Ayah Ryochin dikabarkan menghilang dan kemungkinan jatuh ke laut. Mone dan Michi menunggu di rumah. Mone mencoba menghubungi Ryochin tapi tidak tersambung. Mone mencoba menenangkan adiknya mengatakan kalau ayah Ryochin pasti baik-baik saja karena kemarin ayahnya kelihatan baik-baik saja. Michi kemudian mendapat telpon dari ibunya mengatakan kalau mereka sudah menemukan ayah Ryochin. Lalu beberapa saat kemudian ayah Mone dan kakek datang membawa ayah Ryochin yang mabuk. Ibu yang menemukan ayah Ryochin tidak bisa menutupi kesedihannya. Ibu mengatakan ia menemukan ayah Ryochin di bekas rumahnya dulu. Jadi sepertinya sebelum bencana, keluarga Ryochin tinggal di pulau yang sama dengan pulau tempat tinggal Mone dan setelah bencana mereka pindah ke pulau utama. Jadi ayah ditemukan di tempat bekas rumah mereka dulu yang benar-benar ada dihadapan laut. Katanya sih dulu disana parah banged setelah tsunami.
Flashback ke Oktober 2010.
Ayah Ryochin ada di rumah Mone. Ayah sepertinya mencoba meyakinakan ayah Ryochin untuk mulai bekerja lagi. Karena setelah istrinya meninggal, ayah Ryochin sepertinya memang nggak mau bekerja dan hanya mabuk-mabukan. Ia mengatakan kalau ayah Ryochin adalah seorang pria yang cocok diatas kapal/melaut, jadi ia membantu ayah Ryochin meminjam uang di bank dimana ia bekerja untuk membeli kapal. Awalnya ayah Ryochin menolak tapi ayah mencoba meyakinkan ayah Ryochin dengan kata-kata sulit dan ayah Ryochin akhirnya setuju untuk meminjam uang.
Lalu, hari dimana ayah Ryochin datang ke bank, ayah Mone bersemangat untuk membantu temannya itu. Jadi saat itu ayah Ryochin bicara pada pimpinan bank mengenai pinjaman dan sepertinya pimpinan bank menolak pinjaman ayah Ryochin karena ternyata ayah Ryochin masih punya hutang 10 juta yen di tempat lain. Ayah Mone marah pada ayah Ryochin menyembunyikan hal itu, kenapa ayah Ryochin meminjam uang itu. Ia meminta ayah untuk naik ke kapal, menjadi nelayan dan menghasilkan uang (maksudnya naik ke kapal orang lain bantu-bantu gitu) tapi ayah Ryochin menolak, karena prinsipnya nelayan harus punya kapal sendiri jadi kalau bukan kapal sendiri dia tidak mau.
Malamnya ayah Mone bicara pada kakek mengenai hal itu, ayah Mone benar-benar berharap ayah Ryochin berlayar lagi tapi kakek meminta ayah berhenti mengganggu ayah Ryochin dengan hal itu. Ia mengingatkan ayah kalau ayah Ryochin masih punya hutang kapal barunya sebelum bencana waktu itu, jika ayah Ryochin meminjam uang lagi, maka hutang akan makin menumpuk.
Ayah mengatakan kalau Ryochin dan ayahnya bisa tinggal di rumah mereka, mereka akan membantu kebutuhan sehari-hari. Kakek mengatakan kalau ayah sama sekali tidak tahu bagaimana seorang nelayan. Nelayan itu hidup dengan diri sendiri. Ia meminta ayah jangan lagi memaksa ayah Ryochin.
Ayah menangis mengatakan kalau lalu apa yang bisa ia lakukan untuk ayah Ryochin, ia tidak bisa membantu apapun.
Mone meneteskan air mata mendengar itu.
Kembali ke masa sekarang, Mone sedang belajar di kamarnya, ia teringat kata-kata Asaoka-san bahwa bukan Mone saja yang tidak bisa melakukan apapun. Untuk menghilangkan kegelisahannya, Mone mengambil tali skipping untuk berolahraga, tapi kemudian ia mendapat telpon dari Suganami. Suganami sepertinya menghkhawatirkan Mone yang akan ikut ujian, tapi karena nggak mungkin ia menelpon tiba-tiba, jadi ia mencari alasan menelpon Mone mengatakan kalau kemarin ia mengatakan pada Mone untuk main skipping 3 menit sehati, tapi berdasarkan referensi yang baru ia baca, sebaiknya dilakukan 5 menit sehari. 😂😂😂
Mone saat itu diam saja, tiba-tiba matanya berkaca-kaca setelah mendengar suara Suganami padahal tadinya Mone sama sekali nggak mau menangis. Suganami bertanya apakah terjadi sesuatu? Karena biasanya sebelum ujian ia stress baik fisik maupun mentalnya.
Mone kemudian mengatakan pada Suganami kalau ia sebenarnya nggak yakin kalau ia bisa melakukan sesuatu untuk orang lain meski ia lulus ujian peramal cuaca. Apakah ia bisa menyelamatkan seseorang. Tapi ia tidak punya pilihan sekarang selain mengikuti ujian.
Keduanya terdiam. Tapi kemudian meminta maaf karena Suganami pasti tak tahu apa yang ia bicarakan. Suganami mengatakan kalau ia memang tidak tahu dan ia tidak bisa memberikan jawaban yang tepat untuk Mone. Tapi apa yang tidak bisa ia jawab, ia bisa mendengarnya. Ia bertanya apakah ada yang bisa Mone lakukan sekarang?
Mone terdiam cukup lama dan berfikir, kemudian ia mengatakan ia akan melompat skipping selama 5 menit.
Dan begitulah dengan banyak perasaan yang bergejolak dalam dirinya, Mone bermain skipping dengan semangat di halaman tengah rumahnya.
***
Suganami khawatir akan ujian Mone, nggak mungkin nelpon kalau nggak ada yang mau dibicarakan. Nggak mungkin nelpon cuma nanyain gimana kabarnya, gimana keadaannya. Jadi, kayaknya dia sengaja mencari literatur olahraga skipping yang bagus berapa menit setiap hari wkwkwwkkw. Biar ada alasan bicara pada Mone. Kelihatan banged modusnya.
Mone juga sepertinya pengen curhat sih, dia menahan perasaan dalam dirinya, begitu mendengar suara Suganami dia nggak bisa menahan air matanya. Ya meski matanya cuma berkaca-kaca aja.
Ayah Mone juga nggak bisa melakukan apapun untuk sahabatnya. Ia ingin melakukan sesuatu tapi caranya agak memaksa dan itu membuat orang lain nggak nyaman. Tapi ayah Mone benar-benar berusaha membantu ayah Ryo, cuma ya ayah Ryo juga masih punya harga diri gitu. Tapi alasan kenapa ayah Ryo mabuk lagi itu, apakah karena untuk melupakan luka masa lalu? Padahal aku pikir dia beneran sudah mau berubah demi anaknya. Kasian banged Ryochin, dia bukan tipe anak manja sih, yang kalau lagi sedih apa salahnya datang ke rumah keluarga Nagaura, karena pasti mereka akan menyambutnya dengan hangat.
0 komentar:
Posting Komentar