Sinopsis Okaeri Mone Episode 47
Pekerjaan pertama Mone di Stasiun TV adalah mengcopy bahan untuk breafing. Ia benargbenar kebingungan karena pekerjaan ini benar-benar berbeda dengan pekerjaan di laut dan gunung. Meski ia masih bingung dan tidak tahu apa-apa setidaknya Mone melakukan apa yang diminta sambil memperhatikan sekelilingnya. Riko dan Nosaka sepertinya masih berdebat masalah sesuatu. Nosaka ragu Riko bisa melakukannya dengan baik dan meminta Riko menggunakan naskah dari Asaoka saja tapi Riko meyakinkan Nosaka kalau ia bisa melakukannya dengan naskah yang ia buat. Riko bahkan yakin hanya dengan sekali latihan, naskahnya sempurna. Nosaka takut nanti waktunya nggak pas dan akhirnya ia meminta Satoko-san nanti yang memutuskan naskah mana yang digunakan. Mone kemudian bertanya pada Uchida apakah naskah peramal cuaca ditulis oleh peramal cuaca itu sendiri dan Uchida membenarkan. Biasanya siapa yang tampil maka peramal cuaca itu akan menulis naskahnya sendiri. Tapi karena ini adalah pertama kali Riko akan tampil makanya Asaoka sebelumnya yang menuliskan naskahnya. Mone mengerti dan kagum melihat Riko yang menulis naskahnya sendiri.
Saat itu seseorang datang masuk ke ruangan dan menyapa semuanya, terutama menyapa Riko atau bisa aku bilang menggoda Riko? Makanya Nosaka kayaknua agak gimana gitu pada pria itu. Uchida menjelaskan pada Mone kalau pria itu adalah reporter Stasiun TV Sawatari Kohei (Tamaoki Reo).
Lalu tim cuaca melakukan breafing mengenai cuaca hari ini. Nosaka menjelaskan pada Mone apa yang sedang mereka lakukan. Jadi sebelum siaran, tim akan mengecek ulang cuaca yang akan mereka laporkan di siaran, apakah ada perubahan atau ada saran dari yang lain gitu. Uchida sendiri merasa aneh dengan arah angin di Utara Jepang. Tapi sepertinya hal itu tidak akan mempengaturi cuaca hari itu. Setelah briefing selesai, Mone bertanya pada Uchida tentang arah angin yang dimaksud dan Uchida memperlihatkan di layar meja, ada angin mengkhawatirkan yang menumpuk di satu tempat dan Mone mengecek peta, itu adalah daerah Miyagi, kampung halaman Mone.
Lalu Riko melakukan latihan / gladi sebelum tampil dengan menggunakan naskahnya. Satoko, Nosaka, Uchida dan Mone masuk ke ruang siaran untuk melihat. Dan perfect, Riko melakukan laporan cuaca dengan sempurna dan waktunya juga pas jadi Satoko setuju menggunakan naskah Riko. Mone kagum sekali melihat bagaimana ramalan cuaca yang hanya beberapa menit itu, terutama penampilan Riko yang penuh percaya diri.
Mone juga melihat bagaimana berita pagi TV dilakukan dan ia kagum sekali. Riko menyapa Mone dan bertanya apakah ini menarik? Mone membenarkan, selama ini ia hanya melihat di televisi saja, versi yang sudah jadinya, makanya ia merasa melihay dibalik layar adalah sesuatu yang menarik. Riko tahu perasaan itu, saat pertama ia bekerja ia juga kagum sekali melihat dibalik layar program TV. Lalu Satoko memanggil Riko, 10 menit sebelum ramalan cuaca, jadi Riko harus stand by. Riko kemudian pergi, tapi Mone melihat tongkat peramal cuaca di meja, ia mengambilnya dan mengejar Riko yang melupakan alat penting peramal cuaca itu. Riko berterima kasih pada Mone. Lalu sepintas Mone melihat kalau tangan Riko gemetaran. Meski Riko selalu menunjukkan wajah senyumnya dengan percaya diri, tentu saja Riko deg degan dengan penampilan live pertamanya itu. Mone meminta Riko melakukan yang terbaik dan Riko berterima kasih.
Tapi tiba-tiba terdengar bunyi sirine. Semuanya kaget. Riko kembali ke ruang cuaca dan mengecek layar, ada pergantian susunan acara karena siaran darurat. Semuanya terdiam, terutama Riko. Kohei mengatakan pada Satoko kalau bagian cuaca sepertinya akan di cut. Satoko kesal pada Kohei yang tidak mengatakan apa-apa tapi Kohei sepertinya juga baru tahu. Satoko akhirnya mengatakan pada Riko untuk berusaha lagi lain kali. Riko mengerti. Ia kemudian meminta Mone mengembalikan tongkat peramal cuaca ke bagian perlengkapan. Mone mengerti. Tapi Mone masih bingung dengan apa yang terjadi dan bertanya pada Uchida. Uchida menjelaskan karena ada siaran darurat terjadi perubahan susunan acara, dimana ramalan cuaca hanya 30 detik dengan kata lain bagian Riko di cut (ramalan cuaca biasanya 2 menit 30 detik, tapi karena ada siaran darurat di cut jadi 30 detik saja).
Mone ikut sedih karena Riko begitu berusahanya hari ini, tapi bagiannya malah di cut.
Tugas Mone hari itu selesai. Dalam perjalanan pulang, masih di gedung stasiun TV, Mone bertemu dengan Riko di ruang santai tempat mesin penjual otomatis. Mereka saling menyapa. Riko meminum birnya sambil mengeluh menggunakan suara kesal. Mone kaget banged karena image Riko yang menjadi kesan pertama Mone hilang begitu saja.
***
Ok. Aku mengakui bagian ramalan cuaca di 2 episode awal Tokyo-hen ini cukup menarik. Melihat dibelakang layar ramalan cuaca yang hanya disiarkan 2 menit 30 detik. Persiapannya itu benar-benar panjang dan seperti kata Asaoka-san saat ia berteriak di hutan Tome, waktu segitu terlalu singkat untuk ramalan cuaca. Dan lagi, sedih banged ya, kalau ada siaran darurat maka bagian yang di cut adalah ramalan cuaca. Seolah-olah itu bagian tidak penting dalam siaran TV padahal persiapannya itu tidak main-main.
Kalau ramalan cuaca di Indonesia mungkin tidak seakurat itu tapi di Jepang ramalan cuaca itu akurat banged. Meski tidak 100% benar, tapi 99% memang apa yang diramalkan terjadi. Misalnya kalau ramalan cuaca mengatakan akan hujan jam 4 sore, memang jam 4 sore akan hujan. Makanya di Jepang, masyarakatnya memang yakin pada ramalan cuaca. Beda kalau di Indonesia nggak banyak yang tertarik pada ramalan cuaca.
BTW aku suka banged sama Imada Mio jadi pas nonton dia sebagai peramal cuaca rasanya cocok banged, selain karena dia cantik, rasa percaya dirinya tinggi. Ia selalu ramah dan tersenyum tapi seperti nya ia punya kepribadian lain nih Mungkin dia suka mengomel dibelakang. Aku harap dia menjadi teman Mone supaya Mio sering muncul hahhahahaha.
0 komentar:
Posting Komentar