Mone menemui Tanaka-san lagi dan meminta Tanaka-san untuk memikirkan kembali pembatalan pembuatan meja makan yang sudah dipesan oleh Tanaka-san pada Koperasi Kehutanan Tome. Karena bagaimanapun jika pesanan tiba-tiba dibatalkan mereka juga akan kesulitan. Mone bertanya alasan Tanaka-san memesan meja makan itu dan seperti dugaan Tanaka-san memang memesan meja itu dengan harapan keluarganya akan berkumpul. Tanaka-san menceritakan sedikit tentang keluarganya, ternyata Tanaka-san sudah bercerai dengan istrinya, alasannya adalah karena Tanaka-san waktu itu masih butuh kebebasan untuk melakukan hal yang ia sukai. Mone mengatakan kalau Tanaka-san jahat sekali, kasihan istri dan anaknya. Tanaka-san kelihatan merindukan keluarganya, ia tidak tahu mereka dimana tapi ia mendengar kalau anak perempuannya sudah menikah. Ia juga mendengar kalau cucunya akan lahir pada musim panas nanti. Ia berfikir untuk berjuang hidup sampai ia bisa bertemu dengan cucunya.
Mone menemui Suganami-sensei sore itu untuk membujuk Suganami-sensei melakukan perawatan ke rumah pasien. Ia mengatakan Tanaka-san berjuang untuk hidup karena ingin bertemu dengan keluarganya lagi. Tapi Suganami tidak peduli dan akan pergi, Mone menahannya dan mengatakan kalau Tanaka-san sudah mengatakan isi hatinya padanya, tapi ia tidak bisa melakukan apapun, karena itu ia berkonsultasi dengan Suganami. Suganami meminta Mone berkonsultasi pada Nakamura sensei saja karena Nakamura sensei punya lebih banyak ilmu dan kemampuan. Mone mengatakan kalau Suganami juga memilikinya, kualifikasi untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Jika ia menjadi Suganami ia pasti akan membantu Tanaka-san.
Suganami tampak kesal pada Mone dan meninggikan suaranya, ia berteriak kalau ia bisa ia pasti akan menyelamatkan Tanaka-san. Tapi pengetahuan dan kemampuannya sekarang tidak bisa menyelamatkan Tanaka-san dan Tanaka-san juga tahu akan hal itu. Suganami mengatakan apakah Mone tahu rasanya bagaimana memaksakan diri masuk ke hati dan pikiran orang seperti itu? Suganami juga menyinggung Mone yang pernah mengatakan kalau ia terlihat seperti seseorang yang tidak pernah frustasi. Suganami akhirnya meminta maaf karena meninggikan suara, dan pergi meninggalkan Mone. Mone hanya terdiam, shock dan menangis. Sementara itu Suganami yang sudah ada di luar Koperasi Kehutanan menghela nafas dalam dan ingin berbalik ke dalam lagi karena mengkhawatirkan Mone, tapi ia tidak jadi melakukannya.
Malam harinya, saat sesi belajar. Suganami tidak muncul. Mone belajar sendirian. Saat pintu terbuka, Mone menoleh berharap Suganami yang muncul, ternyata itu Sayaka-san. Sayaka yang melihat Mone sendirian bertanya apakah dia bertengkar dengan Suganami. Mone hanya menunduk dan Sayaka tertawa sambil berkata enak sekali yang masih muda. Mone mengatakan ia sudah mengatakan suatu yang tidak seharusnya, padahal ia tidak tahu apa-apa. Sayaka menjelaskan dari sudut pandang anak muda seperti Mone, bahkan orang dewasa yang kesulitan pun mampu hidup sambil berjuang. Tidak ada yang tahu bagaimana mereka terluka dan putus ada. Ia bahkan tidak tahu betapa sulitnya bagi seorang dokter. Mone terdiam.
Keesokan harinya, Suganami datang ke rumah Tanaka-san. Mone ternyata ada di rumah Tanaka menjenguknya. Saat Suganami datang, Mone bersembunyi dan meminta Tanaka untuk tidak mengatakan ia ada disana. Jadi Mone mendengar percakapan Tanaka dan Suganami.
Hari itu Suganami seharusnya kembali ke Tokyo, tapi ia membuat alasan kalau keberangkatan busnya di tunda dan ia sedang menghabiskan waktu jadi ia ke rumah Tanaka-san. Tanaka mengatakan pasti sulit bagi Suganami, pulang balik Tome-Tokyo tiap minggu. Suganami mengatakan kadang ia malas banged, tapi saat di Tokyo kadang ia ingin segera ke Tome. Ia bahkan nggak tahu yang mana yang ia benar-benar inginkan, seolah-olah ia tidak punya tujuan, dalam sehari ia bisa berubah pikiran, tapi seperti itulah perasaan manusia. Suganami juga mengatakan ada hari dimana ia ingin hidup selamanya, ada hari dimana ia ingin mengakhiri semuanya. Sepertinya Suganami ingin membujuk Tanaka-san agar mau melanjutkan pengobatan dengan mengatakan kalau pikiran manusia bisa berubah setiap hari, jadi kenapa nggak melanjutkan pengobatan saja. Ia menyarankan pengobatan curative care yang artinya
perawatan kesehatan yang diberikan untuk kondisi medis di mana penyembuhan dianggap dapat dicapai, jadi ia berharap Tanaka-san percaya kalau ia akan sembuh dan anggap pengobatan itu seperti menghabiskan waktu saat tersesat. Jika nanti Tanaka ingin berhenti Tanaka bisa mengatakan padanya. Tanaka tampak bimbang tapi ia tetap ingin melakukan yang terbaik untuk hidupnya.
perawatan kesehatan yang diberikan untuk kondisi medis di mana penyembuhan dianggap dapat dicapai, jadi ia berharap Tanaka-san percaya kalau ia akan sembuh dan anggap pengobatan itu seperti menghabiskan waktu saat tersesat. Jika nanti Tanaka ingin berhenti Tanaka bisa mengatakan padanya. Tanaka tampak bimbang tapi ia tetap ingin melakukan yang terbaik untuk hidupnya.
Suganami sensei kemudian meninggalkan rumah Tanaka-san. Mone keluar dari kamar dan meminta maaf karena ia menguping pembicaraan. Tanaka mengatakan kalau Suganami adalah dokter yang menarik. Ia juga mengatakan kalau sepertinya ia tidak jadi meng-cancel pembuatan meja makan itu, meminta Mone dan yang lain tetap membuatnya. Ia bertanya-tanya apakah ini tandanya kalau ia tidak ingin menyerah pada penyakitnya. Mone hanya tersenyum.
***
Mone memang melampaui batas sih kali ini. Mengatakan hal seperti itu pada Suganami yang jelas-jelas adalah seorang dokter yang pasti punya banyak pengalaman. Kita nggak tahu hal seperti apa yang Suganami alami sebelumnya, ia pasti sudah banyak menemui kematian juga dalam pekerjaannya, melihat hal-hal yang sulit. Mungkin karena itu ia juga menolak perawatan rumah ke rumah, karena penyakit Tanaka-san sudah parah memang sebaiknya di rumah sakit saja. Aku juga merasa kalau Suganami ini ada trauma juga dengan perawatan yang langsung ke rumah, terutama mereka yang punya penyakit mematikan. Aku sampai kepikiran jangan-jangan orang tua Suganami dulu mengalami hal itu.
Aku mengikuti Okaeri Mone sekaligus menonton asadora Ochoyan. Dua-duanya beneran punya kecepatan yang berbeda. Okaeri Mone ini lambat banged plotnya, tahu arahnya kemana tapi mencapai tujuan itu lamaaaaaaaaaa banged. Kalau Ochoyan kita juga tahu arahnya tapi bikin penasaran karena jalan ceritanya nggak bisa ditebak dan plotnya cepat banged. Bertolak belakang, tapi lama-lama aku kesal juga sama Okaeri Mone ini kok ya lambat banged plotnya, kalau bukan karena castnya menarik, mungkin nggak aku lanjut ini XD
0 komentar:
Posting Komentar