Episode 5 ini, Nagi akhirnya sadar kalau kehidupannya setelah ia berhubungan dengan Gon itu bukan kehidupan yang ia inginkan. Bersama Gon membuatnya bahagia tapi ia menjadi tidak produktif, Nagi berusaha untuk kembali ke dirinya yang dulu yang menginginkan liburan panjang untuk mengubah dirinya. Nagi juga berhasil menemukan pekerjaan baru dan teman-teman baru, tapi justru takdir mempertemukannya kembali dengan Gamon?
Adegan terakhir episode 4 adalah saat Gamon menangis di hadapan Nagi, setidaknya itulah yang aku harapkan agar Nagi menyadari kalau Gamon nggak seperti yang ia tahu selama ini. Tapi harapan ya tinggal harapan, tentu saja Gamon punya harga diri yang tinggi dan tidak mengakui kalau ia menangis. Dia mengatakan kalau itu adalah air hujan bukan air mata. Gamon kembali dengan mulut tajamnya mengatakan kalau bukannya nangis ia malah ingin menertawakan Nagi. Nagi yang tadinya mulai merasa kasihan pada Gamon jadi makin kesal dan akan meninggalkannya. Tapi Gamon masih nggak bisa membiarkan Nagi masuk ke pelukan pria seperti Gon, ia berteriak apakah Nagi yakin dengan pria seperti itu. Nagi mengatakan ini bukan masalah yakin atau tidak, tapi ia menginginkan Gon. Gon mendengarkan kalau ia bicara, membuatnya tertawa, memperlihatkan dunia yang ia tidak pernah tahu, membuatnya merasa nyaman. Saat ia bersama Gon, suasana menjadi menyenangkan. Gamon kesal dan mengatakan pada akhirnya Nagi kembali ke dirinya yang dulu, terlalu membaca suasana/situasi tapi Nagi membantah ia sudah tidak membaca situasi lagi. Tapi Gamon bersikeras Nagi membaca situasi seperti dulu, ia pikir Nagi tidak akan lebih rendah dari seorang wanita yang berpura-pura dan jelek, tapi sekarang Nagi jatuh ke dalam kegelapan setelah berhubungan dengan pria tetangganya yang menggoda Nagi dan menjadikan Nagi seorang zombie. Gamon mengatakan pada akhirnya Nagi akan terus hidup membodhi diri sendiri dan membaca situasi di sekitar sambil nervous seperti dulu. Nagi menangis, ia tak bisa membalas Gamon.
Perengkaran itu dilihat oleh Urara-chan dan ibunya yang baru keluar dari mini market. Melihat Gamon dan Nagi bertengkar, Urara datang menyelamatkan NAgi dengan mendorong Gamon hingga terjatuh dan berteriak pada Gamon untuk tidak membully Nagi. Urara bahkan memukul Gamon dan ibu Urara harus menghentikan puterinya sambil meminta maaf. Lucunya, Gamon kayaknya jatuh cukup keras dan nggak bisa gerak, sampai ia mengeluarkan tanda pause HAHAHAHHAHAHHA.
Malam itu, Nagi mandi di rumah Urara karena di kamarnya nggak ada tempat berendam. Ibu Urara juga menyiapkan makan malam untuk Nagi dan Nagi merasa ia sudah lama merindukan masakan rumah, ia kemudian bertanya-tanya pada diri sendiri kapan terakhir kalinya ia memasak untuk dirinya sendiri. Urara-chan benar-benar menyukai Nagi, dia nempel banged sama Nagi, bahkan tidur di pangkuan Nagi.
Setelah ibu Urara memindahkan Urara ke futon, Ibu Urara ingin mengobrol dengan Nagi, bahkan menyediakan alkohol jika Nagi kesulitan curhat saat sadar.
Nagi mengatakan kalau pria itu adalah mantan pacarnya dan Ibu Urara merasa kalau ia pernah melihat pria itu dulu di stasiun, memangis sambil berjalan, muka pria itu penuh air mata. Tapi Nagi mengatakan mungkin Ibu Urara salah orang, karena Gamon bukan tipe seperti itu. Ternyata bagi Nagi, Gamon adalah tipe pria yang tidak akan menunjukkan emosi manusia, atau tidak akan mengeluarkan sesuatu dari tubuh, misalnya air mata atau darah LOL.
Ibu Urara akhirnya mengerti dan berfikir mungkin ia salah orang, tapi melihat dari kejadian tadi sepertinya pria itu sangat mengkhawatirkan Nagi. Tapi Nagi mengatakan itu tidak mungkin.
Gamon biasanya kalau sedang galau selalu pergi ke bar milik mama, tapi malam itu bar mama tutup karena mama membuka cabang kedua di tempat berbeda. Akhirnya Gamon kembali ke rumah. Ia merasa badannya panas, sepertinya demam karena hujan-hujanan tadi. Ia mulai membayangkan bagaimana Nagi dulu perhatian banged kalau ia sedang sakit. Tapi menyadari Nagi sudah tidak ada disana lagi dan tidak akan pernah kembali, Gamon memutuskan untuk move on. Gamon mulai mengambil plastik sampah dan membuang semua yang berhubungan dengan Nagi dari rumahnya. Buku-buku milik Nagi, sikat gigi, cangkir couple, souvenir, dan barang lainnya. Ia juga menghapus chat, kontak Nagi dan foto-foto Nagi dari ponselnya. Dan nggak lupa, tumbuhan kacang yang ditumbuhkan Nagi di rumah Gamon LOL. Wew, Gamon kayaknya sudah 100% akan move on nih.
Nagi kembali ke rumahnya dan melihat rumahnya yang berantakan. Westafel penuh dengan sampah, futon tidak dirapikan, pokoknya berantakan banged. Saat masih berfikir, tiba-tiba pintu rumah Nagi diketuk dan itu adalah Gon. Nagi panik menyuruh Gon masuk, ia bingung karena rumahnya berantakan dan menyuruh Gon duduk karena ia akan membuatkan teh. Tapi Gon langsung memeluk Nagi dari belakang, ia meminta maaf pada Nagi karena ia melupakan janjinya dengan Nagi padahal Nagi sudah memasak untuknya. Hari itu ia punya banyak rencana makanya ia lupa. Tapi Gon ini memang nggak bisa sedikit saja membaca situasi, dia langsung mengajak Nagi untuk jalan-jalan keluar karena sehabis hujan langit cerah, ada banyak bintang, ia ingin melihatnya bersama Nagi.
Nagi ingin mengatakan sesuatu, mungkin ingin menolak tapi ia tak bisa mengatakannya. Gon mendekati Nagi dan mencium aroma harum jadi ia tahu Nagi habis mandi dan ia pikir sebaiknya Nagi memang langsung tidur saja. Nagi ingat kata-kata Eri yang mengatakan kalau sampai addicted saam Gon, maka hancurlah hidup wanita. Jadi Nagi berusaha menjaga jarak giru dari Gon yang memang suka touchy touchy hmmmmm.
Pintu Nagi diketuk lagi dan saat Nagi membukanya, itu adalah gadis yang kemarin bersama Gon, mahasiswi seni. Gadis itu kelihatan stress gitu mencari Gon kemana-mana dan bertanya pada Nagi apakah Nagi melihat Gon. Saat Gon muncul, gadis itu tampak lega dan mengajak Gon kembali. Nagi hanya diam saja saat keduanya meninggalkan kamarnya dan merasa kalau gadis tadi itu terlihat seperti zombie. Nagi jadi ingat kalau Gamon juga mengatakan ia sudah seperti zombie dan Nagi ke kamar mandi mengecek apakah dia benar-benar menjadi zombie.
Nagi melihat bayangannya di kaca dan berteriak kencang saat bayangan nenek lantai atas tiba-tiba muncul di kaca lol.
Keesokan harinya, nenek sedang senam pagi di depan rumah Nagi dan Nagi mengecek ke luar. Nenek meminta maaf semalam ia mengagetkan Nagi karena ia mendengar suara di bawah, ia pikir pencuri. Nagi keluarpagi hari untuk pertama kalinya setelah sekian lama, jadi cahaya matahari pagi membuatnya agak pusing. Nenek bingung karena Nagi kan bukan zombie. Dari kemarin ngomongin zombie, Nagi penasaran kalau di film-film jika manusia sudah berubah menjadi zombie, apakah ada cara kembali menjadi manusia dan nenek mengatakan nggak ada cara lain, setelah seseorang menjadi zombie, maka semuanya berakhir, manusia itu akan menjadi zombie selamanya.
Nagi shock mendengarnya karena ia tidak mau berakhir seperti itu.
Sementara itu, perasaan pribadi tidak mempengaruhi kinerja Gamon di kantor, ia melakukan pekerjaannya sebagai sales dengan baik. Ia bekerja bersama-sama dengan Madoka hari itu menjual penanak nasi. Madoka kemudian dipanggil oleh atasannya karena ia ingin memuji kerja Madoka yang merupakan top sales di cabang Osaka dan MAdoka menunjukkan kinerja yang baik di Tokyo. Saat Madoka berterima kasih sambil membungkuk, atasannya itu membelai rambut Madoka gitu, ewwwww.
Hal itu dilihat oleh trio mantan rekan kerja Nagi dulu yang dan bicara pada Madoka. Awalnya nada bersahabat sih bertanya apakah Madoka baik-baik saja diperlakukan seperti itu oleh atasan dan Madoka mengatakan hal itu tidak akan mempengaruhi pekerjaannya dan yang lain kaget seolah-olah Madoka mengatakan itu adalah perlakuan yang biasa ia dapatkan.
Mereka mengatakan kalau Madoka harus hati-hati karena Madoka punya wajah yang imut, pria-pria bisa salah paham pada Madoka dan akan menjadi bahan gosip kalau Madoka adalah penggoda pria alias genit. Madoka hanya tersenyum dan mengerti.
Sakamoto-san masih berusaha mencari pekerjaan yang cocok untuknya. Sakamoto-san punya background pendidikan yang bagus, lulusan Universitas Tokyo jurusan Hukum, entah kenapa dia belum juga mendapatkan pekerjaan. Saat akan pulang, Sakamoto-san mendapat telpon dari Nagi, tapi Sakamoto-san tidak mau menjawabnya sepertinya ia masih sakit hati karena pertengkarannya dengan Nagi waktu itu.
Nagi juga merasa bersalah dan ia sebenarnya paham kenapa Sakamoto-san tidak mau menjawab telponnya, ia yakin Sakamoto-san tidak mau berhubungan dengan zombie seperti dirinya lagi. Nagi saat itu pulang dari pasar dan melewati sebuah cafe dimana ia melihat ibu Urara sedang berkumpul bersama ibu-ibu lainnya. Sepertinya sih perkumpulan ibu-ibu yang anak-anaknya juga temenan gitu.
Tapi suasananya sangat tidak mengenakkan, karena ibu-ibu itu seperti merendahkan ibu Urara. Misalnya mereka mengatakan kalau kelakukan Urara nggak seperti anak gadis biasanya yang bisa berpengaruh pada anak mereka yang berteman dengan Urara, atau ibu Urara yang sibuk bekerja dan nggak bisa menghabiskan banyak waktu bersama Urara atau ibu Urara yang bajunya selalu nggak modis, kasihan Urara pasti malu.
Tapi ibu Urara cuma bisa tersenyum saja dan meminta maaf. Nagi merasa kalau ia harus menyelamatkan ibu Urara, tapi ia terlalu banyak mikir, apakah ia harus menolong, pura-pura nggak liat atau mengabaikan.
Karena kebanyakan mikir, Nagi kehilangan kesempatannya saat mobil yang parkir di dekat cafe itu tiba-tiba bergerak dan berhenti di depan cafe, memanggil ibu Urara apakah sudah selesai acara kumpul-kumpulnya. Semuanya bingung siapa pria itu dan ternyata pria itu adalah bawahan ibu Urara yang bekerja bersamanya. Sebenarnya ibu Urara sangat sibuk dan nggak sempat ikut acara kumpul-kumpul begini, tapi karena ia sering nggak ikut jadi hari ini ia datang, izin sebentar dari pekerjaannya. BAwahannya juga ikut agar ibu Urara bisa kembali dengan cepat. Ia sebenarnya juga mendengar pembicaraan tadi dan ia merasa kesal sekali, makanya ia dengan paksa menarik ibu Urara dari sana. Ibu Urara sampai harus meminta maaf berkali-kali.
Setelah ibu Urara pergi, mereka masih saja menggosipkan ibu Urara yang setelah suaminya meninggal harus bekerja di tempat suaminya bekerja dulu dan mereka kasihan pada Urara. Nagi kesal mendengar hal itu dan ingin mengatakan sesuatu, muka udah mantap, kata-kata udah diujung lidah nih, tapi pada akhirnya ia tak bisa mengatakan apapun, malah menanyakan dimana arah stasiun HAHAHHAHAAH.
Nagi kesal dengan dirinya sendiri dan saat ia merasa lemas, Urara muncul di hadapan Nagi. Urara benar-benar sangat menyukai Nagi. Teman-teman Urara juga lewat disana tapi hanya melewati Urara saja. Urara mengatakan kalau ibu teman-temannya meminta mereka jangan berteman dengannya, makanya mereka sudah tak bicara lagi. Nagi sedih mendengarnya.
Ibu-ibu yang tadi melihat Urara-chan dan menyapanya dengan manis. Beda banged sama perlakuan mereka pada ibu Urara. Mereka kasihan melihat Urara selalu diminta ibunya membeli kebutuhan sehari-hari karena ibunya sibuk dan pulang malam. Saat tahu kalau Nagi ternyata adalah tetangga Urara, salah satu ibu bahkan mendekati Nagi bertanya apakah Nagi mendengar suara-suara aneh dari sebelah kamarnya, misalnya penganiayaan anak. Nagi tentu saja terkejut mendengarnya, jadi ibu-ibu itu merasa karena ibu Urara sibuk, Urara sering dipukuli dll.
Urara kemudian menarik tangan Nagi dan mengajaknya ke suatu tempat, karena kalau pergi ke sana harus ada orang dewasa yang menemaninya. Ia juga mengajak ibu-ibu itu menemaninya. Dalam perjalanan, Urara menceritakan kalau dekat tempat tinggal mereka akan dibangun sebuah pusat perbelanjaan besar dan para ibu juga tahu, mereka sangat menantikan gedung itu selesai. Tempat yang dituju Urara ternyata adalah dimana pusat perbelanjaan itu dibangun. Urara ingin memperlihatkan pada ibu-ibu tukang gosip mengenai pekerjaan ibunya, karena ia merasa ibunya sangat keren saat bekerja.
Pekerjaan ibu Urara adalah pekerjaan yang berat dilakukan untuk wanita, ia sepertinya bos disana, mengendalikan alat berat dan juga material. Jadi ibu Urara memang sangag sibuk. Saat tahu Urara datang, ibu hanya bisa menyapa mereka sebentar karena ia harus kembali bekerja. Para ibu itu akhirnya hanya bisa terdiam sementara Nagi tersenyum bahagia melihat bagaimana Urara bangga pada pekerjaan ibunya dan tidak merasa malu.
Gamon dan 2 rekan kerja pria ada rapat, mereka menunggu Madoka yang mengambil bahan rapat. Saat Madoka belum ada disana, mereka menggosipkan mengenai Madoka yang punya reputasi buruk dikalangan pegawai wanita karena sikap Madoka seperti penggoda pria.
Gamon berkomentar kalau hal itu membuatnya ingin muntah dan yang lain juga setuju mengatakan kalau Madoka memang kelihatan cukup sugestif dalam menarik hati pria. Tapi Gamon memperbaiki kata-katanya, ia mengatakan kalau pembicaraan yang tidak produktif ini-lah yang membuatnya ingin muntah. Tak peduli bagaimana mata Madoka melihat pria, yang penting adalah kinerjanya. Madoka dipromosikan dari cabang Osaka karena kinerjanya baik. Gamon mengatakan kalau mereka nggak boleh terlalu rileks dan kalah oleh Madoka.
Madoka diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka.
Saat para ibu dan anak-anak akan pulang, Urara dan teman-temannya saling melambaikan tangan dan membuat Nagi bingung, padahal tadi Urara bilang mereka nggak boleh bicara. Urara mengatakan mereka tidak bicara kalau ada orang dewasa saja, kalau diam-diam, mereka masih berteman baik. Urara dan teman-temannya juga semakin dekat sejak Urara nggak bohong lagi mengenai rumah dan keadaannya, ia mengatakan kalau mereka lebih dewasa dari yang dipikirkan orang tua mereka, mereka bisa memilih teman mereka sendiri.
Urara mengatakan kalau ibunya terlihat sangat keren, jadi ia sama sekali tidak mengkhawatirkan apapun. Nagi setuju, ibu Urara sangat keren karena bisa berdiri di kaki sendiri, begitu juga dengan Urara yang bisa memilih teman sendiri. Nagi merasa kalau ia sangat tertinggal dari Urara dan ibunya. Saat angin berhembus, Nagi kemudian membuat sebuah keputusan mendadak. Nagi meminta maaf pada Urara karena ia harus segera pulang, ia merasa sedang ingin melakukan perjalanan.
Nagi kembali ke rumah mengantarkan belanjaannya, kemudian mengambil sepedanya dan mengayuhnya sekencang mungkin. Ia merasa ingin pergi ke tepi pantai tempat ia dan Gon pergi dulu, tapi kali ini hanya dia sendiri, dengan usaha sendiri, mengayuh dan berlari.
Dalam bayangan Nagi, setelah tiba di tepi pantai, Nagi ingin melepaskan semuanya, ia ingin kembali pada tujuan awalnya yaitu liburan panjang untuk dirinya sendiri. Ia sudah membayangkan melepas semuanya dengan melempar kunci yang diberikan Gon padanya.
Tapi kenyataannya, laut tidak sedekat itu. Nagi bahkan tersesat, nggak ada sinyal untuk melihat peta dan baterai HP habis. Parahnya lagi, Nagi terpeleset dan jatuh, kakinya terluka. Hari sudah sangat malam, tidak ada siapapun, Nagi juga nggak tahu dia ada dimana, ia ketakutan sambil mengiring sepeda dengan kakinya yang terluka.
Lalu takdir membawa Nagi ke sebuah bar bernama SNACK BLUE, itu adalah bar kedua milik mama yang baru dibuka. Nagi masuk ke bar itu dan disambut oleh An-chan yang senang karena Nagi adalah pelanggan pertama mereka. Nagi meminta maaf karena dia bukan pelanggan, ia tidak bisa minum karena ia harus naik sepeda. Ia masuk ke bar itu cuma karena ingin tanya jalan.
Mama tiba-tiba keluar dan karena mendengar Nagi bukan pelanggan, ia menyuruh Nagi pulang HAHAAHAHHA. Nagi takut pada mama dan meminta maaf.
An kemudian melihat luka di kaki Nagi dan mama tipe yang nggak bisa memlihat orang lain terluka, akhirnya ia merawat luka Nagi meski ia menyinggung Nagi bukan pelanggan tapi pencuri arus listrik, lol, karena Nagi sempat mengecas HP disana. Nagi merasa nggak enak dan akhirnya memesan minuman non alkohol.
Mama bertanya dimana Nagi tinggal dan Nagi mengatakan ia dari Tachikawa. Mama merasa belakangan mereka sering mendengar mengenai tempat itu (LOL, dari Gamon lah ya HAHAHAH).
Mama mengatakan ia akan memanggilkan taksi untuk Nagi agar ia bisa segera pulang, tapi Nagi menolak. Ia tidak bisa pulang sekarang, karena jika ia pulang, ia akan kembali pada dirinya yang lama, seorang zombie.
Sementara itu di rumah Gon, mahasiswi itu benar-benar sudah jadi zombie, stress karena dia terus kepikiran Gon dan kali ini ia bahkan akan melukai Gon dengan pena. Awalnya ia ingin melukai wajah Gon, tapi Gon dengan tenang mengajak gadis itu bicara dan penanya akhirnya menusuk tangan Gon. Saat itu Gon masih bersyukur karena pena-nya nggak rusak dan mengembalikan pada gadis itu. Gadis itu bingung kenapa Gon baik sekali padanya dan ia sudah tidak tahan lagi. Ia bahkan nggak bisa melukis hal yang ia sukai lagi karena pikirannya dipenuhi oleh Gon. Jia ia bersama Gon, ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
GAdis itu mengembalikan kunci rumah yang diberikan Gon padanya dan mengatakan kalau ia tidak akan menemui Gon lagi. Gon mengatakan kalau ia merasa kesepian tapi gadis itu mengatakan Gon berbohong. Gadis itu menangis memeluk Gon, mengatakan kalau Gon adalah pria yang tidak berperasaan.
Nagi menceritakan masalahnya pada mama dan An, bahwa ia jatuh cinta pada seorang playboy, ia patah hati dan ingin mengakhiri semuanya dengan melakukan perjalalanan ke tepi laut tempat ia dan pria itu pernah pergi.
Mama mengatakan kalau Nagi seperti mereka yang mencari kebahagiaan kesana kemari, pada akhirnya kebahagiaan yang mereka cari sebanarnya ada di rumah. Nagi mengatakan kalau mereka yang melakukan itu pasti punya arti yang mendalam, dan beda dengannya. Ia malu mengatakan hal ini, tapi dulu ia adalah tipe yang jika melihat temannya mengupload foto perjalanan mereka di SNS, ia akan nge-like postingannya sambil berfikir 'so?', 'kau tidak akan mengubah apapun sejauh mana kau pergi', 'bukankah ini nggak ada gunanya'.
An berkomentar kalau Nagi punya kepribadian yang buruk. Tapi Nagi mengatakan ia juga berfikir mereka yang bisa melakukan perjalanan seperti itu sangat hebat, meskipun sekarang ia 28 tahun dan pengangguran. Sebelumnya ia tak pernah punya pikiran untuk pergi ke suatu tempat sendiri. Ia selalu berjalan dengan mengikuti orang lain. Ia tahu ia sangat memalukan , ia bahkan mengatakan pada pacarnya kalau ia ingin berenang sendirian sekarang. Tapi setelah ia mengatakan itu, ia malah kembali berenang dengan mengikuti orang lain lagi. Karena itu sekarang, dengan keinginannya sendiri, dengan kakinya sendiri, ia akan pergi ke laut itu.
Mama sempat berkaca-kaca mendengarkan cerita Nagi. Ia menyiapkan makanan untuk Nagi, ia juga menyiapkan peta untuk Nagi, karena perjalanan panjang Nagi masih jauh, jika Nagi ingin pergi maka Nagi harus isi perut dulu. Nagi terharu karena kebaikan mama.
Keesokan harinya, Nagi melanjutkan perjalanan dengan sepedanya. Ia tiba di tepi laut saat sudah siang dan ia merasa laut itu nggak seindah seperti saat pertama kali ia datang. Nagi menarik nafas panjang dan ia merasa sudah puas.
Gon dan 3 temannya sedang di koin laundry, Gon menatap kunci rumah yang dikembalikan mahasiswi itu. Teman-temannya menasehati Gon karena sampai berapa korban lagi baru Gon puas dengan sifatnya yang seperti itu. Mereka ingin Gon sadar diri mulai dari sekarang, jangan terlalu mudah bersikap baik pada orang lain. Bahkan pada tanaman pare di beranda Gon, Gon nggak bisa membiarkannya mati, makanya ia siram setiap pagi dan tumbuh jadi begitu.
Eri mengatakan Gon itu terlalu baik, selalu mengatakan cute pada setiap gadis dan akhirnya gadis-gadis itu minta lebih. Gon hanya mendesah mengatakan para gadis itu cute dan menarik, makanya ia ingin bersikap baik pada mereka. Ia bertanya-tanya kenapa ia tidak boleh melakukan hal seperti itu.
Nagi kembali ke rumah sore harinya dan ia langsung tiduran di lantai karena ia kangen rumahnya, ia baru tahu betapa berharaganya rumahnya itu setelah berpisah beberapa hari.
Tapi ia tak bisa bermalas-malasan lagi. Nagi mulai membuka jendelanya, merasakan angin sore itu. Kemudian mengambil plastik sampah dan membuang semua sampah yang ada, merapikan buku komik yang ia pinjam dari Sakamoto-san, menyirami tanaman kacangnya, memasak roti, menjahit jins-nya yang robek dan lain-lain.
Nagi kemudian menemui Gon dan mengembalikan kunci rumah yang diberikan oleh Gon. Ia ingin mereka berhenti melihat satu sama lain seperti waktu itu, saat ia bersama Gon, suasananya jadi sangat menyenangkan tapi saat Gon tidak ada ia tidak bisa bernafas. Gon mengerti.
Nagi mengatakan kalau baginya Gon adalah....
Belum sempat Nagi mengatakan lanjutannya, Gon memotong mengatakan pria bajungan beracun yang tidak bisa melakukan apapun (julukan Eri padanya)
Tapi Nagi mengatakan baginya Gon adalah seperti roti isi. Gon bingung. Nagi memberikan roti isi yang ia buat pada Gon dan mencoba mencerna kenapa Nagi mengatakan ia seperti roti isi.
Nagi mengatakan roti isi bisa diisi berbagai macam isian, kismis, keju, wijen, cokelat, kacang dan bahkan sayuran. Baginya Gon benar-benar seperti roti isi, setiap kali mencoba satu, ia selalu penasaran dengan isi apa yang akan ia dapatkan selanjutnya. Meskipun ia tahu ia akan gendut jika ia terus memakannya tapi ia tak bisa berhenti. Baginya, Gon yang sekarang terlalu enak untuknya.
Gon terdiam karena ia bingung, ia tak mengerti apa yang dibicarakan Nagi HAHAHAAHAHA.
Gon mendekati Nagi dan mengatakan jika rotinya memang enak, Nagi bisa memakan sebanyak yang ia inginkan kapanpun. Dan lagi Nagi tidak gendut, meskipun Nagi gendut Nagi tetap cute.
Gon menyentuh wajah Nagi dan Nagi berusaha untuk menghentikan Gon karena bisa gawat kalau sampai ia tergoda lagi. Nagi mencoba mencari contoh yang lain. Kali ini ia menggunakan anak SMP sebagai contoh, misalnya dimatanya Gon adalah anak SMP yang sangat seksi yang tinggal di sebelah rumahnya. Dalam kepala Nagi Gon = anak SMP = roti isi yang minta dimakan.
Gon kaget bertanya apakah dimata Nagi ia terlihat seperti anak SMP, Nagi membenarkan mengatakan anak SMP dengan sailor-fuku, tubuh yang seksi. Gon mencoba mencerna maksud Nagi itu dan akhirnya ia mengatakan kalau Nagi tidak boleh memakan anak SMP itu, Nagi bisa ditangkap polisi dan hidup Nagi akan menderita.
Nagi senang karena Gon akhirnya mengerti HAHAHHAHAHAHAH. Meksipun perumpamaannya aneh, setidaknya Gon mengerti inti maksud Nagi itu adalah NAgi nggak bisa punya hubungan seperti itu dengan Gon lagi.
Tapi Nagi mengatakan mereka akan kembali seperti dulu, hanya tetangga dekat yang saling membantu. Gon mengerti.
Nagi berangkat untuk mencari kerja dan Gon masih di halaman makan roti isi buatan Nagi. Isi yang ia temukan adalah pare. LOL.
Dan Gon teringat saat dulu Nagi membawakannya pare dengan biji merah yang manis, saat Nagi main bola dengan kertas plastik, piknik mereka di taman, saat mereka makan bersama, main kartu, dan lain-lain.
Gon terseyum mengingat hal itu dan ia menyentuh dadanya, karena Gon merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Gamon dan tim-nya yang rapat tadi akan pergi ke suatu tempat. Gon masuk ke mobil duluan, kemudian baru Madoka. Yang dua lagi masih dalam perjalanan menuju mobil.
Madoka bertanya pada Gamon apa yang Gamon pikirkan mengenai wanita yang selalu dipanggil sebagai wanita cantik penggoda kemanapun ia pergi?
Gamon berfikir cukup lama dan mengatakan bukankah itu lebih baik dari pada dipanggil wanita jelek?
Madoka terkejut dan menatap Gamon. Lalu dua teman mereka datang. Satu duduk di depan dan satu lagi disamping Madoka, jadi Madoka harus geser lebih dekat ke Gamon.
Saat itu tangan kiri Gamon ada di kursi dan bersentuhan dengan tangan kanan Madoka. Gamon menyadari itu dan menggeser tangannya. Tapi semakin digeser, tangan Madoka semakin dekat. Bukan cuma itu, Madoka sengaja menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Gamon dan bahkan mengaitkannya. HAHAHAHAHA.
Gamon sempat bingung, dalam hatinya ia berkata, Hm? Hmmmmm? Oooooooh. Jadi begitu. Jadi begitu!
HAHAHHAAHHAHAHAHAHAHA. Gue kirain lu bukan penggoda dek!
Sakamoto-san akhirnya mendapatkan pekerjaan. Sayangnya suasana kerjanya nggak seperti yang ia bayangkan, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, ia yang memperkenalkan diri bahkan nggak dipedulikan. Ewwww, Sakamoto-san, apakah kamu yakin bisa bertahan disana?
Sementara itu, Nagi juga berhasil mendapatkan pekerjaan. Mama menghubungi Nagi untuk bekerja di bar kedua miliknya dan Nagi dengan senang hati menerima pekerjaan itu. Di bar mama, Nagi bekerja sebagai pelayan.
Hari itu adalah pembukaan bar milik mama dan mereka mendapatkan banyak pelanggan dan kiriman bunga. Salah satunya adalah dari Gamon.
Lalu malam itu, Gamon dan Madoka datang ke bar baru mama sambil bergandegan tangan. Nagi terkejut melihat Gamon.
Komentar:
Madoka ini dimana Gamon adalah Nagi versi sempurna seperti yang ia harapkan. Gamon melihat bayangan Nagi diwajah Madoka, tapi sifat mereka berbeda dan kebetulan MAdoka punya sifat yang diinginkan Gamon ada pada Nagi, misalnya rasa percaya diri dan tidak terlalu membaca situasi.
Aku awalnya kasihan melihat Madoka dianggap penggoda pria oleh rekan kerja wanitanya, juga digosipkan oleh rekan pria. Aku merasa kalau Madoka bukan tipe yang seperti itu. Tapi eh tapi... ternyataaaaaa, mungkin Madoka melakukannya cuma sama Gamon aja karena sejak awal Madoka memang tertarik pada Gamon, tapi pandangan aku langsung berubah HAHAHHAHAHAHAHAHA.
Madoka juga penggoda wkwkwkkwkw.
Gamon memang sudah memutuskan untuk move on, jadi ini kesempatan yang bagus baginya untuk memulai hubungan baru, apalagi dengan wanita idealnya, Madoka. Mana udah gandengan tangan pula, perkembangan hubungannya cepat.
Tapi apakah Gamon yakin yang ia sukai adalah MAdoka, bukan karena ia mencari sosok sempurna Nagi pada diri orang lain? Karena meskipun seseorang itu tipe ideal banged, tapi hati tetap pada yang lain, tetap nggak akan lancar hubungannya.
Aku merasa kalau Gamon dan Nagi memang jodoh sih, soalnya mereka terus ketemu aja, takdir selalu mempertemukan mereka berdua. Mungkin karena drama kali ya HAHAHAAHHAHA.
Aku lega karena di episode 5 ini Nagi berubah. Aku sangat kesal pada Nagi di episode 4 yang terlalu terpengaruh pada Gon dan Gon justru menjadi pengaruh buruk padanya. Syukur Nagi bisa lepas dari Gon di episode 5 ini, itupun karena pengaruh kata-kata Gamon yang memanggilnya Zombie HAHAHHAHA. Bener sih, sejak sama Gon, hidup Nagi jadi nggak sehat, dia selalu makan makanan luar, cemilan, nggak bia tidur nyenyak, nggak mau keluar pagi, selalu keluar malam. Nggak disangka Gon yang manis itu ternyata memberi pengaruh buruk pada wanita. Makanya Eri mengatakan habis sudah kalau terlalu kecanduan sama sikap manis Gon.
Gon juga sepertinya nggak sadar dia menyakiti para wanita, karena yang ada dipikirannya adalah ia ingin bersikap baik pada wanita yang cute dan menarik perhatiannya. Bahaya memang tipe pria seperti itu. HAHHAHAHAHAHAHA. Tipe pria yang nggak bisa jaga jarak.
Tapi Gon sepertinya sudah merasakan hal yang berbeda pada Nagi, mungkin hatinya berdebar untuk Nagi dan Gon benar-benar jatuh cinta pada Nagi?
Sinopsis Nagi's Long Vacation Episode 5
Perengkaran itu dilihat oleh Urara-chan dan ibunya yang baru keluar dari mini market. Melihat Gamon dan Nagi bertengkar, Urara datang menyelamatkan NAgi dengan mendorong Gamon hingga terjatuh dan berteriak pada Gamon untuk tidak membully Nagi. Urara bahkan memukul Gamon dan ibu Urara harus menghentikan puterinya sambil meminta maaf. Lucunya, Gamon kayaknya jatuh cukup keras dan nggak bisa gerak, sampai ia mengeluarkan tanda pause HAHAHAHHAHAHHA.
Setelah ibu Urara memindahkan Urara ke futon, Ibu Urara ingin mengobrol dengan Nagi, bahkan menyediakan alkohol jika Nagi kesulitan curhat saat sadar.
Nagi mengatakan kalau pria itu adalah mantan pacarnya dan Ibu Urara merasa kalau ia pernah melihat pria itu dulu di stasiun, memangis sambil berjalan, muka pria itu penuh air mata. Tapi Nagi mengatakan mungkin Ibu Urara salah orang, karena Gamon bukan tipe seperti itu. Ternyata bagi Nagi, Gamon adalah tipe pria yang tidak akan menunjukkan emosi manusia, atau tidak akan mengeluarkan sesuatu dari tubuh, misalnya air mata atau darah LOL.
Ibu Urara akhirnya mengerti dan berfikir mungkin ia salah orang, tapi melihat dari kejadian tadi sepertinya pria itu sangat mengkhawatirkan Nagi. Tapi Nagi mengatakan itu tidak mungkin.
Nagi kembali ke rumahnya dan melihat rumahnya yang berantakan. Westafel penuh dengan sampah, futon tidak dirapikan, pokoknya berantakan banged. Saat masih berfikir, tiba-tiba pintu rumah Nagi diketuk dan itu adalah Gon. Nagi panik menyuruh Gon masuk, ia bingung karena rumahnya berantakan dan menyuruh Gon duduk karena ia akan membuatkan teh. Tapi Gon langsung memeluk Nagi dari belakang, ia meminta maaf pada Nagi karena ia melupakan janjinya dengan Nagi padahal Nagi sudah memasak untuknya. Hari itu ia punya banyak rencana makanya ia lupa. Tapi Gon ini memang nggak bisa sedikit saja membaca situasi, dia langsung mengajak Nagi untuk jalan-jalan keluar karena sehabis hujan langit cerah, ada banyak bintang, ia ingin melihatnya bersama Nagi.
Nagi ingin mengatakan sesuatu, mungkin ingin menolak tapi ia tak bisa mengatakannya. Gon mendekati Nagi dan mencium aroma harum jadi ia tahu Nagi habis mandi dan ia pikir sebaiknya Nagi memang langsung tidur saja. Nagi ingat kata-kata Eri yang mengatakan kalau sampai addicted saam Gon, maka hancurlah hidup wanita. Jadi Nagi berusaha menjaga jarak giru dari Gon yang memang suka touchy touchy hmmmmm.
Pintu Nagi diketuk lagi dan saat Nagi membukanya, itu adalah gadis yang kemarin bersama Gon, mahasiswi seni. Gadis itu kelihatan stress gitu mencari Gon kemana-mana dan bertanya pada Nagi apakah Nagi melihat Gon. Saat Gon muncul, gadis itu tampak lega dan mengajak Gon kembali. Nagi hanya diam saja saat keduanya meninggalkan kamarnya dan merasa kalau gadis tadi itu terlihat seperti zombie. Nagi jadi ingat kalau Gamon juga mengatakan ia sudah seperti zombie dan Nagi ke kamar mandi mengecek apakah dia benar-benar menjadi zombie.
Nagi melihat bayangannya di kaca dan berteriak kencang saat bayangan nenek lantai atas tiba-tiba muncul di kaca lol.
Nagi shock mendengarnya karena ia tidak mau berakhir seperti itu.
Hal itu dilihat oleh trio mantan rekan kerja Nagi dulu yang dan bicara pada Madoka. Awalnya nada bersahabat sih bertanya apakah Madoka baik-baik saja diperlakukan seperti itu oleh atasan dan Madoka mengatakan hal itu tidak akan mempengaruhi pekerjaannya dan yang lain kaget seolah-olah Madoka mengatakan itu adalah perlakuan yang biasa ia dapatkan.
Mereka mengatakan kalau Madoka harus hati-hati karena Madoka punya wajah yang imut, pria-pria bisa salah paham pada Madoka dan akan menjadi bahan gosip kalau Madoka adalah penggoda pria alias genit. Madoka hanya tersenyum dan mengerti.
Sakamoto-san masih berusaha mencari pekerjaan yang cocok untuknya. Sakamoto-san punya background pendidikan yang bagus, lulusan Universitas Tokyo jurusan Hukum, entah kenapa dia belum juga mendapatkan pekerjaan. Saat akan pulang, Sakamoto-san mendapat telpon dari Nagi, tapi Sakamoto-san tidak mau menjawabnya sepertinya ia masih sakit hati karena pertengkarannya dengan Nagi waktu itu.
Nagi juga merasa bersalah dan ia sebenarnya paham kenapa Sakamoto-san tidak mau menjawab telponnya, ia yakin Sakamoto-san tidak mau berhubungan dengan zombie seperti dirinya lagi. Nagi saat itu pulang dari pasar dan melewati sebuah cafe dimana ia melihat ibu Urara sedang berkumpul bersama ibu-ibu lainnya. Sepertinya sih perkumpulan ibu-ibu yang anak-anaknya juga temenan gitu.
Tapi suasananya sangat tidak mengenakkan, karena ibu-ibu itu seperti merendahkan ibu Urara. Misalnya mereka mengatakan kalau kelakukan Urara nggak seperti anak gadis biasanya yang bisa berpengaruh pada anak mereka yang berteman dengan Urara, atau ibu Urara yang sibuk bekerja dan nggak bisa menghabiskan banyak waktu bersama Urara atau ibu Urara yang bajunya selalu nggak modis, kasihan Urara pasti malu.
Tapi ibu Urara cuma bisa tersenyum saja dan meminta maaf. Nagi merasa kalau ia harus menyelamatkan ibu Urara, tapi ia terlalu banyak mikir, apakah ia harus menolong, pura-pura nggak liat atau mengabaikan.
Setelah ibu Urara pergi, mereka masih saja menggosipkan ibu Urara yang setelah suaminya meninggal harus bekerja di tempat suaminya bekerja dulu dan mereka kasihan pada Urara. Nagi kesal mendengar hal itu dan ingin mengatakan sesuatu, muka udah mantap, kata-kata udah diujung lidah nih, tapi pada akhirnya ia tak bisa mengatakan apapun, malah menanyakan dimana arah stasiun HAHAHHAHAAH.
Nagi kesal dengan dirinya sendiri dan saat ia merasa lemas, Urara muncul di hadapan Nagi. Urara benar-benar sangat menyukai Nagi. Teman-teman Urara juga lewat disana tapi hanya melewati Urara saja. Urara mengatakan kalau ibu teman-temannya meminta mereka jangan berteman dengannya, makanya mereka sudah tak bicara lagi. Nagi sedih mendengarnya.
Urara kemudian menarik tangan Nagi dan mengajaknya ke suatu tempat, karena kalau pergi ke sana harus ada orang dewasa yang menemaninya. Ia juga mengajak ibu-ibu itu menemaninya. Dalam perjalanan, Urara menceritakan kalau dekat tempat tinggal mereka akan dibangun sebuah pusat perbelanjaan besar dan para ibu juga tahu, mereka sangat menantikan gedung itu selesai. Tempat yang dituju Urara ternyata adalah dimana pusat perbelanjaan itu dibangun. Urara ingin memperlihatkan pada ibu-ibu tukang gosip mengenai pekerjaan ibunya, karena ia merasa ibunya sangat keren saat bekerja.
Pekerjaan ibu Urara adalah pekerjaan yang berat dilakukan untuk wanita, ia sepertinya bos disana, mengendalikan alat berat dan juga material. Jadi ibu Urara memang sangag sibuk. Saat tahu Urara datang, ibu hanya bisa menyapa mereka sebentar karena ia harus kembali bekerja. Para ibu itu akhirnya hanya bisa terdiam sementara Nagi tersenyum bahagia melihat bagaimana Urara bangga pada pekerjaan ibunya dan tidak merasa malu.
Gamon berkomentar kalau hal itu membuatnya ingin muntah dan yang lain juga setuju mengatakan kalau Madoka memang kelihatan cukup sugestif dalam menarik hati pria. Tapi Gamon memperbaiki kata-katanya, ia mengatakan kalau pembicaraan yang tidak produktif ini-lah yang membuatnya ingin muntah. Tak peduli bagaimana mata Madoka melihat pria, yang penting adalah kinerjanya. Madoka dipromosikan dari cabang Osaka karena kinerjanya baik. Gamon mengatakan kalau mereka nggak boleh terlalu rileks dan kalah oleh Madoka.
Madoka diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka.
Urara mengatakan kalau ibunya terlihat sangat keren, jadi ia sama sekali tidak mengkhawatirkan apapun. Nagi setuju, ibu Urara sangat keren karena bisa berdiri di kaki sendiri, begitu juga dengan Urara yang bisa memilih teman sendiri. Nagi merasa kalau ia sangat tertinggal dari Urara dan ibunya. Saat angin berhembus, Nagi kemudian membuat sebuah keputusan mendadak. Nagi meminta maaf pada Urara karena ia harus segera pulang, ia merasa sedang ingin melakukan perjalanan.
Nagi kembali ke rumah mengantarkan belanjaannya, kemudian mengambil sepedanya dan mengayuhnya sekencang mungkin. Ia merasa ingin pergi ke tepi pantai tempat ia dan Gon pergi dulu, tapi kali ini hanya dia sendiri, dengan usaha sendiri, mengayuh dan berlari.
Tapi kenyataannya, laut tidak sedekat itu. Nagi bahkan tersesat, nggak ada sinyal untuk melihat peta dan baterai HP habis. Parahnya lagi, Nagi terpeleset dan jatuh, kakinya terluka. Hari sudah sangat malam, tidak ada siapapun, Nagi juga nggak tahu dia ada dimana, ia ketakutan sambil mengiring sepeda dengan kakinya yang terluka.
Lalu takdir membawa Nagi ke sebuah bar bernama SNACK BLUE, itu adalah bar kedua milik mama yang baru dibuka. Nagi masuk ke bar itu dan disambut oleh An-chan yang senang karena Nagi adalah pelanggan pertama mereka. Nagi meminta maaf karena dia bukan pelanggan, ia tidak bisa minum karena ia harus naik sepeda. Ia masuk ke bar itu cuma karena ingin tanya jalan.
Mama tiba-tiba keluar dan karena mendengar Nagi bukan pelanggan, ia menyuruh Nagi pulang HAHAAHAHHA. Nagi takut pada mama dan meminta maaf.
Mama bertanya dimana Nagi tinggal dan Nagi mengatakan ia dari Tachikawa. Mama merasa belakangan mereka sering mendengar mengenai tempat itu (LOL, dari Gamon lah ya HAHAHAH).
Mama mengatakan ia akan memanggilkan taksi untuk Nagi agar ia bisa segera pulang, tapi Nagi menolak. Ia tidak bisa pulang sekarang, karena jika ia pulang, ia akan kembali pada dirinya yang lama, seorang zombie.
GAdis itu mengembalikan kunci rumah yang diberikan Gon padanya dan mengatakan kalau ia tidak akan menemui Gon lagi. Gon mengatakan kalau ia merasa kesepian tapi gadis itu mengatakan Gon berbohong. Gadis itu menangis memeluk Gon, mengatakan kalau Gon adalah pria yang tidak berperasaan.
Mama mengatakan kalau Nagi seperti mereka yang mencari kebahagiaan kesana kemari, pada akhirnya kebahagiaan yang mereka cari sebanarnya ada di rumah. Nagi mengatakan kalau mereka yang melakukan itu pasti punya arti yang mendalam, dan beda dengannya. Ia malu mengatakan hal ini, tapi dulu ia adalah tipe yang jika melihat temannya mengupload foto perjalanan mereka di SNS, ia akan nge-like postingannya sambil berfikir 'so?', 'kau tidak akan mengubah apapun sejauh mana kau pergi', 'bukankah ini nggak ada gunanya'.
An berkomentar kalau Nagi punya kepribadian yang buruk. Tapi Nagi mengatakan ia juga berfikir mereka yang bisa melakukan perjalanan seperti itu sangat hebat, meskipun sekarang ia 28 tahun dan pengangguran. Sebelumnya ia tak pernah punya pikiran untuk pergi ke suatu tempat sendiri. Ia selalu berjalan dengan mengikuti orang lain. Ia tahu ia sangat memalukan , ia bahkan mengatakan pada pacarnya kalau ia ingin berenang sendirian sekarang. Tapi setelah ia mengatakan itu, ia malah kembali berenang dengan mengikuti orang lain lagi. Karena itu sekarang, dengan keinginannya sendiri, dengan kakinya sendiri, ia akan pergi ke laut itu.
Mama sempat berkaca-kaca mendengarkan cerita Nagi. Ia menyiapkan makanan untuk Nagi, ia juga menyiapkan peta untuk Nagi, karena perjalanan panjang Nagi masih jauh, jika Nagi ingin pergi maka Nagi harus isi perut dulu. Nagi terharu karena kebaikan mama.
Eri mengatakan Gon itu terlalu baik, selalu mengatakan cute pada setiap gadis dan akhirnya gadis-gadis itu minta lebih. Gon hanya mendesah mengatakan para gadis itu cute dan menarik, makanya ia ingin bersikap baik pada mereka. Ia bertanya-tanya kenapa ia tidak boleh melakukan hal seperti itu.
Tapi ia tak bisa bermalas-malasan lagi. Nagi mulai membuka jendelanya, merasakan angin sore itu. Kemudian mengambil plastik sampah dan membuang semua sampah yang ada, merapikan buku komik yang ia pinjam dari Sakamoto-san, menyirami tanaman kacangnya, memasak roti, menjahit jins-nya yang robek dan lain-lain.
Nagi kemudian menemui Gon dan mengembalikan kunci rumah yang diberikan oleh Gon. Ia ingin mereka berhenti melihat satu sama lain seperti waktu itu, saat ia bersama Gon, suasananya jadi sangat menyenangkan tapi saat Gon tidak ada ia tidak bisa bernafas. Gon mengerti.
Nagi mengatakan kalau baginya Gon adalah....
Belum sempat Nagi mengatakan lanjutannya, Gon memotong mengatakan pria bajungan beracun yang tidak bisa melakukan apapun (julukan Eri padanya)
Tapi Nagi mengatakan baginya Gon adalah seperti roti isi. Gon bingung. Nagi memberikan roti isi yang ia buat pada Gon dan mencoba mencerna kenapa Nagi mengatakan ia seperti roti isi.
Nagi mengatakan roti isi bisa diisi berbagai macam isian, kismis, keju, wijen, cokelat, kacang dan bahkan sayuran. Baginya Gon benar-benar seperti roti isi, setiap kali mencoba satu, ia selalu penasaran dengan isi apa yang akan ia dapatkan selanjutnya. Meskipun ia tahu ia akan gendut jika ia terus memakannya tapi ia tak bisa berhenti. Baginya, Gon yang sekarang terlalu enak untuknya.
Gon terdiam karena ia bingung, ia tak mengerti apa yang dibicarakan Nagi HAHAHAAHAHA.
Gon menyentuh wajah Nagi dan Nagi berusaha untuk menghentikan Gon karena bisa gawat kalau sampai ia tergoda lagi. Nagi mencoba mencari contoh yang lain. Kali ini ia menggunakan anak SMP sebagai contoh, misalnya dimatanya Gon adalah anak SMP yang sangat seksi yang tinggal di sebelah rumahnya. Dalam kepala Nagi Gon = anak SMP = roti isi yang minta dimakan.
Gon kaget bertanya apakah dimata Nagi ia terlihat seperti anak SMP, Nagi membenarkan mengatakan anak SMP dengan sailor-fuku, tubuh yang seksi. Gon mencoba mencerna maksud Nagi itu dan akhirnya ia mengatakan kalau Nagi tidak boleh memakan anak SMP itu, Nagi bisa ditangkap polisi dan hidup Nagi akan menderita.
Nagi senang karena Gon akhirnya mengerti HAHAHHAHAHAHAH. Meksipun perumpamaannya aneh, setidaknya Gon mengerti inti maksud Nagi itu adalah NAgi nggak bisa punya hubungan seperti itu dengan Gon lagi.
Tapi Nagi mengatakan mereka akan kembali seperti dulu, hanya tetangga dekat yang saling membantu. Gon mengerti.
Dan Gon teringat saat dulu Nagi membawakannya pare dengan biji merah yang manis, saat Nagi main bola dengan kertas plastik, piknik mereka di taman, saat mereka makan bersama, main kartu, dan lain-lain.
Gon terseyum mengingat hal itu dan ia menyentuh dadanya, karena Gon merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Madoka bertanya pada Gamon apa yang Gamon pikirkan mengenai wanita yang selalu dipanggil sebagai wanita cantik penggoda kemanapun ia pergi?
Gamon berfikir cukup lama dan mengatakan bukankah itu lebih baik dari pada dipanggil wanita jelek?
Madoka terkejut dan menatap Gamon. Lalu dua teman mereka datang. Satu duduk di depan dan satu lagi disamping Madoka, jadi Madoka harus geser lebih dekat ke Gamon.
Saat itu tangan kiri Gamon ada di kursi dan bersentuhan dengan tangan kanan Madoka. Gamon menyadari itu dan menggeser tangannya. Tapi semakin digeser, tangan Madoka semakin dekat. Bukan cuma itu, Madoka sengaja menyentuhkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Gamon dan bahkan mengaitkannya. HAHAHAHAHA.
Gamon sempat bingung, dalam hatinya ia berkata, Hm? Hmmmmm? Oooooooh. Jadi begitu. Jadi begitu!
HAHAHHAAHHAHAHAHAHAHA. Gue kirain lu bukan penggoda dek!
Sakamoto-san akhirnya mendapatkan pekerjaan. Sayangnya suasana kerjanya nggak seperti yang ia bayangkan, semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, ia yang memperkenalkan diri bahkan nggak dipedulikan. Ewwww, Sakamoto-san, apakah kamu yakin bisa bertahan disana?
Sementara itu, Nagi juga berhasil mendapatkan pekerjaan. Mama menghubungi Nagi untuk bekerja di bar kedua miliknya dan Nagi dengan senang hati menerima pekerjaan itu. Di bar mama, Nagi bekerja sebagai pelayan.
Hari itu adalah pembukaan bar milik mama dan mereka mendapatkan banyak pelanggan dan kiriman bunga. Salah satunya adalah dari Gamon.
Lalu malam itu, Gamon dan Madoka datang ke bar baru mama sambil bergandegan tangan. Nagi terkejut melihat Gamon.
-To Be Continued-
Komentar:
Madoka ini dimana Gamon adalah Nagi versi sempurna seperti yang ia harapkan. Gamon melihat bayangan Nagi diwajah Madoka, tapi sifat mereka berbeda dan kebetulan MAdoka punya sifat yang diinginkan Gamon ada pada Nagi, misalnya rasa percaya diri dan tidak terlalu membaca situasi.
Aku awalnya kasihan melihat Madoka dianggap penggoda pria oleh rekan kerja wanitanya, juga digosipkan oleh rekan pria. Aku merasa kalau Madoka bukan tipe yang seperti itu. Tapi eh tapi... ternyataaaaaa, mungkin Madoka melakukannya cuma sama Gamon aja karena sejak awal Madoka memang tertarik pada Gamon, tapi pandangan aku langsung berubah HAHAHHAHAHAHAHAHA.
Madoka juga penggoda wkwkwkkwkw.
Gamon memang sudah memutuskan untuk move on, jadi ini kesempatan yang bagus baginya untuk memulai hubungan baru, apalagi dengan wanita idealnya, Madoka. Mana udah gandengan tangan pula, perkembangan hubungannya cepat.
Tapi apakah Gamon yakin yang ia sukai adalah MAdoka, bukan karena ia mencari sosok sempurna Nagi pada diri orang lain? Karena meskipun seseorang itu tipe ideal banged, tapi hati tetap pada yang lain, tetap nggak akan lancar hubungannya.
Aku merasa kalau Gamon dan Nagi memang jodoh sih, soalnya mereka terus ketemu aja, takdir selalu mempertemukan mereka berdua. Mungkin karena drama kali ya HAHAHAAHHAHA.
Aku lega karena di episode 5 ini Nagi berubah. Aku sangat kesal pada Nagi di episode 4 yang terlalu terpengaruh pada Gon dan Gon justru menjadi pengaruh buruk padanya. Syukur Nagi bisa lepas dari Gon di episode 5 ini, itupun karena pengaruh kata-kata Gamon yang memanggilnya Zombie HAHAHHAHA. Bener sih, sejak sama Gon, hidup Nagi jadi nggak sehat, dia selalu makan makanan luar, cemilan, nggak bia tidur nyenyak, nggak mau keluar pagi, selalu keluar malam. Nggak disangka Gon yang manis itu ternyata memberi pengaruh buruk pada wanita. Makanya Eri mengatakan habis sudah kalau terlalu kecanduan sama sikap manis Gon.
Gon juga sepertinya nggak sadar dia menyakiti para wanita, karena yang ada dipikirannya adalah ia ingin bersikap baik pada wanita yang cute dan menarik perhatiannya. Bahaya memang tipe pria seperti itu. HAHHAHAHAHAHAHA. Tipe pria yang nggak bisa jaga jarak.
Tapi Gon sepertinya sudah merasakan hal yang berbeda pada Nagi, mungkin hatinya berdebar untuk Nagi dan Gon benar-benar jatuh cinta pada Nagi?
0 komentar:
Posting Komentar