Penebangan pohon hiba 300 tahun dengan mesin dimulai setelah Sayaka dan Mone memulainya dengan menggunakan gergaji tangan. Sayaka menyaksikan penebangannya dengan perasaan yang berkecambuk. Ia bahkan tidak sadar saat diminta untuk minggir karena berbahaya terlalu dekat dengan pohon. Sayaka menangis saat melihat pohon itu ditebang. Pohon yang selama ini ia sayangi dan ia hormati terjatuh ke tanah. Yang lain juga terlihat sedih melihat pohon itu ditebang, tapi Sayaka yang paling sedih, sampai menangis. Mone hanya bisa menatap Sayaka yang berterima kasih pada pohon hiba 300 tahun yang ditebang.
Setelah penebangan pohon, pegawai Koperasi Kehutanan Tome berkumpul di kantor. Masih ada masalah yang harus mereka cari solusinya, yaitu tempat menyimpan kayu pohon hiba. Mone ternyata sudah memikirkan hal itu, ia membuka sebuah map dan menjelaskan pada semuanya. Melihat catatan curah hujan dan kerusakan banjir masa lalu, ada tempat-tempat yang rentan terhadap kerusakan. Meski begitu selama beberapa tahun terakhir dapat dilihat bahwa tidak ada bencana terkait sedimen atau kerusakan karena genangan air. Ia juga menemukan tempat yang baik untuk menyimpan kayu hiba selama 100 tahun. Yang lain penasaran dimana. Dan Mone membuka map satunya, tempat yang bagus itu adalah kuil. Semuanya terkejut dan baru menyadari kalau itu adalah ide yang bagus. Kebetulan ada pemilik kuil disana dan mereka mengajak pemilik untuk berdiskusi.
Pemilik kuil mengatakan kalau ia sudah mendengarnya dari Mone, hanya saja 50 tahun itu memang waktu yang sangat lama. Mone menjelaskan seperti yang dikatakan Sayaka dulu, kayu yang disimpan tidak harus digunakan untuk panggung noh, mereka bisa memanfaatkannya nanti untuk sesuatu yang berguna. Baik itu 50 tahun atau 100 tahun dari sekarang, ia harap kayu itu bisa membantu orang lain nantinya, sebagai sesuatu yang bisa mereka tinggalkan untuk tanah ini.
Pemilik kuil juga mengerti akan hal itu dan akhirnya ia setuju untuk menyimpan kayu hiba di kuil miliknya. Semuanya lega.
Sayaka berterima kasih pada Mone yang sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia meminta Mon euntuk jangan khawatir lagi dan bertanya kenapa Mone berbohong?
Mone terdiam. Sayaka sudah tahu kalau Mone lulus ujian peramal cuaca dan Mone juga punya pekerjaan yang ingin ia lakukan. Ia tahu Mone ingin bekerja bersama Asaoka-san. Ia hanya tidak mengerti kenapa Mone berbohong padanya. Mone ingin menjelaskannya tapi ia tidak bisa.
Sayaka bertanya apakah Mone kasihan padanya? Ia mengatakan ia belum 70 tahun, untuk beberapa alasan dia sendirian. Ia bertanya apakah Mone berfikir Mone tidak bisa meninggalkan wanita tua sepertinya sendirian? Ia meminta Mone jangan menganggapnya bodoh. Sayaka kemudian meninggalkan Mone yang masih terdiam dan merasa bersalah pada Sayaka.
Suganami sensei diam-diam melihat mereka berdua dari luar.
Malam harinya, Mone sendirian di cafe. Suganami masuk ke sana dan bertanya apakah Mone tidak belajar lagi karena sudah lulus? Mone diam saja.
Suganami mengatakan kalau ia mengerti kenapa Mone berbohong. Mungkin Sayaka juga tahu. Mone sudah bekerja keras dan akhirnya mendapatkan kualifikasi yang Mone inginkan dengan kekuatan sendiri. Orang-orang disekitar Mone pasti sangat senang bahkan jika itu artinya Mone akan meninggalkan mereka. Sayaka juga begitu, ia yakin Sayaka juga bahagia dan dengan senang hati mengirim Mone pergi ke tempat yang Mone inginkan.
Mone mengatakan kalau ia sudah tahu. Hanya saja ia takut. Saat ia mengejar mimpinya, ia takut mengecewakan orang-orang yang ia sayangi. Besok adalah peringatan gempa dan tsunami 5 tahun lalu. Ia mengatakan ia tidak ada di pulau saat itu. Ia ada di Sendai bersama ayahnya melihat hasil kelulusan SMA-nya. Ia tidak pernah meninggalkan pulau, hanya hari itu ia meninggalkan pulau. Teman-temannya, keluarganya, para warga menghadapi hari yang sulit. Adiknya mengatakan padanya kalau ia tidak melihat tsunami itu. Ia benar-benar tertusuk dengan kata-kata itu dan ia terjebak sejak saat itu.
Suganami terdiam melihat Mone. Ia mendekati Mone dan mengulurkan tangan kirinya untuk menyentuh bahu Mone (atau memeluk Mone?). Tapi tangan kanannya menghentikan tangan kirinya.
Pada akhirnya Suganami tidak bisa melakukan apapun.
Mone meminta maaf karena sudah menceritakan kisah seperti itu pada Suganami.
Suganami kemudian mengatakan pada Mone untuk bicara dengan Sayaka. Mone mengerti, ia memang akan melakukannya.
Sayaka besoknya sedang latihan tari Noh di panggung Noh. Mone datang untuk bicara padanya tapi hanya memperhatikan Sayaka dari jauh.
***
Suganami sensei!!!!
Acckkk, kenapa tangan kananmu menghentikan tangan kirimu???????
Aku nggak nyangka Suganami sensei sudah sampai ke tahap ini. Memang sih Suganami mungkin hanya ingin menenangkan Mone yang sedang merasa sedih, tapi entah kenapa ia mengurungkan niatnya.
Aku mengerti kenapa Sayaka-san agak marah pada Mone. Padahal ia menunggu kapan Mone akan berbagi kebahagiaan dengannya mengenai Mone yang lulus, tapi Mone malah berbohong padanya. Ia tidak mau Mone kasihan padanya karena ia sendirian, karena ia tidak mau dikasihani. Itu benar kalau Sayaka sedih karena Mone akan meninggalkannya tapi bukan berarti ia tidak mendukung impian Mone.
Aku harap Mone bisa bicara dengan Sayaka baik-baik.
0 komentar:
Posting Komentar