Okaeri Mone Episode 15: Umikaze
Episode 15 dimulai setelah Gempa dan Tsunami Tohoku 2011 terjadi. Macet panjang terjadi dalam perjalanan mereka ke pelabuhan. Mone hanya bisa mendengar berita dari radio. Mereka tiba di pelabuhan tapi tidak bisa menyeberang, Ayah dan Mone hanya bisa melihat pemandangan pulau mereka dari suatu tempat dan ayah mengajaknya ke sana. Pemandangan yang mereka lihat sangat mengejutkan, mereka hanya bisa menatap dengan wajah shock tanpa mengatakan sepatah kata pun. Lautan asap dimana-mana. Mone meneteskan air matanya melihat pemandangan itu.
Mone dan Ayahnya baru bisa kembali ke pulau beberapa hari kemudian. Ayah dan Mone berpisah karena ayah ingin mengecek rumah mereka dulu dan ia meminta Mone pergi ke penampungan/pengungsian. Mone mencari dimana keluarganya di pengungsian yang saat itu ada di sekolah, bibi disana mengatakan kalau adiknya ada di kantin sekolah. Mone pergi ke sana dan di dapur kantin, bertemu dengan teman-temannya yang antri untuk membagikan makan siang. Mone hanya bisa terdiam, teman-temannya juga menatap Mone dalam diam. Suara lirih memanggil 'kakak' terdengar dari luar dan Mone langsung berlari menemui sang adik. Ia memeluk Michi yang menangis. Mone bersyukur karena adiknya selamat, ia tahu mereka mengalami hari-hari sulit dan ia mengatakan kalau Michi sudah melakukan yang terbaik. Mone memberikan syalnya pada adiknya. Mone bertanya tentang nenek, Adiknya nggak bisa bicara apapun, ia hanya teringat kalau neneknya menolak bergerak dari rumah saat gempa terjadi. Mone sudah memikirkan kemungkinan terburuk, tapi Ryochin kemudian datang dan mengatakan kalau nenek baik-baik saja. Mone lega mendengarnya, Michi terus menangis. Ryo dan yang lain kemudian sibuk bekerja, membagikan makanan. Mone hanya bisa menatap mereka satu per satu, bahwa semuanya sibuk menghadapi bencana ini sementara dia tidak bisa melakukan apapun. Mone hanya bisa memeluk adiknya yang terus menangis.
Kembali ke masa sekarang, Mone terbangun dari tidurnya mengingat semua yang terjadi 3 tahun lalu. Mone kemudian menatap sang adik yang masih tertidur, ia keluar dari kelambu dengan hati-hati dan duduk di depan rumahnya, menatap laut, mendengarkan suara laut. Ia teringat, Setelah bencana terjadi, Ayah pernah bicara sekali pada Mone, bertanya apakah Mone mau ikut ujian masuk sekolah musik sekali lagi. Tapi Mone mengatakan ia tidak mau, karena pada akhirnya musik tidak bisa membantu apapun. Ayahnya hanya bisa terdiam.
Tak lama kemudian Ryochin juga terbangun dan melihat Mone. Ia duduk di samping Mone dan ikut mendengarkan suara laut. Ryochin kemudian mengajak Mone ke pantai.
Mone, Ryo dan yang lain ke pantai melihat matahari terbit. Sangat indah, semuanya terpesona. Mitsuo heboh banged teringat kalau dulu Yuto pernah kena ombak besar saat mereka latihan berenang dan Mituso yang menarik Ryo saat berenang sehingga mereka tenggelam. Mitsuo kemudian ingin membuat kura-kura menggunakan pasir, awalnya dia pergi sendiri sementara yang lain memandanginya bertanya-tanya kenapa Mitsuo tidak mau jadi penerus, padahal dulu dia nggak gitu. Ryo kemudian mengatakan sesuatu tentang sebuah kejadian dimana Mitsuo yang melihatnya secara langsung, tapi nggak tahu apa itu (apakah tsunami itu?). Yang lain kemudian bergabung ikut membuat kura-kura pasir (pulau tempat mereka tinggal itu Kameshima yg artinya pulau kura-kura, kame=kura-kura). Sederhana tapi terlihat menyenangkan. Saat itu angin berhembus kencang, Asumi memakai topi pantai dan topinya terbang tertiup angin. Asumi dan yang lain mengejar topi Asumi.
Mone dan Ryo tinggal berdua di belakang, Ryo menatap langit dan bergumam kalau 'umikaze' akan datang, ada banyak awan dan mengatakan mungkin tidak akan turun hujan seharian ini. Mone yang mendengar itu terkejut karena Ryo tahu 'umikaze', kata yang membuatnya penasaran saat ia membuka buku ujian untuk jadi peramal cuaca. Mone bertanya kenapa Ryo tahu kalau tidak akan hujan, padahal cuacanya bagus. Ryo melihat ke arah gunung dan mengatakan kalau di gunung nggak ada awan, tapi di laut banyak. Ia juga mengatakan kalau seorang nelayan bergantung pada arah angin dan cuaca, karena itu ia bisa tahu. Ryo kemudian bergabung dengan teman-teman yang lain mengejar topi Asumi. Mone masih terdiam di tempat yang sama, ia masih memikirkan umikaze dan kata-kata Ryo, meski ia tidak sepenuhnya paham, menatap langit dengan sedikit senyuman di wajahnya.
***
Akhirnya terungkap sudah apa yang dilihat Mone dan ayahnya saat itu. Pemandangan setelah gempa dan tsunami, membuat Mone hanya terdiam. Melihat teman-teman-nya sibuk membantu di penampungan, sementara ia tidak bisa melakukan apapun, Mone mungkin merasa bersalah. Itu adalah alasan kenapa Mone tidak ingin lanjut ke sekolah musik lagi, karena musik nggak membantu apapun. Tapi aku bisa melihat Mone masih menyukai musik. Aku berharap setelah dia nanti menjadi peramal cuaca, dia mulai bermain musik lagi meski hanya untuk hiburan dirinya.
Ryo dan Mone hubungannya udah mulai kelihatan nih, mereka sama-sama belajar tentang cuaca. Aku rasa itu akan menjadi penghubung mereka berdua. Tapi untuk masalah romance sih masih belum kelihatan padahal di episode ini ada momen mereka bersama berdua.
0 komentar:
Posting Komentar