mone makan soba XD).
Sayang sekali nggak ada adegan makan di kedai soba. 47 menit berlalu, Suganami sudah mengambil cuciannya dan Mone mengajaknya minum teh dulu di share house. Mone curhat mengenai Asaoka-san dan mereka melanjutkannya di share house. Suganami mengatakan mungkin cara berfikir Asaoka itu sama dengan seorang dokter. Mereka adalah orang luar tapi harus membuat keputusan. Orang-orang yang kesakitan/kesulitan akan sulit berpikir, Jadi orang seperti dokter yang membuat keputusan untuk pasien. Ia pribadi berpikir bahwa tidak ada pilihan selain meninggalkan tanah itu. Tempat yang sering mengancam jiwa bukanlah tempat yang cocok manusia. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah harus menjauh dari sana. Ia yakin Asaoka juga berfikir sama tapi terlalu sulit untuk mengatakannya. Mone terdiam sambil mengerutkan keningnya. Suganami tahu kalau Mone tidak puas dengan hal itu.
Mone berkomentar kalau Suganami selalu mengatakan hal yang benar, tapi kata-kata Suganami sedikit dingin. Mone meminta maaf kalau menyinggung Suganami.
Suganami sih nggak masalah, ia hanya menghela nafas dan kemudian mulai membahas ikan sauri. Suganami mengatakan tangkapan ikan sauri belakangan berkurang, itu karena ikan itu menyukai suhu air yang dingin. Mereka tidak akan mau ditempat hangat jadi selalu mencari air yang dingin untuk hidup. Begitulah makhluk hidup, mereka punya jalan hidupnya masing-masing. Mencari tempat yang nyaman untuk hidup ia pikir itu bukanlah sesuatu yang salah. Mone hanya terdiam sambil menunduk dan Suganami bertanya ada apa?
Mone masih nggak yakin, ia masih bertanya-tanya apakah pindah adalah jalan terbaik atau tidak.
Saat Mone menunduk, rambut Mone menutupi wajahnya. Suganami memperhatikan Mone dan kelihatan ragu untuk menggerakkan tangannya. Tapi kemudian Suganami mulai menggerakkan tangannya, entah itu untuk memperbaiki rambut Mone, untuk mengelus kepala Mone, untuk menyentuh wajah Mone atau untuk menepuk-nepuk punggung Mone. Suganami saat itu masih ragu dan akhirnya ia tak bisa melakukannya tapi Mone melihat tangan Suganami itu. Mone mengangkat kepalanya dan terkejut, ia menatap Suganami. Suganami hanya diam dan mengalihkan pandangannya. Dan Suganami menunjukkan pandangan kaget saat ia melihat ke pintu, Mone bingung dan menoleh ke belakang.
Ayah Mone sudah berdiri disana dengan barang bawaannya, ia menjatuhkan tasnya saking kagetnya. Ayah membuka kaca mata hitamnya untuk melihat lebih jelas. Mone terkejut melihat ayahnya dan mengatakan 'Otousan...!'. Suganami kaget saat tahu itu adalah ayah Mone, ia langsung berdiri shock.
Ayah mengatakan kalau ia datang untuk mengejutkan Mone tapi justru ia yang terkejut. Ayah Mone tertawa karena masih shock melihat puterinya bersama seorang pria dimana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu akan menyentuh puterinya. Ayah menatap Suganami, Suganami bingung mau ngapain, Mone ya juga kaget banged dan tak bisa mengatakan apapun.
***
Jiaaaaaaah, Ayah akhirnya datang mengunjungi Mone di Tokyo, nggak bilang-bilang pula, dia yakin banged bisa mengejutkan puterinya itu. Tapi siapa sangka dia yang kaget melihat puterinya bersama seorang pria yang tak ia kenal. Ayah ini tipe yang oyabaka jadi pasti bakalan nggak tenang melihat puterinya bersama pria lain 😂
Apalagi ayah melihat sendiri apa yang akan dilakukan Suganami. Suganami sih kok pake kayak gitu. Aku pikir awalnya ada noda diwajah Mone gitu, kan biasa di drama romance, tapi ternyata Suganami memang ingin menyentuh Mone. Mungkin karena dulu di Tome dia juga nggak bisa menyentuh Mone untuk menepuk punggung Mone agar Mone merasa lebih baik saat Mone menceritakan keresahannya karena ia tak bisa melakukan apa-apa saat Tsunami. Dan saat Suganami mengatakan masa lalunya untuk pertama kalinya, Mone sama sekali nggak ragu menyentuh punggung Suganami. JAdi ya, Suganami juga merasa kalau ia harus melakukan sesuatu. Tapi gagal lagi, soalnya kepergok sama calon mertua 😂😂😂
Kesan pertama Suganami nggak baik dimata ayah Mone, aku yakin ayah bakalan terus mengawasi Suganami selama ia ada di Tokyo. Aku nggak sabar melihat interaksi mereka.
Btw itu Suganami ngajak makan soba ya kok begitu banged. Nggak ada pembukaan, langsung ke intinya ya Mone kaget. Tapi Mone mau banged 😂
Dua orang itu udah kelihatan kalau mereka ada rasa pada masing-masing sih. Semoga mereka juga menyadarinya meski di depan yang lain mereka sok ngga peduli kalau ditanya.
ada yg sadar gak sih, waktu suganami dan mone duduk, sekarang agak dekatan daripada waktu masih di TOME. Biasanya mereka waktu masih belajar bareng itu duduknya pasti ada jarak 2 kursi dan berhadapan. nah sekarang mereka duduknya deketaaan... kyaaaaa kapan mereka nge date!!!
BalasHapus