Ini adalah episode terakhir untuk minggu pertama Okaeri Mone. Sejak asadora Yell, NHK mengubah asadora yang biasanya 6 episode seminggu menjadi 5 episode seminggu. Sedih sih sebenarnya episode asadora jadi lebih singkat, tapi mungkin ada baiknya juga mengingat belakangan ini rating asadora banyak penurunan.
Okaeri Mone Episode 5: What Mone Wants
Penampilan Noh berjalan dengan lancar. Ternyata Sasaki-san punya peran penting dalam pertunjukan itu, dia nggak cuma yang baca puisi tapi tampil dengan topeng dan pakaian khas Jepang, menari gitu. Bagi yang nggak tahu, Noh adalah sebuah pertujukan seni teater paling tua di Jepang, kalau versi modernnya mirip drama musikal, tapi Noh ini kental dengan budaya Jepang. Noh terdiri atas nyanyian, tarian, pemeran utama menari dengan menggunakan topeng diatas panggung. Kira-kira begitu.
Setelah pertunjukan selesai, Mone dan Sayaka-san masih di dekat panggung Noh berdua. Sayaka memperlihatkan pada Mone panggung Noh dan mengatakan panggung itu dibuat dari kayu hutan Tome yang kemungkinan akan diperbaharui 10 tahun lagi. Ia bertanya-tanya apakah ia masih hidup saat masanya panggung Noh itu akan diganti. Mone yakin Sayaka masih hidup bahkan sampai 50 tahun lagi karena Sayaka sendiri yang mengatakannya waktu itu. Sayaka membenarkan, 10 tahun bukan hal besar, bahkan masa depan 100 tahun lagi ia akan melihatnya meski ia dari dunia lain. Keduanya tertawa. Ia bertanya-tanya apakah ia harus memotong pohon Hiba itu. Jika ia memotongnya dan menjadikannya panggung Noh, orang-orang akan merawatnya baik itu 100 atau 200 tahun mendatang. Ianjuga mengatakan jika mereka tetap mempertahankan pohon tua di hutan, maka mereka nggak akan bisa melakukan peremajaan hutan (menebang pohon yang sudah tua dan menggantinya dengan menanam bibit pohon). Sayaka tersenyum menatap Mone yang tediam, ia menghela nafas, sepertinya Sayaka sudah memutuskan akan menebang pohon Hiba.
Setelah acara pertunjukan Noh, para warga berpesta merayakan kesuksesan acara. Sasaki bertanya pendapat Asaoka mengenai penampilan Noh Tome. Asaoka memuji pertunjukan Noh itu dan mengatakan kalau itu adalah tradisi yang luar biasa yang bisa di kembangkan di sektor pariwisata. Sasaki senang banged mendapat pujian itu. Sasaki juga bertanya pada Mone dan Mone juga mengatakan kalau penampilannya sangat bagus. Sasaki bahkan menawarkan diri melakukan pertunjukan sekali lagi, kayaknya sih bagian tariannya. Mereka juga membicarakan mengenai terapi hutan dan Sasaki meminta Mone untuk mempraktekkan terapi hutan dengan berteriak. Saat itu Sayaka ada di luar, sedang menerima telpon dari kakek Mone yang menanyakan kabar cucunya. Sayaka mengatakan kalau Mone baik-baik saja dan bahkan sudah bisa bergabung dengan masyarakat Tome. Mone sangat bersemangat, ia memprakteklan krmbali laughter yoga dan kakek mendengar suara tawa Mone, kakek mengenali suara Mone. Sayaka mengatakan kalau Mone adalah anak yang lugas/polos/jujur. Kakek lega mendengarnya, setidaknya Mone terlihat bahagia disana. Ini pertama kalinya setelah sekian lama ia mendengar suara Mone yang tertawa seperti itu. Ia tahu cucunya memang anak yang suka tertawa dan membuat orang disekitarnya nyaman. Kakek mengatakan kalau Mone pintar dalam hal musik, bahkan matsuri di Kameshima Mone pernah tampil. Tapi meski begitu kakek tetap mengkhawatirkan cucunya itu. Saat masih SMA entah karena alasan apa tiba-tiba Mone menjadi lebih pendiam dari biasanya. Kakek tahu mungkin itu karena masa puber seorang gadis. Dan setelah Mone lulus SMA, seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan masa depan Mone, apa yang akan ia lakukan setelah lulus, apakah dia mau membantu pekerjaan kakek di budidaya tiram. Saat itu Mone mengatakan sendiri kalau ia ingin meninggalkan dari pulau. Hal itu membuat semuanya terkejut dan tidak ada yang tahu alasannya kenapa. Sayaka terdiam mendengarnya.
Ayah Mone saat itu diam-diam mendengarkan pembicaraan telpon kakek. Ia juga mengkhawatirkan Mone.
Acara pesta selesai. Para warga pulang, tinggal Sayaka, Asaoka, Sasaki, Mone dan beberapa lainnya yg beres-beres.
Sayaka berbicara pada Asaoka yang akan pulang besok, padahal ia berharap Asaoka tinggal lebih lama. Tapi karena Asaoka ada meeting besok di Tokyo, ia tak bisa tinggal lebih lama. Asaoka mengatakan kedatangannya kali ini sangat menyenangkan, ia menikmati hutannya dan juga pertunjukan Noh. Bahkan makanan khas Tome yang disajikan juga enak. Sayaka bertanya apakah Asaoka bisa merefresh pikirannya dengan datang ke Tome dan Asaoka membenarkan, ia merasa segar kembali. Sayaka lega mendengarnya, hal yang paling membuatnya bahagia adalah mereka yang datang dan pulang dengan perasaan bahagia. Tapi sebelum pulang, Asaoka mengatakan ia ingin melihat satu hal lagi sebelum pulang.
Asaoka, Mone, Sayaka dan Sasaki pergi ke suatu tempat pagi-pagi sekali. Asaoka mendengar kalau kabut di tepi sungai Kitakami sangat indah makanya ia ingin melihatnya. Pemandangan subuh di sana sangat indah, seperti sebuah kota yang ada diatas awan, karena kabutnya masih sangat tebal. Dalam diam, Mereka menatap ke arah matahari terbit sambil menunggu matahari naik. Saat matahari naik perlahan, pemandangannya semakin jelas, awalnya Mone menunggu-nunggu dengan wajah tersenyum, tapi tiba-tiba wajah Mone berubah menjadi gelap, seolah melihat sesuatu yang mengejutkan yang tidak ingin ia lihat. Muncul ketakutan di wajah Mone. Sayaka heran melihat Mone.
Mone tiba-tiba bicara, mengatakan kalau di kampung halamannya Kesennuma, di laut musim dingin, akan muncul kabut yang mereka sebut kearashi. Pemandangan yang mereka lihat sekarang sangat mirip dengan pemandangan di pelabuhan saat kearashi muncul. Sejak kecil ia sangat menyukai pemandangan itu. Ia juga suka melihat matahari terbit dari laut. Mata Mone berkaca-kaca saat mengatakan hal itu, air matanya menetes.
Tiba-tiba muncul sebuah kenangan dimana Mone sedang berlari menerobos kerumunan yang menatap ke satu tempat. Terdengar sayup sayup suara ambulance atau pemadam kebakaran. Mone menatap dengan wajah terkejut dan mata berkaca-kaca. Ia menangis.
Mone melanjutkan, Tapi 'hari itu', aku tidak bisa melakukan apapun. Asaoka menatap Mone yang teringat kenangan menyedihkan 3 tahun lalu. Semuanya terdiam. Asaoka kemudian mengatakan kalau kabut akan hilang suatu saat nanti.
Asaoka, Sayaka dan Sasaki masih melihat matahari terbit diantara kabut pagi itu. Mone pergi ke dekat mobil dan mengambil ponselnya. Ia mengirim email pada ayahnya. Ia meminta maaf karena selama ini ia tidak menjawab panggilan telpon ayahnya. Ia ingin menjelaskan kalau ia pergi bukan karena ia membenci pulau, tapi Mone menghapus bagian itu. Ia kemudian menulis lagi ‘aku akan tinggal disini’.
Setelah selesai mengirim pesan pada ayahnya, angin berhembus, kabut menghilang, dengan senyuman di wajahnya, Mone kembali pada Sayaka dan yang lain, menatap matahari terbit.
Sebelum Asaoka pulang ke Tokyo, Mone menanyakan sesuatu pada Asaoka. Ia memperlihatkan foto awan warna-warni yang ia potret di episode 1. Ia mendengar kalau awan ini muncul artinya sesuatu yang baik akan terjadi, ia bertanya apakah itu benar atau tidak. Asaoka mengatakan kalau itu hanya takhayul. Tapi ketika melihat ke langit dan menganggap awan yang kita lihat itu indah, kita akan berfikir lebih positif. Jika dengan berfikir begitu menjadi awal untuk sesuatu yang baik terjadi, jadi ia pikir nggak masalah orang menganggap itu pertanda hal baik. Mone mengerti. Asaoka bertanya apakah Mone ingin melihatnya sekali lagi dan Mone bersemangat.
Asaoka menatap langit dan meminta Mone 10 menit lagi pergi luar, ke arah kincir angin. Asaoka menunjukkan arahnya. Mone mengerti. Sebelum Asaoka pergi, ia meninggalkan kartu namanya untuk Mone, jika ternyata ia salah ia meminta Mone menelponnya dan ia akan meminta maaf.
10 menit kemudian Mone berlari ke arah kincir angin dan menatap ke langit. Awan warna warni muncul di langit dan Mone sangat terkejut melihatnya. Ia dengan bersemangat bertanya-tanya kenapa bisa muncul, kenapa Asaoka bisa tahu, apakah ini sihir dan penasaran siapa sebenarnya Asaoka. Sayaka melihat Mone heboh dan bertanya apa yang Mone lakukan disana. Mone tersenyum dan mengatakan kalau ini luar biasa sambil memperlihatkan awan warna warni pada Sayaka. Mone tersenyum melihatnya dan meski ia belum tahu apa itu, Mone merasa kalau ia akan menemukan sesuatu di sana.
***
Minggu pertama asadora Okaeri Mone selesai~
Minggu pertama seperti biasa adalah perkenalan karakter penting dan sekilas mengenai apa yang akan heroine lakukan di masa depan. Biasanya karakter yang muncul di awal episode adalah karakter penting yang pasti akan muncul lagi nanti di akhir drama, kecuali karakternya meninggal dunia. Memang sih, minggu pertama pasti keluarga. Tapi Okaeri Mone berbeda dengan asadora lain yang kebanyakan diawali dengan kehidupan masa kecil tokoh utama, Okaeri Mone dimulai dari masa sekarang dan banyak flashback.
Sejak interview part 1 drama ini rilis, aku penasaran apa sih yang dilihat Mone diantara kerumunan yang muncul di episode ini. Tapi masih menjadi rahasia, apa yang Mone lihat, atau mungkin nggak akan diberitahu sampai ending, penulis ingin kita berimajinasi apa yang Mone lihat. Aku sih menebaknya yang Mone lihat adalah tsunami tahun 2011, entah itu saat tsunami terjadi atau setelah terjadi. Pokoknya saat kejadian itu Mone nggak ada di lokasi, ia juga mengatakannya di episode lalu. Bagaimana ia merasa bersalah pada diri sendiri karena ia tidak bisa melakukan apapun.
Minggu depan masih tentang kehidupan Mone di Tome dan akan ada banyak adegan dari Kamejima, pulau tempat Mone dibesarkan. Nagase Ren juga akan muncul minggu depan untuk pertama kalinya. Karakter yang disebut-sebut akan menjadi pasangan Kiyohara Kaya dalam drama ini. Hohohoho. Asadora NHK Tokyo nggak akan asik tanpa husband hunting game, menebak siapa yang akan berjodoh dengan heroine. Aku ada di tim Sakaguchi Kentaro 😆 Sampai pertengahan drama cuma Sakaken yang punya kemungkinan besar. Nggak tahu deh apakah akan ada orang baru yang muncul di pertengahan seperti Natsuzora. Atau heroine kembali ke kampung halaman dan menikah dengan teman masa kecilnya seperti Mare?
0 komentar:
Posting Komentar