Toto Nee-chan adalah asadora ke-17 yang aku selesaikan dan merupakan asadora yang membutuhkan waktu paling lama untuk aku selesaikan sampai tamat. Butuh waktu 2 tahun bagiku untuk menyelesaikan asadora ini, wow banged.
Sebenarnya itu karena subtitle dari asadora ini sangat lama rilisnya. Aku mulai menonton Toto Nee-chan sejak drama ini masih tayang di Jepang pada akhir tahun 2016 lalu, tapi karena subtitlenya rilisnya lama, jadi aku hanya mencoba episode awalnya dan kemudian baru lanjut dan lanjut, subbernya malah hiatus lamaaaaaa banged dan nggak lanjut lagi. Dia sempat lanjut subnya pada tahun 2017 tapi sampai sekarang nggak lanjut-lanjut lagi.
Maklum sih, dia nge-subnya sendiri, bukan dalam komunitas, makanya memang kalau lagi sempat aja dia ngesubnya.
Tapi aku beneran nggak sabar, soalnya sudah memasuki part 2 dari asadora ini subnya berhenti, jadi aku memutuskan lanjut menonton tanpa subtitle LOL.
Toto Nee-chan adalah NHK asadora ke-94 yang tayang sebanyak 156 episode mulai April sampai Oktober 2016. Asadora ini menggantikan asadora Asa ga Kita dan digantikan oleh Beppin-san.
Drama ini mendapat rating rata-rata yang cukup tinggi selama masa tayangnya, yaitu 22,8%.
Drama ini disutradarai oleh Ohara Taku (Etchan, Umechan Sensei, Welkame), Okada Takeshi (Atsuhime, Genkai Shuraku Kabushiki Kaisha, Asakiyumemishi) dan Fujinami Hideki (Jun to Ai, The Rapture, Moeoto Zenzai). Sedangkan naskahnya ditulis oleh Nishida Masafumi (Nobunaga Concerto, Oh Brother Oh Sister, Devil).
Heroine asadora ini adalah Takahata Mitsuki (Kahogo no Kahoko, Evergreen Love, Gochisousan) yang lulus audisi untuk peran Kohashi Tsuneko. Sebelum mendapatkan peran utama dalam asadora ini, Mitsuki sudah beberapa kali ikut audisi asadora dan mendapat kesempatan bermain dalam Gochisousan sebagai adik Masahiro Higashide. Barulah tahun 2015 lalu dia lulus audisi dan mendapatkan peran utama dalam asadora.
Tokoh lainnya dalam drama ini sangat banyak dan menurutku Toto Nee-chan ini adalah asadora yang pernah aku tonton dimana para pemerannya banyak yang aku kenal. Mereka adalah Nishijima Hidetoshi (Okusama Wa Tori Atsukai Chui, Crisis, Team Batista), Kimura Tae (Shukatsu Kazoku, Ame ga Furu Kimi wa Yasashii, Black Revenge), Sagara Itsuki (Good Morning Call Season 2, Sannin no Papa, Gegege no Nyobo), Sugisaki Hana (Gakko no Kaidan, Mozu, Her Love Boils Bathwater), Mukai Osamu (Gegege no Nyobo, Hungry, Akira to Akira), Ohno Takuro (Warotenka, Hananmoyu, Neko nin), Pierre Taki (Rikuoh, Amachan, Kinpika), Kawaei Rina (Ashi Girl, Boku-tachi ga Yarimashita, Frankenstein no Koi), Sakaguchi Kentaro (Kounodori, Gome Aishiteru, Tokyo Tarareba Musume), Abe Junko (Yongou Keibi, Gozen 3 ji no Mahouchitai, Shinryochu in the Room), Hairi Katagiri (Amachan, Hungry, Oh Brother Oh Sister), Uesugi Shuhei (Omukae Death, Doctor X 5, Utsubokazura no Yume), Mano Erina (Nigehaji, Kenji no Honkai, Kono yo ni Tayasui Shigoto wa nai), Oikawa Mitsuhiro (Ashita no Yakusoku, A LIFE, Sumika Sumire), Karasawa Toshiaki (The Last Cop, Napoleon no Mura, Roosevelt Game), Atsushi Ito (Hello Harinezumi, Mozu, Nou ni Sumaho ga Umarareta), Shuri (Reverse, Totto-chan, Kono Koe wo Kimi ni), Hitomi Sato (Hiyokko, Tokyo Dara Dara Musume, Fight), Yoshimoto Miyu (Kuzu no Honkai, Sakura no Oyakodon, Toki wo Kakeru Shoujo), Shida Mirai (Ito-kun A to E, Ashita no Kimi ga Motto Suki, Seigi no Mikata) dan masih banyak lagi.
Toto Nee-chan menceritakan tentang anak sulung dari 3 bersaudara yang menjadi pengganti ayahnya setelah ayahnya meninggal dunia. Pesan terakhir ayahnya adalah agar sang gadis menjaga ibu dan adik-adiknya. Demi sang adik, ia tidak melanjutkan sekolah ke Universitas dan mulai bekerja pada masa dimana pekerja wanita dianggap rendah oleh pekerja pria. Ia berusaha melawan arus dan bertahan demi keluarganya.
Saat terjun ke masyarakat dan menghadapi hal-hal yang sulit, ia menemukan sebuah perusahaan penerbitan dimana karyawan disana menghormati pekerja wanita. Dari sana ia mulai belajar mengenai penerbitan dan berkenalan dengan seorang pria yang nantinya akan mempunyai andil besar dalam kesuksesan hidupnya.
Sang gadis berhasil bertahan melewati perang dunia II dan mulai berfikir kalau mereka harus berubah, karena era baru sudah dimulai. Bersama 2 adik perempuannya, mereka mulai membuat majalah mengenai fashion. Melihat majalah mereka lumayan populer, mereka berfikir untuk membuat perusahaan penerbitan sendiri dan 3 kakak adik itu dibantu oleh pria yang ia temui saat ia menjadi editor, mereka berhasil membuat majalah yang berguna untuk para wanita.
Perjuangan sanga gadis sangatlah gigih, sayangnya kisah cintanya tidak sesukses karirnya, tapi ia lebih memilih karir dari pada kisah cintanya.
Drama ini diiringi oleh suara Utada Hikaru yang menyanyikan theme song drama berjudul Hanataba wo Kimi ni. Lagu ini adalah salah satu ost asadora favoriteku dan yang paling sedih menurutku. Setiap kali aku mendengarkan lagu itu, aku pasti akan teringat perjuangan sang tokoh utama Toto Nee-chan yang pantang menyerah.
Di tengah dunia kerja yang merendahkan perempuan, ia dihina, dikhianati, harus menahan sakit hatinya, bahkan ada kalanya ia bertengkar dengan sang adik, ia menahan air mata saat ia harus melepas orang yang ia cintai, berjuang dengan perusahaan barunya dan melawan arus demi impiannya. Tokoh utama Toto Nee-chan, Kohashi Tsuneko adalah salah satu asadora Heroine yang kuat dan sifatnya tidak pure baik, ia juga punya sisi yang egois.
Akting Takahata Mitsuki disini sangat bagus, aku sangat menyukainya. Dia jauh beda dari Kahoko yang imut yang masih berkesan dalam hatiku. Kisah cintanya dengan Sakaguchi Kentaro dalam drama ini juga sangat indah tapi sangat sedih secara bersamaan.
Part 1 drama ini fokus pada sang tokoh utama yang menjadi pengganti sang ayah, bekerja demi impian sang adik. Sedangkan Part 2 memasuki masa dimana dia menciptakan sebuah majalah yang berguna bagi para wanita bersama 2 kakaknya.
Aku sangat menikmati kisah di part 1, tapi di part 2 aku mulai merasa bosan, mungkin karena part 2 aku menonton tanpa subtitle, jadi memang banyak hal yang tidak dimengerti. Di Part 2 fokusnya ke perusahaan, jadi kisah kehidupan para tokoh diluar perusahaan sudah jarang dibahas. Apalagi kisah cinta 2 adik sang tokoh utama terkesan buru-buru.
Akting Hana Sugisaki memang bagus, tapi di drama ini aku rasa aktingnya kurang wah gimana gitu, karena dia masih kelihatan seperti anak-anak meski sudah dewasa, apa karena dia anak bungsu jadi harus bersikap kaya anak-anak ya?
Oke, kali ini aku akan menceritakan secara singkat sinopsis dari drama ini yang akan berisi spoiler 100%.
Mungkin akan ada banyak yang aku lewatkan karena ini drama 156 episode, banyak hal yang terjadi, aku juga udah mulai lupa karena aku menonton 30 episode pertamanya tahun 2016 lalu HAHAHAHHAHA.
Shizuoka Part.
Drama ini dimulai pada tahun 1930 di Totomi, Prefektur Shizuoka. Keluarga KOhashi adalah keluarga yang terdiri dari 5 orang. Sang ayah, Kohashi Takezo (Nishijima Hidetoshi) bekerja disebuah 'dyeing factory', Sang ibu KOhashi Kimiko (Kimura Tae), Kohashi Tsuneko (adult: Takahata Mitsuki), Kohashi Mariko (adult: Sagara Itsuki) dan Kohashi Yoshiko (adult: Sugisaki Hana). Kohashi Tsuneko adalah anak pertama dan heroine dalam drama ini, ia berusia 11 tahun saat drama ini pertama dimulai.
Keluarga KOhashi adalah sebuah keluarga yang bahagia. Sang ayah selalu menetapkan aturan dirumah mereka untuk menjaga keharmonisan keluarga, misalnya mereka harus sarapan bersama-sama, harus piknik satu kali dalam sebulan dan lain-lain. Tsuneko sangat menyayangi sang ayah.
Tapi semuanya mulai berubah sejak sang ayah jatuh sakit karena TBC. Mereka bahkan tidak bisa melihat langsung wajah ayah mereka, karena ayah harus diam dikamar dan anak-anak tidak boleh masuk, karena TBC adalah penyakit menular.
Sebelum meninggal, ayah sempat bicara pada Tsuneko dan ingin Tsuneko menjaga ibu dan adik-adiknya menggantikan dirinya saat dia sudah tidak ada lagi. Itu adalah janji Tsuneko pada sang ayah.
Hidup Tsuneko mulai berubah sejak ayahnya meninggal dunia. Ia menggantikan sosok sang ayah dalam keluarga dan akan melindungi keluarganya. Tsuneko sejak itu dipanggil dengan 'Toto Nee-chan' oleh adik-adiknya. (Toto = Ayah; Nee-chan = kakak perempuan).
Ayah punya 3 rule yang selalu ia ikuti dan Tsuneko menjadi pemilik 3 rule itu setelah ayahnya meninggal dunia (aku lupa apa yang tertulis di papan itu T_T). Ayah Tsuneko selalu mengajarkan betapa pentingnya kehidupan sehari-hari dan Tsuneko tidak boleh menyia-nyiakannya. Karena itu Tsuneko selalu hidup dengan hati yang besar, tidak lupa untuk selalu sarapan bersama keluarganya setiap pagi dan ia mempersiapkan diri untuk menjadi pendukung keluarganya.
Sang ibu berusaha mencari pekerjaan karena anak-anaknya masih kecil, tapi ia kesulitan untuk mendapatkannya. Uang simpanan mereka juga mulai menipis dan Tsuneko berfikir untuk mulai bekerja, tapi ibu melarang karean TSuneko masih terlalu muda.
Ibu akhirnya menceritakan mengenai kisah hidupnya sebelum menikah dengan ayah mereka. Ternyata ibu berasal dari Tokyo. Ibu adalah anak satu-satunya keluarga tukang kayu yang punya toko sejak ratusan tahun lalu. Ia tidak menyukai ibunya dan memilih kawin lari bersama sang ayah. Sejak itu ibu memutuskan hubungan dengan orang tuanya sendiri.
Tapi karena kali ini mereka tidak punya apa-apa lagi, ibu berfikir untuk menemui orang tuanya di Tokyo dan mengajak Tsuneko dan adik-adiknya. Tapi itu pun kalau mereka bertiga mau.
Karena tak ingin ibu kesusahan, akhirnya Tsuneko dan keluarganya pindah ke Tokyo.
Tokyo Part.
Ibu sudah mengirim surat terlebih dahulu sebelum mereka memutuskan ke Tokyo dan sepertinya ibunya di Tokyo memperbolehkan mereka untuk datang. Tapi nenek Tsuneko ternyata orangnya sangat seram dan tidak memaafkan puterinya yang kabur darinya bertahun-tahun lalu, tapi ia sangat menyukai cucu-cucunya. Selama ini ternyata sang ayah selalu mengirim surat pada nenek menceritakan mengenai puteri-puteri mereka tanpa sepengetahuan ibu, karena itu nenek sudah mengenal TSuneko, Mariko dan Yoshiko.
Awal keluarga Tsuneko tinggal di Tokyo, Tsuneko ingin bekerja untuk biaya keluarga, tapi dilarang oleh sang ibu, Tsuneko harus lulus SMA dulu baru bileh terjun ke dunia kerja. Nenek juga sepertinya ingin Tsuneko jadi pewaris usahanya dan itu membuat ibu dan nenek bertengkar. Keluarga Kohashi terpaksa pindah dari rumah nenek dan menemukan tempat tinggal di rumah keluarga Morita, yang membuka bisnis bento, Moritaya. Mereka menyewa kamar disana.
Nenek keluarga MOrita ternyata adalah musuh dari nenek Tsuneko, jadi dia sengaja membiarkan keluarga Kohashi tinggal disana untuk memanas-manasi nenek Tsuneko.
Dan dimulailah kehidupan Tsuneko di Tokyo, sebagai siswi SMA dan menghabiskan waktu luangnya untuk membantu di Moritaya. Ibu dan Mariko juga membantu di Moritaya. Meski awalnya mereka tidak terlalu baik dalam membantu pekerjaan bisnis bento itu, tapi Tsuneko, Ibu dan Mariko melakukan dengan sungguh-sungguh sehingga mereka akhirnya terbiasa dan bisa bekerja dengan cepat. Adik bungsu Tsuneko sendiri lebih suka menghabiskan waktu di rumah neneknya yang tak jauh dari Moritaya, nenek sering membelikannya mainan dan mengajarkannya menjahit, jadi ia menyukai nenek.
Ibu dan nenek bermusuhan dalam waktu yang lama, tapi Tsuneko dan yang lain berusaha untuk mendamaikan keduanya. Setelah mereka berdamai, ibu tetap memilih untuk tinggal di Moritaya, ia tak ingin kembali ke rumah keluarganya.
Di SMA, Tsuneko berkenalan dengan Nakada Aya (Abe Junko). Awal pindah sekolah, Tsuneko sangat sulit menyesuaikan diri disana. Ia tak bisa punya teman dan teman sekelasnya selalu memandangnya dengan pandangan aneh. Aya adalah orang pertama yang mengajaknya bicara meski awalnya Aya terlihat agak sombong dan tidak menyukai Tsuneko. Tapi keduanya kemudian bersahabat.
Tsuneko juga bertemu dengan Chiyo Todo (Katagiri Hairi) seorang guru yang memberinya dukungan bahwa wanita bisa mandiri dan bisa bekerja. Tsuneko sangat menyukai Todo sensei yang optimis akan dirinya sebagai wanita dan bisa bekerja seperti pria. Todo sensei mengajarkan pada TSuneko mengenai wanita bisa sederajat dengan pria dan bisa melakukan pekerjaan seperti pria, ia juga sempat memberikan sebuah buku tentang wanita karir pada TSuneko yang membuat TSuneko tersentuh.
Karena Tsuneko memang ingin bekerja setelah lulus SMA nanti.
Singkat cerita, Tsuneko akhirnya lulus dari SMA dan mulai masuk ke dunia kerja. Aya sendiri memutuskan untuk menikah setelah lulus dan sejak itu keduanya berpisah.
Tsuneko berhasil diterima bekerja sebagai pengetik/typist di sebuah perusahaan. Tapi bekerja disana sangatlah sulit bagi Tsuneko. Ia tak bisa bekerja dengan cepat dan pegawai yang lain juga tidak ramah padanya. Ia sering dimarahi karena kerjanya lambat. Tsuneko tidak menyerah dan ia bahkan belajar mengetik di rumah, untuk mengingat letak-letak huruf.
PAda akhirnya, Tsuneko berhasil melakukan pekerjaan dengan baik dan bahkan sudah menjadi pengetik senior di tempat itu, sayangnya kemampuan juniornya jauh lebih pesat darinya.
PAda masa itu, pengetik wanita diperlakukan sangat rendah dan sering dimarahi, terutama ketua pengetik wanita, Saotome Akemi (Erina Mano).
Tsuneko paling tidak suka jika wanita direndahkan dan ia pernah melawan, tapi itu ternyata hanya menambah masalah baginya dan membuatnya semakin tidak disukai oleh pegawai lain.
Ditambah lagi ia tahu mengenai hal buruk tentang perusahaan itu dan dikhianati oleh temannya sendiri, membuat Tsuneko harus berhenti bekerja dari sana. Saotome awalnya tidak ramah pada TSuneko, tapi ia sebenarnya cukup kagum pada Tsuneko dan meminta Tsuneko untuk tidak menyerah ditempat lain.
Selama Tsuneko bekerja sebagai pengetik, ia memberikan gajinya pada sang ibu, tentu saja untuk biaya hidup mereka dan adik-adiknya. Saat itu, Mariko sudah menjadi mahasiswi dibidang sastra dan impiannya adalah menjadi penulis. Ia cukup populer di kampusnya, tapi ia khawatir pada kakaknya yang terus bekerja untuk mereka. Karena itu Mariko pernah ingin berhenti kuliah dan bekerja, tapi Tsuneko melarangnya. Ia mengatakan kalau impiannya adalah melihat adik-adiknya lulus dan hidup dengan baik, karena itu ia yang akan bekerja menggantikan ayah untuk membiayai mereka.
Sang adik bungsu Yoshiko juga sempat bertengkar dengan Tsuneko, karena Tsuneko meski lelah tak pernah melewatkan waktu berkumpul keluarga. Ia merasa kakaknya terlalu memaksakan diri seolah-olah kakaknya ingin mereka menurut apa yang kakaknya inginkan hanya karena Tsuneko membiayai mereka. Ada juga saat dimana Tsuneko tidak menepati janji karena ia sibuk dan Yoshiko sangat marah pada kakaknya. Yoshiko sejak kecil memang selalu egois karena dia anak bungsu.
Tentu saja Tsuneo terluka karena kata-kata itu. Tapi tak lama kemudian Yoshiko sadar kalau ia sudah salah dan keduanya sama-sama meminta maaf.
Yoshiko kalau nggak salah tidak melanjutkan sekolahnya dan lebih suka menghabiskan waktu menjahit, neneknya bahkan mencarikan pekerjaan ditempat menjahit agar Yoshiko belajar lebih banyak mengenai jenis kain dan cara menjahit.
Yoshiko pernah membuatkan syal untuk Tsuneko, ia memberikannya saat mereka berbaikan setelah pertengkaran besar. Tsuneko sangat menyukai syal itu dan masih menyimpannya sampai ia tua.
Tsuneko's Love Story Part 1
Kisah cinta Tsuneko dimulai saat Tsuneko masih SMA. Ia berkenalan dengan seorang mahasiswa yang melakukan penelitian di Hamamatsu (daerah tempat tinggalnya). Mahasiwa itu bernama Hoshino Takezo (Sakaguchi Kentaro). Hoshino adalah orang yang aneh, dia sangat menyukai tanaman dan sering kelihatan di kuil atau hutan atau tempat yang ada tanamannya, ia ingin mencari tanaman langka.
Tsuneko sering kebetulan bertemu dengan Hoshino dan keduanya menjadi dekat. Tsuneko mempunyai banyak masalah dalam hidupnya, tapi setiap kali bersama Hoshino, ia selalu merasa tenang, bersama Hoshino dan mendengarkan Hoshino bercerita tentang tanaman, sangat menyenangkan bagi Tsuneko.
Mereka berdua bersahabat sampai Tsuneko bekerja sebagai pengetik dan sering menghabiskan waktu bersama, mengobrol di cafe atau dirumah Hoshino. Hoshino juga sering datang ke Moritaya dan berkenalan dengan ibu dan adik-adik Tsuneko, juga keluarga MOrita. Ia sering makan disana bersama mereka.
Hubungan keduanya mulai menimbulkan perasaan cinta, tapi mereka berdua masih tidak mengakuinya, karena mereka nyaman bersama-sama seperti sahabat. Tapi suatu hari, orang tua Hoshino meminta Hoshino untuk pulang ke kampung halamannya dan saat itu Hoshino membuat keputusan untuk menyatakan perasaannya pada Tsuneko.
Awalnya Tsuneko berfikir Hoshino akan pulang dan kembali lagi, tapi ternyata Hoshino mengatakan ia tak akan kembali ke sana lagi. Ia meminta Tsuneko menikah dengannya dan ikut bersamanya. Tsuneko tentu saja bahagia karena orang yang ia cintai punya perasaan yang sama dengannya, tapi ia tidak bisa meninggalkan keluarganya.
Tsuneko adalah tulang punggung keluarga, jika ia menikah maka ia akan menjadi keluarga lain. Karena itu Tsuneko memilih keluarganya dan merelakan cintanya.
Tsuneko terlihat baik-baik saja saat mengantar kepergian Hoshino secara diam-diam. Ia juga kelihatan baik-baik saja saat bersama yang lain. Tapi saat berdua dengan ibunya, Tsuneko tidak bisa menahan air matanya.
Ibu mengatakan pada Tsuneko kalau Tsuneko bisa menangis dan jangan menahannya. Itu adalah pertama kalinya sejak ayahnya meninggal, Tsuneko menangis terisak.
Kado Publishing
Setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai typist/pengetik, Tsuneko berusaha untuk mencari pekerjaan lainnya. Tapi ia kesulitan karena tidak banyak yang menerima pekerja wanita, apalagi Tsuneko tidak terlalu berpengalaman. Tsuneko sempat berhasil menemukan perusahaan yang mau menerimanya, tapi tidak mencapai kesepakatan, kalau nggak salah karena gajinya sangat rendah.
Sebuah iklan lowongan pekerjaan membawa Tsuneko ke Kado Publishing dan ia langsung diterima setelah wawancara. Tsuneko cukup terkejut karena gaji yang diberikan setara dengan pekerja pria dan disana TSuneko juga tidak direndahkan. Tsuneko disambut dengan hangat bahkan saat rapat ia juga boleh mengatakan pendapatnya mengenai edisi majalah mereka selanjutnya.
Tsuneko sangat nyaman bekerja di Kado Publishing dan ia kemudian dipercayakan untuk menjadi editor.
Tsuneko dipercayakan untuk menemui seseorang bernama Hanayama Isaji (Karasawa Toshiaki) untuk meminta design cover untuk majalah mereka selanjutnya. Gotanda Ichiro (Oikawa Matsuhiro) adalah senior Tsuneko di Kado Publising yang sering memberinya nasehat dan mengatakan pada TSuneko kalau Hanayama adalah pria yang aneh dan jangan membuatnya marah.
Tsuneko awalnya mendekati Hanayama dengan cara biasa untuk meminta design cover itu, tapi Hanayama mengusirnya sebanyak tiga kali. Karena Tsuneko tidak pergi setelah 3 kali di usir, Hanayama marah besar padanya dan mulai mengomel, tapi Tsuneko tidak menyerah dan mengatakan ia akan menunggu sampai Hanayama membuat designya.
Tsuneko benar-benar menunggu sampai Hanayama akhirnya mengangkat kuasnya dan membuat designya. Design itu membuat Tsuneko terharu, karena itu design yang sangat indah meski sederhana.
Aku rasa sejak itu Hanayama mulai tertarik pada Tsuneko.
Karena Tsuneko berhasil mendapatkan design pada percobaan pertamanya, ia mendapat pujian dari rekan kerja serta bosnya. Tsuneko untuk seterusnya dipercayakan untuk mengambil design dari Hanayama dan sepertinya untuk selanjutnya tidak sesulit yang pertama. Hanayama udah malas adu mulut dengan Tsuneko karena dia pasti kalah.
Saat Tsuneko mulai nyaman dengan pekerjaannya masalah baru dimulai. Karena perang semakin dekat, pembahasan dalam majalah mulai dibatasi oleh pemerintah, dimana mereka tidak diperbolehkan membahas mengenai hal mewah, hal yang nyaman dan lucu, mereka harus lebih banyak membahas mengenai perang dan rasa patriotisme.
Satu per satu pegawai di Kado Publishing juga mulai meninggalkan penerbitan itu karena harus berangkat perang. Sampai akhirnya hanya Tsuneko dan Gotanda saja yang tersisa disana. Tapi TSuneko tidak menyerah, ia dan Gotanda terus melanjutkan pekerjaan mereka.
Suatu hari, Gotanda akhirnya harus berangkat perang dan TSuneko sebagai satu-satunya pegawai wanita, tinggal disana. Gotanda menitipkan kunci dan cap perusahaan pada Tsuneko. Ia mengatakan Tsuneko boleh menutup perusahaan sampai salah satu dari mereka kembali dari perang.
Tsuneko berjanji ia akan menjaga perusahaan penerbitan mereka.
Setelah semuanya pergi berperang, Tsuneko masih datang setiap hari ke Kado Publishing, setidaknya untuk bersih-bersih atau melayani kalau ada yang meminjam buku.
Tapi keadaan semakin sulit saat perang semakin dekat. Makanan sangat sulit untuk dicari, Tsuneko banyak menghabiskan waktu bersama Mariko untuk mencari bahan makanan di pedesaan, dirumah-rumah petani.
Tapi sangatlah sulit untuk mendapatkannya. Mereka bahkan meminta mainan pemberian nenek pada Yoshiko untuk ditukarkan dengan makanan. Tapi Yoshiko menolak karena itu adalah pemberian neneknya dan ia ingin menghargainya. Meski akhirnya Yoshiko sadar keluarganay menderita mencari makanan dan akhirnya memperbolehkan kakaknya menggunakan itu sebagai pengganti makanan.
World War II
Sebenarnya setelah perang semakin dekat, keluarga Moritaya mengalami kebangkrutan dan harus pindah dari Hamamatsu. Keluarga KOhashi jadinya tidak punya tempat tinggal lagi dan pindah ke rumah neneknya. Tapi neneknya juga mengalami kesulitan karena pesanan mereka mengalami penurunan, para pekerja yang sedikit karena berangkat perang, juga pasokan kayu yang berkurang.
Bisnis yang dipertahankan keluarga selama ratusan tahun harus menghilang dan nenek sangat sedih. Tapi ia tak punya pilihan lain selain menutup pabrik mereka. Ia kemudian meninggalkan Hamamatsu bersama pekerjanya yang tersisa dan sebelum berpisah dengan kelurga Kohashi, nenek mencarikan rumah untuk tempat tinggal mereka.
Sejak itu nenek tidak pernah kelihatan lagi, juga paman Tsuneko anak angkat nenek. Sepertinya nenek meninggal dengan tenang di tempat peristirahatannya setelah pensiun.
Perang dunia II akhirnya terjadi dan selama masa itu, Tokyo penuh dengan air raids / serangan udara dimana setiap warga punya lubang persembunyian tempat mereka bertahan kalau ada serangan.
Saat sulit itu, Tsuneko berusaha untuk tidak gentar karena dia adalah kepala keluarga. Untung saja paman Tsuneko KOhashi Tetsuro (Mukai Osamu) datang disaat yang tepat. Ia tahu kalau keluarga KOhashi semuanya wanita, jadi ia datang untuk melindungi mereka dengan membawa banyak makanan. Sebenarnya sih paman bilang cuma singgah aja, tapi sepertinya ia memang kesana karena khawatir pada keponakannya.
Tetsuro adalah adik dari ayah Tsuneko, sewaktu mereka di Shizuoka, paman juga sering datang berkunjung, sewaktu di Moritaya juga paman sering datang. Paman Tetsuro ini orangnya suka pindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain, nomaden gitu. Dia suka bisnis ini dan itu. Kadang dia pulang tanpa uang, kadang uangnya banyak LOL.
Setelah perang dunia II berakhir, semuanya percaya bahwa era baru akan dimulai. Black Market ada dimana-mana, harga-harga menjadi mahal. DIsanalah Tsuneko merasakan betapa sulitnya hidup sebagai wanita. Wanita diperlakukan dengan tidak hormat. Tapi pamannya membuatnya sadar kalau mulai dari sekarang wanita akan lebih gigih lagi dan mulai melangkah ke depan, karena di black market itu, bukan hanya pria yang berjualan, tapi juga wanita.
Mariko dan Yoshiko yang kesulitan mendapatkan pekerjaan juga menyadari hal itu. Tiga kakak adik kemudian mendapatkan ide untuk membuat majalah fashion setelah melihat buku-buku tentang fashion laris dipasaran. Pakaian barat juga mulai masuk dan banyak yang mengenakan pakaian barat.
Tiga kakak adik keluarga Kohashi meluncurkan majalah fashion pertama mereka dimana Tsuneko mengurus produksi, Mariko menulis deskripsi dan Yoshiko membuat design.
Majalah sederhanan itu sangat laris dipasaran, tapi edisi keduanya tidak laris lagi karena banyak yang meniru majalah mereka.
Tsuneko berfikir untuk mengeluarkan ide yang baru, saat itulah Gotanda dan karyawan Kado Publishing lain kembali dan Tsuneko menyerahkan kunci dan cap perusahaan kembali pada mereka.
Tapi Tsuneko memutuskan untuk keluar dari perusahaan, karena ia berfikir untuk membuka perusahaan baru bersama adik-adiknya. Gotanda menyukai niat Tsuneko itu dan meminta TSuneko untuk berjuang karena membuat perusahaan baru tidaklah mudah. Ia juga memberikan banyak saran pada Tsuneko mengenai majalahnya dan juga meminta TSuneko untuk menemui Hanayama. Ia yakin Hanayama bisa membantu Tsuneko.
Tsuneko, Mariko dan Yoshiko sangat bersemangat dengan majalah mereka, tapi karena mereka mulai dari 0, ada banyak kekurangan disana sini. Mereka harus memikirkan bagaimana agar majalah mereka menarik dan konten apa yang harus ditambahkan.
Tsuneko menemui Hanayam untuk meminta saran padanya, tapi Hanayama menolak, karena ia tak mau terlibat lagi dengan penerbitan. Hanayama yang baru pulang dari perang mengalami trauma dan tidak bekerja lagi, bahkan tak pernah menyentuh kuasnya lagi.
Tapi Tsuneko tidak menyerah dan dengan kegigihannya, ia berhasil membuat Hanayama setuju untuk membantu mereka, dengan syarat hanya 1 kali.
Jadi, Hanayama menjadi editor majalah mereka dan memberikan komentar yang pedas pada majalah mereka yang sama sekali tidak bagus. Ia menemukan kesalahan disana sini, seperti deskripsinya yang terlalu panjang dan tak jelas, juga gambarnya yang jelek dan tidak menarik. Awalnya ia menyuruh mereka mencari tau apa yang kurang dan Tsuneko dkk kesulitan mencari apa yang kurang itu.
Tapi berkat Hanayama mereka bisa memperbaiki majalah mereka dan menjadi majalah dengan konten yang lebih baik.
Tsuneko kemudian mulai berfikir untuk mengajak Hanayama membuka perusahaan bersamanya. Tapi Hanayama menolak, karena sesuai janji, ia hanya akan mengajari mereka sekali.
Tsuneko sama sekali tidak menyerah, butuh waktu yang lama baginya untuk meyakinkan Hanayama agar mau bekerja sama dengannya.
Melihat ketulusan Tsuneko untuk membuat sebuah majalah yang membantu para wanita, Hanayama jadi tersentuh dan akhirnya setuju untuk bekerja sama dengan Tsuneko.
Tsuneko dan 2 adiknya tidak tanggung-tanggung, setelah mereka yakin dengan rencana untuk membuat perusahaan, mereka menyewa ruangan di sebuah gedung, sebagai kantor mereka. Pegawainya saat itu hanya 3 orang ditambah dengan Hanayama sebagai penasehat dan kepala editor.
Tsuneko dkk sempat berkenalan dengan Mizuta Shohei (Atsushi Ito) di Black Market dan sering membantu mereka karena ia jatuh cinta pada Mariko. Mizuta-san kemudian melamar pekerjaan disana dan diterima oleh Tsuneko yang saat itu menjabat sebagai presiden.
Anata no Kurashi
Setelah perusahaan terbentuk, mereka kemudian mulai memikirkan mengenai isi majalah mereka dan apa yang harus mereka lakukan, juga isi majalah mereka.
Tema majalah mereka adalah sesuatu yang berguna bagi kehidupan wanita, karena Tsuneko menyadari betapa sulitnya hidup sebagai wanita, ia ingin membuat majalah yang memudahkan hidup wanita.
Saat itulah Tsuneko kembali bertemu dengan Todo-sensei. Reuninya bersama Todo sensei itu membawa Tsuneko menemukan konten untuk edisi pertama majalah mereka.
Todo sensei saat itu hidup bersama suaminya dan rumah mereka sangat kecil. Suaminya sering malu pada rumah mereka yang kecil dan ia tak terlalu suka kalau ada tamu. Todo sensei sendiri membayangkan mengenai rumah impiannya, meski kecil ia ingin ada meja, tempat buku-buku dll.
Hanayama saat itu menemukan ide dan mulai mendekorasi rumah Todo sensei sehingga menjadi rumah yang sangat nyaman, dengan bantuan kotak-kotak buah.
Edisi pertama majalah mereka adalah tentang DIY (Do It Yourself) yaitu memanfaatkan barang-barang tak berguna menjadi berguna, menata rumah dengan rapi dll.
Mereka juga memilih nama untuk majalah mereka, Tsuneko meilih judulnya sendiri yaitu 'Anata no Kurashi' atau 'Your Life'.
Itu juga menjadi nama perusahaan mereka dan saat edisi pertama Anata no Kurashi diterbitkan, majalah itu menjadi sangat populer.
Anata no Kurashi yang awalnya hanya terdiri dari 5 pegawai, dalam waktu singkat mulai bertambah dan perusahaan jadi lebih hidup lagi. Tapi mulai ada masalah saat Anata no Kurashi mengalami penurunan penjualan dan Tsuneko & Hanayama sempat bertengkar. Tsuneko sebagai presiden, demi perusahaan Anata no Kurashi, ia membuat keputusan untuk membiarkan perusahaan lain mengisi majalah mereka, sementara Hanyama tidak setuju, karena kalau seklai diperbolehkan, maka nanti perusahaan itu akan minta lebih.
Saat itu banyak perusahaan penerbitan yang mengalami kebangkrutan dan Tsuneko tidak mau hal itu terjadi pada Anata no Kurashi, makanya ia mengambil langkah itu. Karena Tsuneko tetap melakukan tanpa persetujuannya, Hanayama sempat berhenti dari perusahaan.
Dan apa yang Hanayama khawatirkan bernar-benar terjadi, pihak perusahaan yang memberikan bantuan dana itu malah minta lebih dan mulai mengatur apa yang muncul di Anata no Kurashi. Tsuneko sempat mengalami kesulitan dan saat itu untuk pertama kalinya Yoshiko memarahi kakaknya dan meminta kakaknya minta maaf pada Hanayama, karena disini kakaknya lah yang salah.
Yoshiko benar-benar marah pada Tsuneko tak mereka tidak bicara beberapa hari, Yoshiko juga diam-diam menemui Hanayama dan meminta Hanayama kembali, meski Hanayama menolak.
Tsuneko akhirnya menyadari kesalahannya dan memutuskan hubungan dengan perusahaan pemberi dana, kemudian ia memohon pada Hanayama untuk kembali.
Akhirnya perusahaan penerbitan Anata no Kurashi kembali seperti semula.
Konten Anata no Kurashi memang sangat bagus dan merupakan hal baru, jadi sangat populer dikalangan para wanita. Tsuneko juga memikirkan mengenai rubrik baru dalam majalah mereka.
Jadi, intinya Anata no Kurashi ini akan membantu pembaca untuk memilih peralatan rumah yang bagus dengan membandingkan tiap merk kalau aku nggak salah. PAda masa itu, banyak barang elektronik mulai masuk ke Tokyo, mesin cuci, setrika, pemanggang roti, kulkas dan lain sebagainya.
Anata no Kurashi yang sudah semakin besar mulai membuka laboratorium percobaan sendiri dengan membandingkan merk-merk tersebut dan mencari kelebihan dan kekurangan dari merk tersebut sehingga membantu pembaca untuk memilih produk.
Hal itu sempat menimbulkan masalah besar bagi Anata no Kurashi. Karena produsen dari alat-alat itu merasa kalau Anata no Kurashi sudah membuat bisnis mereka jadi kacau.
Tsuneko sendiri saat itu hanya memikirkan pembacanya dan tidak memikirkan perasaan produsen, karena dia hanya ingin membuat majalah yang membantu orang lain. Ia mengatakan kalau dengan majalahnya, pembaca akan tahu mana yang baik dan mana yang buruk, menjadi kan itu sebagai bahan perbandingan. Dengan majalahnya ia juga berharap para produsen akan membuat produk yang lebih bagus lagi dan tidak kalah saing.
Ada produsen yang menjadikan hal itu sebagai batu loncatan untuk membuat produk yang lebih baik lagi, tapi ada juga produsen yang jadi membenci Anata no Kurashi dan mencoba menghancurkannya.
Tsuneko dan Hanayama menghadapi para produsen jahat itu, mereka tidak mau kalah dan tidak mau menyerah meski diancam oleh ini dan itu. Pada akhirnya masyarakatlah yang memutuskan apa yang ingin mereka beli dan Anata no Kurashi sangat membantu mereka memilih produk.
Tsuneko's Love Story Part 2
Tsuneko menjadi wanita karir yang sukses, ia adalah CEO dari Anata no Kurashi yang menaungi banyak karyawan, tapi ia juga turut dalam melakukan penelitian untuk edisi Anata no Kurashi selanjutnya.
Saat melakukan penelitian itu, Tsuneko bertemu dengan 2 anak kecil, aku lupa siapa nama sang kakak laki-laki, tapi aku ingat nama sang adik adalah Aoba-chan.
Tsuneko menjadi dekat dengan keduanya tanpa tahu kalau ternyata itu adalah rumah Hishino Takezo, cinta pertamanya. Saat Tsuneko tahu itu adalah Hoshino yang ia kenal, Tsuneko sangat kaget karena itu pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun.
Setelah meninggalkan Tsuneko beberapa tahun lalu, Hoshino menikah dan mempunyai 2 anak, tapi istrinya meninggal saat anak-anaknya masih kecil. Jadi sekarang Hoshino adalah duda keren dengan anak 2. Hoshino bekerja disebuah perusahaan yang mengharuskan ia menyewa pembantu untuk menjaga anak-anaknya. Anak-anak Hoshino sangat menyukai Tsuneko dan TSuneko sering main ke rumah Hoshino. Hoshino dan Tsuneko jadi berteman lagi dan sejak Tsuneko bertemu dengan Hoshino, hari-hari Tsuneko benar-benar jadi lebih ceria dan ibu serta adik-adiknya langsung menyadari hal itu.
Suami istri Morita tempat Tsuneko dan keluarganya dulu menyewa rumah kembali ke Hamamatsu dan membuka kedai disana. Tsuneko membawa Hoshino menemui mereka dan keluarganya, mereka benar-benar sangat bahagia bisa bertemu lagi. Semua orang saat itu sangat menyukai Hoshino, jadi bertemu dengan Hoshino sangat menyenangkan bagi mereka. Sebenarnya saat itu banyak yang berharap dalam hati kalau TSuneko akan bersama Hoshino.
Tsuneko sendiri sempat menjaga anak-anak Hoshino saat Hoshino sedang sibuk dan sering menghabiskan waktu dengan mereka, mereka bahkan janjian makan bersama, merayakan ulang tahun dan lain-lain.
Hal itu menimbulkan kembali perasaan cinta lama milik mereka. Tsuneko mengakui kalau ia menyukai Hoshino lagi, tapi ia tak yakin dengan Hoshino karena Hoshino masih menyukai istrinya. Tapi Hoshino ternyata mulai menyukai Tsuneko lagi. apalagi saat ayah mertuanya meminta Hoshino melupakan anaknya dan memulai hidup yang baru jika Hoshino menemukan seseorang yang ia sukai.
Perasan keduanya benar-benar bersambut dan sejak itu mereka berpacaran. Aku rasa mereka berdua mulai memikirkan mengenai pernikahan sampai sautu hari terjadi hal yang tidak di duga.
Sebelum bertemu dengan Tsuneko lagi, Hoshino ternyata pernah minta dipindahkan bekerja di Nagoya (?) kampung halaman istrinya, agar anak-anaknya dekat dengan kakek dan nenek mereka.
Dan setelah ia memulai hubungan dengan Tsuneko, ternyata permintaan pindahnya baru diterima. Hoshino mulai ragu.
Tsuneko adalah wanita karir yang sangat mencintai pekerjaannya, saat itu Tsuneko dalam masa-masa bersemi dan ia tak mungkin meminta Tsuneko untuk meninggalka pekerjaannya dan ikut bersamanya.
Karena itu Hoshino akhirnya mengatakan kalau ia akan pindah ke Nagoya dan meminta Tsuneko untuk terus berjuang di Tokyo. Kalau nggak salah Hoshino nggak pernah mengajak atau membahas untuk mengajak Tsuneko ikut bersamanya, karena ia juga tidak mau melakukan itu.
Pada akhirnya, Tsuneko patah hati lagi, dua kali, pada orang yang sama. Sejak saat itu, Tsuneko memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi dan fokus pada pekerjaannya.
Ibu Tsuneko juga menghormati keputusan Tsuneko, asalkan Tsuneko bahagia, itu sudah cukup untuknya. Karena itu Tsuneko ingin menghabiskan waktu bersama ibunya selamanya.
Mariko's Love Story
Mariko punya impian menjadi penulis novel tapi impiannya itu tidak pernah tercapai. Ia akhirnya mencurahkan kemampuannya saat ia menjadi penulis di Anata no Kurashi dengan bantuan Hanayama.
Ia bertemu dengan Mizuta shohei di black market secara tidak sengaja, saat Mizuta membantu mereka. Sejak itu Mizuta sering datang membantu mereka karena Mizuta memang sudah jatuh cinta pada Mariko. Mizuta bahkan berakhir bekerja di Anata no Kurashi sepanjang hidupnya.
Mizuta dan Mariko berpacaran dengan lancar tanpa ada masalah. Tapi masalah terjadi saat Mizuta melamar Mariko dan Mariko memintanya menunggu, seolah-olah menolaknya. Tsuneko dan Yoshiko sampai kaget karena mereka yakin Mariko akan menerima Mizuta.
Mariko ternyata merasa ragu apakah sekarang adalah saat yang tepat untuk menikah, padahal ia belum merasa mencapai apapun. Impian Mariko adalah menjadi penulis tapi ia belum mencapai apapun dan sejak bekerja di Anata no Kurashi, dia juga tidak bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Jadi ia ingin mencapai sesuatu sebelum menikah.
Karena itu Mariko berusaha keras untuk menjadi editor dan mengurus konten majalah mereka untuk selanjutnya. Setelah ia berhasil melakukannya, ia baru menerima lamaran Mizuta.
Orang tua Mizuta ternyata sangat baik dan sangat senang saat Mizuta akhirnya menemukan jodohnya di Tokyo, bahkan orang tua Mizuta datang memberi salam pada keluarga Kohashi.
Tsuneko tak bisa menahan air matanya saat adiknya menikah dan ia memberikan pidato yang sangat mengharukan di pernikahan sang adik.
Setelah menikah, Mariko berhenti dari Anata no Kurashi dan menjadi ibu rumah tangga. Mariko dan Mizuta dikaruniai seorang anak perempuan bernama Mizuta Tamaki. Dan kelak, Tamaki akan punya adik lagi.
Yoshiko's Love Story
Yoshiko adalah anak manja sejak kecil, begitu pula sampai dewasa, bahkan gaya pakaiannya terkesan seperti anak-anak meski ia sudah dewasa.
Kisah cinta Yoshiko tidak terlalu dibahas dalam drama ini. Yoshiko berpacaran dengan Minami Hiroaki (Uesugi Shuhei), salah satu calon chef yang bekerja di kedai milik keluarga Morita.
Hubungan mereka berjalan lancar, mereka sering kencan dan menghabiskan waktu bersama.
Morita-san berencana memberikan kedainya pada Hiroaki setelah ia pensiun nanti.
Yoshiko dan Hiroaki pacaran cukup lama sampai akhirnya Hiroaki melamar Yoshiko. Aku agak lupa dengan kisah cinta mereka, sepertinya sih Yoshiko langsung jawab iya dan Yoshiko sangat bahagia saat ia dilamar dan saat ia menceritakan pada keluarganya.
Saat ada pesta perayaan dirumah keluarga KOhashi, paman Tetsuro datang mampir kesana, ia juga membawa istrinya bersamanya yang membuat 3 keponakannya shock, karena mereka tak berfikir kalau paman akan menikah HAHAHAHAHA.
Paman sendiri hidup dengan bahagia selama masa itu dan kembali ke kampung halaman istrinya, ia hidup bertani disana.
Ending
Membicarakan pernikahan Yoshiko, membuat mereka mulai sedih karena ibu dan Tsuneko akan tinggal berdua saja. Selama ini Tsuneko selalu melakukan semua untuk adik-adiknya sampai adik-adiknya menemukan orang yang akan mendukung mereka seumur hidup.
Mariko dan Mizuta kemudian menyampaikan niat mereka untuk pindah ke rumah keluarga Kohashi karena mereka tak bisa membiarkan ibu sendirian kalau Tsuneko sedang bekerja. Ibu juga sudah tua dan akan kesulitan mengurus rumah sendirian.
Ternyata Yoshiko dan Hiroaki juga memikirkan hal yang sama, setelah menikah, mereka ingin tinggal di rumah keluarga Kohashi. Tsuneko tentu saja sangat senang mendengarnya, karena artinya 3 keluarga akan tinggal bersama.
Tsuneko kemudian mulai merenovasi rumah mereka menjadi lebih besar dan ditinggali oleh 3 keluarga, keluarga Kohashi, keluarga Mizuta dan keluarga Minami.
Setelah menikah, Yoshiko masih lanjut bekerja di Anata no Kurashi bersama Tsuneko, sementara Mariko bersama ibu mengurus rumah. Keluarga besar itu tak lupa untuk sarapan dan makan malam bersama-sama.
Tapi tak lama kemudian sang ibu meninggal dunia dan sebelum meninggal, ibu mengatakan kebanggaannya pada tiga puterinya yang sudah tumbuh menjadi anak yang baik dan berusaha keras.
Waktu berlalu setelah itu dan Anata no Kurashi sudah mencapai edisi ke-37 (atau 40?). Anata no Kurashi masih populer dikalangan masyarakat.
Puteri Mariko, Tamaki sudah lulus universitas dan melamar pekerjaan diperusahaan bibinya. Ia berhasil lulus dengan baik dan diterima bekerja disana.
Hanayama sendiri sampai akhir hayatnya terus bekerja dan bekerja, ia tak mau dipisahkan dari kuas yang ia sukai, bahkan sampai ia masuk rumah sakit, ia tersu bekerja dan Tsuneko, Mariko dan Yoshiko tidak pernah lupa mengunjunginya dan meminta nasehat padanya.
Kalau Hanayama tidak ada, Anata no Kurashi tidak akan menjadi majalah membanggakan seperti saat ini, Tsuneko tahu betul hal itu, tapi bagi Hanayama, jika tidak ada Tsuneko, mereka mungkin tak akan pernah memulainya.
Setelah Hanayama menghembuskan nafas terakhirnya, Anata no Kurashi berjalan seperti biasanya. Tsuneko dan dua adiknya, rambut mereka sudah memutih dan Tsuneko masih menjalani pekerjaannya dengan baik. Kalau aku nggak salah ingat, drama ini berakhir pada tahu 2006, dimana Tsuneko yang sudah tua tetap bersemangat berlari untuk menemui penulis yang akan mengisi rubrik di Anata no Kurashi. Tsuneko adalah sosok wanita karir yang mencurahkan hampir setengah dari kehidupannya demi perusahaan. Ia hanya jatuh cinta 2 kali dalam hidupnya dan keduanya pada orang yang sama yang tidak biasa ia miliki. Tsuneko dan Hoshino sama-sama saling menyukai tapi mereka tidak bisa bersama, kalau nggak jodoh gimanapun nggak akan bisa bersama. Aku sedih banged sebenarnya tapi seperti itu lebih realistis.
Toto Nee-chan benar-benar drama yang sangat menarik, tapi sayangnya subtitle drama ini sampai terakhir kali aku cek masih di episode 70an. Sangat disayangkan.
Kehidupan Tsuneko benar-benar menarik untuk diikuti. Sejak kecil dia memang anak yang kuat dan kebanggaan ayahnya, ia menggantikan sang ayah dan menjadi tulang punggung keluarga, mencoba bertahan saat karyawan wanita sangat diremehkan, membuat perusahaan sendiri bersama adik-adiknya dan mencoba mempertahankannya.
Ada tokoh yang mengatakan kalau Hanayama dan Tsuneko itu sangat cocok berdua, mereka seperti ayah dan anak dan akan saling mendukung. Hanayama terkenal keras kepala dan agak aneh dalam menghadapi sesuatu, hanya Tsuneko-lah yang mampu mengimbanginya, karena itu mereka berdua sangat cocok.
Aku mengerti kenapa drama ini ratingnya tinggi, isi-isi dari Anata no Kurashi memang sangat menarik dan aku selalu menantikan cover selanjutnya, karena dari covernya saja sudah menarik.
Penelitian di Anata no Kurashi juga dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh para karyawannya. Meski sepertinya ada yang terlihat keberatan dengan hal itu, tapi Tsuneko berhasil menyatukan pendapat mereka. Ada banyak yang menyukai cara kepemimpinan Tsuneko, karena ia tak membedakan antara pria dan wanita. Ia juga selalu bersemangat akan sesautu dan jika ia melakukan kesalahan, ia terbuka dalam menerima kritikan. Tapi jika ia merasa dirinya benar, ia akan berdiri membela dirinya.
Aku selalu merasa karakter drama Takahata Mitsuki yang paling berkesan adalah Kahoko, tapi aku rasa Tsuneko jauh lebih berkesan, tapi Kahoko memang jauh lebih populer ya :)
Dan tentu saja siapapun pasangan Mitsuki dimasa depan atau masa lalu, aku akan selalu ngeship Mitsuki dan Sakaken di real life, sakit banged di drama ini mereka nggak jadi HAHAHHAHA.
Satu-satunya yang aku sesalkan dari cerita drama ini adalah hubungan cinta Tsuneko dan Hoshino. Tsuneko hanya mencintai satu orang seumur hidupnya, Hoshino, tapi dua kali takdir mencoba menyatukan mereka, tapi tidak berhasil. Itu adalah pilihan mereka saat itu.
Saat cinta pertama itu timbul, itu adalah pilihan Tsuneko yang tidak ingin ikut bersama Hoshino karena ia tak bisa meninggalkan keluarganya. Saat kedua kalinya cinta bersemi diantara mereka, itu adalah pilihan Hoshino untuk berpisah, karena ia tak mau Tsuneko yang sangat menyukai pekerjaannya harus ikut bersamanya, ia tak tega menyuruh Tsuneko berhenti bekerja, karena Tsuneko yang bekerja benar-benar terlihat bersinar.
Aoba-chan anak Hoshino pernah berjanji akan bertemu dengan Tsuneko lagi, aku sebenarnya menunggu sampai akhir tapi sayangnya penulis tidak membuat mereka bertemu, akan lebih indah kalau Aoba melamar pekerjaan di Anata no Kurasu heeehhehehehhe.
Overall ini adalah drama yang wajib ditonton bagi kamu yang suka drama tentang karir dan pekerjaan. Salah satu asadora yang berkesan dengan OST asadora yang menjadi salah satu favoriteku sepanjang masa. Saat kamu bosan dengan masa sekolah, bayangkan kamu akan melakukan pekerjaan yang sama lebih dari separuh hidupmu di masa depan. Sangat beruntung bagi kalian yang mempunyai pekerjaan dibidang yang kalian sukai, ada banyak diluar sana yang melakukan pekerjaan tidak mereka sukai, tertekan tapi mereka tidak bisa berhenti. Perusahaan yang dibangun oleh kakak adik keluarga Kohashi berawal dari semangat mereka yang ingin melakukan sesuatu demi orang lain. Mereka memulai semuanya dari 0 sampai mereka berhasil. Aku sangat salut dengan orang-orang seperti ini T_T
Sebenarnya aku sudah membuat review ini sejak tahun 2018 tapi baru sempat diedit dan diposting sekarang heehehe. Sagara Itsuki udah menikah aja, dan Sugisaki Hana akhirnya mendapat kesempatan menjadi heroine asadora ke-103 yang akan tayang pada musim gugur 2020.
Sebenarnya itu karena subtitle dari asadora ini sangat lama rilisnya. Aku mulai menonton Toto Nee-chan sejak drama ini masih tayang di Jepang pada akhir tahun 2016 lalu, tapi karena subtitlenya rilisnya lama, jadi aku hanya mencoba episode awalnya dan kemudian baru lanjut dan lanjut, subbernya malah hiatus lamaaaaaa banged dan nggak lanjut lagi. Dia sempat lanjut subnya pada tahun 2017 tapi sampai sekarang nggak lanjut-lanjut lagi.
Maklum sih, dia nge-subnya sendiri, bukan dalam komunitas, makanya memang kalau lagi sempat aja dia ngesubnya.
Tapi aku beneran nggak sabar, soalnya sudah memasuki part 2 dari asadora ini subnya berhenti, jadi aku memutuskan lanjut menonton tanpa subtitle LOL.
Toto Nee-chan adalah NHK asadora ke-94 yang tayang sebanyak 156 episode mulai April sampai Oktober 2016. Asadora ini menggantikan asadora Asa ga Kita dan digantikan oleh Beppin-san.
Drama ini mendapat rating rata-rata yang cukup tinggi selama masa tayangnya, yaitu 22,8%.
Drama ini disutradarai oleh Ohara Taku (Etchan, Umechan Sensei, Welkame), Okada Takeshi (Atsuhime, Genkai Shuraku Kabushiki Kaisha, Asakiyumemishi) dan Fujinami Hideki (Jun to Ai, The Rapture, Moeoto Zenzai). Sedangkan naskahnya ditulis oleh Nishida Masafumi (Nobunaga Concerto, Oh Brother Oh Sister, Devil).
Tokoh lainnya dalam drama ini sangat banyak dan menurutku Toto Nee-chan ini adalah asadora yang pernah aku tonton dimana para pemerannya banyak yang aku kenal. Mereka adalah Nishijima Hidetoshi (Okusama Wa Tori Atsukai Chui, Crisis, Team Batista), Kimura Tae (Shukatsu Kazoku, Ame ga Furu Kimi wa Yasashii, Black Revenge), Sagara Itsuki (Good Morning Call Season 2, Sannin no Papa, Gegege no Nyobo), Sugisaki Hana (Gakko no Kaidan, Mozu, Her Love Boils Bathwater), Mukai Osamu (Gegege no Nyobo, Hungry, Akira to Akira), Ohno Takuro (Warotenka, Hananmoyu, Neko nin), Pierre Taki (Rikuoh, Amachan, Kinpika), Kawaei Rina (Ashi Girl, Boku-tachi ga Yarimashita, Frankenstein no Koi), Sakaguchi Kentaro (Kounodori, Gome Aishiteru, Tokyo Tarareba Musume), Abe Junko (Yongou Keibi, Gozen 3 ji no Mahouchitai, Shinryochu in the Room), Hairi Katagiri (Amachan, Hungry, Oh Brother Oh Sister), Uesugi Shuhei (Omukae Death, Doctor X 5, Utsubokazura no Yume), Mano Erina (Nigehaji, Kenji no Honkai, Kono yo ni Tayasui Shigoto wa nai), Oikawa Mitsuhiro (Ashita no Yakusoku, A LIFE, Sumika Sumire), Karasawa Toshiaki (The Last Cop, Napoleon no Mura, Roosevelt Game), Atsushi Ito (Hello Harinezumi, Mozu, Nou ni Sumaho ga Umarareta), Shuri (Reverse, Totto-chan, Kono Koe wo Kimi ni), Hitomi Sato (Hiyokko, Tokyo Dara Dara Musume, Fight), Yoshimoto Miyu (Kuzu no Honkai, Sakura no Oyakodon, Toki wo Kakeru Shoujo), Shida Mirai (Ito-kun A to E, Ashita no Kimi ga Motto Suki, Seigi no Mikata) dan masih banyak lagi.
Saat terjun ke masyarakat dan menghadapi hal-hal yang sulit, ia menemukan sebuah perusahaan penerbitan dimana karyawan disana menghormati pekerja wanita. Dari sana ia mulai belajar mengenai penerbitan dan berkenalan dengan seorang pria yang nantinya akan mempunyai andil besar dalam kesuksesan hidupnya.
Sang gadis berhasil bertahan melewati perang dunia II dan mulai berfikir kalau mereka harus berubah, karena era baru sudah dimulai. Bersama 2 adik perempuannya, mereka mulai membuat majalah mengenai fashion. Melihat majalah mereka lumayan populer, mereka berfikir untuk membuat perusahaan penerbitan sendiri dan 3 kakak adik itu dibantu oleh pria yang ia temui saat ia menjadi editor, mereka berhasil membuat majalah yang berguna untuk para wanita.
Perjuangan sanga gadis sangatlah gigih, sayangnya kisah cintanya tidak sesukses karirnya, tapi ia lebih memilih karir dari pada kisah cintanya.
Di tengah dunia kerja yang merendahkan perempuan, ia dihina, dikhianati, harus menahan sakit hatinya, bahkan ada kalanya ia bertengkar dengan sang adik, ia menahan air mata saat ia harus melepas orang yang ia cintai, berjuang dengan perusahaan barunya dan melawan arus demi impiannya. Tokoh utama Toto Nee-chan, Kohashi Tsuneko adalah salah satu asadora Heroine yang kuat dan sifatnya tidak pure baik, ia juga punya sisi yang egois.
Akting Takahata Mitsuki disini sangat bagus, aku sangat menyukainya. Dia jauh beda dari Kahoko yang imut yang masih berkesan dalam hatiku. Kisah cintanya dengan Sakaguchi Kentaro dalam drama ini juga sangat indah tapi sangat sedih secara bersamaan.
Part 1 drama ini fokus pada sang tokoh utama yang menjadi pengganti sang ayah, bekerja demi impian sang adik. Sedangkan Part 2 memasuki masa dimana dia menciptakan sebuah majalah yang berguna bagi para wanita bersama 2 kakaknya.
Aku sangat menikmati kisah di part 1, tapi di part 2 aku mulai merasa bosan, mungkin karena part 2 aku menonton tanpa subtitle, jadi memang banyak hal yang tidak dimengerti. Di Part 2 fokusnya ke perusahaan, jadi kisah kehidupan para tokoh diluar perusahaan sudah jarang dibahas. Apalagi kisah cinta 2 adik sang tokoh utama terkesan buru-buru.
Akting Hana Sugisaki memang bagus, tapi di drama ini aku rasa aktingnya kurang wah gimana gitu, karena dia masih kelihatan seperti anak-anak meski sudah dewasa, apa karena dia anak bungsu jadi harus bersikap kaya anak-anak ya?
Oke, kali ini aku akan menceritakan secara singkat sinopsis dari drama ini yang akan berisi spoiler 100%.
Mungkin akan ada banyak yang aku lewatkan karena ini drama 156 episode, banyak hal yang terjadi, aku juga udah mulai lupa karena aku menonton 30 episode pertamanya tahun 2016 lalu HAHAHAHHAHA.
SINOPSIS
-spoiler alert!-
Shizuoka Part.
Keluarga KOhashi adalah sebuah keluarga yang bahagia. Sang ayah selalu menetapkan aturan dirumah mereka untuk menjaga keharmonisan keluarga, misalnya mereka harus sarapan bersama-sama, harus piknik satu kali dalam sebulan dan lain-lain. Tsuneko sangat menyayangi sang ayah.
Tapi semuanya mulai berubah sejak sang ayah jatuh sakit karena TBC. Mereka bahkan tidak bisa melihat langsung wajah ayah mereka, karena ayah harus diam dikamar dan anak-anak tidak boleh masuk, karena TBC adalah penyakit menular.
Sebelum meninggal, ayah sempat bicara pada Tsuneko dan ingin Tsuneko menjaga ibu dan adik-adiknya menggantikan dirinya saat dia sudah tidak ada lagi. Itu adalah janji Tsuneko pada sang ayah.
Hidup Tsuneko mulai berubah sejak ayahnya meninggal dunia. Ia menggantikan sosok sang ayah dalam keluarga dan akan melindungi keluarganya. Tsuneko sejak itu dipanggil dengan 'Toto Nee-chan' oleh adik-adiknya. (Toto = Ayah; Nee-chan = kakak perempuan).
Ayah punya 3 rule yang selalu ia ikuti dan Tsuneko menjadi pemilik 3 rule itu setelah ayahnya meninggal dunia (aku lupa apa yang tertulis di papan itu T_T). Ayah Tsuneko selalu mengajarkan betapa pentingnya kehidupan sehari-hari dan Tsuneko tidak boleh menyia-nyiakannya. Karena itu Tsuneko selalu hidup dengan hati yang besar, tidak lupa untuk selalu sarapan bersama keluarganya setiap pagi dan ia mempersiapkan diri untuk menjadi pendukung keluarganya.
Sang ibu berusaha mencari pekerjaan karena anak-anaknya masih kecil, tapi ia kesulitan untuk mendapatkannya. Uang simpanan mereka juga mulai menipis dan Tsuneko berfikir untuk mulai bekerja, tapi ibu melarang karean TSuneko masih terlalu muda.
Ibu akhirnya menceritakan mengenai kisah hidupnya sebelum menikah dengan ayah mereka. Ternyata ibu berasal dari Tokyo. Ibu adalah anak satu-satunya keluarga tukang kayu yang punya toko sejak ratusan tahun lalu. Ia tidak menyukai ibunya dan memilih kawin lari bersama sang ayah. Sejak itu ibu memutuskan hubungan dengan orang tuanya sendiri.
Tapi karena kali ini mereka tidak punya apa-apa lagi, ibu berfikir untuk menemui orang tuanya di Tokyo dan mengajak Tsuneko dan adik-adiknya. Tapi itu pun kalau mereka bertiga mau.
Karena tak ingin ibu kesusahan, akhirnya Tsuneko dan keluarganya pindah ke Tokyo.
Tokyo Part.
Awal keluarga Tsuneko tinggal di Tokyo, Tsuneko ingin bekerja untuk biaya keluarga, tapi dilarang oleh sang ibu, Tsuneko harus lulus SMA dulu baru bileh terjun ke dunia kerja. Nenek juga sepertinya ingin Tsuneko jadi pewaris usahanya dan itu membuat ibu dan nenek bertengkar. Keluarga Kohashi terpaksa pindah dari rumah nenek dan menemukan tempat tinggal di rumah keluarga Morita, yang membuka bisnis bento, Moritaya. Mereka menyewa kamar disana.
Nenek keluarga MOrita ternyata adalah musuh dari nenek Tsuneko, jadi dia sengaja membiarkan keluarga Kohashi tinggal disana untuk memanas-manasi nenek Tsuneko.
Dan dimulailah kehidupan Tsuneko di Tokyo, sebagai siswi SMA dan menghabiskan waktu luangnya untuk membantu di Moritaya. Ibu dan Mariko juga membantu di Moritaya. Meski awalnya mereka tidak terlalu baik dalam membantu pekerjaan bisnis bento itu, tapi Tsuneko, Ibu dan Mariko melakukan dengan sungguh-sungguh sehingga mereka akhirnya terbiasa dan bisa bekerja dengan cepat. Adik bungsu Tsuneko sendiri lebih suka menghabiskan waktu di rumah neneknya yang tak jauh dari Moritaya, nenek sering membelikannya mainan dan mengajarkannya menjahit, jadi ia menyukai nenek.
Ibu dan nenek bermusuhan dalam waktu yang lama, tapi Tsuneko dan yang lain berusaha untuk mendamaikan keduanya. Setelah mereka berdamai, ibu tetap memilih untuk tinggal di Moritaya, ia tak ingin kembali ke rumah keluarganya.
Tsuneko juga bertemu dengan Chiyo Todo (Katagiri Hairi) seorang guru yang memberinya dukungan bahwa wanita bisa mandiri dan bisa bekerja. Tsuneko sangat menyukai Todo sensei yang optimis akan dirinya sebagai wanita dan bisa bekerja seperti pria. Todo sensei mengajarkan pada TSuneko mengenai wanita bisa sederajat dengan pria dan bisa melakukan pekerjaan seperti pria, ia juga sempat memberikan sebuah buku tentang wanita karir pada TSuneko yang membuat TSuneko tersentuh.
Karena Tsuneko memang ingin bekerja setelah lulus SMA nanti.
Singkat cerita, Tsuneko akhirnya lulus dari SMA dan mulai masuk ke dunia kerja. Aya sendiri memutuskan untuk menikah setelah lulus dan sejak itu keduanya berpisah.
Tsuneko berhasil diterima bekerja sebagai pengetik/typist di sebuah perusahaan. Tapi bekerja disana sangatlah sulit bagi Tsuneko. Ia tak bisa bekerja dengan cepat dan pegawai yang lain juga tidak ramah padanya. Ia sering dimarahi karena kerjanya lambat. Tsuneko tidak menyerah dan ia bahkan belajar mengetik di rumah, untuk mengingat letak-letak huruf.
PAda akhirnya, Tsuneko berhasil melakukan pekerjaan dengan baik dan bahkan sudah menjadi pengetik senior di tempat itu, sayangnya kemampuan juniornya jauh lebih pesat darinya.
PAda masa itu, pengetik wanita diperlakukan sangat rendah dan sering dimarahi, terutama ketua pengetik wanita, Saotome Akemi (Erina Mano).
Tsuneko paling tidak suka jika wanita direndahkan dan ia pernah melawan, tapi itu ternyata hanya menambah masalah baginya dan membuatnya semakin tidak disukai oleh pegawai lain.
Ditambah lagi ia tahu mengenai hal buruk tentang perusahaan itu dan dikhianati oleh temannya sendiri, membuat Tsuneko harus berhenti bekerja dari sana. Saotome awalnya tidak ramah pada TSuneko, tapi ia sebenarnya cukup kagum pada Tsuneko dan meminta Tsuneko untuk tidak menyerah ditempat lain.
Selama Tsuneko bekerja sebagai pengetik, ia memberikan gajinya pada sang ibu, tentu saja untuk biaya hidup mereka dan adik-adiknya. Saat itu, Mariko sudah menjadi mahasiswi dibidang sastra dan impiannya adalah menjadi penulis. Ia cukup populer di kampusnya, tapi ia khawatir pada kakaknya yang terus bekerja untuk mereka. Karena itu Mariko pernah ingin berhenti kuliah dan bekerja, tapi Tsuneko melarangnya. Ia mengatakan kalau impiannya adalah melihat adik-adiknya lulus dan hidup dengan baik, karena itu ia yang akan bekerja menggantikan ayah untuk membiayai mereka.
Sang adik bungsu Yoshiko juga sempat bertengkar dengan Tsuneko, karena Tsuneko meski lelah tak pernah melewatkan waktu berkumpul keluarga. Ia merasa kakaknya terlalu memaksakan diri seolah-olah kakaknya ingin mereka menurut apa yang kakaknya inginkan hanya karena Tsuneko membiayai mereka. Ada juga saat dimana Tsuneko tidak menepati janji karena ia sibuk dan Yoshiko sangat marah pada kakaknya. Yoshiko sejak kecil memang selalu egois karena dia anak bungsu.
Tentu saja Tsuneo terluka karena kata-kata itu. Tapi tak lama kemudian Yoshiko sadar kalau ia sudah salah dan keduanya sama-sama meminta maaf.
Yoshiko kalau nggak salah tidak melanjutkan sekolahnya dan lebih suka menghabiskan waktu menjahit, neneknya bahkan mencarikan pekerjaan ditempat menjahit agar Yoshiko belajar lebih banyak mengenai jenis kain dan cara menjahit.
Yoshiko pernah membuatkan syal untuk Tsuneko, ia memberikannya saat mereka berbaikan setelah pertengkaran besar. Tsuneko sangat menyukai syal itu dan masih menyimpannya sampai ia tua.
Tsuneko's Love Story Part 1
Kisah cinta Tsuneko dimulai saat Tsuneko masih SMA. Ia berkenalan dengan seorang mahasiswa yang melakukan penelitian di Hamamatsu (daerah tempat tinggalnya). Mahasiwa itu bernama Hoshino Takezo (Sakaguchi Kentaro). Hoshino adalah orang yang aneh, dia sangat menyukai tanaman dan sering kelihatan di kuil atau hutan atau tempat yang ada tanamannya, ia ingin mencari tanaman langka.
Tsuneko sering kebetulan bertemu dengan Hoshino dan keduanya menjadi dekat. Tsuneko mempunyai banyak masalah dalam hidupnya, tapi setiap kali bersama Hoshino, ia selalu merasa tenang, bersama Hoshino dan mendengarkan Hoshino bercerita tentang tanaman, sangat menyenangkan bagi Tsuneko.
Mereka berdua bersahabat sampai Tsuneko bekerja sebagai pengetik dan sering menghabiskan waktu bersama, mengobrol di cafe atau dirumah Hoshino. Hoshino juga sering datang ke Moritaya dan berkenalan dengan ibu dan adik-adik Tsuneko, juga keluarga MOrita. Ia sering makan disana bersama mereka.
Awalnya Tsuneko berfikir Hoshino akan pulang dan kembali lagi, tapi ternyata Hoshino mengatakan ia tak akan kembali ke sana lagi. Ia meminta Tsuneko menikah dengannya dan ikut bersamanya. Tsuneko tentu saja bahagia karena orang yang ia cintai punya perasaan yang sama dengannya, tapi ia tidak bisa meninggalkan keluarganya.
Tsuneko adalah tulang punggung keluarga, jika ia menikah maka ia akan menjadi keluarga lain. Karena itu Tsuneko memilih keluarganya dan merelakan cintanya.
Tsuneko terlihat baik-baik saja saat mengantar kepergian Hoshino secara diam-diam. Ia juga kelihatan baik-baik saja saat bersama yang lain. Tapi saat berdua dengan ibunya, Tsuneko tidak bisa menahan air matanya.
Ibu mengatakan pada Tsuneko kalau Tsuneko bisa menangis dan jangan menahannya. Itu adalah pertama kalinya sejak ayahnya meninggal, Tsuneko menangis terisak.
Kado Publishing
Sebuah iklan lowongan pekerjaan membawa Tsuneko ke Kado Publishing dan ia langsung diterima setelah wawancara. Tsuneko cukup terkejut karena gaji yang diberikan setara dengan pekerja pria dan disana TSuneko juga tidak direndahkan. Tsuneko disambut dengan hangat bahkan saat rapat ia juga boleh mengatakan pendapatnya mengenai edisi majalah mereka selanjutnya.
Tsuneko sangat nyaman bekerja di Kado Publishing dan ia kemudian dipercayakan untuk menjadi editor.
Tsuneko dipercayakan untuk menemui seseorang bernama Hanayama Isaji (Karasawa Toshiaki) untuk meminta design cover untuk majalah mereka selanjutnya. Gotanda Ichiro (Oikawa Matsuhiro) adalah senior Tsuneko di Kado Publising yang sering memberinya nasehat dan mengatakan pada TSuneko kalau Hanayama adalah pria yang aneh dan jangan membuatnya marah.
Tsuneko awalnya mendekati Hanayama dengan cara biasa untuk meminta design cover itu, tapi Hanayama mengusirnya sebanyak tiga kali. Karena Tsuneko tidak pergi setelah 3 kali di usir, Hanayama marah besar padanya dan mulai mengomel, tapi Tsuneko tidak menyerah dan mengatakan ia akan menunggu sampai Hanayama membuat designya.
Tsuneko benar-benar menunggu sampai Hanayama akhirnya mengangkat kuasnya dan membuat designya. Design itu membuat Tsuneko terharu, karena itu design yang sangat indah meski sederhana.
Aku rasa sejak itu Hanayama mulai tertarik pada Tsuneko.
Karena Tsuneko berhasil mendapatkan design pada percobaan pertamanya, ia mendapat pujian dari rekan kerja serta bosnya. Tsuneko untuk seterusnya dipercayakan untuk mengambil design dari Hanayama dan sepertinya untuk selanjutnya tidak sesulit yang pertama. Hanayama udah malas adu mulut dengan Tsuneko karena dia pasti kalah.
Saat Tsuneko mulai nyaman dengan pekerjaannya masalah baru dimulai. Karena perang semakin dekat, pembahasan dalam majalah mulai dibatasi oleh pemerintah, dimana mereka tidak diperbolehkan membahas mengenai hal mewah, hal yang nyaman dan lucu, mereka harus lebih banyak membahas mengenai perang dan rasa patriotisme.
Satu per satu pegawai di Kado Publishing juga mulai meninggalkan penerbitan itu karena harus berangkat perang. Sampai akhirnya hanya Tsuneko dan Gotanda saja yang tersisa disana. Tapi TSuneko tidak menyerah, ia dan Gotanda terus melanjutkan pekerjaan mereka.
Suatu hari, Gotanda akhirnya harus berangkat perang dan TSuneko sebagai satu-satunya pegawai wanita, tinggal disana. Gotanda menitipkan kunci dan cap perusahaan pada Tsuneko. Ia mengatakan Tsuneko boleh menutup perusahaan sampai salah satu dari mereka kembali dari perang.
Tsuneko berjanji ia akan menjaga perusahaan penerbitan mereka.
Setelah semuanya pergi berperang, Tsuneko masih datang setiap hari ke Kado Publishing, setidaknya untuk bersih-bersih atau melayani kalau ada yang meminjam buku.
Tapi keadaan semakin sulit saat perang semakin dekat. Makanan sangat sulit untuk dicari, Tsuneko banyak menghabiskan waktu bersama Mariko untuk mencari bahan makanan di pedesaan, dirumah-rumah petani.
Tapi sangatlah sulit untuk mendapatkannya. Mereka bahkan meminta mainan pemberian nenek pada Yoshiko untuk ditukarkan dengan makanan. Tapi Yoshiko menolak karena itu adalah pemberian neneknya dan ia ingin menghargainya. Meski akhirnya Yoshiko sadar keluarganay menderita mencari makanan dan akhirnya memperbolehkan kakaknya menggunakan itu sebagai pengganti makanan.
World War II
Bisnis yang dipertahankan keluarga selama ratusan tahun harus menghilang dan nenek sangat sedih. Tapi ia tak punya pilihan lain selain menutup pabrik mereka. Ia kemudian meninggalkan Hamamatsu bersama pekerjanya yang tersisa dan sebelum berpisah dengan kelurga Kohashi, nenek mencarikan rumah untuk tempat tinggal mereka.
Sejak itu nenek tidak pernah kelihatan lagi, juga paman Tsuneko anak angkat nenek. Sepertinya nenek meninggal dengan tenang di tempat peristirahatannya setelah pensiun.
Perang dunia II akhirnya terjadi dan selama masa itu, Tokyo penuh dengan air raids / serangan udara dimana setiap warga punya lubang persembunyian tempat mereka bertahan kalau ada serangan.
Saat sulit itu, Tsuneko berusaha untuk tidak gentar karena dia adalah kepala keluarga. Untung saja paman Tsuneko KOhashi Tetsuro (Mukai Osamu) datang disaat yang tepat. Ia tahu kalau keluarga KOhashi semuanya wanita, jadi ia datang untuk melindungi mereka dengan membawa banyak makanan. Sebenarnya sih paman bilang cuma singgah aja, tapi sepertinya ia memang kesana karena khawatir pada keponakannya.
Tetsuro adalah adik dari ayah Tsuneko, sewaktu mereka di Shizuoka, paman juga sering datang berkunjung, sewaktu di Moritaya juga paman sering datang. Paman Tetsuro ini orangnya suka pindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain, nomaden gitu. Dia suka bisnis ini dan itu. Kadang dia pulang tanpa uang, kadang uangnya banyak LOL.
Mariko dan Yoshiko yang kesulitan mendapatkan pekerjaan juga menyadari hal itu. Tiga kakak adik kemudian mendapatkan ide untuk membuat majalah fashion setelah melihat buku-buku tentang fashion laris dipasaran. Pakaian barat juga mulai masuk dan banyak yang mengenakan pakaian barat.
Tiga kakak adik keluarga Kohashi meluncurkan majalah fashion pertama mereka dimana Tsuneko mengurus produksi, Mariko menulis deskripsi dan Yoshiko membuat design.
Majalah sederhanan itu sangat laris dipasaran, tapi edisi keduanya tidak laris lagi karena banyak yang meniru majalah mereka.
Tsuneko berfikir untuk mengeluarkan ide yang baru, saat itulah Gotanda dan karyawan Kado Publishing lain kembali dan Tsuneko menyerahkan kunci dan cap perusahaan kembali pada mereka.
Tapi Tsuneko memutuskan untuk keluar dari perusahaan, karena ia berfikir untuk membuka perusahaan baru bersama adik-adiknya. Gotanda menyukai niat Tsuneko itu dan meminta TSuneko untuk berjuang karena membuat perusahaan baru tidaklah mudah. Ia juga memberikan banyak saran pada Tsuneko mengenai majalahnya dan juga meminta TSuneko untuk menemui Hanayama. Ia yakin Hanayama bisa membantu Tsuneko.
Tsuneko, Mariko dan Yoshiko sangat bersemangat dengan majalah mereka, tapi karena mereka mulai dari 0, ada banyak kekurangan disana sini. Mereka harus memikirkan bagaimana agar majalah mereka menarik dan konten apa yang harus ditambahkan.
Tsuneko menemui Hanayam untuk meminta saran padanya, tapi Hanayama menolak, karena ia tak mau terlibat lagi dengan penerbitan. Hanayama yang baru pulang dari perang mengalami trauma dan tidak bekerja lagi, bahkan tak pernah menyentuh kuasnya lagi.
Tapi Tsuneko tidak menyerah dan dengan kegigihannya, ia berhasil membuat Hanayama setuju untuk membantu mereka, dengan syarat hanya 1 kali.
Tapi berkat Hanayama mereka bisa memperbaiki majalah mereka dan menjadi majalah dengan konten yang lebih baik.
Tsuneko kemudian mulai berfikir untuk mengajak Hanayama membuka perusahaan bersamanya. Tapi Hanayama menolak, karena sesuai janji, ia hanya akan mengajari mereka sekali.
Tsuneko sama sekali tidak menyerah, butuh waktu yang lama baginya untuk meyakinkan Hanayama agar mau bekerja sama dengannya.
Melihat ketulusan Tsuneko untuk membuat sebuah majalah yang membantu para wanita, Hanayama jadi tersentuh dan akhirnya setuju untuk bekerja sama dengan Tsuneko.
Tsuneko dan 2 adiknya tidak tanggung-tanggung, setelah mereka yakin dengan rencana untuk membuat perusahaan, mereka menyewa ruangan di sebuah gedung, sebagai kantor mereka. Pegawainya saat itu hanya 3 orang ditambah dengan Hanayama sebagai penasehat dan kepala editor.
Tsuneko dkk sempat berkenalan dengan Mizuta Shohei (Atsushi Ito) di Black Market dan sering membantu mereka karena ia jatuh cinta pada Mariko. Mizuta-san kemudian melamar pekerjaan disana dan diterima oleh Tsuneko yang saat itu menjabat sebagai presiden.
Anata no Kurashi
Tema majalah mereka adalah sesuatu yang berguna bagi kehidupan wanita, karena Tsuneko menyadari betapa sulitnya hidup sebagai wanita, ia ingin membuat majalah yang memudahkan hidup wanita.
Saat itulah Tsuneko kembali bertemu dengan Todo-sensei. Reuninya bersama Todo sensei itu membawa Tsuneko menemukan konten untuk edisi pertama majalah mereka.
Todo sensei saat itu hidup bersama suaminya dan rumah mereka sangat kecil. Suaminya sering malu pada rumah mereka yang kecil dan ia tak terlalu suka kalau ada tamu. Todo sensei sendiri membayangkan mengenai rumah impiannya, meski kecil ia ingin ada meja, tempat buku-buku dll.
Hanayama saat itu menemukan ide dan mulai mendekorasi rumah Todo sensei sehingga menjadi rumah yang sangat nyaman, dengan bantuan kotak-kotak buah.
Edisi pertama majalah mereka adalah tentang DIY (Do It Yourself) yaitu memanfaatkan barang-barang tak berguna menjadi berguna, menata rumah dengan rapi dll.
Mereka juga memilih nama untuk majalah mereka, Tsuneko meilih judulnya sendiri yaitu 'Anata no Kurashi' atau 'Your Life'.
Itu juga menjadi nama perusahaan mereka dan saat edisi pertama Anata no Kurashi diterbitkan, majalah itu menjadi sangat populer.
Saat itu banyak perusahaan penerbitan yang mengalami kebangkrutan dan Tsuneko tidak mau hal itu terjadi pada Anata no Kurashi, makanya ia mengambil langkah itu. Karena Tsuneko tetap melakukan tanpa persetujuannya, Hanayama sempat berhenti dari perusahaan.
Dan apa yang Hanayama khawatirkan bernar-benar terjadi, pihak perusahaan yang memberikan bantuan dana itu malah minta lebih dan mulai mengatur apa yang muncul di Anata no Kurashi. Tsuneko sempat mengalami kesulitan dan saat itu untuk pertama kalinya Yoshiko memarahi kakaknya dan meminta kakaknya minta maaf pada Hanayama, karena disini kakaknya lah yang salah.
Yoshiko benar-benar marah pada Tsuneko tak mereka tidak bicara beberapa hari, Yoshiko juga diam-diam menemui Hanayama dan meminta Hanayama kembali, meski Hanayama menolak.
Tsuneko akhirnya menyadari kesalahannya dan memutuskan hubungan dengan perusahaan pemberi dana, kemudian ia memohon pada Hanayama untuk kembali.
Akhirnya perusahaan penerbitan Anata no Kurashi kembali seperti semula.
Jadi, intinya Anata no Kurashi ini akan membantu pembaca untuk memilih peralatan rumah yang bagus dengan membandingkan tiap merk kalau aku nggak salah. PAda masa itu, banyak barang elektronik mulai masuk ke Tokyo, mesin cuci, setrika, pemanggang roti, kulkas dan lain sebagainya.
Anata no Kurashi yang sudah semakin besar mulai membuka laboratorium percobaan sendiri dengan membandingkan merk-merk tersebut dan mencari kelebihan dan kekurangan dari merk tersebut sehingga membantu pembaca untuk memilih produk.
Tsuneko sendiri saat itu hanya memikirkan pembacanya dan tidak memikirkan perasaan produsen, karena dia hanya ingin membuat majalah yang membantu orang lain. Ia mengatakan kalau dengan majalahnya, pembaca akan tahu mana yang baik dan mana yang buruk, menjadi kan itu sebagai bahan perbandingan. Dengan majalahnya ia juga berharap para produsen akan membuat produk yang lebih bagus lagi dan tidak kalah saing.
Ada produsen yang menjadikan hal itu sebagai batu loncatan untuk membuat produk yang lebih baik lagi, tapi ada juga produsen yang jadi membenci Anata no Kurashi dan mencoba menghancurkannya.
Tsuneko dan Hanayama menghadapi para produsen jahat itu, mereka tidak mau kalah dan tidak mau menyerah meski diancam oleh ini dan itu. Pada akhirnya masyarakatlah yang memutuskan apa yang ingin mereka beli dan Anata no Kurashi sangat membantu mereka memilih produk.
Tsuneko's Love Story Part 2
Tsuneko menjadi wanita karir yang sukses, ia adalah CEO dari Anata no Kurashi yang menaungi banyak karyawan, tapi ia juga turut dalam melakukan penelitian untuk edisi Anata no Kurashi selanjutnya.
Saat melakukan penelitian itu, Tsuneko bertemu dengan 2 anak kecil, aku lupa siapa nama sang kakak laki-laki, tapi aku ingat nama sang adik adalah Aoba-chan.
Tsuneko menjadi dekat dengan keduanya tanpa tahu kalau ternyata itu adalah rumah Hishino Takezo, cinta pertamanya. Saat Tsuneko tahu itu adalah Hoshino yang ia kenal, Tsuneko sangat kaget karena itu pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun.
Setelah meninggalkan Tsuneko beberapa tahun lalu, Hoshino menikah dan mempunyai 2 anak, tapi istrinya meninggal saat anak-anaknya masih kecil. Jadi sekarang Hoshino adalah duda keren dengan anak 2. Hoshino bekerja disebuah perusahaan yang mengharuskan ia menyewa pembantu untuk menjaga anak-anaknya. Anak-anak Hoshino sangat menyukai Tsuneko dan TSuneko sering main ke rumah Hoshino. Hoshino dan Tsuneko jadi berteman lagi dan sejak Tsuneko bertemu dengan Hoshino, hari-hari Tsuneko benar-benar jadi lebih ceria dan ibu serta adik-adiknya langsung menyadari hal itu.
Tsuneko sendiri sempat menjaga anak-anak Hoshino saat Hoshino sedang sibuk dan sering menghabiskan waktu dengan mereka, mereka bahkan janjian makan bersama, merayakan ulang tahun dan lain-lain.
Hal itu menimbulkan kembali perasaan cinta lama milik mereka. Tsuneko mengakui kalau ia menyukai Hoshino lagi, tapi ia tak yakin dengan Hoshino karena Hoshino masih menyukai istrinya. Tapi Hoshino ternyata mulai menyukai Tsuneko lagi. apalagi saat ayah mertuanya meminta Hoshino melupakan anaknya dan memulai hidup yang baru jika Hoshino menemukan seseorang yang ia sukai.
Perasan keduanya benar-benar bersambut dan sejak itu mereka berpacaran. Aku rasa mereka berdua mulai memikirkan mengenai pernikahan sampai sautu hari terjadi hal yang tidak di duga.
Dan setelah ia memulai hubungan dengan Tsuneko, ternyata permintaan pindahnya baru diterima. Hoshino mulai ragu.
Tsuneko adalah wanita karir yang sangat mencintai pekerjaannya, saat itu Tsuneko dalam masa-masa bersemi dan ia tak mungkin meminta Tsuneko untuk meninggalka pekerjaannya dan ikut bersamanya.
Karena itu Hoshino akhirnya mengatakan kalau ia akan pindah ke Nagoya dan meminta Tsuneko untuk terus berjuang di Tokyo. Kalau nggak salah Hoshino nggak pernah mengajak atau membahas untuk mengajak Tsuneko ikut bersamanya, karena ia juga tidak mau melakukan itu.
Pada akhirnya, Tsuneko patah hati lagi, dua kali, pada orang yang sama. Sejak saat itu, Tsuneko memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi dan fokus pada pekerjaannya.
Ibu Tsuneko juga menghormati keputusan Tsuneko, asalkan Tsuneko bahagia, itu sudah cukup untuknya. Karena itu Tsuneko ingin menghabiskan waktu bersama ibunya selamanya.
Mariko's Love Story
Ia bertemu dengan Mizuta shohei di black market secara tidak sengaja, saat Mizuta membantu mereka. Sejak itu Mizuta sering datang membantu mereka karena Mizuta memang sudah jatuh cinta pada Mariko. Mizuta bahkan berakhir bekerja di Anata no Kurashi sepanjang hidupnya.
Mizuta dan Mariko berpacaran dengan lancar tanpa ada masalah. Tapi masalah terjadi saat Mizuta melamar Mariko dan Mariko memintanya menunggu, seolah-olah menolaknya. Tsuneko dan Yoshiko sampai kaget karena mereka yakin Mariko akan menerima Mizuta.
Mariko ternyata merasa ragu apakah sekarang adalah saat yang tepat untuk menikah, padahal ia belum merasa mencapai apapun. Impian Mariko adalah menjadi penulis tapi ia belum mencapai apapun dan sejak bekerja di Anata no Kurashi, dia juga tidak bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Jadi ia ingin mencapai sesuatu sebelum menikah.
Karena itu Mariko berusaha keras untuk menjadi editor dan mengurus konten majalah mereka untuk selanjutnya. Setelah ia berhasil melakukannya, ia baru menerima lamaran Mizuta.
Orang tua Mizuta ternyata sangat baik dan sangat senang saat Mizuta akhirnya menemukan jodohnya di Tokyo, bahkan orang tua Mizuta datang memberi salam pada keluarga Kohashi.
Tsuneko tak bisa menahan air matanya saat adiknya menikah dan ia memberikan pidato yang sangat mengharukan di pernikahan sang adik.
Setelah menikah, Mariko berhenti dari Anata no Kurashi dan menjadi ibu rumah tangga. Mariko dan Mizuta dikaruniai seorang anak perempuan bernama Mizuta Tamaki. Dan kelak, Tamaki akan punya adik lagi.
Yoshiko's Love Story
Kisah cinta Yoshiko tidak terlalu dibahas dalam drama ini. Yoshiko berpacaran dengan Minami Hiroaki (Uesugi Shuhei), salah satu calon chef yang bekerja di kedai milik keluarga Morita.
Hubungan mereka berjalan lancar, mereka sering kencan dan menghabiskan waktu bersama.
Morita-san berencana memberikan kedainya pada Hiroaki setelah ia pensiun nanti.
Yoshiko dan Hiroaki pacaran cukup lama sampai akhirnya Hiroaki melamar Yoshiko. Aku agak lupa dengan kisah cinta mereka, sepertinya sih Yoshiko langsung jawab iya dan Yoshiko sangat bahagia saat ia dilamar dan saat ia menceritakan pada keluarganya.
Saat ada pesta perayaan dirumah keluarga KOhashi, paman Tetsuro datang mampir kesana, ia juga membawa istrinya bersamanya yang membuat 3 keponakannya shock, karena mereka tak berfikir kalau paman akan menikah HAHAHAHAHA.
Paman sendiri hidup dengan bahagia selama masa itu dan kembali ke kampung halaman istrinya, ia hidup bertani disana.
Ending
Membicarakan pernikahan Yoshiko, membuat mereka mulai sedih karena ibu dan Tsuneko akan tinggal berdua saja. Selama ini Tsuneko selalu melakukan semua untuk adik-adiknya sampai adik-adiknya menemukan orang yang akan mendukung mereka seumur hidup.
Mariko dan Mizuta kemudian menyampaikan niat mereka untuk pindah ke rumah keluarga Kohashi karena mereka tak bisa membiarkan ibu sendirian kalau Tsuneko sedang bekerja. Ibu juga sudah tua dan akan kesulitan mengurus rumah sendirian.
Ternyata Yoshiko dan Hiroaki juga memikirkan hal yang sama, setelah menikah, mereka ingin tinggal di rumah keluarga Kohashi. Tsuneko tentu saja sangat senang mendengarnya, karena artinya 3 keluarga akan tinggal bersama.
Tsuneko kemudian mulai merenovasi rumah mereka menjadi lebih besar dan ditinggali oleh 3 keluarga, keluarga Kohashi, keluarga Mizuta dan keluarga Minami.
Setelah menikah, Yoshiko masih lanjut bekerja di Anata no Kurashi bersama Tsuneko, sementara Mariko bersama ibu mengurus rumah. Keluarga besar itu tak lupa untuk sarapan dan makan malam bersama-sama.
Tapi tak lama kemudian sang ibu meninggal dunia dan sebelum meninggal, ibu mengatakan kebanggaannya pada tiga puterinya yang sudah tumbuh menjadi anak yang baik dan berusaha keras.
Puteri Mariko, Tamaki sudah lulus universitas dan melamar pekerjaan diperusahaan bibinya. Ia berhasil lulus dengan baik dan diterima bekerja disana.
Hanayama sendiri sampai akhir hayatnya terus bekerja dan bekerja, ia tak mau dipisahkan dari kuas yang ia sukai, bahkan sampai ia masuk rumah sakit, ia tersu bekerja dan Tsuneko, Mariko dan Yoshiko tidak pernah lupa mengunjunginya dan meminta nasehat padanya.
Kalau Hanayama tidak ada, Anata no Kurashi tidak akan menjadi majalah membanggakan seperti saat ini, Tsuneko tahu betul hal itu, tapi bagi Hanayama, jika tidak ada Tsuneko, mereka mungkin tak akan pernah memulainya.
Setelah Hanayama menghembuskan nafas terakhirnya, Anata no Kurashi berjalan seperti biasanya. Tsuneko dan dua adiknya, rambut mereka sudah memutih dan Tsuneko masih menjalani pekerjaannya dengan baik. Kalau aku nggak salah ingat, drama ini berakhir pada tahu 2006, dimana Tsuneko yang sudah tua tetap bersemangat berlari untuk menemui penulis yang akan mengisi rubrik di Anata no Kurashi. Tsuneko adalah sosok wanita karir yang mencurahkan hampir setengah dari kehidupannya demi perusahaan. Ia hanya jatuh cinta 2 kali dalam hidupnya dan keduanya pada orang yang sama yang tidak biasa ia miliki. Tsuneko dan Hoshino sama-sama saling menyukai tapi mereka tidak bisa bersama, kalau nggak jodoh gimanapun nggak akan bisa bersama. Aku sedih banged sebenarnya tapi seperti itu lebih realistis.
Kehidupan Tsuneko benar-benar menarik untuk diikuti. Sejak kecil dia memang anak yang kuat dan kebanggaan ayahnya, ia menggantikan sang ayah dan menjadi tulang punggung keluarga, mencoba bertahan saat karyawan wanita sangat diremehkan, membuat perusahaan sendiri bersama adik-adiknya dan mencoba mempertahankannya.
Ada tokoh yang mengatakan kalau Hanayama dan Tsuneko itu sangat cocok berdua, mereka seperti ayah dan anak dan akan saling mendukung. Hanayama terkenal keras kepala dan agak aneh dalam menghadapi sesuatu, hanya Tsuneko-lah yang mampu mengimbanginya, karena itu mereka berdua sangat cocok.
Aku mengerti kenapa drama ini ratingnya tinggi, isi-isi dari Anata no Kurashi memang sangat menarik dan aku selalu menantikan cover selanjutnya, karena dari covernya saja sudah menarik.
Penelitian di Anata no Kurashi juga dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh para karyawannya. Meski sepertinya ada yang terlihat keberatan dengan hal itu, tapi Tsuneko berhasil menyatukan pendapat mereka. Ada banyak yang menyukai cara kepemimpinan Tsuneko, karena ia tak membedakan antara pria dan wanita. Ia juga selalu bersemangat akan sesautu dan jika ia melakukan kesalahan, ia terbuka dalam menerima kritikan. Tapi jika ia merasa dirinya benar, ia akan berdiri membela dirinya.
Aku selalu merasa karakter drama Takahata Mitsuki yang paling berkesan adalah Kahoko, tapi aku rasa Tsuneko jauh lebih berkesan, tapi Kahoko memang jauh lebih populer ya :)
Dan tentu saja siapapun pasangan Mitsuki dimasa depan atau masa lalu, aku akan selalu ngeship Mitsuki dan Sakaken di real life, sakit banged di drama ini mereka nggak jadi HAHAHHAHA.
Satu-satunya yang aku sesalkan dari cerita drama ini adalah hubungan cinta Tsuneko dan Hoshino. Tsuneko hanya mencintai satu orang seumur hidupnya, Hoshino, tapi dua kali takdir mencoba menyatukan mereka, tapi tidak berhasil. Itu adalah pilihan mereka saat itu.
Saat cinta pertama itu timbul, itu adalah pilihan Tsuneko yang tidak ingin ikut bersama Hoshino karena ia tak bisa meninggalkan keluarganya. Saat kedua kalinya cinta bersemi diantara mereka, itu adalah pilihan Hoshino untuk berpisah, karena ia tak mau Tsuneko yang sangat menyukai pekerjaannya harus ikut bersamanya, ia tak tega menyuruh Tsuneko berhenti bekerja, karena Tsuneko yang bekerja benar-benar terlihat bersinar.
Aoba-chan anak Hoshino pernah berjanji akan bertemu dengan Tsuneko lagi, aku sebenarnya menunggu sampai akhir tapi sayangnya penulis tidak membuat mereka bertemu, akan lebih indah kalau Aoba melamar pekerjaan di Anata no Kurasu heeehhehehehhe.
Overall ini adalah drama yang wajib ditonton bagi kamu yang suka drama tentang karir dan pekerjaan. Salah satu asadora yang berkesan dengan OST asadora yang menjadi salah satu favoriteku sepanjang masa. Saat kamu bosan dengan masa sekolah, bayangkan kamu akan melakukan pekerjaan yang sama lebih dari separuh hidupmu di masa depan. Sangat beruntung bagi kalian yang mempunyai pekerjaan dibidang yang kalian sukai, ada banyak diluar sana yang melakukan pekerjaan tidak mereka sukai, tertekan tapi mereka tidak bisa berhenti. Perusahaan yang dibangun oleh kakak adik keluarga Kohashi berawal dari semangat mereka yang ingin melakukan sesuatu demi orang lain. Mereka memulai semuanya dari 0 sampai mereka berhasil. Aku sangat salut dengan orang-orang seperti ini T_T
Sebenarnya aku sudah membuat review ini sejak tahun 2018 tapi baru sempat diedit dan diposting sekarang heehehe. Sagara Itsuki udah menikah aja, dan Sugisaki Hana akhirnya mendapat kesempatan menjadi heroine asadora ke-103 yang akan tayang pada musim gugur 2020.
gan tempat download asadora dimana ya?
BalasHapuscoba di bagikuy, subnya di d-addict
Hapus