Episode 3 ini banyak bahasa Thailand-nya dan aku bisa melihat Sakaguchi Kentaro agak awkward pake bahasa Thailand, bahasa Inggrus juga. Tapi Episode 3 ini menurutku episode yang sama sekali tidak terasa, tiba-tiba udah selesai aja. Apakah karena aku terlalu menikmatinya?
Intense banged episodenya, plot twist yang sama sekali nggak aku duga, berapa kalipun adegan itu di ulang aku bakalan tetap kaget.
April 2013.
Waktu berlalu setelah kepergian Han-san ke Thailand dan Kiyotaka ke Filipina. Tokyo menjalani hari-harinya seperti biasa bersama ayahnya yang sekarang sudah menerima bayi dalam kandungannya. Touko sudah tidak bekerja di cafe lagi setelah kepergian Han-san, ia sekarang bekerja di perusahaan kecil (toko keramik tradisional gitu) pelanggan barber shop ayahnya. Ia bekerja disana untuk menginput data dan sepertinya ia juga mengikuti sekolah gitu, jadi Touko juga sibuk dengan belajar. Touko diperlakukan dengan baik oleh suami istri pelanggan barber shop ayahnya tempat dimana ia bekerja sekarang, mereka sudah menganggap Touko seperti puteri mereka sendiri.
Ayah Touko berencana untuk membeli kursi baru untuk barber shop-nya, meski ia tidak bisa membeli yang mahal. Ayah Touko sudah cukup tua dan ia sepertinya mulai kesulitan melanjutkan pekerjaannya, karena tangannya mulai kaku dan penglihatannya juga menurun, tapi ia tak bisa mengatakannya pada Touko. Mengingat Touko akan menjadi seorang ibu tanpa suami, ayahnya harus berusaha untuk mendukung Touko sampai akhir.
Kiyotaka juga menjalani harinya di San Juan, Filipina dan ia sudah mulai terbiasa, bahkan sudah bisa bahasa tagalog. Kiyotaka sudah dekat dengan para penduduk di sana, membantu kegiatan mereka sehari-hari, bermain dengan anak-anak di desa tersebut. Tapi pekerjaan utama Kiyotaka adalah menulis jurnal mengenai kondisi desa tersebut, apa kira-kira yang paling dibutuhkan disana dan setelah mengamati selama beberapa bulan, Kiyotaka menyimpulkan kalau hal yang paling dibutuhkan penduduk adalah pendidikan. Ada banyak warga yang nggak sekolah, keterbelakangan pendidikan yang harus diperhatikan lebih dalam.
Kiyotaka tertarik pada seorang anak laki-laki disana yang jarang tersenyum dan tidak dekat dengan siapapun, nama anak itu adalah Justin. Kiyotaka mendengar kalau Justin adalah penduduk baru disana dan kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan. Kiyotaka yang tertarik pada Justin karena mereka mirip, kehilangan orang tua diusia muda. Kiyotaka berusaha mendekati Justin dan berteman dengannya. Kiyotaka dengan cepat akrab dengan Justin, mereka bermain bersama dan bahkan curhat tentang orang yang disukai. Kiyotaka juga curhat pada Justin tentang Touko yang kata Kiyotaka Touko menolaknya. Saat Kiyotaka memperlihatkan foto Touko pada Justin, Justin merasa Touko cantik sekali pantas Kiyotaka ditolak LOL. Justin pernah bertanya pada Kiyotaka kenapa Kiyotaka datang ke tempat mereka, apakah karena mereka menyedihkan dan Kiyotaka sempat tidak bisa menjawab, ia hanya mengatakan kalau ia ingin membantu mereka.
Kiyotaka juga tidak lupa menulis surat untuk keluarganya di Tokyo. Setiap kali ibu menerima surat dari Kiyotaka, ibu tak bisa tersenyum bahagia karena hatinya mengkhawatirkan Kiyotaka yang jauh di negeri orang lain.
Suatu hari, sesuatu terjadi pada Touko yang kelihatan baik-baik saja. Dalam perjalanan pulang ke rumah sehabis kerja, tiba-tiba Touko merasa perutnya sakit, keluar darah dan ia pingsan di jalan. Saat ia membuka matanya, ia sudah ada di rumah sakit dan ayahnya ada di sampingnya. Hati Touko hancur berkeping-keping saat mendengar kalau ia keguguran, bayinya tidak bisa diselamatkan.
Selama di Filipina, Kiyotaka sebenarnya masih terus berusaha mengubungi Touko dengan mengirim email, tapi Touko selalu hanya membacanya saja, tidak pernah membalasnya.
Suatu hari, Morioka kedatangan tamu bernama Kubo Shinji (Okayama Amane) yang saat melihat poster Touko langsung memanggilnya 'our queen' dan bahkan mencoba mencium poster itu wkwkwkkkwwk. Ia dan Touko adalah teman satu SMA dulu dan jelas kelihatan kalau Shinji ini mantan fansnya Touko atau masih fans Touko LOL.
Saat itu, Touko sedang sibuk di barber shop, ia dan ayahnya memperbaharui suasana barber shop karena kursi baru yang dipesan sang ayah sudah datang. Mereka juga ingin membuat barber shop itu jadi lebih nyaman, ada cafe kecil juga untuk minum kopi gratis bagi pelanggan.
Shinji kemudian datang ke barber shop itu dan terpesona dengan Touko yang sudah lama tidak ia temui, sayangnya Touko tidak ingat siapa Shinji. LOL. Shinji mengatakan ia setahun dibawah Touko saat SMA dan pernah menyatakan cinta pada Touko meski Touko menolaknya. Tapi orang yang menyatakan cinta pada Touko banyak, jadi dia nggak ingat satu per satu. Saat Shinji mengatakan namanya, Touko ingat satu orang bernama Kubo yang pernah menyatakan cinta padanya, Kubo dari klub sepak bola, sayangnya itu Kubo yang lain dan Shinji baru tahu kalau Kubo yang itu pernah menyatakan cinta juga pada Touko HAHAHAHHAHAHAH.
Shinji datang bukan untuk potong rambut, tapi ayah Touko menganggap dia pelanggan dan memaksa Shinji untuk potong rambut. Saat Shinji mengatakan ia bukan pelanggan, Touko tampak kecewa dan Shinji mau nggak mau harus menggunakan jasa barber shop agar Touko nggak kecewa padanya, meski barber shop tidak menyediakan jasa cuci rambut aja wkwkwkkwkw.
Saat cuci rambut, Shinji menceritakan kisahnya bagaimana ia ke Tokyo setelah lulus SMA dan juga masa-masa dimana ia dan teman-temannya menjadi fans Touko. Tapi pada akhirnya Shinji menawarkan sesuatu pada Touko dan ayahnya. Shinji ternyata bekerja sebagai sales. Shinji curhat kalau ia kesulitan menjual dan ia merasa ia tidak cocok menjadi sales karena ia tak punya rasa percaya diri.
Shinji mulai menceritakan mengenai bosnya yang percaya padanya. Bos-nya sangat baik, memperlakukan pegawainya dengan penuh respek meski ia sangat ketat kalau mengenai pekerjaan. Saat ia pertama kali di Tokyo, ia tak bisa melakukan apapun dengan baik, ia merasa tidak berguna dan hampir menjadi sampah. Tapi bosnya yang sekarang mengatakan "sangat disayangkan, jangan memandang rendah dirimu. Jangan meremehkan dirimu sendiri."
Shinji mengatakan bosnya menangis sambil mengatakan itu padanya, ia tak pernah bertemu dengan orang seperti itu selama ini dan itu membuatnya ingin mempercayai dirinya lagi dan mencoba sekali lagi. Karena itu ia serius melakukan pekerjaannya sekarang.
Touko dan ayah hanya tersenyum menatap Shinji. Saat makan malam, Touko dan ayahnya masih membicarakan Shinji. Touko merasa sudah lama sekali ia tidak tertawa lepas seperti hari ini.
Suatu hari, Kiyotaka melihat Justin yang melakukan hal mencurigakan. Justin terlihat bersama seorang pria bermotor yang memberikan Justin segepok uang. Justin kelihatan nggak bersahabat dengan Kiyotaka belakangan ini jadi saat Kiyotaka mengajaknya bicara ia tak bersemangat seperti biasa.
Kiyotaka akan ke kota besok dan bertanya apakah ada sesuatu yang ingin Justin beli, ia akan membelikannya untuk Justin. Justin mengatakan kalau ia tak butuh bantuan Kiyotaka karena ia bisa membeli apa yang ia inginkan.
Keesokan harinya, Kiyotaka ke kota untuk bertemu dengan orang penting mengenai masalah yang dihadapi tempat yang ia tinggali sekarang. Saat sedang berdiskusi di sebuah cafe, Kiyotaka melihat Justin bersama pria yang kemarin. Justin juga menatap Kiyotaka yang ada di sana seolah-olah ia tak percaya kalau Kiyotaka benar-benar ada disana. Justin sepertinya diminta oleh pria yang memboncengnya melakukan sesuatu tapi karena ada Kiyotaka di sana, Justin ragu. Tapi setelah dipaksa, Justin akhirnya mau melakukannya, ia turun dari motor, pergi ke dekat cafe, melempar tas ransel yang ia bawa, naik ke motor dan pergi dengan cepat.
Kiyotaka bingung apa yang dilakukan oleh Justin saat Justin dan pria bermotor itu pergi, Justin berteriak 'aku tidak membutuhkanmu, pergi sana dan mati saja!'.
Kiyotaka masih di tengah kebingungannya dan saat ia berfikir tiba-tiba terjadi ledakan besar yang membuat Kiyotaka terlempat beberapa meter dari tempat duduknya. OMG! Ternyata si Justin itu melempat bom T_T
Di Morioka, Shinji datang lagi ke barber shop ayah Touko, sepertinya ia datang setiap hari ke sana untuk cuci rambut wkwwkkwkw. Sebenarnya ia berharap Touko yang mencuci rambutnya, tapi ia juga nggak rela Touko punya lisensi salon, nanti malahan banyak yang datang pengen cuci rambut HAHAHAHAHHAHHA.
Shinji benar-benar tipe yang pantang mundur dan juga nggak malu bicara mengenai perasaannya, misalnya saat ia dengan jujur mengatakan ia jauh-jauh ke Morioka menemui gadis yang selalu ia sukai, meskipun dulu ia tak bisa bicara pada Touko, sekarang ia bisa bicara + Touko makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya. Jadi dia nggak akan berhenti datang ke barer shop ini meski Touko melarangnya datang. HAHAAHAHA. Mantap deh XD
Touko mengatakan pada Shinji agar tidak buang-buang uang cuci rambut tiap hari/minggu tapi Shinji mengatakan ia datang ke barber shop bukan untuk bersenang-senang, ia punya tujuan lain, ya jelas pengen PDKT sama Touko wkwkwkw.
Saat itu, Touko mendapat pesan dari Sakamaoto-san (pemilik barber shop di Kisennuma yang ia bantu saat Tsunami) yang menanyakan pada Touko apakah Touko sudah melihat berita mengenai Kiyotaka, apakah Kiyotaka sudah menghubungi Touko atau belum karena ia mengkhawatirkan Kiyotaka.
Touko tidak mengerti dan berlari ke dalam rumah, ia langsung menghidupkan TV dan mencari siaran berita. Lalu Touko shock melihat berita ledakan yang terjadi di Filipina yang memakan korban jiwa, dimana dua korbannya adalah warga negara Jepang yang belum diketahui keadaannya, konsultan internasional Hikawa Masaki (38, bos Kiyotaka) dan Shimizu Kiyotaka (23).
Touko shock melihat berita itu dan langsung mencoba menghubungi Kiyotaka, tapi entah kenapa ia tak jadi melakukannya. Melihat reaksi Touko, ayah Touko bertanya apakah itu adalah pria yang itu (ayah bayi Touko).
Sementara itu di Tokyo, keluarga Kiyotaka juga mencoba mengubungi nomor Kiyotaka tapi tidak bisa terhubung. Ibu sangat lemas dan hampir pingsan saat melihat berita itu. Sepertinya mereka menghubungi kantor pemerintahan juga untuk mengetahui kabar puteranya, apakah selamat atau tidak. Ibu menangis karena Kiyotaka tidak mau mendengarkan nasehatnya dulu, padahal ia sudah bilang pada Kiyotaka untuk tidak ke sana.
Lalu ada telpon yang masuk lagi, sepupu Kiyotaka (kakak/adiknya) yang mengangkatnya. Awalnya tidak ada suara jadi sepupunya cuma 'halo, halo' aja. Nggak tahu deh apakah Kiyotaka memang bicara di balik telpon atau tidak, jadi sepupunya merasa kalau itu adalah Kiyotaka dan memanggil nama Kiyotaka tapi telpon langsung terputus.
Yang menelpon benar adalah Kiyotaka yang ada di sebuah rumah sakit di Filipina. Ia dan bosnya selamat, tapi mengalami luka serius dibagian tangan dan Kiyotaka tidak bisa berjalan normal. Aku curiga Kiyotaka kehilangan kemampuan bicaranya karena Kiyotaka kok nggak ada ngomong sama sekali.
Polisi meminta keterangan hanya pada bos Kiyotaka saja yang mengatakan kalau ia tak mengetahui siapa pelakunya, sepertinya Kiyotaka memang tidak mengatakan ia melihat pelakunya.
Kiyotaka di kamar rumah sakit terlihat diam saja, mungkin trauma dengan apa yang ia lihat dan apa yang terjadi. Lalu ada berita di TV yang mengatakan kalau dua pelaku pemboman sudah tertangkap dan sedang diinvestigasi. Pengejaran itu sempat direkam oleh drone camera memperlihatkan kalau pelaku berusaha menembak polisi jadi polisi juga terpaksa mengeluarkan tembakan. Dua pelaku terlihat jatuh dari motor, entah pingsan atau ditembak mati, yang jelas nggak bergerak.
Kiyotaka shock melihat hal itu, karena ia jelas mengenal satu pelakunya adalah Justin, anak yang membuatnya tertarik untuk pertama kali, sempat menjadi teman dekarnya. Kiyotaka menangis tapi ia kesulitan mengeluarkan air matanya, ia sesak nafas, akting Sakaken mantap banged disini T_T
Pada akhirnya, Touko tidak bisa menghubungi Kiyotaka, ia hanya mengecek berita Kiyotaka melalui news di TV dan artikel di internet.
Ayah bertanya apakah pria itu baik-baik saja dan Touko mengatakan kalau yang ia tahu hanya tidak ada luka serius. Ayah tahu kalau Touko sangat khawatir dan bertanya apakah itu adalah pria itu (ayah bayi Touko), tapi Touko membantahnya. Ayah mengerti dan tidak bertanya lagi.
Suatu hari, Kiyotaka ada di bandara dengan barang bawaannya. Kiyotaka yang sekarang berjalan pincang, entah karena kakinya belum sembuh atau tidak akan sembuh meninggalkan bekas kejadian itu. Kiyotaka duduk sendirian, seolah-olah manusia bernyawa tapi nggak berjiwa. Ia merenungi sesuatu. Tiba-tiba seseorang memanggilnya dan Kiyotaka terkejut. Itu adalah Han-san yang kaget melihat Kiyotaka disana, ia tak tahu kalau Kiyotaka ada di Filipina. HAn-san sendiri dalam penerbangan dari Bangkok menuju Denpasar dan sedang transit di Filipina.
HAn-san sepertinya tidak tahu mengenai kejadian itu jadi ia bicara seperti biasa pada Kiyotaka dan bertanya apakah Kiyotaka dalam perjalanan kembali ke Jepang?
Kiyotaka hanya menatap Han-san dengan mulut terbuka, seolah-olah tak menyangka ia menemukan seseorang yang mengenalinya disana. Kiyotaka berusaha berdiri dan Han-san mulai bingung dengan ekspresi Kiyotaka. Kiyotaka yang mencoba berdiri kehilangan keseimbangannya karena ia tak bisa bertumpu pada kaki kanannya, Han-san menangkapnya. Han-san bingung. Kiyotaka memeluk Han-san dan menangis sejadi-jadinya. Meski tidak mengerti apa yang terjadi, Han-san menepuk punggung Kiyotaka dan mengatakan kalau semuanya baik-baik saja.
Komentar:
Plot twist banged episode 3 ini, nggak menyangka plotnya berubah drastis begini. Siapa sangka Kiyotaka akan bersama dengan Han-san?
Kiyotaka sepertinya ingin Han-san merahasiakan kondisinya dari Touko tapi mungkin Han-san akan menghubungi Touko suatu hari nanti jika ia merasa saatnya sudah tepat.
Kasihan banged melihat Kiyotaka, dia kayak jadi zombie gitu, nggak punya semangat hidup lagi T_T
Memang sih, saat kita dewasa nggak semuanya harus kita lakukan sesuai dengan kata-kata orang tua. Tapi ada kalanya dan bahkan sangat sering, alasan kenapa orang tua melarang kita melakukan sesuatu itu pasti karena ada sesuatu. Mungkin ada sesuatu yang tidak baik di ujung jalan yang hanya bisa dirasakan oleh orang tua.
Aku bertanya-tanya apakah Kiyotaka menyesal dengan keputusannya itu atau dia masih shock dan trauma anak yang ia kenal jadi tersangka pelaku bom.
Preview episode 4 memperlihatkan kalau Shinji melamar Touko, mengajaknya menikah. Kondisi ayah Touko juga terlihat semakin buruk. Touko akan membuat pilihan, apakah yang akan ia pilih?
Meninggalkan kebahagiaannya atau memilih kebahagiaannya?
Intense banged episodenya, plot twist yang sama sekali nggak aku duga, berapa kalipun adegan itu di ulang aku bakalan tetap kaget.
Sinopsis 'And, Live' Episode 3
Waktu berlalu setelah kepergian Han-san ke Thailand dan Kiyotaka ke Filipina. Tokyo menjalani hari-harinya seperti biasa bersama ayahnya yang sekarang sudah menerima bayi dalam kandungannya. Touko sudah tidak bekerja di cafe lagi setelah kepergian Han-san, ia sekarang bekerja di perusahaan kecil (toko keramik tradisional gitu) pelanggan barber shop ayahnya. Ia bekerja disana untuk menginput data dan sepertinya ia juga mengikuti sekolah gitu, jadi Touko juga sibuk dengan belajar. Touko diperlakukan dengan baik oleh suami istri pelanggan barber shop ayahnya tempat dimana ia bekerja sekarang, mereka sudah menganggap Touko seperti puteri mereka sendiri.
Ayah Touko berencana untuk membeli kursi baru untuk barber shop-nya, meski ia tidak bisa membeli yang mahal. Ayah Touko sudah cukup tua dan ia sepertinya mulai kesulitan melanjutkan pekerjaannya, karena tangannya mulai kaku dan penglihatannya juga menurun, tapi ia tak bisa mengatakannya pada Touko. Mengingat Touko akan menjadi seorang ibu tanpa suami, ayahnya harus berusaha untuk mendukung Touko sampai akhir.
Kiyotaka tertarik pada seorang anak laki-laki disana yang jarang tersenyum dan tidak dekat dengan siapapun, nama anak itu adalah Justin. Kiyotaka mendengar kalau Justin adalah penduduk baru disana dan kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan. Kiyotaka yang tertarik pada Justin karena mereka mirip, kehilangan orang tua diusia muda. Kiyotaka berusaha mendekati Justin dan berteman dengannya. Kiyotaka dengan cepat akrab dengan Justin, mereka bermain bersama dan bahkan curhat tentang orang yang disukai. Kiyotaka juga curhat pada Justin tentang Touko yang kata Kiyotaka Touko menolaknya. Saat Kiyotaka memperlihatkan foto Touko pada Justin, Justin merasa Touko cantik sekali pantas Kiyotaka ditolak LOL. Justin pernah bertanya pada Kiyotaka kenapa Kiyotaka datang ke tempat mereka, apakah karena mereka menyedihkan dan Kiyotaka sempat tidak bisa menjawab, ia hanya mengatakan kalau ia ingin membantu mereka.
Kiyotaka juga tidak lupa menulis surat untuk keluarganya di Tokyo. Setiap kali ibu menerima surat dari Kiyotaka, ibu tak bisa tersenyum bahagia karena hatinya mengkhawatirkan Kiyotaka yang jauh di negeri orang lain.
Selama di Filipina, Kiyotaka sebenarnya masih terus berusaha mengubungi Touko dengan mengirim email, tapi Touko selalu hanya membacanya saja, tidak pernah membalasnya.
Saat itu, Touko sedang sibuk di barber shop, ia dan ayahnya memperbaharui suasana barber shop karena kursi baru yang dipesan sang ayah sudah datang. Mereka juga ingin membuat barber shop itu jadi lebih nyaman, ada cafe kecil juga untuk minum kopi gratis bagi pelanggan.
Shinji kemudian datang ke barber shop itu dan terpesona dengan Touko yang sudah lama tidak ia temui, sayangnya Touko tidak ingat siapa Shinji. LOL. Shinji mengatakan ia setahun dibawah Touko saat SMA dan pernah menyatakan cinta pada Touko meski Touko menolaknya. Tapi orang yang menyatakan cinta pada Touko banyak, jadi dia nggak ingat satu per satu. Saat Shinji mengatakan namanya, Touko ingat satu orang bernama Kubo yang pernah menyatakan cinta padanya, Kubo dari klub sepak bola, sayangnya itu Kubo yang lain dan Shinji baru tahu kalau Kubo yang itu pernah menyatakan cinta juga pada Touko HAHAHAHHAHAHAH.
Saat cuci rambut, Shinji menceritakan kisahnya bagaimana ia ke Tokyo setelah lulus SMA dan juga masa-masa dimana ia dan teman-temannya menjadi fans Touko. Tapi pada akhirnya Shinji menawarkan sesuatu pada Touko dan ayahnya. Shinji ternyata bekerja sebagai sales. Shinji curhat kalau ia kesulitan menjual dan ia merasa ia tidak cocok menjadi sales karena ia tak punya rasa percaya diri.
Shinji mulai menceritakan mengenai bosnya yang percaya padanya. Bos-nya sangat baik, memperlakukan pegawainya dengan penuh respek meski ia sangat ketat kalau mengenai pekerjaan. Saat ia pertama kali di Tokyo, ia tak bisa melakukan apapun dengan baik, ia merasa tidak berguna dan hampir menjadi sampah. Tapi bosnya yang sekarang mengatakan "sangat disayangkan, jangan memandang rendah dirimu. Jangan meremehkan dirimu sendiri."
Shinji mengatakan bosnya menangis sambil mengatakan itu padanya, ia tak pernah bertemu dengan orang seperti itu selama ini dan itu membuatnya ingin mempercayai dirinya lagi dan mencoba sekali lagi. Karena itu ia serius melakukan pekerjaannya sekarang.
Touko dan ayah hanya tersenyum menatap Shinji. Saat makan malam, Touko dan ayahnya masih membicarakan Shinji. Touko merasa sudah lama sekali ia tidak tertawa lepas seperti hari ini.
Kiyotaka akan ke kota besok dan bertanya apakah ada sesuatu yang ingin Justin beli, ia akan membelikannya untuk Justin. Justin mengatakan kalau ia tak butuh bantuan Kiyotaka karena ia bisa membeli apa yang ia inginkan.
Kiyotaka bingung apa yang dilakukan oleh Justin saat Justin dan pria bermotor itu pergi, Justin berteriak 'aku tidak membutuhkanmu, pergi sana dan mati saja!'.
Kiyotaka masih di tengah kebingungannya dan saat ia berfikir tiba-tiba terjadi ledakan besar yang membuat Kiyotaka terlempat beberapa meter dari tempat duduknya. OMG! Ternyata si Justin itu melempat bom T_T
Di Morioka, Shinji datang lagi ke barber shop ayah Touko, sepertinya ia datang setiap hari ke sana untuk cuci rambut wkwwkkwkw. Sebenarnya ia berharap Touko yang mencuci rambutnya, tapi ia juga nggak rela Touko punya lisensi salon, nanti malahan banyak yang datang pengen cuci rambut HAHAHAHAHHAHHA.
Shinji benar-benar tipe yang pantang mundur dan juga nggak malu bicara mengenai perasaannya, misalnya saat ia dengan jujur mengatakan ia jauh-jauh ke Morioka menemui gadis yang selalu ia sukai, meskipun dulu ia tak bisa bicara pada Touko, sekarang ia bisa bicara + Touko makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya. Jadi dia nggak akan berhenti datang ke barer shop ini meski Touko melarangnya datang. HAHAAHAHA. Mantap deh XD
Touko mengatakan pada Shinji agar tidak buang-buang uang cuci rambut tiap hari/minggu tapi Shinji mengatakan ia datang ke barber shop bukan untuk bersenang-senang, ia punya tujuan lain, ya jelas pengen PDKT sama Touko wkwkwkw.
Touko tidak mengerti dan berlari ke dalam rumah, ia langsung menghidupkan TV dan mencari siaran berita. Lalu Touko shock melihat berita ledakan yang terjadi di Filipina yang memakan korban jiwa, dimana dua korbannya adalah warga negara Jepang yang belum diketahui keadaannya, konsultan internasional Hikawa Masaki (38, bos Kiyotaka) dan Shimizu Kiyotaka (23).
Touko shock melihat berita itu dan langsung mencoba menghubungi Kiyotaka, tapi entah kenapa ia tak jadi melakukannya. Melihat reaksi Touko, ayah Touko bertanya apakah itu adalah pria yang itu (ayah bayi Touko).
Lalu ada telpon yang masuk lagi, sepupu Kiyotaka (kakak/adiknya) yang mengangkatnya. Awalnya tidak ada suara jadi sepupunya cuma 'halo, halo' aja. Nggak tahu deh apakah Kiyotaka memang bicara di balik telpon atau tidak, jadi sepupunya merasa kalau itu adalah Kiyotaka dan memanggil nama Kiyotaka tapi telpon langsung terputus.
Yang menelpon benar adalah Kiyotaka yang ada di sebuah rumah sakit di Filipina. Ia dan bosnya selamat, tapi mengalami luka serius dibagian tangan dan Kiyotaka tidak bisa berjalan normal. Aku curiga Kiyotaka kehilangan kemampuan bicaranya karena Kiyotaka kok nggak ada ngomong sama sekali.
Polisi meminta keterangan hanya pada bos Kiyotaka saja yang mengatakan kalau ia tak mengetahui siapa pelakunya, sepertinya Kiyotaka memang tidak mengatakan ia melihat pelakunya.
Kiyotaka di kamar rumah sakit terlihat diam saja, mungkin trauma dengan apa yang ia lihat dan apa yang terjadi. Lalu ada berita di TV yang mengatakan kalau dua pelaku pemboman sudah tertangkap dan sedang diinvestigasi. Pengejaran itu sempat direkam oleh drone camera memperlihatkan kalau pelaku berusaha menembak polisi jadi polisi juga terpaksa mengeluarkan tembakan. Dua pelaku terlihat jatuh dari motor, entah pingsan atau ditembak mati, yang jelas nggak bergerak.
Kiyotaka shock melihat hal itu, karena ia jelas mengenal satu pelakunya adalah Justin, anak yang membuatnya tertarik untuk pertama kali, sempat menjadi teman dekarnya. Kiyotaka menangis tapi ia kesulitan mengeluarkan air matanya, ia sesak nafas, akting Sakaken mantap banged disini T_T
Ayah bertanya apakah pria itu baik-baik saja dan Touko mengatakan kalau yang ia tahu hanya tidak ada luka serius. Ayah tahu kalau Touko sangat khawatir dan bertanya apakah itu adalah pria itu (ayah bayi Touko), tapi Touko membantahnya. Ayah mengerti dan tidak bertanya lagi.
HAn-san sepertinya tidak tahu mengenai kejadian itu jadi ia bicara seperti biasa pada Kiyotaka dan bertanya apakah Kiyotaka dalam perjalanan kembali ke Jepang?
Kiyotaka hanya menatap Han-san dengan mulut terbuka, seolah-olah tak menyangka ia menemukan seseorang yang mengenalinya disana. Kiyotaka berusaha berdiri dan Han-san mulai bingung dengan ekspresi Kiyotaka. Kiyotaka yang mencoba berdiri kehilangan keseimbangannya karena ia tak bisa bertumpu pada kaki kanannya, Han-san menangkapnya. Han-san bingung. Kiyotaka memeluk Han-san dan menangis sejadi-jadinya. Meski tidak mengerti apa yang terjadi, Han-san menepuk punggung Kiyotaka dan mengatakan kalau semuanya baik-baik saja.
-To Be Continued-
Komentar:
Plot twist banged episode 3 ini, nggak menyangka plotnya berubah drastis begini. Siapa sangka Kiyotaka akan bersama dengan Han-san?
Kiyotaka sepertinya ingin Han-san merahasiakan kondisinya dari Touko tapi mungkin Han-san akan menghubungi Touko suatu hari nanti jika ia merasa saatnya sudah tepat.
Kasihan banged melihat Kiyotaka, dia kayak jadi zombie gitu, nggak punya semangat hidup lagi T_T
Memang sih, saat kita dewasa nggak semuanya harus kita lakukan sesuai dengan kata-kata orang tua. Tapi ada kalanya dan bahkan sangat sering, alasan kenapa orang tua melarang kita melakukan sesuatu itu pasti karena ada sesuatu. Mungkin ada sesuatu yang tidak baik di ujung jalan yang hanya bisa dirasakan oleh orang tua.
Aku bertanya-tanya apakah Kiyotaka menyesal dengan keputusannya itu atau dia masih shock dan trauma anak yang ia kenal jadi tersangka pelaku bom.
Preview episode 4 memperlihatkan kalau Shinji melamar Touko, mengajaknya menikah. Kondisi ayah Touko juga terlihat semakin buruk. Touko akan membuat pilihan, apakah yang akan ia pilih?
Meninggalkan kebahagiaannya atau memilih kebahagiaannya?
0 komentar:
Posting Komentar