Sinopsis Okaeri Mone Episode 63
Samejima melanjutkan latihannya di stadion didampingi oleh Mone yang membantunya mencatat waktu. Sepertinya waktu Samejima tidak terlalu bagus atau lebih tepatnya tidak naik, belum bisa mencapai yang mereka inginkan. Samejima bertanya bagaimana waktunya dan Mone mengatakan sedikit lagi. Samejima yang kelelahan mengerti, Mone hanya bisa tersenyum. Waktu standar maraton kursi roda adalah 55 menit 20 detik, sementara Samejima belum bisa mencapai angka itu.
Samejima dan Mone kembali ke ruangan latihan mereka dan Samejima meminta maaf pada Mone yang terus menemaninya latihan padahal ia bahkan tak bisa mendapatkan waktu standar. Mone meminta Samejima lebih percaya diri lagi. Tapi dengan waktunya yang sekarang, Samejima tidak yakin. Mone bertanya apakah Samejima mengkhawatirkan sesuatu karena wajah Samejima tampak sedang khawatir.
Samejima mengatakan yang bisa ia lakukan adalah melakukannya sekuat tenaga, dan mengikuti rencana merkea, tapi ia tak puas dengan strategi mereka sekarang. Ia merasa ini tidak menyenangkan. Dulu ia disebut-sebut sebagai pelari sepeda roda yang kuat melawan angin. Saat semua pemain takut pada headwind atau angin yang melawan arah, ia bisa melewatinya dengan baik, ia meluncur mengalahkan pemain lain. Ia merasa kalau itu adalah momen terbaiknya, perasaan saat ia bisa melewati angin yang menghadangnya, seolah-olah angin itu hanya membukakan jalan untuknya.
Malam harinya, Mone mengumpulkan data pertandingan Samejima dan mengecek cuaca hari pertandingan saat itu dan ternyata Samejima banyak menang saat cuaca berangin kencang.
4 hari sebelum pertandingan, Samejima mandi di pemandian umum milik Natsu. Setelah mandi ia mengecek kesehatannya sendiri, seperti mengecek tensi. Mone datang memberitahu Samejima kalau data cuaca berubah lagi, dihari pertandingan nanti cuaca akan berangin. Samejima senang mendengarnya, ia juga mengatakan kalau Mone mengeceknya setiap hari dan ia merasa nggak enak. Mone bertanya kenapa Samejima belakangan ini kok gitu. Samejima mengatakan itu karena dirinya selalu merepotkan, ia selalu ditolong oleh orang lain. Tapi ia berterima kasih dan terasa tertolong, hanya saja jika ia selalu ditolong orang lain lama-lama ia merasa nggak enak. Mone terdiam. Samejima kemudian mengatakan kalau ia akan pergi untuk latihan.
Mone mengejarnya dan mengatakan kalau ia menganalisis data pertandingan Samejima sebelum sebelumnya dan ternyata Samejima selalu menang saat angin bertiup kencang. Dan setelah ia mengecek data pertandingan yang akan datang, cuacanya akan berangin kencang. Tapi jika ternyata saat pertandingan angin tidak seperti yang mereka harapkan, ia pikir tidak apa-apa jika Samejima bertanding seolah-olah sedang melawan angin (mungkin maksud Mone adalah membayangkan angin bertiup kencang).
Samejima agak kesal mendengarnya, karena ia tidak bisa menang dengan hanya menggunakan perasaan/sense makanya ia meminta bantuan secara ilmiah, mengecek data demi data bagaimana ia bisa menang. Itu sebabnya ia ada disini. Mone tahu akan hal itu, menurutnya Samejima yang berlari dengan kursi rodanya sangat keren, tidak ingin kalah dengan angin, merasakan angin yang berhembus Samejima menunjukkan wajah segar. Mone terus bicara dan bicara, sebenarnya ia memuji Samejima tapi Mone sampai bilang ‘kalau nanti pun kalah’ dan Samejima kesal karena itu, ia tak mau mendengar cerita tentang kekalahan dan ia berteriak kalau ia tak mau mendengar cerita Mone. Mone terdiam.
Samejima meminta maaf, ia mengatakan kalau mendengar cerita Mone ia jadi percaya tapi ia tidak mau kalah, ia tidak akan kalah. Ia, demi dirinya sendiri, ia akan menang dengan cara yang ia pilih. Mone juga meminta maaf karena sudah mengatakan hal seperti itu. Samejima kemudian meninggalkan tempat itu.
Mone akan kembali ke kamarnya saat tiba-tiba Suganami memanggilnya. Mone kaget melihat Suganami ada di pintu menuju coin laundry. Suganami meminta maaf karena datang tiba-tiba, ia dalam perjalanan ke Tome dan sebelum pergi ia sepertinya ingin memberitahu Mone secara langsung. Mone mengerti dan mengatakan kalau disini baik-baik saja. Suganami sudah ada disana sejak tadi dan mendengar semuanya. Ia mengatakan kalau ia lega Samejima adalah tipe orang seperti itu. Jika Samejima adalah tipe yang mudah terpengaruh dengan ide Mone, ia setuju dengan semuanya dan menjadi tergantung pada Mone, maka jika kemungkinan terburuk terjadi, mereka berdua tidak akan bisa menanggungnya. Mone terdiam.
Malam harinya, Suganami sensei sudah tiba di Tome. Sayaka baru pulang dari berkabung dan menemui Suganami di klinik. Sayaka merasa pasti sulit bagi Suganami pulang balik Tokyo-Tome, Suganami mengatakan ia tak bisa melakukan apapun karena memang begini Situasinya. Sayaka baru pulang dari pemakaman salah seorang warga yang dirawat oleh Suganami saat ulang tahun Mone waktu itu. Sayaka mengatakan kalau nenek itu sangat populer, ada banyak tamu yang datang, mengobrol ini itu, cicit nenek berlari kesana kemari, pokoknya pemakamannya heboh sekali. Sayaka berharap Suganami bisa datang karena keluarga nenek sangat berterima kasih pada Suganami, karena Suganami selalu datang merawat nenek. Suganami mengatakan kalau ia seharusnya sudah bisa terbiasa, tapi bagaimanapun mungkin selamanya ia tak akan pernah bisa mengatakan kalau ia sudah berusaha yang terbaik. Sayaka hanya tertawa mendengarnya, ia sudah paham dengan sifat Suganami yang seperti itu.
3 hari sebelum pertandingan, tim Asakira rapat lagi. Mone menceritakan apa yang terjadi dan Asaoka juga mengatakan pada Mone kalau mereka tidak boleh mengatakan pada klien untuk bergantung pada sense-nya. Mone meminta maaf. Asaoka mengatakan mereka tidak boleh mengatakan sesuatu yang membuat bingung klien, mereka harus bisa mengatakan sesuatu yang bertanggungjawab. Hal seperti ini akan menjadi pertarungan bagi mereka. Yang lain bingung. Asaoka mengatakan kalau mereka membutuhkan PLAN B dalam setiap rencana. Asaoka bertanya pada Mone apakah Mone merasakan sesuatu?
Mone menjelaskan kalau Samejima adalah tipe yang menyukai race atau pertandingan, ia tak mau kalah dan melakukan sekuat tenaga. Data dan perkiraan cuaca memang penting tapi menurutnya perasaan juga penting, misalnya perasaan menyenangkan saat bertanding, itu akan membantu pemain menang. Itulah yang ia rasakan.
Asaoka mengerti. Ia mengecek data kalau ada perubahan cuaca dihari pertandingan, angin akan bertiup kencang. Mone membenarkan, ia mengatakan kalau Samejima semakin kuat jika angin bertiup kencang.
Asaoka kemudian mengajak semuanya untuk membuat Plan B untuk Samejima.
****
Konflik sebelum pertandingan mungkin terjadi. Karena tekanan mental dan lain sebagainya. Samejima sudah berusaha sangat keras tapi waktunya tidak bisa naik. Padahal beberapa hari sebelum pertandingan.
Samejima punya perasaan tak enak karena dia selalu dibantu oleh orang lain. Sementara Mone adalah seseorang yang merasa nggak enak karena dia tidak bisa membantu orang lain. Mereka mungkin bertolak belakang dalam hal itu, tapi mereka bisa saling menyemangati satu sama lain.
Aku menyukai bagaimana Suganami datang menemui Mone sebelum ia berangkat ke Tome. Padahal kan mereka nggak punya hubungan apapun yang mengharuskan saling berkabar langsung, bisa aja Suganami mengirim pesan, nggak perlu ketemu langsung, toh sepertinya dia juga nggak ada menyampaikan sesuatu yang penting kan?
Tapi beginilah perubahan Suganami pada Mone. 😊
Aku sudah membaca spoiler Okaeri Mone sampai minggu ke-20 dan alhamdulillah ship aman 😂🙏
Hanya saja Mone memang kembali ke Kesennuma dan Suganami-sensei tetap di Tome. Akankah sesuatu menyatukan mereka nanti?
alhamdulillah ship aman. apakah mereka nanti LDR an??
BalasHapus