Okaeri Mone Episode 7: Lively Working Figure
Pagi itu Ayah Mone bangun tidur dan langsung membunguk di depan Kanban. Mone sudah bangun dari tadi dan terlihat tergesa-gesa akan pergi. Ia menyapa ayahnya dan kemudian memberitahu Sayaka kalau ia akan berangkat kerja. Ayah Mone heran karena ini adalah hari minggu. Mone mengatakan hari ini anak-anak SD akan melakukan kunjungan/camp di Koperasi Kehutanan Tome. Mone kemudian pergi meninggalkan rumah Sayaka. Ayah hanya bisa terdiam. Sayaa tiba-tiba muncul di belakang Ayah dan bertanya apakah Ayah ingin melihat Mone bekerja.
Mone dan Sasaki bertanggung jawab mengajari anak-anak. Mereka awalnya jalan-jalan ke sebuah bangunan tua yang sudah berusia 120 tahun, bekas sekolah SD. Anak-anak terkejut mendengar usia bangunan itu sudah tua banged dan heboh berlari kesana kemari. Meski sudah tua bangunan itu baik lantai atau tiangnya pun masih bagus padahal terbuat dari kayu.
Mereka kembali ke Koperasi Kehutanan Tome dan disana mereka melihat protektor dan Sasaki menjelaskan mengenai asal kayu yang digunakan untuk membangun gedung dan perabotan tadi. Ia menjelaskan pekerjaan dibidang kehutanan mulai menanam pohon dan merawatnya. Kemudian ia juga menjelaskan mengenai penjarangan hutan yaitu kegiatan pemeliharaan hutan dengan menyisakan pohon baik dan menebang pohon disekitarnya. Dan pohon yang ditebang itu tidak dibuang melainkan dimanfaatkan. Mone membawa beberapa hasil kerajinan dari kayu itu, tempat tissu, nampan dan lain-lain. Mone juga menjelaskan sebuah kayu ajaib, kayunya panjang tapi kecil, tipis juga, dibuat beruas-ruas gitu dan bisa dimanfaatan sebagai kursi atau lemari atau rak buku. Pas bagian itu Mone yang menjelaskan, dia berusaha menjelaskan dengan hati-hati dan meski penjelasannya masih belum lancar, tapi dia enjoy menjelaskannya.
Ayah diam-diam melihat bagaimana Mone bekerja dan cukup kaget melihat Mone begitu menikmati pekerjaannya. Sayaka mengatakan kalau ia yakin Mone tidak pernah menunjukkan wajah seperti itu dihadapan keluarga, karena itu memang bukanlah wajah yang bisa diperlihatkan dihadapan keluarga. Ayah membenarkan.
Mone dan Sasaki mengajak anak-anak membuat barang yang mereka sukai dari kayu-kayu itu dan mereka boleh membawa pulang apa yang mereka sukai nanti. Anak-anak bersemangat. Dibantu oleh tukang kayu, mereka mulai bekerja.
Ayah memang kelihatan banged terlalu menyukai Mone sebagai anak pertamanya, dia nggak bisa melepaskan mata dari Mone yang memang sejak kecil kawaii. Sayaka mengerti karena dia yang orang luar juga menganggap Mone kawaii banged, apalagi bagi Ayah yang merupakan ayah kandung Mone. Tapi sebagaimanapun kita sayangnya sama anak, anak tidak akan ada diketiak orang tua terus. Ayah mengerti akan hal itu, hanya saja Mone yang saat itu tidak menunjukkan wajah ‘ia menemukan/mencari sesuatu’ makanya ingin keluar pulau.
Ayah teringat lagi malam dimana Mone mengatakan kalau ia ingin pergi dari pulau. Saat itu ibu mengatakan kalau Mone nggak perlu buru-buru, lagian mereka tidak memaksa Mone untuk bekerja di peternakan tiram. Tapi Mone mengataan bukan begitu, ia ingin keluar pulau bukan karena ia tidak ingin melakukan pekerjaan itu. Ibu bertanya lalu kenapa Mone ingin cepat-cepat keluar pulau. Ayah juga bertanya apakah Mone punya sesuatu yang ingin ia lakukan, misalnya ingin bekerja dimana gitu. Tapi Mone mengatakan itu juga bukan alasannya. Ia meminta maaf dan mengatakan kalau ia hanya ingin pergi dari pulau itu. Jadi seluruh keluarga juga bingung.
Kembali ke ayah dan Sayaka. Ayah berkaca-kaca mengatakan saat ia mengingat wajah Mone saat itu, ia tidak tahu kenapa, sebagai ayahnya ia merasa tidak boleh melepaskan tangan puterinya. Tapi mungkin ia salah. Ayah terlihat emosi karena kesedihannya. Tapi beberapa detik kemudian ia malah permisi karena ia juga ingin membuat sesuatu dari kayu yang ada disana. Sayaka bahkan tertawa karena Ayah Mone cepat banged ganti mood.
Sementara itu di Kameshima, Kakek bertanya pada ibu apakah ayah pergi ke Tome dan ibu mengeluh padahal ia sudah bilang pada suaminya agar jangan menemui Mone tapi ayah tetap saja pergi. Ibu bertanya pada kakek apakah kakek sudah menyetujui Mone bekerja di tempat Sayaka dan kakek membenarkan, itu karena ia mendengar tawa Momone dari telpon. Ibu kaget donk karena kakek tidak pernah cerita. Kakek mengatakan saat ia menelpon Sayaka ia mendengar suara Mone yang tertawa lepas, saat itu ia merasa melepaskan Mone keluar pulau adalah pilihan yang baik. Ibu protes harunya kakek memberitahunya lebih cepat. Ibu juga lega mendengarnya.
Ayah sedang membuat sesuatu dan Mone penasaran apa yang ayah lakukan. Lalu kelompok ibu-ibu datang ke sana membawa banyak bahan makanan, mereka membuatkan makan siang untuk anak-anak. Membuatkan makanan khas Tome. Mone juga membantu. Saat jam makan siang, Mone sibuk beres-beres dan saat itu ia melihat Suganami sensei dengan banyak barang bawaannya. Suganami baru dari Tokyo, kembali ke Tome untuk bekerja seminggu kedepan.
Mone berlari mendekatinya untuk membantu membawakan barang Suganami sensei. Tapi tentu saja Suganami menolak. Suganami mengatakan kalau 1 minggu cepat sekali berlalu dan Mone berkomentar kalau Suganami memperlihatkan wajah kalau ia tidak ingin datang ke Tome. Suganami mengatakan kalau ia hanya bicara sejujurnya. 😂
Lalu anak-anak yang selesai makan siang mulai ramai bermain di luar. Suganami merasa kalau hari ini Koperasi Kehutanan Tome cukup ramai dan Mone menjelaskan hari ini mereka kedatangan siswa Sekolah Kehutanan. Suganami melihat ada pria tua diantara anak-anak dan bertanya apakah orang itu adalah guru?
Mone menatap ke arah pandangan Suganami dan Mone mengatakan kalau itu adalah ayahnya dan menggerutu apa yang ayahnya lakukan disana. Saat Mone akan pergi, Suganami menahannya, ia mengatakan kalau dia nggak bagus dalam hal menyapa jadi dia pergi tanpa menyapa ayah Mone. Mone bingung.
Mone menemui ayahnya dan bertanya apa yang ayahnya lakukan, apakah ayahnya juga akan membuat sesuatu. Ayah Mone membuat peluit dari kayu dan mencobanya. Suaraya cukup besar dan membua bising juga. Mone tertawa. Ayah memberikannya pada Mone. Lalu ayah mengatakan kalau ia akan pulang. Mone meminta ayahnya kembali bersama Sayaka saja, karena Sayaka masih disana. Tapi ayah mengatakan ia akan kembali ke Kameshima. Ia harap jika Mone melihat peluit itu Mone akan ingat padanya. Ia juga meminta Mone jangan menolak panggilan telponnya dan juga meminta Mone sering mengirim pesan padanya karena ia khawatir pada Mone. Mone mengangguk. Ia meminta Mone mendengarkan apa yang Sayaka katakan dan bekerja dengan baik. Ayah kemudian pergi meninggalkan Mone.
Mone yang masih kaget mengikuti ayahnya dari belakang. (kaget karena biasanya kan ayahnya menyuruh Mone kembali ke pulau, kok ini ayahnya udah rela aja dia tinggal disana). Mone mengatakan pada ayahnya, sama seperti ayahnya yang memutuskan ingin berada disana, ia juga ingin memutuskan sendiri kalau ia ingin berada disini. Ia ingin menemukan sesuatu seperti itu. Mone ingin menemukan sendiri apa yang ingin dia lakukan dimasa depan. Ia meminta maaf pada ayahnya. Ayah tersenyum, ia mengerti. Ia meminta Mone kembali ke pulau saat peringatan kematian neneknya yang pertama. Ayah kemudian meninggalkan Mone. Mone hanya terdiam dengan sedikit senyuman di wajahnya. Dari jauh, Suganami dan Sayaka menatap Mone.
***
Minggu kedua diawali dengan ayah Mone yang akhirnya merelakan puterinya untuk memilih jalan sendiri. Sebagai mana lirik Opening Song drama ini yang menceritakan perjalanan heroine meraih impiannya. Liriknya mewakili perasaan Mone yang mencari pelangi yang ia lihat hari itu. Ada liriknya yang menarik perhatianku yaitu ‘aku akan memberitahumu jika aku ragu akan jalan ini’, siapa yang akan Mone beritahu? 😂
Ada dua kemungkinan sih, seseorang yang belum kita tahu atau memang Mone sendiri yang akan memberitahu dirinya yang mulai meragu.
Sebagai seorang ayah pasti ayah Mone khawatir lah saat puterinya tiba-tiba mau keluar rumah tanpa tujuan. Karena saat it Mone belum menemukan apapun, jadi orang tuanya khawatir. Ayah mungkin merasa kalau dia tidak bisa melakukan apapun untuk Mone karena kesannya Mone yang tiba-tiba ingin pergi itu memang seperti melarikan diri dari sesuatu.
Aku penasaran apa yang terjadi sebelum itu, yang membuat Mone memutuskan keluar pulau. Apakah benar karena tsunami 3 tahun lalu, tapi kan itu terjadi saat Mone masih SMP, sedangkan Mone yang mengatakan ingin pergi dari pulau adalah 2 bulan lalu. Atau selama 3 tahun itu dia menahannya dan akhirnya setelah lulus SMA ia baru bisa mengatakannya?
Apakah ada hubungannya dengan Michi yang entah kenapa terlihat gloomy saat ada Mone? Hmmmmmm
atau ada sesuatu yang terjadi saat SMA?
Itu sepertinya masih menjadi rahasia dan aku harap nanti dibahas jangan dibuat menggantung. Karena kalau aku baca dari spoiler belum ada penjelasan mendalam tentang hari itu.
Oia, aku akhirnya membuat polling Okaeri Mone, silakan cek di kanan atas kalau kalian buka blog ini dari web, atau di bawah setelah sinopsis kalau kalian buka blog ini dari HP. Polingnya seperti biasa, menebak siapa yang akan jadi pasangan Mone hohohohoho 😀
Kira-kira siapa ya~
Untuk saat ini aku masih di tim Suganami-sensei ♡︎
0 komentar:
Posting Komentar