Mone yang kembali ke kampung halamannya saat liburan obon untuk peringatan kematian pertama neneknya reuni bersama teman-temannya. Salah satu temannya bernama Mitsuo tidak bisa datang karena katanya sibuk dengan kuliahnya yang merupakan jurusan untuk menjadi biksu. Tapi ternyata ia muncul di hadapan Mone saat Mone mengantar ayah Mitsuo yang akan pulang. Mitsuo memohon pada Mone untuk menyembunyikannya. Mone tentu saja terkejut. Tapi ia tetap membawa Mitsuo diam-diam masuk ke rumah, lebih tepatnya ke kamarnya. Padahal di rumahnya masih ramai. Ryochin sibuk mengobrol bersama kakek tentang Ryo yang akan menjadi nelayan. Yang lain juga sibuk dan tiba-tiba ada LINE masuk ke ponsel masing-masing, mereka saling menatap satu sama lain. Mone sudah ada di sana diam-diam meminta mereka naik ke atas.
Semuanya masuk ke kamar Mone dan Mitsuo sudah ada disana. Asumi shock melihat pakaian Mitsuo dan rambutnya yang pirang, Mitsuo bahkan memamerkan tindik di telinganya. Yuto bingung karena setaunya Mitsuo masuk universitas jurusan yang untuk menjadi biksu, kok penampilan Mitsuo begini. Mitsuo mengatakan kalau ia tidak ingin menjadi biksu. Semuanya terkejut.
Mitsuo menjelaskan alasannya tidak mau menjadi biksu, ia mengatakan setelah masuk kuliah di Sendai, ia baru menyadarinya kalau ia tidak punya kebebasan. Yuto bertanya apakah karena Mitsuo nggak mau menjadi penerus? Karena di kampus Mitsuo pasti penerus semua isinya. Mitsuo mengatakan bukan berarti semuanya juga yakin menjadi penerus kuil. Asumi tampak lemas mengatakankalau Mitsuo tidak mau, kenapa nggak berhenti saja, tapi nggak semudah itu. Michi menjelaskan kuil yang akan diwariskan pada Mitsuo sudah berusia 800an tahun & Mitsuo mengatakan sekitar 1000an tahun. Yang lain mengertu kalau itu memang tanggung jawab berat.
Mone bertanya kenapa Mitsuo berpakaian seperti itu dan Mitsuo dengan semangat mengatakan setelah dipikir-pikir lagi ia sangat menyukai musik. Sepertinya yang lain sudah menebak sih kalau Mitsuo jadi anak band dan Mitsuo memamerkan kalau ia memegang gitar, meski ia belum hafal kunci F 🤣. Ia juga mengatakan band yang isinya anak kuliahan sangat populer sekarang, Mone mengatakan Mitsuo bisa saja ikut band sambil kuliah, nggak perlu bilang kalau dia nggak mau jadi biksu. Mitsuo hanya terdiam. Ryo meminta Mone jangan bicara seperti itu, Mone minta maaf karena ia juga sedang mengalami hal yang sama. Tapi saat ditanya maksudnya Mone hanya diam.
Giliran Mitsuo yang bertanya bagaimana dengan Mone, apakah Mone masih memainkan alat musik? Mone mengatakan tidak lagi. Mitsuo menunjuk kotak terompet milik Mone, karena Mone masih menyimpan itu. Mone hanya terdiam. Asumi kemudian melihat foto mereka berlima dan mengambilnya, ia kangen banged saat-saat itu. Itu adalah foto mereka berlima memegang instrumen masing-masing, sepertinya diambil saat festival. Mereka mengenang kenangan itu, dan mengatakan sesuatu tentang ayah Mone yang juga ikut ambil bagian. Mitsuo bertanya-tanya kenapa saat itu ayah Mone ada disana dan bertanya apakah Mone memintanya. Mone membantah karena nggak mungkin ia meminta ayahnya ikut, karena itu memalukan.
Saat itu, ada suara benda jatuh di dekat pintu. Mi-chan keluar melihat dan ternyata ada ayah disana yang diam-diam menguping pembicaraan mereka. Ayah tentu saja tidak mengaku dan malah mengatakan ia memungut barang jatuh (gantungan kamar Mone). Mi-chan meminta ayahnya jangan melakukan hal seperti itu (menguping kamar anak perempuan). Mi-chan kemudian menutup pintu. Tapi ayah membukanya lagi karena ia melihat Mitsuo. Mitsuo mencoba bersembunyi dengan lucu dibawah meja kaecil, tentu saja ayah dengan mudah menangkapnya. Ayah bukannya bingung kenapa Mitsuo disana tapi heran kenapa Mitsuo berpakaian seperti itu.
Mitsuo dibawa ke ruang tengah, semua tamu sepertinya sudah pulang. Ayah bertanya apakah ayah Mitsuo tahu Mitsuo sekarang begini? (tidak ingin kuliah lagi). Karena entah kenapa ia merasa ayah Mitsuo sudah tahu. Ia mengerti bagaimana perasaan Mitsuo. Sebelum melanjutkan kata-katanya ia mengecek kakek, ibu mengatakan kakek sudah pergi keluar tadi. (LOL. Ayah takut juga sama kakek).
Ayah mengatakan ia mengerti perasaan Mitsuo, ia dulu juga ingin melakukan sesuatu yang ia sukai. Posisi Mitsuo dan ia yang dulu sama. Menjadi nelayan, karena itu adalah pekerjaan orang tuanya, tentu saja ia tidak membencinya, tapi ia hanya tidak yakin apakah ia bisa melakukannya sebaik ayahnya. Karena jika kita ingin melakukannya, kita harus bisa melampaui orang tua kita, pasti semua penerus merasakan tekanan seperti itu.
Mitsuo mengatakan ia berbeda dengan posisi ayah, karena ayah bisa memilih pekerjaan yang berbeda, tapi untuknya, ia tidak punya pilihan lain, ia tidak punya kebebasan. Mitsuo mengatakan kalau ia akan memberitahu ayahnya, sangat aneh di zaman sekarang ini masa nggak bisa memilih profesi. Ayah Mone kemudian mengatakan kalau ia ada dipihak Mitsuo dan mendukung Mitsuo untuk mengatakan itu pada ayahnya. Ia suka Mitsuo terjun ke dunia musik, karena waktu muda ia juga pernah tampil live jadi ia tahu keseruan itu. Ia bahkan mencari sesuatu untuk diperlihatkan pada Mistuo.
Ternyata yang dicari ayah adalah rekaman video lama saat festival musik. Ibu yang menyimpannya jadi dia tahu dimana. Ibu mengambilnya dan semuanya menonton video itu bersama-sama sambil mengingat kenangan lama. Lalu adegan berpindah saat festival musik waktu itu. Semuanya bersemangat memainkan alat musik masing-masing, tapi yang lebih semangat adalah ayah sebagai pelatih mereka waktu itu. Semuanya punya penampilan solo masing-masing. Mone kelihatan sangat menikmati penampilannya, yang menunjukkan kalau ia memang sangat menyukai musik.
Saat semuanya asik menonton, ibu menelpon orang tua Asumi dan Yuto, mengabarkan kalau keduanya akan menginap. tentu saja ibu meminta maaf juga karena anak-anak juga baru pulang kampung tapi malah menginap di rumah teman. Asumi yang mendengar ibu menelpon sangat excited karena ia boleh menginap. Ia heboh bersama yang lain. Mitsuo takut ibu menelpon ayahnya, tapi tentu saja ibu tidak menelpon pak biksu. Ibu mengatakan oia akan menelpon ayah Ryo juga meski Ryo mengatakan nggak apa-apa kalau nggak nelpon juga.
Mone dan yang lain sibuk mengambil futon sambil menyanyi dengan riang. Ibu menelpon Shinji, ayah Ryo. Entah kenapa wajah ayah kelihatan beda. Ibu bicara dengan sopan di telpon mengatakan kalau Ryo akan menginap di rumah mereka, tapi ayahnya kelihatan nggak peduli karena Ryo sudah dewasa jadi kalau nginap diluar nggak perlu nelpon. Ayah Ryo kelihatannya nggak di rumah dan ada di tempat banyak anak-anak gitu. Penampilannya juga lusuh dan entah kenapa kelihatan seperti punya banyak pikiran. Saat ibu bertanya kabar ayah Ryo, ayah nggak langsung menjawab, dia membuat jeda diam beberapa detik dan kemudian baru mengatakan ia baik-baik saja. Ayah kemudian mematikan telpon.
Setelah itu ibu hanya bisa mendesah. Ayah Mone duduk dekat ibu dan sepertinya juga memikirkan sesuatu. Mone melihat mereka. Ada apa kira-kira dengan ayah Ryo?
***
Ayah Ryo di deskripsikan sebagai nelayan yang hebat di Kameshima. Ia bahkan mengarungi badai saat membantu ibu Mone yang akan melahirkan Mone. Bisa dibilang nelayan yang punya skill bagus saat itu. Dan entah kenapa sekarang kayaknya nggak punya semangat hidup dan suka mabuk-mabukan. Kira-kira apa yang terjadi ya? Karena entah kenapa semua orang berhati-hati saat membahas ayah Ryo.
Menginap di rumah teman memang seru sih. Bisa cerita ini itu, begadang sampai tengah malam. Pokoknya heboh. Makanya Asumi dkk juga heboh banged. Sepertinya rahasia yang disembunyikan Mone akan terungkap dari acara nginap bersama ini.
Mitsuo masih muda jadi memang nggak ingin terikat dan ingin bebas. Biasa sih itu masa-masa memberontak. Tapi nggak tahu kedepannya gimana apakah benar-benar memilih pekerjaan lain seperti ayah Mone atau kembali ke jalan jadi biksu. Biasanya sih ujung-ujungnya nanti jadi biksu.
0 komentar:
Posting Komentar