Sinopsis Okaeri Mone Episode 18
Mone sedang melipat kain saat ibu kembali ke rumah. Ternyata ibu tidak jadi pergi dengan ayah ke kota, dia belanja di sekitaran desa saja dan bertemu dengan ibu Yuto, ya biasa lah ibu-ibu kalau udah ngumpul ya lama ceritanya. Makanya ibu terlambat pulang dan meminta maaf pada Mone yang sudah mengangkat jemuran. Ibu melihat wajah Mone penuh kekhawatiran dan bertanya ada apa. Mone menceritakan apa yang terjadi, kalau kakek dan Michi bertengkar masalah penelitian benih tiram. Kakek bahkan sampe mengatakan kalau dia nggak mau tau lagi / terserah Michi aja. Mendengar itu ibu khawatir karena ia tahu kalau Michi dan kakek sama-sama keras kepala dan lagi Michi tak akan bisa melakukan penelitiannya sendirian. Saat itu ayah menelpon dan ibu ingin memberitahu ayah apa yang terjadi tapi ayah memotong mengatakan kalau ia akan pulang agak malam karena ingin minum-minum dulu dengan Shinji (ayah Ryochin). Ibu hanya terdiam.
Ayah dan Shunji-san, ayah Ryochin minum di kedai kecil. Awalnya sih pembicaraannya hanya sapaan biasa saja, misalnya saat Shinji melihat kotak terompet ayah, ia bertanya apakah ayah masih memainkan itu dan mengatakan itu sangat disayangkan. Tapi ayah mengatakan yang disayangkan adalah Shinji, seorang nelayan berbakat tapi tidak melaut lagi. Ayah khawatir kalau gelar nelayan terbaik Kameshima di rebut orang lain. Tapi Shinji mengatakan kalau itu dulu. Shinji kayaknya malah bicara lama-lama dengan ayah Mone, jadi dia akan pergi. Tapi ayah memintanya membawa payungnya karena di luar hujan. Shinji hanya tersenyum pahit melihat ayah Mone selalu penuh persiapan seperti ini. Ia juga membahas sesuatu mengenai kejadian masa lalu, mengenai kapal miliknya dimana prediksi ayah Mone benar dan kekecewaannya karena ayah Mone tidak membantu padahal ayah Mone adalah pegawai bank. Ada sesuatu yang terjadi diantara keduanya dan itu masih menjadi rahasia, mungkin itu sebabnya wajah ayah dan ibu selalu berubah kalau membahas ayah Ryochin.
Sore itu hujan belum berhenti. Cuaca di laut juga kelihatan buruk. Kakek mengendarai kapalnya ke peternakan tiramnya, Michi mengejar ingin ikut tapi kakek tidak memperbolehkannya ikut. Kakek pergi sendirian. Michi meminta maaf pada kakek karena dia tidak menyangka kalau hujannya akan sederas ini. Mone yang mengejar Michi dengan payung meminta Michi pulang karena cuaca buruk.
Beberapa menit/jam kemudian, kakek kembali ke rumah dengan kaki terluka. Mone membantu mengobati kaki kakek dengan menempelkan penghilang rasa nyeri. Ibu sedang menasehati Michi yang masih membahas benih tiram. Jadi gini, Michi ingin master benih tiram itu direndam dalam laut sampai beberapa jam gitu, kakek kan kemarin minta mereka mengangkatnya karena akan turun hujan tapi Michi nggak mau karena belum sampai perendaman yang ditentukan, makanya Michi bilang di episode kemarin dia akan merendamnya sampai hujan turun dan Michi nggak menyangka hujannya akan lebat banged. Ibu menjelaskan pada Michi kalau penglihatan kakek tidak bagus dan nggak bisa mengendarai kapal malam-malam, tapi demi master milik Michi, kakek tetap ke peternakan malam iyu untuk mrngangkat master benih tiram, karena kalau dibiarkan maka benihnya akan hanyut terbawa arus. Jadi saat melakukan itu lah kaki kakek tersandung tali dan ia jatuh. Kakek mengatakan kalau itu kesalahannya, lagian ini cuma penelitian anak SMA jadi jangan terlalu keras pada Michi. Mendengar itu Michi kesal, ia mengatakan kalau peternakan tiram membeli benih dari sana, kalau tempat menjual benih itu gagal/bangkrut nanti gimana? makanya mereka harus mencoba membuat benih sendiri. Kakek mengatakan kalau laut Kesennuma itu adalah laut dalam, meski mereka berhasil membuat benih, tidak ada tempat mengembangbiakkannya, jadi jalan terbaik memang membelinya. Michi mengatakan kalau ada laut dangkal di Kesennuma, mereka bisa membangun pilar disana. Kakek meninggikan suaranya bertanya siapa yang akan membangunnya? Berapa biayanya? kalau gagal gimana?
Ayah menengahi mereka meminta kakek jangan terlali serius pada anak SMA. Michi kesal lagi karena kakek dan ayah tidak menganggapnya serius, hanya penelitian anak SMA. Ia sungguh berfikir kalau benih lokal itu penting dan ia sedang mengumpulkan data kalau itu bukannya tidak mungkin membuat benih sendiri di Kameshima. Ia meminta mereka jangan menganggap remeh penelitiannya hanya karena ia anak SMA. Ayah meminta maaf dan ia mengerti kalau Michi melakukannya dengan serius. Tapi ayah mencoba menjelaskan bagaimana setelah bencana 3 tahun lalu mereka mengalami masa sulit, mereka mencoba membangunnya kembali dan akhirnya kembali normal seperti sekarang (peternakan tiram kakek). Ayah memperjelas lagi kalau ini masalah uang. Gaji ayah hanya cukup untuk makan mereka dan nggak bisa membantu impian Michi. Untuk sekarang itu tidak mungkin bagi mereka membuat benih tiram sendiri.
Michi kesal karena ayahnya hanya bicara tentang uang. Ayahnya benar-benar terasa sebagai pegawai bank yang tidak mau kehilangan uang, selalu memberi penjelasan kongkrit kenapa mereka nggak bisa. Michi berteriak itu sebabnya ayah menyerah akan kapal ayah Ryochin padahal keluarga Ryochin sedang kesulitan saat itu. Mendengar itu ibu terkejut dan marah meminta Michi untuk berhenti bicara. Semua terdiam.
Mone saat itu di dapur, diam saja mendengarkan karena tidak tahu harus bagaimana. Tapi ia khawatir dengan pertengkaran keluarga ini dan ia mengeluarkan peluit ayahnya, meniupnya. Suaranya berisik seperti biasa. Mone mencoba mencairkan suasana dengan peluit itu dan kemudian mengajak keluarga membuat sesuatu karena sudah jam makan malam. Mereka membuat makanan khas Tome yang dulu pernah dimakan ayah. Ibu merasa itu ide yang bagus dan mulai membantu Mone, ayah juga ikutan. Kakek yang sakit juga ikut membantu. Michi masih terdiam, dan Mone mengajaknya untuk membantu juga. Michi mendekati ayah dan kakek, ia meminta maaf.
Malam itu Mone terdiam di dalam kamarnya, menatap langit malam terang dengan sinar rembulan. Lalu tiba-tiba ia menangis.
***
Mone ini kadang-kadang memang suka menangis sendiri begini. Aku kadang juga nggak mengerti apa yang sebenarnya ia pikirkan dan itu membingungkan.
Suasana awkward kalau keluarga membicarakan ayah Ryochin sepertinya ada hubungannya dengan pekerjaan ayah sebagai pegawai bank. Entah itu dulu ayah Ryochin ingin meminjam uang tapi nggak memenuhi syarat atau bagaimana, intinya ada saat dimana ayah nggak bisa membantu ayah Ryochin yanf kesulitan. Pastinya ada rasa bersalah di dalam diri ayah. Tapi aku yakin nggak cuma iti, mungkin ada kejadian yang lebih dalam lagi, yang saat ini masih menjadi rahasia.
0 komentar:
Posting Komentar