Drama dan movie slump Hazuki memang sedang dipuncak, tapi demi Yamazaki Kento akhirnya aku menonton movie Gekijou ini. Sebenarnya aku udah menonton movie Yamaken yang Wotakoi, tapi lebih sreg nulis review yang movie ini wkwkwkwkw.
Gekijou memang sebuah movie yang menurutku cukup istimewa karena untuk pertama kalinya Yamaken tampil brewok, pria tak terurus dan pria yang sangat menyebalkan yang hidupnya tergantung biaya sang pacar alias himo-otoko. Karena peran Yamaken disini memang beda, makanya aku sebagai fans Yamaken penasaran dan sebenarnya movienya nggak mengecewakan cuma karena plotnya lambat banged, sempat bosan pas pertengahan, ditambah karakter Yamaken yang bikin ngelus dada HAHHAHA.
Gekijou atau Theater adalah movie yang diangkat dari novel berjudul sama karya Matayoshi Naoki dan disutradarai oleh Isao Yukisada (River's Edge, Narratage, Crying Out Love in the Center of the World). Movie ini dibintangi oleh Yamazaki Kento (Kingdom, Wotakoi, Hitsuji to Hagane no Mori), Matsuoka Mayu (Hitoyo, Mitsubachi to Enrai, Manbiki Kazoku), Kanichiro (Chiwawa-chan, Kiku to Girochin, Kokoro ga Sakebitagatterunda), Sairi Itoh (Netemo Sametemo, Step, Enokida Bouekido), Asaka Kodai (Cheer Danshi!!, Mienai Mokugekisha, Kabocha to Mayonnaise), Iguchi Satoru dan lain-lain.
Movie ini dijadwalkan rilis pada 17 April 2020, tapi karena dampak
Covid-19 yang membuat banyak bioskop diharuskan tutup sementara waktu,
akhirnya movie ini dirilis pada 17 Juli 2020 lalu. Wah, baru rilis kok
udah keluar?
Nah, disitu istimewanya. Biasanya kalau movie
Jepang, jangan harap nonton cepat, 6 bulan setelah rilis baru bisa kita
tonton. Tapi Gekijou istimewa karena movie ini ditayangkan di Amazon
Prime Video dihari yang sama dengan rilisnya di bioskop, makanya bisa
kita tonton cepat secara online.
Movie ini bergenre romance mengisahkan kisah cinta seorang penulis naskah disebuah teater kecil dan mahasiswi yang punya impian menjadi seorang aktris. Pertemuan mereka berdua cukup menarik diawal kisah movie ini tapi menuju kepertengahan movie, karena plotnya lambat jadi aku sedikit bosan. Untungnya endingnya cukup menarik dan sempat membuat aku menangis. Kisah penulis tidak laku dan seorang wanita yang mendampinginya dengan setia mugkin banyak diangkat dalam berbagai movie, dan disini Yamaken memerankan karakter yang benar-benar bikin kesal karena numpang hidup sama pacarnya yang menerimanya apa adanya tapi masih nggak bersyukur. Aku bisa melihat bagaimana karakternya tidak punya rasa percaya diri mencintai gadis itu dan selalu merasa rendah diri tapi disaat yang sama ia tak mau kehilangan gadis itu. Hanya saja, caranya itu salah banged, egois dan membuat dia kehilangan segalanya.
Ending movie ini dibuat open ending, tapi aku bisa menangkap akhir kisahnya bagaimana yang akan aku jelaskan diakhir nanti. Dan menurutku itu adalah jalan terbaik bagi keduanya dan Yamaken pantas mendapatkannya. Sejauh ini nonton drama/movie Yamaken, kayaknya ini pertama kalinya yang bikin aku kesal banged sampe menyumpahi karakternya wkwkwkwkw. Terbawa emosi.
Meski begitu, akting Yamaken di movie ini bagus banged. Dia bisa mendalami karakternya dengan baik, sebagai penulis tidak laku yang masih tidak menyerah akan teater, sekaligus pria egois tapi takut kesepian. Sampe aku bisa benci sama karakternya, artinya aktingnya disana bagus kan? 😂
Kalau Matsuoka Mayu jangan ditanya deh, aktingnya memang dari dulu nggak diragukan. Diawal dia menjadi gadis yang polos yang suka tertawa, dipertengahan jadi gadis yang murung dan suka minum, diakhir dia menjadi gadis yang merelakan cintanya demi kebaikan bersama.
SINOPSIS
*spoiler alert!*
Movie ini dimulai dengan pertemuan dua tokoh utama. Nagata (Yamazaki Kento) adalah seorang penulis naskah dan sutradara di sebuah teater kecil bernama Oroko yang dia dirikan bersama teman SMA-nya Nohara (Kanichiro). Pementasan teaternya tidak mendapat respon yang bagus dan mendapat banyak kritikan pedas, hal itu karena Nagata adalah seorang yang keras kepala yang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Orang-orang di teater yang sama dengannya bahkan tidak menyukainya karena kata-kata pedas Nagata.
Nagata yang merasa kesepian kemudian bertemu dengan seorang gadis bernama Saki (Matsuoka Mayu), seorang mahasiswa. Mereka berdua kebetulan melihat lukisan monyet (kalau ga salah) yang terpampang di estalase toko. Nagata kemudian mengikuti Saki dan membuat Saki takut, ia awalnya menghindari Nagata tapi Nagata terus mengikutinya dengan alasan ia tertarik pada Saki karena mereka mengenakan sepatu yang sama. Pada akhirnya Saki mau diajak minum bersama di sebuah cafe dan sejak itu keduanya menjadi dekat dan saling mengenal.
Pertemuan kedua mereka adalah saat Nagata akhirnya memberanikan diri mengajak Saki untuk keluar berdua. Saki memang dasarnya cantik sih jadi banyak yang menggodanya sata menunggu kedatangan Nagata gitu. Dan Nagata adalah tipe yang pemalu jadi dia menunggu dari jauh, nggak berani nyamperin Saki. Hubungan keduanya menjadi semakin dekat saat Nagata meminta Saki untuk menjadi tokoh utama dalam pementasan teaternya dan pementasan itu mendapat sambutan baik penonton karena Saki aktingnya bagus. Teater mereka juga mulai ramai sejak pementasan itu, sayangnya Nagata tidak pernah meminta Saki lagi menjadi tokoh utama pementasannya.
Singkat cerita, keduanya mulai pacaran dan tinggal di rumah yang sama, apartemen Saki. Saki masih mahasiswi jadi masih mendapat bantuan makanan dari orang tuanya. Saki juga nggak bohong pada orang tuanya kalau sekarang dia tinggal bersama pacarnya tapi itu membuat Nagata merasa diejek oleh orang tua Saki. Nggak ngerti juga masalahnya dimana. Yang jelas Nagata tinggal di apartemen Saki, Saki tuh baik banged sama dia dan Nagata nggak pernah mengeluarkan uang sepeserpun untuk biaya hidup, dan Saki nggak mengeluh. Awalnya mereka berdua terlihat bahagia tinggal bersama. Nagata yang sibuk dengan teater dan Saki yang kadang membantunya membuat kostum.
Sebenarnya Nagata juga sadar dia nggak boleh lama-lama tergantung pada Saki, tapi dia cuma nyadar doang cuma nggak ada tindakan dan itu membuatku kesal. Saat keuangan sedang memburuk dia malah makan enak di luar dan beli buku yang ia suka tanpa mengatakan pada Saki. Kalau mulai membahas mengenai keuangan, Nagata pasti akan mengganti topik. Dan yang paling menyebalkan saat Saki meminta Nagata membayar biaya hidup, Nagata malah bilang kenapa ia harus bayar padahal ini apartemen Saki. Duh. Gila. Kesal banged.
Tapi Saki selalu sabar. Dia selalu tertawa bersama Nagata, bahkan menangis saat Nagata membelikannya hadiah untuk pertama kalinya. Saki bekerja siang dan malam untuk biaya hidup. Pokoknya Saki tuh, sabar menghadapi Nagata, bahkan terlalu sabar menurutku. Saki juga berteman dengan orang-orang dari teater lain karena langganan di tempat dia bekerja. Mereka tau Saki punya pacar dan Saki sering memuji pacarnya, tapi mereka nggak tau pacar Saki bekerja di bidang teater juga, tentu saja mereka nggak tau kalau pacar Saki adalah Nagata. Jadi, suatu hari Nagata tahu akan hal itu dan menganggap Saki mengejek pekerjaannya, Nagata marah banged pada Saki dan hubungan mereka mulai renggang.
Nagata adalah tipe yang menyadari kalau dia egois dan memberatkan hidup Saki, tapi dia nggak ada action untuk memperbaiki keadaan. Kalau ada yang memberinya nasehat, dia diam saja, cuma memikirkan dan nggak bertindak. Sulit menjelaskan bagaimana Nagata itu, nggak percaya diri, merasa rendah diri tapi egois juga. Intinya dia nggak memikirkan Saki sama sekali tapi dia nggak mau kehilangan Saki. Dia bahkan menghancurkan motor yang dipinjamkan teman Saki cuma karena hal sepele.
Sampai suatu hari Nagata memutuskan pindah dari rumah Saki dengan alasan kalau dia ingin fokus menulis naskah. Sejak itu hubungan Saki dan Nagata menjadi aneh. Nagata sibuk menulis naskah dan nggak peduli pada Saki, tapi kalau dia kesepian maka Saki-lah yang dicari. Dia suka masuk diam-diam ke rumah Saki kalau malam cuma untuk numpang tidur, trus paginya dia pergi. Saki juga makin lama makin berubah, suka minum-minum dan mabuk. Teman Nagata sampai bilang kalau Nagata lama-lama menghancurkan hidup Saki. Saki selama ini menahan semuanya dalam hati, meski hatinya sakit ia selalu tertawa untuk Nagata, tapi pada akhirnya ia tidak bisa menahan diri lagi.
Nagata adalah orang yang menghancurkan kepercayaan dan penantian Saki selama ini. Saki pada akhirnya memutuskan pulang ke kampung halamannya dan mencoba hidup dengan baik disana. Kalau menurutku sih sejak Saki pergi, dia tidak pernah kembali ke Tokyo lagi. Pertama kalinya ia ke Tokyo setelah sekian lama menurutku adalah saat ia menonton pementasan teater Nagata yang diangkat dari kisah cinta mereka. Dalam pementasan itu memperlihatkan penyesalan Nagata akan kepergian Saki. Tapi Saki di bangku penonton hanya menangis dan bergumam meminta maaf pada Nagata.
Menurutku itu adalah bukti kalau Saki nggak akan kembali pada Nagata lagi.
Sad ending sih, tapi menurutku itu adalah yang terbaik bagi keduanya, karena kalau mereka bersama mereka akan menghancurkan satu sama lain. Aku bingungnya itu Nagata ingin Saki terus tersenyum disampingnya, tapi kenapa dia selalu melakukan hal yang menyakiti Saki. Aku bia melihat bagaimana Saki masih mencintai Nagata, tapi cuma cinta aja memang nggak bisa bikin kita bahagia. Karena itu Saki memutuskan mundur saja.
Nagata terlalu fokus pada teater, ia tahu kalau dia nggak punya bakat menulis tapi dia nggak bisa menyerah. Saat ada seseorang disampingnya yang menerimanya apa adanya, ia terlalu manja dan menyia-nyiakan Saki. Saki beneran polos dan menerima Nagata tanpa meminta lebih, tapi Nagata terlalu gimana ya aku bilang, nggak PD-an atau gimana gitu, jadinya dia merasa seolah nggak pantas untuk Saki tapi dia juga nggak bisa melepaskan Saki. Aku rasa saat Saki ke rumah siapa itu dan Nagata panik mencari Saki, disana Nagata mulai sadar kalau dia bisa kehilangan Saki kapan saja dan dia nggak mau itu terjadi. Adegan mereka naik sepeda sepulang dari sana itu sedih banged dimana Nagata akhirnya memuji Saki sayangnya semuanya sudah terlambat. ðŸ˜
Kadang, meski saling mencintai, dua orang tetap tidak bisa bersama selamanya. Karena jika memilih tinggal hanya akan membuat terluka, jadi lebih baik pergi baik-baik.
Aku penasaran bagaimana dengan Nagata setelah pementasan adegan terakhir itu. Apakah dia tetap berkecimbung di bidang teater dan menurunkan ego-nya yang nggak mau bekerja sama dengan orang lain, atau itu adalah pementasan terakhirnya dan dia akan mulai hidup dengan normal?
Hmmmmm, hanya penulis yang tahu bagaimana ending sebenarnya.
Yang jelas hidup keduanya terus berlanjut.
Sedih banged sebenarnya endingnya, tapi ya mau gimana lagi. Tapi aku puas lho dengan endingnya, jadi terobati rasa kesal dan bosan dipertengahan movie HAHAHHA. Buktinya aku menangis saat adegan terakhir, terasa banged sakitnya. Yamaken harus sering-sering main dalam movie yang setipe ini, akan jadi pelajaran bagus untuk aktingnya.
Tapi aku merasa kalau suara Yamaken itu nggak cocok untuk jadi narator. Karena selama narasinya dalam movie ini, aku rasa feel-nya kurang dapet gitu. Ekspresi dalam suaranya itu nggak terasa. Gimana sih bilangnya, HAHAHAHAHHA. Pokoknya gitu deh.
Overall, Gekijou adalah movie yang bagus dan aku rekomendasikan untuk ditonton. Apalagi yang ingin melihat sisi lain dari akting seorang Yamazaki Kento. Tapi aku ingatkan, movienya memang slow faced, lambat, dan sedikit membosankan dipertengahan.
Hallo! :)
BalasHapusTerima kasih udah me-review film ini! Ini sangat mewakili apa yang kurasakan.
Benar-benar kesal dengan karakter Naga, sampai saya marah-marah sendiri. Menurut saya Yamaken luar biasa membawakan perannya yang menyebalkan, egois, dan keras kepala. Imagenya berubah total.
Betul sekali tempo film ini sangat lambat dan membosankan, tapi karena memang saya penasaran dengan endingnya, ya saya sabar saja. wkwkwk
Endingnya bikin penasaran apa yang terjadi selanjutnya. Tapi sebenarnya banyak pertanyaan di benak saya, seperti hubungan manager dan Saki, kegiatan teater pas di pertengahan dan sepertinya teater Yamaken bekerja sama dengan teater Masih Belum Mati (terlihat Komine ada di panggung juga pas ending).
Benar-benar bikin nangis sih. Recommended! Terima kasih ya review-nya (:
HI ! thanks for the review!
BalasHapussama banget dan aku juga ngerasa sebel banget sama Nagata. saking sebelnya, selama aku nonton tuh ya, aku lupa kl yg main yamaken dan gak bisa berhenti maki-maki LOL.
I mean he deserves it. dan saki memilih keputusan yang tepat. BAHKANNNN saat saat terakhir aja dia ngomongnya ditata banget takut si Naga tersakiti. Epic sih plotnyaa.
sekali lagi terima kasih reviewnya, keep writing!! :))
Cuma mau bilang terima kasih karena ini adalah review yang paling memuaskan tentang film ini dibanding sama review2 lainnya. Semua yang aku alamin selama nonton film ini bener2 diwakili sama admin ny, kesel nyesek sedih juga.
BalasHapusMakasih banyak ya admin nya sudah menuliskan rweiew panjang lebar yang pastinya ngebantu banget buat org2 yg masih ragu buat nonton film ini. Semangat dan sukses selalu mimin ✊🤗
Terima kasih atas reviewnya kak..menjawab banyak prtanyaan yg ada d otakku.."mreka putus??" "ga bs kmbali??" "naga menyesal??" dll..wlpun endingnny kurang enak sih krena sad ending..cm klo d ingat dri jalan crita awal smpe akhir emang berpisah tuh jalan paling tepat buat keduanya..cm ngrasa ksian aja sm nagata stlh itu sprti dia ingin mmprbaiki smuanya cm udh trlambat..tp over all ini film baguss bgt!!! Huuuuuaaaaaa!!! Nangis guaaa!! Gua jg klo pny pcr ky nagata pasti g kuat..hiksss sekian dan terima gaji
BalasHapusSepertinya endingnya seperti ucapan naga di pertunjukan akhir. Bahwa dia tidak akan menyerah untuk sukses dan kelak membahagiakan saki
BalasHapus