Pagi itu Mone bangun pagi-pagi sekali dan duduk di depan rumahnya, menatap ke arah laut. Ryochin juga terbangun dan menyapa Mone, ia bertanya apakah Mone belajar semalaman dan Mone mengatakan ia terbangun mendengar suara ombak. Ia bertanya apakah Ryochin bisa tidur dengan baik setelah lama nggak tidur di darat?
Ryochin membenarkan kalau ia tidak bisa tidur nyenyak. Ia juga mengatakan kalau hidup di kapal sangatlah sulit, ia takut pada bosnya, harus bekerja keras. Tapi pada akhirnya ia tidak akan bisa membenci lautan. Ia tidak punya dendam pada lautan. Mone terdiam.
Pagi itu juga Mone menghabiskan waktunya belajar. Teman-temannya datang berkunjung dan mereka bermain permainan kehidupan sambil mengobrol. Ryochin bertanya apakah benar Mi-chan akan mendapatkan pekerjaan di stasiun penelitian perikanan, kalau Mi-chan lulus ujian itu benar-benar mengagumkan. Michi mengatakan kalau ia belum tentu lulus. Ryo mengatakan kalau Michi lulus maka ia dan Michi adalah teman yang bekerja di laut. Michi hanya tersenyum dan Mone melihat reaksi Michi yang bahagia, ia juga tersenyum. Ryo juga bertanya pada Asumi yang akan ke Tokyo dan seperti biasa terjadi adu mulut diantara mereka karena Ryo memang tipe yang dingin pada Asumi yang menyatakan cinta pada Ryo sekali setahun. Asumi bergumam kalau ia melewatkan ikan yang besar. Ryo bingung. Yuta mengatakan kalau Asumi akan ke Tokyo, menjadi sukses dan mungkin menjadi selebritis, sehingga Ryo tidak akan bisa mendekatinya dengan mudah. Ryo mengatakan kalau bukannya Asumi juga bilang begitu dulu waktu ke Sendai?
Asumi kesal karena itu artinya dia belum berubah di mata Ryo. Saking kesalnya Asumi mengatakan kalau sekarang ia suka dengan pria yang ramping dan kulitnya putih. Ryo beneran nggak peduli, dia cuma bilang kalau Asumi memang cocok di Tokyo. Mitsuo mengatakan kalau ia juga akan melakukan sesuatu yang hebat saat kuliah sebelum ia menjadi biksu. Ryo terkejut karena seingatnya Mitsuo tidak mau menjadi biksu. Tapi sepertinya 2 tahun ini sudah mengubah Mitsuo, pada akhirnya ia tidak membenci pekerjaan sebagai biksu. Ryo juga mengatakan bagus sekali Yuto nantinya akan bekerja di balai kota setelah lulus.
Ryo tiba-tiba menunduk dan mulai menangis. Semuanya bingung melihat Ryo. Ryo mengatakan kalau mereka berbeda dengan orang tua mereka. Ia berbeda dengan ayahnya yg terkurung dalam masa lalu. Terkurung dalam masa lalu hanya akan menghancurkan masa depan mereka. Karena itu Apapun yang terjadi di masa lalu, mereka bisa hidup seperti keinginan mereka. Apa salahnya memilih musik dan meninggalkan bisnis keluarga? Kalau suka dengan kampung halaman, apa salahnya bekerja demi kampung halaman? Mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan dan tidak lanjut ke universitas. Apa salahnya pergi ke Tokyo, apa salahnya ikut ujian meski kita nggak bagus dalam belajar? Mereka tidak punya pilihan lain selain melangkah maju.
Malam harinya Mone berdoa di altar nenek karena besok pagi dia akan berangkat pagi-pagi sekali. Ibu meminta Mone melakukan hal yang ia sukai. Sejak dulu nenek memintanya begitu. Setelah ibu dan ayah menikah, ibu langsung hamil, saat itu ibu masih bekerja sebagai guru di Sendai. Nenek mengatakan pada ibu kalau ibu kesulitan mengasuh anak, ibu bisa pindah ke pulau tapi nenek tetap ingin ibu melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang guru.
Saat itu Michi diam-diam mendengarkan pembicaraan keduanya. Tapi ibu tahu Michi menguping dan meminta Michi bergabung. Ketiganya duduk di ruang tengah. Ibu mengatakan ia menyukai pekerjaan sebagai guru, ia juga menyukai pekerjaan saat nenek membuka guesthouse, juga pekerjaan membantu kakek di peternakan tiram. Ia selalu melakukan pekerjaan yang ia sukai. Karena itu ia ingin Mone dan Michi memilih pekerjaan yang mereka sukai. Ia meminta keduanya untuk tidak ragu. Tapi ia meminta saat ada waktu senggang, keduanya mengambil foto coming-of-age ceremony dengan furisode, karena ayah benar-benar menantikan hal itu. Ayah ingin membanggakan dua puterinya yang cantik. Mone dan Michi tersenyum dan mengerti, mereka akan melakukannya suatu hari nanti. Saat itu ayah pulang dan diam-diam tersenyum mendengarkannya. Ayah makan malam sendirian saat ibu, Mone dan Michi di ruang tengah membuka majalah furisode dan memilih-milih furisode mana yang cocok untuk mereka. Kakek tersenyum melihat keceriaan rumah mereka malam itu.
Dalam perjalanannya kembali ke Tome, Mone singgah di sebuah patung dipinggir pantai dan berdoa. Disana ia melihat ayah Ryochin yang hampir terjatuh ke laut. Mone langsung menghentikannya, berfikir ayah Ryochin mabuk lagi dan ingin menceburkan diri ke laut. Tapi ternyata ayah cuma terpeleset saja. Ayah ke tepi laut Kesennuma karena ingin melihat kabut sekaligus melihat kapal Ryo berlayar. Kabut itu adalah kabut yang pernah Mone sebutkan dulu. Mone kemudian menjelaskan mengenai kabut yang muncul dari pengetahuan yang sudah ia dapatkan dari hasil belajarnya. Bagaimana kabut terbentuk. Mone bertanya apakah ayah Ryochin tidak takut melihat kabut itu. Ayah hanya tersenyum mengatakan kalau ia tidak punya dendam pada laut. Mone mengatakan kalau Ryo juga mengatakan hal yang sama padanya.
Keduanya kemudian terdiam menatap indahnya kabut pagi itu sambil melihat kapal-kapal yang perlahan meninggalkan dermaga, salah satunya adalah kapal Ryo.
Mone kembali ke Tome 2 hari sebelum ujian. Ia menghabiskan waktunya untuk belajar ditemani oleh Suganami-sensei. Disela-sela belajar, Mone akan ke luar untuk olahraga skipping selama 5 menit. Suganami juga menemaninya di luar sambil menghitung waktu. Ia bahkan sampai bersin karena cuaca sangat dingin. Mone mengatakan kalau ia pasti akan lulus kali ini dan Suganami tersenyum melihat keinginan kuat dalam diri Mone untuk lulus.
***
Aku yakin ujian kali ini Mone pasti lulus, karena ya begitulah di spoilernya, Mone akan lulus di ujian ketiganya. Mone sudah berusaha sangat keras dan akhirnya ceritanya mulai bergerak. Soalnya aku udah capek nih, pengen liat Mone jadi peramal cuaca.
Minggu ke-8 ini adalah minggu-nya Ryochin. Untuk pertama kalinya ia curhat pada semuanya. Mengenai perasaannya, bahwa ia takut juga dengan pekerjaannya sebagai nelayan. Tapi seperti yang ia katakan, mereka nggak punya pilihan selain bergerak maju dan mungkin cuma itu yang bisa mereka lakukan.
Aku penasaran bagaimana persahabatan mereka setelah mereka dewasa nanti. Apakah masih banyak scene para sahabat ini nanti kedepannya?
0 komentar:
Posting Komentar