Di episode 10 ini aku bahkan nggak nggak menyadari kalau He Mei nggak masuk sekolah setelah kejadian itu sampai Hua Biao menerima suratnya HAHAHHAHAH. Maafkan aku He Mei.
Di episode ini masalah Hua Biao diperlihatkan kembali dan bagaimana ia berusaha agar masalah pribadinya nggak diketahui orang lain atau berusaha menghindari topik itu. Ia tidak ingin merepotkan orang lain. Aku suka bagaimana cara wali kelas mendekati Hua Biao dan mencoba untuk membuka hatinya. Mengenai hubungan cinta Hua Biao-Yang Xi-Li Yu masih belum ada perkembangan yang berarti nih HAHAHAHHA.
Hua Biao dan kakak pemilik salon (aku lupa lagi namanya) mencari-cari nenek. Mereka ke rumah tapi nenek belum juga kembali jadi mereka memutuskan mencari sekali lagi dengan menyebar. Hua Biao meminta pemilik salon ke kantor polisi dan kembali ke rumah untuk menunggu nenek, siapa tahu nenek nanti kembali.
Hua Biao mencari neneknya kesana kemari, bertanya pada orang-orang tapi tidak ada yang melihat nenek. Hua Biao berselisih dengan wali kelas yang langsung memarahinya karena tidak datang ke pertemuan orang tua, ia menuduh Hua Biao tidak memberi tahu neneknya mengenai hal itu. Hua Biao menjelaskan kalau neneknya menghilang. Wali kelas terkejut dan langsung menyuruh Hua Biao naik ke sepedanya untuk mencari nenek.
Hua Biao dan Wali kelas pergi ke tempat nenek biasanya berjualan, Hua Biao menanyakan apakah penjual lain melihat nenek, tapi tidak ada yang melihat nenek hari itu.
Wali kelas bertanya bus nomor berapa yang biasa dinaiki nenek, mungkin nenek ada disana. Keduanya kemudian pergi ke stasiun bus. Tapi tidak ada siapa-siapa disana.
Hari sudah malam, Hua Biao dan wali kelas terus mencari nenek. Hua Biao menelpon pemilik salon dan bertanya apakah neneknya sudah kembali. Tapi nenek ternyata belum kembali, ia juga belum bisa melaporkan orang hilang ke polisi karena harus menunggu 24 jam. Ia mengatakan kalau para warga kompleks juga sedang berusaha mencari nenek.
Wali kelas memutuskan agar Hua Biao pergi ke sekolah saja, siapa tahu nenek menunggu disana, ia akan mencari nenek sekali lagi. Tapi Hua Biao menolak, ia meminta wali kelas saja yang menunggu di gerbang sekolah, ia yang akan mencari nenek. Karena ia lebih mengenal neneknya dari siapapun, hanya dengan melihat dari jauh ia akan bisa mengenali neneknya.
wali kelas mengerti, ia meminjamkan sepedanya pada Hua Biao dan mengatakan pada Hua Biao untuk segera menghubunginya jika nenek ketemu. Hua Biao mengerti.
Hua Biao mencari-cari neneknya malam itu sambil meneriakkan nama nenek. Tapi ia tidak menemukan nenek dimanapun. Hua Biao akhirnya kembali ke rumah. Rumah masih terkunci seperti tadi, artinya nenek belum kembali. Hua Biao membuka kunci dan membuka pintu. Gelap. Hua Biao tidak berani masuk ke dalam. Ia mulai takut. Hua Biao menatap ke arah jalan dan matanya mulai berkaca-kaca menunggu neneknya.
Lalu tiba-tiba seorang polisi datang membawa nenek dan Hua Biao terkejut, nenek mendekati cucunya dan mengatakan kalau ia lupa jalan pulang. Hua Biao tidak peduli dan langsung memeluk neneknya. Hua Biao lega neneknya baik-baik saja. Nenek meminta maaf pada Hua Biao karena seharusnya ia menemui wali kelas hari ini.
Polisi meminta Hua Biao untuk lebih memperhatikan nenek setelah kejadian ini. Hua Biao mengerti.
Di rumah, Hua Biao mengajak nenek untuk bicara. Nenek mengatakan pada Hua Biao untuk tidak membahas hal itu lagi karena itu hanya masalah sepele, yang penting ia sudah kembali ke rumah. Hua Biao mengatakan ini bukan masalah sepele, nenek beruntung karena bertemu dengan polisi, bagaimana jika nenek bertemu orang jahat. nenek terdiam.
Nenek tahu Hua Biao marah, jadi ia mengeluarkan dua kue dari kantongnya dan meminta Hua Biao untuk memakannya sebagai permintaan maafnya. Hua Biao masih menunjukkan wajah marah pada nenek tapi ia tak bisa menahan senyumnya karena nenek lucu, nenek ingin menyogok Hua Biao agar Hua Biao mau memasang TV, karena episode Maruko-chan favorite nenek sedang tayang.
Akhirnya mereka berdua menikmati kue sambil nonton TV. Hua Biao benar-benar lupa akan wali kelas yang masih menunggu di pagar sekolah HAHAHAHHAHAH. Poor Pak Kong.
Di rumah Yang Xi, ibu masih marah pada Yang Xi dengan kejadian di acara pertemuan orang tua dan wali kelas + Yang Xi yang melawan pada kepala sekolah. Yang Xi juga kesal karena ibunya lebih percaya pad aorang lain draipada puterinya sendiri.
Ibu tadi meminta hasil ujian Yang Xi pada wali kelas dan Yang Xi mendapatkan nilai 85. Yang Xi tentu saja senang banged, ia menari-nari bahagia di hadapan ibunya yang masih marah. Ia bertanya kenapa ibu tidak mempercayainya.
Ibu mengatakan ia akan percaya hasil itu benar-benar nilai Yang Xi kalau Yang Xi mengejakan soalnya sekali lagi. Yang Xi kesal karena ibunya masih tidak percaya padanya dan ibu menuduh Yang Xi takut melakukannya karena YAng Xi memang mencontek saat ujian.
Yang Xi bertanya kenapa ibu tidak mau percaya kalau ia membuat peningkatan dalam belajar dan ibu mengatakan soal ujian kali ini dari Hui Ying, pasti soalnya lebih sulit dari tes sebelumnya dan tiba-tiba Yang Xi dapat nilai lebih baik dari sebelumnya, tentu saja ibu tidak percaya YAng Xi mengerjakan soal itu sendirian tanpa mencontek.
Ayah kemudian menengahi keduanya, ia meminta ibu jangn terus memojokkan Yang Xi. Ayah mengatakan kalau ia percaya pada YAng Xi, tapi jika Yang Xi ingin membuktikan kalau ia memang tidak mencontek, maka Yang Xi bisa mengerjakan soal itu lagi, anggap aja mereview ujian yang lalu.
Yang Xi kesal banged dan masuk ke kamarnya. Ibu kembali mengomel mengatakan kalau guru Yang Xi itu benar, Yang Xi mencontek saat ujian.
Tak lama kemudian yAng Xi keluar dari kamarnya dengan alat tulis dan stopwatch, ia mengatakan kalau ia akan mengerjakanannya sekarang dan ingin ayah dan ibu untuk menghitung waktunya.
Ayah dan ibu kaget.
Di ruang makan, Yang Xi mulai mengerjakan kembali soal ujian mid-tes diawasi oleh ayah yang memegang stopwatch dan ibu yang memperhatikan Yang Xi mengerjakan soal. Yang Xi dengan serius mengerjakan soal mid-tes untuk membuktikan kalau ia tidak bersalah.
Li Yu kemudian diundang ke rumah untuk mengoreksi jawaban Yang Xi dan secara mengejutkan YAng Xi mendapat nilai 90. Yang Xi bangga banged. Ayah juga memuji Yang Xi. Tapi ibu masih tidak percaya dan menuduh Li Yu sengaja membenarkan jawaban yang Xi yang salah karena dia tidak mengerti jawaban yang benar HAHAHHAAHAHHA.
Ayah kesal karena ibu keras kepala banged. Yang Xi mengatakan pada ibu kalau fakta itu bicara lebih keras dari hanya sekedar kata-kata. Li Yu mengatakan kalau ia tidak menutupi kesalahan Yang Xi, jika ibu tidak percaya, ibu bisa bertanya mengeceknya pada guru.
Yang Xi kembali ke kamarnya sambil senyam senyum sendiri, ia mengambil kertas ujian dari tangan ibu.
Setelah Yang Xi masuk ke kamar baru ibu menunjukkan wajah bahagia yang sebenarnya karena YAng Xi benar-benar mengalami peningkatan dalam pelajarannya.
Ibu yang bahagia mentraktir Yang Xi dan Li Yu makan di pizza hut, karena janji yang waktu itu tidak bisa ia tepati. Dari pada pizzanya, Yang Xi lebih tertarik pada salad HAHAHAAHAH.
Ayah tidak masuk ke dalam karena ia merokok di luar, lagian ayah nggak suka makanan barat. Ia meminta mereka berdua untuk cepat makan sambil mengingatkan karena harga makanan di pizza hut mahal, jadi mereka berdua harus bersiap-siap untuk makan rebusan selama seminggu ke depan HAHAHHAAHA.
Yang Xi bertanya apakah ini permintaan maaf ibu dan ibu membenarkan ia meminta maaf pada tuhan karena sudah melahirkan anak pembuat masalah seperti Yang Xi HAHAHHAHA.
Yang Xi menyuapi ibunya satu pizza tapi ibu tidak mau karena ia tidak menyukainya dan menyuruh mereka saja yang makan. Ibu mengatakan mulai sekarang kalau mereka berjanji mereka akan menepatinya karena Yang Xi sudah mengalami peningkatan dalam pelajaran.
Yang Xi memonyongkan wajahnya untuk mencium ibunya dari jauh dan ibu juga mengecup Yang Xi dari jauh hehehehhhee. Li Yu tersenyum melihat mereka. Ibu menyuruh Li Yu untuk makan jangan hanya terus melihat.
Yang Xi tak lupa melihat ke arah ayahnya di luar dan Yang Xi membuat wajah gemas pada ayahnya dan ayah membalas hehehhehe. Manis banged.
Aku lupa Li Yu nggak suka makanan apa ya, pas dia mau makan pizzanya, dia ingin menyingkirkan sesuatu gitu, tapi kayaknya nggak enak karena ada ibu. Yang Xi yang menyadarinya mengambil itu dan memasukkan ke dalam piringnya dan makan seolah-olah tidak ada yang terjadi. Li Yu tersenyum padanya.
Sementara itu di rumah Er Tiao, ibu Er Tiao yang seram memarahi Er Tiao karena bolos ujian mid semester + pergi ke luar kota. Ayah menceritakan semuanya pada ibu dan ada bekas tangan di wajah Er Tiao, juga diwajah ayah HAHHHAHA.
Er Tiao mengatakan ini semua salah ayah karena ayah menceritakan semuanya pada ibu. Er Tiao mengancam ayah jika ayah memberitahu ibu lebih dari ini, ia akan mengatakan pada ibu mengenai ayah yang sering ke bar untuk bertemu wanita muda. Er Tiao bahkan punya kartu nama wanita-wanita itu dan ayah terkejut.
Ayah yang takut pada ibu mulai bersikap baik pada Er Tiao dan mengatakan ia akan melakukan semuanya untuk Er Tiao, jika Er Tiao butuh sesuatu tinggal bilang, bahkan tanda tangan Li Min itu sangat mudah mendapatkannya, jangankan tanda-tangan, apapun yang Er Tiao inginkan dari Li Min ia akan mendapatkannya. Tapi syaratnya bukan sesuatu yang akan mempengaruhi belajar Er Tiao.
Er Tiao mengeluarkan lebih banyak kartu nama dan ayah kaget dari mana Er Tiao mendapatkannya HAHAHHAHAHA. Er Tiao mengatakan jika ayah bisa memuaskan keinginannya ia akan memberikan kartu nama satu per satu. Satu keinginan, satu kartu nama dan ayah setuju.
Hua Biao bertemu dengan temannya yang dari Hui Ying. Ia mengatakan ia tidak bisa menemui Hua Biao dalam waktu dekat ini karena setelah mid-test ia dipanggil ke ruang guru, sepertinya mereka sudah mengetahui sesuatu kalau ia menjadi tutor sepulang sekolah.
Hua Biao mengatakan temannya itu terlalu nervous, ia yakin itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Teman Hua Biao mengatakan terakhir kali saat ia menggantikan Hua Biao menjadi tutor He Mei, ibu He Mei terus bertanya kenapa Hua Biao tidak pernah muncul lagi dan sepertinya ibu He Mei pergi ke universitas untuk mencari Hua Biao. Hua Biao terkejut.
Teman Hua Biao membuka tasnya dan mengambil sebuah surat, ia mengatakan He Mei meitipkan itu padanya agar memberikan pada Hua Biao. He Mei ingin Hua Biao dkk membacanya bersama-sama.
Hua Biao membawa surat itu ke kelas. Saat Yang Xi ingin membukanya, tiba-tiba Er Tiao datang dengan memamerkan tanda tangan Li Min yang ia dapatkan. Seisi kelas terkejut dan Yang Xi melupakan surat He Mei karena fokus pada ttd LI Min HAHAHHAHA.
Yang Xi dengan bersemangat bertanya lagu apa yang Li Min nyanyikan saat konser dan lagu apa yang menjadi encore-nya. Yang lain bertanya apakah Li Min benar-benar 180 cm. Hua Biao nggak begitu antusias dengan ttd Li Min karena kelihata jelek banged untuk seorang penyanyi TOP seperti Li Min HAHAHAHHAHHA. Yang Xi memarahinya.
Teman sekelas yang lain meminta satu. Er Tiao menyiapkan 5 ttd gratis untuk geng-nya, tapi teman sekelas yang ingin ttd LI Min harus membayar 5 yuan HAHAHHAH. Yang Lain merasa itu kemahalan, jadi Er Tiao menurunkan menjadi 3 yuan. Tapi mereka masih merasa kemahalan. Er Tiao mengatakan 3 yuan untuk ttd + bisa bicara 10 detik dengan Li Min.
Yang lain terkejut, Yang Xi bertanya apakah Er Tiao benar-benar mendapat nomor telpon Li Min?
Er Tiao mengatakan ia bertemu Li Min dan menceritakan bagaimana sulitnya ia untuk datag ke konsel Li Min dan Li Min memberikannya nomor telpon. Li Min membiarkan mereka semuanya untuk mendengarkan suaranya selama 5 detik.
Teman-teman sekelas yang lain percaya banged HAHAHHAAAHHA.
Kelas 3-3 serombongan pergi ke kantin di depan sekolah dan meminjam telpon. Er Tiao mencoba menghubungi Li Min.
Hua Biao, Yang Xi dan LI Yu ada di barisan depan dan mereka masih nggak percaya kalau Er Tiao benar-benar mendapat nomor Li MIn. Saat Er Tiao bicara dengan seseorang ditelpon, Hua Biao curiga Er Tiao cuma akting.
Er Tiao meminta Hua Biao menunggu dan ia mengatakan pada LI Min kalau teman-temannya ingin bicara dengan Li Min dan dengan sombong Er Tiao memberikan telponnya pada Hua Biao. Hua Biao jadi ragu dan Yang Xi menyuruh Hua Biao segera mengangkatnya.
Hua Biao akhirnya mengambil telpon dari tangan Er Tiao. Ia berhati-hati saat mengucapkan halo dan saat ada suara menjawab dibalik telpon Hua Biao membelalakkan matanya.
Li Yu juga diam-diam excited dan mengambil telpon dari tangan Hua Biao dan terdiam.
Yang Xi langsung mereput telpon dari tangan Li Yu dengan excited dan mendengar suara seorang pria dibalik telpon yang bertanya apakah mereka teman Er Tiao dan Yang Xi berteriak histeris sendirian diikuti oleh teriakan histeris dari teman-teman yang mengantri HAHAHAHAHAHHA.
Cheng Cheng juga ga mau ketinggalan donk, dia juga ikut mendengarkan suara Li Min ditengah teriakan teman-temannya. Er Tiao bangga pada dirinya sendiri.
Yang Xi kemudian meminta Li Min untuk mengatakan kalimat dari film Tian Mi Mi dan memasang loundspeaker agar semuanya bisa mendengarkan. Yang Xi meletakkan telpon dengan hati-hati dan Li Min mulai membacakan kalimatnya dalam film itu.
Seluruh siswa hampir menangis karean terharu, mereka berteriak histeris . YAng Xi dan Cheng Cheng bahkan melompat-lompat sambil berpelukan HAHAHAHAHAHA. Yang Xi dan Cheng Cheng sempat berhenti dan saling menatap, tapi karena mereka terharu jadi mereka melompat lagi dan melupakan permusuhan mereka sesaat. Li Yu dan Hua Biao tertawa melihat keduanya dan ikutan pelukan + melompat bahagia.
Er Tiao mengatakan kalau Li Min sedang senggang dan mulai menyuruh semuanya antri yang rapi untuk bicara wkwkkwkw.
Teman-teman sekelas beneran berkumpul dan rebutan untuk bicara pada Li Min HAHHHAHAHAHAHAHA.
Saat mereka sedang rebutan, kepala sekolah datang dan para siswa kaget dan kabur kecuali Er Tiao, Yang Xi, Hua Biao, LI Yu dan Cheng Cheng. Tapi lucunya yang dibawa ke ruang kepsek cuma 4 orang, Cheng-Cheng dibebaskan gitu HAHAHHAHA.
Yang Xi dkkk juga santai aja sih berjalan ke ruang kepsek nggak takut sama sekali.
Kepala sekolah mulai memarahi mereka satu per satu, terutama Er Tiao yang tidak datang saat ujian mid dan sekarang malah membuat masalah lagi. Er Tiao nggak takut sama kepala sekolah, ia melawan tapi bergumam lol.
Kepala sekolah menunjuk dada mereka satu per satu dengan kayu yang selalu ia bawa, tapi saat giliran Yang Xi, Hua Biao dan Li Yu sama-sama melinduginya hehehehhehe.
Kepala sekolah marah, mereka bahkan tidak bisa melindungi diri mereka sekarang dan malah ingin menjadi pahlawan bagi Yang Xi HAHAHAHA.
Kepala sekolah kayaknya dendam banged sama Yang Xi dkk karena sering membuat masalah, ia juga membahas mengenai mereka yang melindungi He Mei yang mencontek. Hua Biao kesal dan meminta kepala sekolah langsung ke intinya, mau mengadakan tes sekali lagi atau hukum saja mereka, karena malas juga mendengar kepsek terus membahas masalah mencontek.
Kepala sekolah kesal karena Hua Biao terlihat seperti menyombongkan kepintarannya. Ia mengatakan kecurigaannya akan tes kali ini, biasanya soal dari Hui Ying sangat sulit tapi seluruh siswa kelas 3-3 meningkat dalam nilai ujian mid. Bukan hanya kelas 3-3, seluruh kelas 3 juga mengalami peningkatan dan menurutnya itu aneh.
Kepala sekolah mulai menuduh jangan-jangan ada yang mencuri soal ujian dari Hui Ying dan mencontek. Ia merasa kalau akan ada siswa yang dikeluarkan lagi.
Hua Biao tersinggung dengan hal itu dan bertanya apakah maksud kepsek adalah dirinya. Kepsek mengatakan Hua Biao adalah satu-satunya siswa pindahan dari Hua Biao yang ia yakin pasti tahu persis letak-letak ruangan di Hui Ying. Hua Biao mengatakan itu benar kalau ia pindahan dari Hui Ying, tapi apakah kemungkinan yang mencuri soal hanya dirinya? Kenapa kepala sekolah tidak mengatakan kalau ia dari Hui Ying dan tahu tipe sola mereka dan ia melatih teman-temannya makanya nilai mereka meningkat?
Kepsek mengatakan tingkat kesuliatn soal kali ini berbeda dari 70% siswa mereka menjawab dengan benar. Hua Biao benar-benar kesal dengan tuduhan itu. sementara yang lain mengkhawatirkan Hua Biao.
Saat itu, tiba-tiba wali kelas bersama ibu He Mei dan teman Hua Biao dari Hui Ying muncul dan Hua Biao terkejut sekali. Hua Biao memalingkan wajahnya. Kepala sekolah bertanya apa yang terjadi dan wali kelas menjelaskannya.
Hua Biao dipanggil secara pribadi oleh kepala sekolah dan kepala sekolah meminta maaf pada Hua Biao karena sudah menuduh Hua Biao mencuri soal. Kepala sekolah mengatakan bagus sekali Hua Biao dan temannya itu saling menolong satu sama lain dalam hal pelajaran, tapi tidak bagus berbohong menjadi siswa universitas dan menjadi tutor. Itu melanggar aturan sekolah.
Hua Biao mengatakan ia mengerti dan meminta kepsek untuk menghukumnya. Hua Biao akan meninggalkan ruangan tapi kepsek menghentikannya. Ia harus memberi pelajaran pada Hua Biao mengenai pelanggaran aturan sekolah dan bagi orang tua siswa apa yang dilakukan Hua Biao adalah penipuan.
Setiap orang tua menyimpan uang dengan susah payah demi masa depan anak mereka tapi malah ditipu oleh seorang guru yang tidak berkualitas.
Hua Biao bertanya kenapa ia tidak berkualias, nilai semua siswa yang ia ajarkan mengalami peningkatan. Kepala sekolah terdiam dan bertanya pada Hua Biao kenapa Hua Biao melakukan itu, ia ingin Hua Biao mengatakan alasannya. Jika Hua Biao punya alasan yang bagus maka semuanya akan berakhir di kantornya, ia tidak akan membawa masalah ini lebih jauh.
Hua Biao mengatakan kalau ia tidak punya apa-apa untuk dijelaskan dan akan keluar, kepala sekolah menghentikannya. Ia mengatakan bagaimanapun Hua Biao harus menjelaskan alasannya.
Hua Biao geram, ia mengepalkan tangannya dan menatap kepala sekolah sambil mengatakan kalau ia butuh uang. Kepala sekolah terdiam dan Hua Biao keluar meninggalkan ruangan.
Di luar, Hua Biao melihat wali kelas sudah menunggunya. Hua Biao mengatakan pada wali kelas untuk memecatnya dari jabatan ketua kelas.
Sementara itu, Yang Xi, Er Tiao dan Li Yu membaca surat dari He Mei bersama-sama. Surat He Mei berisi permintaan maafnya pada mereka semua. Padahal mereka sudah berusaha keras belajar untuk ujian tapi semuanya kacar karena rasa panik dan tidak percaya dirinya. He Mei mengatakan ia sudah mencoba sangat keras tapi ia tetap tidak bisa mencapai harapan ibunya. He Mei mengatakan ia adalah teman mereka yang bodoh, yang sudah membawa masalah pada mereka. Ia tak bisa mengatakan apapun selain permintaan maaf, ia bahkan tidak punya kesempatan untuk dihukum bersama mereka. Ia tidak berfikir ia punya kualifikasi untuk berteman dengan mereka lagi. He Mei meminta maaf lagi karena sudah membawa masalah bagi mereka. Mungkin suatu hari nanti, jika ia sudah menjadi cukup kuat untuk membantu mereka, ia bisa menjadi teman mereka lagi.
Yang Xi, Er Tiao dan Li Yu terdiam membaca surat He Mei.
Malam harinya, Yang Xi, Hua Biao, Li Yu dan Er Tiao ke kompleks rumah He Mei untuk melakukan sesuatu. Hua Biao berteriak di sepanjang jalan kompleks dengan toa, berteriak ada kebakaran sampai orang-orang keluar dari rumah. Er Tiao bertugas bergabung dengan orang-orang, terutama ibu dan ayah He Mei seolah-olah panik apinya dimana. He Mei juga keluar dari rumah dan Li Yu & Yang Xi langsung memanggilnya dan He Mei bingung. Karena He Mei nggak berani pergi, Hua Biao terpaksa menarik tangannya untuk ikut bersama mereka. Mereka juga sibuk memberi kode pada Er Tiao untuk segera pergi.
Dan... mereka berlima main ke kolam renang malam itu. Er Tiao sengaja menyewa kolam renang malam itu untuk menghibur He Mei.
Para anak cowok langsung buka baju dan menceburkan diri ke kolam sementara Yang Xi meminta He Mei untuk mengganti pakaiannya. Tapi He Mei menolak karena ia tidak sedang mood untuk berenang.
Yang Xi berfikir menyenangkan berenang bersama yang lain tapi He Mei nggak mau. Para anak cowok meminta He Mei untuk bahagia, jangan sedih terus. Li Yu meminta He Mei jangan over thinking dan bersenang-senang dengan mereka. Hua Biao mengatakan pikirkan saja besok adalah akhir dunia, He Mei harus menantang diri sendiri hari ini.
Yang Xi berusaha mengajak He Mei lagi tapi He Mei tetap menolak. Akhirnya Yang Xi memakai cara terakhir, ia memberi kode pada para anak cowok dan ketiganya langsung datang menggendong He Mei dan menceburkannya ke kolam renang HAHAHHAAHA.
Yang Xi dkk menikmati hal itu, He Mei berenang ke tepi dan menyiram mereka. Semuanya berbahagia main air.
He Mei yang tadinya nggak mood malah nggak mau lepas dari kolam renang, bermain bersama Er Tiao dan Li Yu. Yang Xi dan Hua Biao duduk melihat ke arah mereka sambil tertawa karena keduanya udah lelah main. Yang Xi melihat sebuah kalung yang dipakai oleh Hua Biao dan bertanya apa itu. Ia menyentuh kalung itu, kayaknya sih batu giok gitu liotinnya. Yang Xi melihat kalung itu dari jarak dekat banged sama Hua Biao dan Li Yu memperhatikan mereka. Biasanya Li Yu akan menatap keduanya dengan tatapan sedih, dan kali ini entah kenapa Li Yu kayak biasa-biasa aja gitu.
Karena Yang Xi melihatnya dekat banged, jadi saat ia mendongak, wajahnya dekat banged sama wajah Hua Biao. Keduanya saling pandang cukup lama dan menyadari suasana jadi awakward. Yang Xi melepaskan kalung Hua Biao dan tersenyum sambil menarik wajahnya menjauh.
Keduanya menatap kedepan sambil menahan senyum. Yang Xi sempat melirik Hua Biao dan tersenyum diam-diam sementara Hua Biao juga melakukan hal yang sama. Awwwwwwwww.
Yang Xi kemudian berdiri dan kabur dari situasi itu dengan alasan ia ingin main dengan He Mei.
Yang Xi bergabung dengan He Mei, Er Tiao dan Li Yu, main siram-siraman air. He Mei berterima kasih pada Li Yu dan Yang Xi, juga pada Er Tiao yang sudah menyewa kolam khusus untuk mereka dan juga pada Hua Biao. Hua Biao menatap mereka berempat sambil tersenyum. Hmmmm, aura-aura Hua Biao akan meninggalkan mereka berempat nih.
Keesokan harinya, Li Yu demam panas banged. Ibu menyalahkan Yang Xi yang mengajak Li Yu berenang tengah malam. Ayah menemukan bintik-bintik di badan Li Yu dan ibu & Yang Xi dengan polos malah berfikir Li Yu kena infeksi air kolam renang wkkwkkwkw.
ayah mengatakan pada mereka kalau itu adalah cacar air. Yang Xi ingat kalau anak kelas 2 ada yang kena penyakit itu kemudian seluruh sekolah didisinfeksi setelah itu. Sepertinya seluruh keluarga Yang Xi sudah pernah kena cacar air sih, jadi nggak akan menular. Ibu sangat khawatir dan meminta ayah untuk menghubungi ayah Li Yu segera agar tidak perlu pulang, karena kalau ayah Li Yu belum kena nanti bisa tertular.
Yang Xi mencoba mengingat-ingat kapan ia kena cacar air dan ibu mengatakan saat Yang Xi masih kecil. Ibu meminta Li Yu tidur di kamar Yang Xi malam ini, Yang Xi akan tidur di kamar abangnya.
Li Yu hanya tersenyum melihat ayah dan ibu yang Xi panik.
Yang Xi mengatakan pada Li Yu jika Li Yu makan banyak daging saat kecil hal ini tidak akan terjadi. Yang Xi mengambil kain kompres dan mengatakan pada Li Yu untuk menganggap kamarnya adalah kamar Li Yu dan juga orang tuanyaa dalah orang tua Li Yu. Semuanya adalah milik Li Yu.
Yang Xi meletakkan kompres di kening Li Yu dan tiba-tiba Li Yu menyentuh tangan Yang Xi. Li Yu menatap Yang Xi dan mengatakan kalau semuanya adalah miliknya. Yang Xi terdiam dan melepaskan tangannya. Ia mengatakan ia akan mengambilkan air untuk Li Yu. Well, aku rasa LI Yu tahu kalau dia sudah ditolak.
Karena cacar sedang menyebar di sekolah mereka, jadi para guru membuat keputusan kalau kelas malam akan ditiadakan. Tapi mereka tidak boleh berhenti belajar, jadi sepulang sekolah ia dan ketua kelas akan mendatangi rumah ke rumah untuk mengajari para siswa. Ia meminta Hua Biao menemuinya sepulang sekolah hari ini untuk membicarakan masalah ini. Hua Biao diam saja.
Karena Hua Biao tidak datang ke ruangannya sepulang sekolah, Wali kelas datang ke rumah Hua Biao dan melihat Hua Biao sedang mengupas bawang. wali kelas memberikan jadwal tutoring yang sudah ia buat dan meminta Hua Biao mengecek jadwalnya. Hua Biao diam saja. wali kelas meletakkannya di atas bawang yang sudah Hua Biao kupas, kemudian wali kelas ikutan kupas bawang (bawang prei).
Wali kelas bertanya kenapa Hua Biao tidak datang ke ruangannya, apakah karena Hua Biao tidak ingin menjadi ketua kelas lagi?
Hua Biao mengatakan ia sudah meminta wali kelas untuk memecatnya. Wali kelas mengerti dan meminta Hua Biao berhenti membicarakan hal itu. Ia mengatakan Hua Biao adalah siswa terbaik di kelas mereka dan ia sebagai wali kelas ingin meminta tolong pada Hua Biao untuk menolong teman-teman sekelas mereka dalam hal pelajaran.
Hua Biao diam saja dan menatap wali kelas. Ia kemudian kembali ke rumah dan wali kelas merasa sudah tak ada harapan lagi. Tapi Hua Biao kemudian keluar dengan sebuah apel dan melemparkan pada wali kelas. Hua Biao juga mengambil jadwal tutoring. wali kelas tersenyum dan memakan apel itu. Apel tanda oke atau permintaan maaf?
Hua Biao dan wali kelas kemudian berjalan berdua. Wali kelas ingin memberitahu rumah-rumah teman sekelas mereka pada Hua Biao. wali kelas benar-benar sudah menghafal rumah mereka semuanya. Wali kelas memberi Hua Biao tugas tutoring teman-teman yang rumahnya dekat sementara wali kelas akan mengajarkan yang rumahnya jauh. Bahkan wali kelas yang akan mengajari Cheng Cheng yang rumahnya paling jauh, ke rumah Cheng Cheng harus naik bis soalnya.
Wali kelas dan Hua Biao duduk dan wali kelas mengatakan pada Hua Biao apapun yang terjadi ia selalu menganggap Hua Biao sebagai seorang pria yang dewasa dan sudah punya rasa tanggung jawab. Itu juga alasan kenapa ia memilih dan tetap ingin Hua Biao menjadi ketua kelas. wali kelas mengatakan kalau ia bangga pada Hua Biao sekaligus kasihan. Ia masih tidak sepenuhnya mengerti mengenai keadaan keluarga Hua Biao. Hua Biao mengatakan itu tidak ada hubungannya dengan wali kelas dan wali kelas tidak perlu merasa terganggu dengan hal itu.
Hua Biao tidak ingin membiacrakan masalah keluarganya dan meminta wali kelas mengganti topik.
wali kelas mengatakan dulu ia tidak tahu masalah itu, jadi tentu saja itu bukan urusannya, tapi beda dengan sekarang, ia tahu dan itu akan menjadi salah satu urusannya.
Wali kelas ingin Hua Biao berjanji padanya agar Hua Biao memberinya kesempatan untuk membantu jika terjadi masalah. Wali kelas mengulurkan tangannya tapi Hua Biao diam saja lol. wali kelas menarik tangannya lagi dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Ia memberikan itu pada Hua Biao, sepertinya sih hadiah dari wali murid tapi dia nggak suka. Kayaknya itu cokelat.
wali kelas juga mengingatkan Hua Biao saat tutoring, sebaiknya Hua Biao jangan diam disana untuk makan malam, karena bisa merepotkan. Ia kemudian meninggalkan Hua Biao saat Hua Biao ingin mengatakan sesuatu padanya.
Hua Biao menatap kepergian wali kelas yang mengeluh mengenai para siswa yang tiba-tiba kena cacar air lol.
Hua Biao menatap cokelat pemberian wali kelas dan tersenyum.
"Mr. Kong, berhentilah mengeluh tentang cacar air. Jika bukan karena itu, aku tidak akan pernah tahu betapa beruntungnya aku menjadi siswamu."
Suatu hari di rumah Er Tiao, ada berita di TV mengenai konsel Li Min dan salah seorang penggemar yang beruntung mendapatkan tanda tangan Li Min (satu-satunya fans yang dapat).
Dan itu benar adalah Er Tiao, sasat wawancara ia berteriak memanggil nama Li Min, aku mencintai Li Min dan pamer kalau dia pelukan sama Li Min 5 menit HAHAHHAHAHAAHAHA.
Lalu berita kemudian berubah ke Li Min yang kena cacar air dan sedang istirahat dari konsernya. HAHAHAHHAHAHA.
Ayah dan Er Tiao yang kena cara air sedang menonton berita itu saat telpon ayah berbunyi dan ayah mengangkatnya. Ayah bertanya siapa itu dan suara dibalik tepon bertanya apakah itu Li Min dan mengatakan betapa ia mencintai Li Min. Er Tiao menatap ayahnya dan ayah dengan wajah lemas mengulurkan tangannya, Er Tiao membelikan kartu nama wanita bar pada ayah HAHAHHAAHAHAHHA. Er Tiao meminta ayah berhenti mengangkat telpon itu karena nanti akan ketahuan HAHAHAHAAHHA. So, yang katanya no telpon Li Min itu ternyata nomor telpon ayah Er Tiao, yang melakukan apapun permintaan Er Tiao agar kartu nama wanita bar kembali padanya wkkwkkwkkwkw. Dan yang diberikan Li Min pada Er Tiao bukan tanda tangan melainkan pesan agar Er Tiao belajar dengan rajin HAHHAHAHAHAAAHHAHAA.
Komentar:
HAHAHHAHAHA Er Tiao memang nggak pernah mengecewakan dengan triknya. Iya juga sih, masa ada artis terkenal yang mau ngasih nomor telpon cuma karena tehar Er Tiao jauh-jauh datang ke konser wkwkkwkwwk.
Tapi serius aku nggak nyangka itu bapaknya Er Tiao HAHAHHA. Ayah Er Tiao sama kayak anaknya, lucu juga, cuma tampilan mereka beda, yang satu badannya besar, yang satu kurus, tapi cerdiknya mirip sih wkkwkwwkkwkw.
Episode ini sedih banged saat nenek menghilang. Nenek Hua Biao mulai pikun, sampai lupa jalan pulang. Maklum sih sidah tua, sepertinya Hua Biao akan makin kesulitan makin kesini nih. Aku cuma berharap jangan terlalu sedih, kasihan Hua Biao.
Saat ia membuka rumah dan rumah gelap nggak ada siapa-siapa aku lihat Hua Biao takut gitu masuk, pikiran nggak tenang dan air matanya mulai berkaca-kaca. Ia terus melihat ke arah jalan menunggu neneknya. Sedih banged T_T
Hua Biao ini memang kelihatan dekat banged sama Yang Xi dkk, orangnya asik diajak berteman tapi tipe yang nggak mau berbagi kesulitan dengan orang lain, dipendam sendiri.
Untung ada wali kelas yang menyadarinya, aku suka banged sama wali kelas Kong. TOP.
He Mei juga sedih banged karena sudah menyusahkan teman-temannya, sejak kejadian itu dia nggak pernah masuk sekolah lagi sepertinya. Tapi untung saja Yang Xi dkk berhasil menculik He Mei dan mengembalikan keceriaannya. Aku suka banged adegan di kolam renang.
Terutama Yang Xi dan Hua Biao hohohoho. Adegan itu sering kelihatan, baik screencapture atau di klip2 gitu, aku nggak pernah mau buka sih, karena males spoiler dan akhirnya di episode ini diperlihatkan. XD XD
Hua Biao dan Yang Xi itu ekspresinya lucu banged, mereka saling menatap dan senyam senyum sendiri aduhhh, jadi ikutan senyam senyum sendiri saia HHAHHAHAHAHHA.
Kalung itu sepertinya sih peninggalan orang tua Hua Biao.
Di episode ini masalah Hua Biao diperlihatkan kembali dan bagaimana ia berusaha agar masalah pribadinya nggak diketahui orang lain atau berusaha menghindari topik itu. Ia tidak ingin merepotkan orang lain. Aku suka bagaimana cara wali kelas mendekati Hua Biao dan mencoba untuk membuka hatinya. Mengenai hubungan cinta Hua Biao-Yang Xi-Li Yu masih belum ada perkembangan yang berarti nih HAHAHAHHA.
Episode 10: I am happy because you are here
Hua Biao dan kakak pemilik salon (aku lupa lagi namanya) mencari-cari nenek. Mereka ke rumah tapi nenek belum juga kembali jadi mereka memutuskan mencari sekali lagi dengan menyebar. Hua Biao meminta pemilik salon ke kantor polisi dan kembali ke rumah untuk menunggu nenek, siapa tahu nenek nanti kembali.
Hua Biao mencari neneknya kesana kemari, bertanya pada orang-orang tapi tidak ada yang melihat nenek. Hua Biao berselisih dengan wali kelas yang langsung memarahinya karena tidak datang ke pertemuan orang tua, ia menuduh Hua Biao tidak memberi tahu neneknya mengenai hal itu. Hua Biao menjelaskan kalau neneknya menghilang. Wali kelas terkejut dan langsung menyuruh Hua Biao naik ke sepedanya untuk mencari nenek.
Hua Biao dan Wali kelas pergi ke tempat nenek biasanya berjualan, Hua Biao menanyakan apakah penjual lain melihat nenek, tapi tidak ada yang melihat nenek hari itu.
Wali kelas bertanya bus nomor berapa yang biasa dinaiki nenek, mungkin nenek ada disana. Keduanya kemudian pergi ke stasiun bus. Tapi tidak ada siapa-siapa disana.
Hari sudah malam, Hua Biao dan wali kelas terus mencari nenek. Hua Biao menelpon pemilik salon dan bertanya apakah neneknya sudah kembali. Tapi nenek ternyata belum kembali, ia juga belum bisa melaporkan orang hilang ke polisi karena harus menunggu 24 jam. Ia mengatakan kalau para warga kompleks juga sedang berusaha mencari nenek.
Wali kelas memutuskan agar Hua Biao pergi ke sekolah saja, siapa tahu nenek menunggu disana, ia akan mencari nenek sekali lagi. Tapi Hua Biao menolak, ia meminta wali kelas saja yang menunggu di gerbang sekolah, ia yang akan mencari nenek. Karena ia lebih mengenal neneknya dari siapapun, hanya dengan melihat dari jauh ia akan bisa mengenali neneknya.
wali kelas mengerti, ia meminjamkan sepedanya pada Hua Biao dan mengatakan pada Hua Biao untuk segera menghubunginya jika nenek ketemu. Hua Biao mengerti.
Hua Biao mencari-cari neneknya malam itu sambil meneriakkan nama nenek. Tapi ia tidak menemukan nenek dimanapun. Hua Biao akhirnya kembali ke rumah. Rumah masih terkunci seperti tadi, artinya nenek belum kembali. Hua Biao membuka kunci dan membuka pintu. Gelap. Hua Biao tidak berani masuk ke dalam. Ia mulai takut. Hua Biao menatap ke arah jalan dan matanya mulai berkaca-kaca menunggu neneknya.
Lalu tiba-tiba seorang polisi datang membawa nenek dan Hua Biao terkejut, nenek mendekati cucunya dan mengatakan kalau ia lupa jalan pulang. Hua Biao tidak peduli dan langsung memeluk neneknya. Hua Biao lega neneknya baik-baik saja. Nenek meminta maaf pada Hua Biao karena seharusnya ia menemui wali kelas hari ini.
Polisi meminta Hua Biao untuk lebih memperhatikan nenek setelah kejadian ini. Hua Biao mengerti.
Nenek tahu Hua Biao marah, jadi ia mengeluarkan dua kue dari kantongnya dan meminta Hua Biao untuk memakannya sebagai permintaan maafnya. Hua Biao masih menunjukkan wajah marah pada nenek tapi ia tak bisa menahan senyumnya karena nenek lucu, nenek ingin menyogok Hua Biao agar Hua Biao mau memasang TV, karena episode Maruko-chan favorite nenek sedang tayang.
Akhirnya mereka berdua menikmati kue sambil nonton TV. Hua Biao benar-benar lupa akan wali kelas yang masih menunggu di pagar sekolah HAHAHAHHAHAH. Poor Pak Kong.
Di rumah Yang Xi, ibu masih marah pada Yang Xi dengan kejadian di acara pertemuan orang tua dan wali kelas + Yang Xi yang melawan pada kepala sekolah. Yang Xi juga kesal karena ibunya lebih percaya pad aorang lain draipada puterinya sendiri.
Ibu tadi meminta hasil ujian Yang Xi pada wali kelas dan Yang Xi mendapatkan nilai 85. Yang Xi tentu saja senang banged, ia menari-nari bahagia di hadapan ibunya yang masih marah. Ia bertanya kenapa ibu tidak mempercayainya.
Ibu mengatakan ia akan percaya hasil itu benar-benar nilai Yang Xi kalau Yang Xi mengejakan soalnya sekali lagi. Yang Xi kesal karena ibunya masih tidak percaya padanya dan ibu menuduh Yang Xi takut melakukannya karena YAng Xi memang mencontek saat ujian.
Yang Xi bertanya kenapa ibu tidak mau percaya kalau ia membuat peningkatan dalam belajar dan ibu mengatakan soal ujian kali ini dari Hui Ying, pasti soalnya lebih sulit dari tes sebelumnya dan tiba-tiba Yang Xi dapat nilai lebih baik dari sebelumnya, tentu saja ibu tidak percaya YAng Xi mengerjakan soal itu sendirian tanpa mencontek.
Ayah kemudian menengahi keduanya, ia meminta ibu jangn terus memojokkan Yang Xi. Ayah mengatakan kalau ia percaya pada YAng Xi, tapi jika Yang Xi ingin membuktikan kalau ia memang tidak mencontek, maka Yang Xi bisa mengerjakan soal itu lagi, anggap aja mereview ujian yang lalu.
Yang Xi kesal banged dan masuk ke kamarnya. Ibu kembali mengomel mengatakan kalau guru Yang Xi itu benar, Yang Xi mencontek saat ujian.
Tak lama kemudian yAng Xi keluar dari kamarnya dengan alat tulis dan stopwatch, ia mengatakan kalau ia akan mengerjakanannya sekarang dan ingin ayah dan ibu untuk menghitung waktunya.
Ayah dan ibu kaget.
Di ruang makan, Yang Xi mulai mengerjakan kembali soal ujian mid-tes diawasi oleh ayah yang memegang stopwatch dan ibu yang memperhatikan Yang Xi mengerjakan soal. Yang Xi dengan serius mengerjakan soal mid-tes untuk membuktikan kalau ia tidak bersalah.
Li Yu kemudian diundang ke rumah untuk mengoreksi jawaban Yang Xi dan secara mengejutkan YAng Xi mendapat nilai 90. Yang Xi bangga banged. Ayah juga memuji Yang Xi. Tapi ibu masih tidak percaya dan menuduh Li Yu sengaja membenarkan jawaban yang Xi yang salah karena dia tidak mengerti jawaban yang benar HAHAHHAAHAHHA.
Ayah kesal karena ibu keras kepala banged. Yang Xi mengatakan pada ibu kalau fakta itu bicara lebih keras dari hanya sekedar kata-kata. Li Yu mengatakan kalau ia tidak menutupi kesalahan Yang Xi, jika ibu tidak percaya, ibu bisa bertanya mengeceknya pada guru.
Yang Xi kembali ke kamarnya sambil senyam senyum sendiri, ia mengambil kertas ujian dari tangan ibu.
Setelah Yang Xi masuk ke kamar baru ibu menunjukkan wajah bahagia yang sebenarnya karena YAng Xi benar-benar mengalami peningkatan dalam pelajarannya.
Ibu yang bahagia mentraktir Yang Xi dan Li Yu makan di pizza hut, karena janji yang waktu itu tidak bisa ia tepati. Dari pada pizzanya, Yang Xi lebih tertarik pada salad HAHAHAAHAH.
Ayah tidak masuk ke dalam karena ia merokok di luar, lagian ayah nggak suka makanan barat. Ia meminta mereka berdua untuk cepat makan sambil mengingatkan karena harga makanan di pizza hut mahal, jadi mereka berdua harus bersiap-siap untuk makan rebusan selama seminggu ke depan HAHAHHAAHA.
Yang Xi bertanya apakah ini permintaan maaf ibu dan ibu membenarkan ia meminta maaf pada tuhan karena sudah melahirkan anak pembuat masalah seperti Yang Xi HAHAHHAHA.
Yang Xi menyuapi ibunya satu pizza tapi ibu tidak mau karena ia tidak menyukainya dan menyuruh mereka saja yang makan. Ibu mengatakan mulai sekarang kalau mereka berjanji mereka akan menepatinya karena Yang Xi sudah mengalami peningkatan dalam pelajaran.
Yang Xi memonyongkan wajahnya untuk mencium ibunya dari jauh dan ibu juga mengecup Yang Xi dari jauh hehehehhhee. Li Yu tersenyum melihat mereka. Ibu menyuruh Li Yu untuk makan jangan hanya terus melihat.
Yang Xi tak lupa melihat ke arah ayahnya di luar dan Yang Xi membuat wajah gemas pada ayahnya dan ayah membalas hehehhehe. Manis banged.
Aku lupa Li Yu nggak suka makanan apa ya, pas dia mau makan pizzanya, dia ingin menyingkirkan sesuatu gitu, tapi kayaknya nggak enak karena ada ibu. Yang Xi yang menyadarinya mengambil itu dan memasukkan ke dalam piringnya dan makan seolah-olah tidak ada yang terjadi. Li Yu tersenyum padanya.
"Di generasi kami, orang tua sangat sulit untuk meminta maaf atau mengatakan aku mencintaimu. Itu adalah sebuah cinta yang besar yang sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata, cinta itu adalah cinta yang tidak akan pernah menghilang apapun yang terjadi. Aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Tapi dalam hatiku yang terdalam, aku tahu bahwa siang yang cerah seperti ini, aku bahagia karena mereka."
Sementara itu di rumah Er Tiao, ibu Er Tiao yang seram memarahi Er Tiao karena bolos ujian mid semester + pergi ke luar kota. Ayah menceritakan semuanya pada ibu dan ada bekas tangan di wajah Er Tiao, juga diwajah ayah HAHHHAHA.
Er Tiao mengatakan ini semua salah ayah karena ayah menceritakan semuanya pada ibu. Er Tiao mengancam ayah jika ayah memberitahu ibu lebih dari ini, ia akan mengatakan pada ibu mengenai ayah yang sering ke bar untuk bertemu wanita muda. Er Tiao bahkan punya kartu nama wanita-wanita itu dan ayah terkejut.
Ayah yang takut pada ibu mulai bersikap baik pada Er Tiao dan mengatakan ia akan melakukan semuanya untuk Er Tiao, jika Er Tiao butuh sesuatu tinggal bilang, bahkan tanda tangan Li Min itu sangat mudah mendapatkannya, jangankan tanda-tangan, apapun yang Er Tiao inginkan dari Li Min ia akan mendapatkannya. Tapi syaratnya bukan sesuatu yang akan mempengaruhi belajar Er Tiao.
Er Tiao mengeluarkan lebih banyak kartu nama dan ayah kaget dari mana Er Tiao mendapatkannya HAHAHHAHAHA. Er Tiao mengatakan jika ayah bisa memuaskan keinginannya ia akan memberikan kartu nama satu per satu. Satu keinginan, satu kartu nama dan ayah setuju.
Hua Biao bertemu dengan temannya yang dari Hui Ying. Ia mengatakan ia tidak bisa menemui Hua Biao dalam waktu dekat ini karena setelah mid-test ia dipanggil ke ruang guru, sepertinya mereka sudah mengetahui sesuatu kalau ia menjadi tutor sepulang sekolah.
Hua Biao mengatakan temannya itu terlalu nervous, ia yakin itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Teman Hua Biao mengatakan terakhir kali saat ia menggantikan Hua Biao menjadi tutor He Mei, ibu He Mei terus bertanya kenapa Hua Biao tidak pernah muncul lagi dan sepertinya ibu He Mei pergi ke universitas untuk mencari Hua Biao. Hua Biao terkejut.
Teman Hua Biao membuka tasnya dan mengambil sebuah surat, ia mengatakan He Mei meitipkan itu padanya agar memberikan pada Hua Biao. He Mei ingin Hua Biao dkk membacanya bersama-sama.
Hua Biao membawa surat itu ke kelas. Saat Yang Xi ingin membukanya, tiba-tiba Er Tiao datang dengan memamerkan tanda tangan Li Min yang ia dapatkan. Seisi kelas terkejut dan Yang Xi melupakan surat He Mei karena fokus pada ttd LI Min HAHAHHAHA.
Yang Xi dengan bersemangat bertanya lagu apa yang Li Min nyanyikan saat konser dan lagu apa yang menjadi encore-nya. Yang lain bertanya apakah Li Min benar-benar 180 cm. Hua Biao nggak begitu antusias dengan ttd Li Min karena kelihata jelek banged untuk seorang penyanyi TOP seperti Li Min HAHAHAHHAHHA. Yang Xi memarahinya.
Teman sekelas yang lain meminta satu. Er Tiao menyiapkan 5 ttd gratis untuk geng-nya, tapi teman sekelas yang ingin ttd LI Min harus membayar 5 yuan HAHAHHAH. Yang Lain merasa itu kemahalan, jadi Er Tiao menurunkan menjadi 3 yuan. Tapi mereka masih merasa kemahalan. Er Tiao mengatakan 3 yuan untuk ttd + bisa bicara 10 detik dengan Li Min.
Yang lain terkejut, Yang Xi bertanya apakah Er Tiao benar-benar mendapat nomor telpon Li Min?
Er Tiao mengatakan ia bertemu Li Min dan menceritakan bagaimana sulitnya ia untuk datag ke konsel Li Min dan Li Min memberikannya nomor telpon. Li Min membiarkan mereka semuanya untuk mendengarkan suaranya selama 5 detik.
Teman-teman sekelas yang lain percaya banged HAHAHHAAAHHA.
Kelas 3-3 serombongan pergi ke kantin di depan sekolah dan meminjam telpon. Er Tiao mencoba menghubungi Li Min.
Hua Biao, Yang Xi dan LI Yu ada di barisan depan dan mereka masih nggak percaya kalau Er Tiao benar-benar mendapat nomor Li MIn. Saat Er Tiao bicara dengan seseorang ditelpon, Hua Biao curiga Er Tiao cuma akting.
Er Tiao meminta Hua Biao menunggu dan ia mengatakan pada LI Min kalau teman-temannya ingin bicara dengan Li Min dan dengan sombong Er Tiao memberikan telponnya pada Hua Biao. Hua Biao jadi ragu dan Yang Xi menyuruh Hua Biao segera mengangkatnya.
Hua Biao akhirnya mengambil telpon dari tangan Er Tiao. Ia berhati-hati saat mengucapkan halo dan saat ada suara menjawab dibalik telpon Hua Biao membelalakkan matanya.
Li Yu juga diam-diam excited dan mengambil telpon dari tangan Hua Biao dan terdiam.
Yang Xi langsung mereput telpon dari tangan Li Yu dengan excited dan mendengar suara seorang pria dibalik telpon yang bertanya apakah mereka teman Er Tiao dan Yang Xi berteriak histeris sendirian diikuti oleh teriakan histeris dari teman-teman yang mengantri HAHAHAHAHAHHA.
Cheng Cheng juga ga mau ketinggalan donk, dia juga ikut mendengarkan suara Li Min ditengah teriakan teman-temannya. Er Tiao bangga pada dirinya sendiri.
Yang Xi kemudian meminta Li Min untuk mengatakan kalimat dari film Tian Mi Mi dan memasang loundspeaker agar semuanya bisa mendengarkan. Yang Xi meletakkan telpon dengan hati-hati dan Li Min mulai membacakan kalimatnya dalam film itu.
Seluruh siswa hampir menangis karean terharu, mereka berteriak histeris . YAng Xi dan Cheng Cheng bahkan melompat-lompat sambil berpelukan HAHAHAHAHAHA. Yang Xi dan Cheng Cheng sempat berhenti dan saling menatap, tapi karena mereka terharu jadi mereka melompat lagi dan melupakan permusuhan mereka sesaat. Li Yu dan Hua Biao tertawa melihat keduanya dan ikutan pelukan + melompat bahagia.
Er Tiao mengatakan kalau Li Min sedang senggang dan mulai menyuruh semuanya antri yang rapi untuk bicara wkwkkwkw.
Teman-teman sekelas beneran berkumpul dan rebutan untuk bicara pada Li Min HAHHHAHAHAHAHAHA.
Saat mereka sedang rebutan, kepala sekolah datang dan para siswa kaget dan kabur kecuali Er Tiao, Yang Xi, Hua Biao, LI Yu dan Cheng Cheng. Tapi lucunya yang dibawa ke ruang kepsek cuma 4 orang, Cheng-Cheng dibebaskan gitu HAHAHHAHA.
Yang Xi dkkk juga santai aja sih berjalan ke ruang kepsek nggak takut sama sekali.
Kepala sekolah mulai memarahi mereka satu per satu, terutama Er Tiao yang tidak datang saat ujian mid dan sekarang malah membuat masalah lagi. Er Tiao nggak takut sama kepala sekolah, ia melawan tapi bergumam lol.
Kepala sekolah menunjuk dada mereka satu per satu dengan kayu yang selalu ia bawa, tapi saat giliran Yang Xi, Hua Biao dan Li Yu sama-sama melinduginya hehehehhehe.
Kepala sekolah marah, mereka bahkan tidak bisa melindungi diri mereka sekarang dan malah ingin menjadi pahlawan bagi Yang Xi HAHAHAHA.
Kepala sekolah kayaknya dendam banged sama Yang Xi dkk karena sering membuat masalah, ia juga membahas mengenai mereka yang melindungi He Mei yang mencontek. Hua Biao kesal dan meminta kepala sekolah langsung ke intinya, mau mengadakan tes sekali lagi atau hukum saja mereka, karena malas juga mendengar kepsek terus membahas masalah mencontek.
Kepala sekolah kesal karena Hua Biao terlihat seperti menyombongkan kepintarannya. Ia mengatakan kecurigaannya akan tes kali ini, biasanya soal dari Hui Ying sangat sulit tapi seluruh siswa kelas 3-3 meningkat dalam nilai ujian mid. Bukan hanya kelas 3-3, seluruh kelas 3 juga mengalami peningkatan dan menurutnya itu aneh.
Kepala sekolah mulai menuduh jangan-jangan ada yang mencuri soal ujian dari Hui Ying dan mencontek. Ia merasa kalau akan ada siswa yang dikeluarkan lagi.
Hua Biao tersinggung dengan hal itu dan bertanya apakah maksud kepsek adalah dirinya. Kepsek mengatakan Hua Biao adalah satu-satunya siswa pindahan dari Hua Biao yang ia yakin pasti tahu persis letak-letak ruangan di Hui Ying. Hua Biao mengatakan itu benar kalau ia pindahan dari Hui Ying, tapi apakah kemungkinan yang mencuri soal hanya dirinya? Kenapa kepala sekolah tidak mengatakan kalau ia dari Hui Ying dan tahu tipe sola mereka dan ia melatih teman-temannya makanya nilai mereka meningkat?
Kepsek mengatakan tingkat kesuliatn soal kali ini berbeda dari 70% siswa mereka menjawab dengan benar. Hua Biao benar-benar kesal dengan tuduhan itu. sementara yang lain mengkhawatirkan Hua Biao.
Saat itu, tiba-tiba wali kelas bersama ibu He Mei dan teman Hua Biao dari Hui Ying muncul dan Hua Biao terkejut sekali. Hua Biao memalingkan wajahnya. Kepala sekolah bertanya apa yang terjadi dan wali kelas menjelaskannya.
Hua Biao dipanggil secara pribadi oleh kepala sekolah dan kepala sekolah meminta maaf pada Hua Biao karena sudah menuduh Hua Biao mencuri soal. Kepala sekolah mengatakan bagus sekali Hua Biao dan temannya itu saling menolong satu sama lain dalam hal pelajaran, tapi tidak bagus berbohong menjadi siswa universitas dan menjadi tutor. Itu melanggar aturan sekolah.
Hua Biao mengatakan ia mengerti dan meminta kepsek untuk menghukumnya. Hua Biao akan meninggalkan ruangan tapi kepsek menghentikannya. Ia harus memberi pelajaran pada Hua Biao mengenai pelanggaran aturan sekolah dan bagi orang tua siswa apa yang dilakukan Hua Biao adalah penipuan.
Setiap orang tua menyimpan uang dengan susah payah demi masa depan anak mereka tapi malah ditipu oleh seorang guru yang tidak berkualitas.
Hua Biao bertanya kenapa ia tidak berkualias, nilai semua siswa yang ia ajarkan mengalami peningkatan. Kepala sekolah terdiam dan bertanya pada Hua Biao kenapa Hua Biao melakukan itu, ia ingin Hua Biao mengatakan alasannya. Jika Hua Biao punya alasan yang bagus maka semuanya akan berakhir di kantornya, ia tidak akan membawa masalah ini lebih jauh.
Hua Biao mengatakan kalau ia tidak punya apa-apa untuk dijelaskan dan akan keluar, kepala sekolah menghentikannya. Ia mengatakan bagaimanapun Hua Biao harus menjelaskan alasannya.
Hua Biao geram, ia mengepalkan tangannya dan menatap kepala sekolah sambil mengatakan kalau ia butuh uang. Kepala sekolah terdiam dan Hua Biao keluar meninggalkan ruangan.
Di luar, Hua Biao melihat wali kelas sudah menunggunya. Hua Biao mengatakan pada wali kelas untuk memecatnya dari jabatan ketua kelas.
Sementara itu, Yang Xi, Er Tiao dan Li Yu membaca surat dari He Mei bersama-sama. Surat He Mei berisi permintaan maafnya pada mereka semua. Padahal mereka sudah berusaha keras belajar untuk ujian tapi semuanya kacar karena rasa panik dan tidak percaya dirinya. He Mei mengatakan ia sudah mencoba sangat keras tapi ia tetap tidak bisa mencapai harapan ibunya. He Mei mengatakan ia adalah teman mereka yang bodoh, yang sudah membawa masalah pada mereka. Ia tak bisa mengatakan apapun selain permintaan maaf, ia bahkan tidak punya kesempatan untuk dihukum bersama mereka. Ia tidak berfikir ia punya kualifikasi untuk berteman dengan mereka lagi. He Mei meminta maaf lagi karena sudah membawa masalah bagi mereka. Mungkin suatu hari nanti, jika ia sudah menjadi cukup kuat untuk membantu mereka, ia bisa menjadi teman mereka lagi.
Yang Xi, Er Tiao dan Li Yu terdiam membaca surat He Mei.
Malam harinya, Yang Xi, Hua Biao, Li Yu dan Er Tiao ke kompleks rumah He Mei untuk melakukan sesuatu. Hua Biao berteriak di sepanjang jalan kompleks dengan toa, berteriak ada kebakaran sampai orang-orang keluar dari rumah. Er Tiao bertugas bergabung dengan orang-orang, terutama ibu dan ayah He Mei seolah-olah panik apinya dimana. He Mei juga keluar dari rumah dan Li Yu & Yang Xi langsung memanggilnya dan He Mei bingung. Karena He Mei nggak berani pergi, Hua Biao terpaksa menarik tangannya untuk ikut bersama mereka. Mereka juga sibuk memberi kode pada Er Tiao untuk segera pergi.
Dan... mereka berlima main ke kolam renang malam itu. Er Tiao sengaja menyewa kolam renang malam itu untuk menghibur He Mei.
Para anak cowok langsung buka baju dan menceburkan diri ke kolam sementara Yang Xi meminta He Mei untuk mengganti pakaiannya. Tapi He Mei menolak karena ia tidak sedang mood untuk berenang.
Yang Xi berfikir menyenangkan berenang bersama yang lain tapi He Mei nggak mau. Para anak cowok meminta He Mei untuk bahagia, jangan sedih terus. Li Yu meminta He Mei jangan over thinking dan bersenang-senang dengan mereka. Hua Biao mengatakan pikirkan saja besok adalah akhir dunia, He Mei harus menantang diri sendiri hari ini.
Yang Xi berusaha mengajak He Mei lagi tapi He Mei tetap menolak. Akhirnya Yang Xi memakai cara terakhir, ia memberi kode pada para anak cowok dan ketiganya langsung datang menggendong He Mei dan menceburkannya ke kolam renang HAHAHHAAHA.
Yang Xi dkk menikmati hal itu, He Mei berenang ke tepi dan menyiram mereka. Semuanya berbahagia main air.
He Mei yang tadinya nggak mood malah nggak mau lepas dari kolam renang, bermain bersama Er Tiao dan Li Yu. Yang Xi dan Hua Biao duduk melihat ke arah mereka sambil tertawa karena keduanya udah lelah main. Yang Xi melihat sebuah kalung yang dipakai oleh Hua Biao dan bertanya apa itu. Ia menyentuh kalung itu, kayaknya sih batu giok gitu liotinnya. Yang Xi melihat kalung itu dari jarak dekat banged sama Hua Biao dan Li Yu memperhatikan mereka. Biasanya Li Yu akan menatap keduanya dengan tatapan sedih, dan kali ini entah kenapa Li Yu kayak biasa-biasa aja gitu.
Karena Yang Xi melihatnya dekat banged, jadi saat ia mendongak, wajahnya dekat banged sama wajah Hua Biao. Keduanya saling pandang cukup lama dan menyadari suasana jadi awakward. Yang Xi melepaskan kalung Hua Biao dan tersenyum sambil menarik wajahnya menjauh.
Keduanya menatap kedepan sambil menahan senyum. Yang Xi sempat melirik Hua Biao dan tersenyum diam-diam sementara Hua Biao juga melakukan hal yang sama. Awwwwwwwww.
Yang Xi kemudian berdiri dan kabur dari situasi itu dengan alasan ia ingin main dengan He Mei.
Yang Xi bergabung dengan He Mei, Er Tiao dan Li Yu, main siram-siraman air. He Mei berterima kasih pada Li Yu dan Yang Xi, juga pada Er Tiao yang sudah menyewa kolam khusus untuk mereka dan juga pada Hua Biao. Hua Biao menatap mereka berempat sambil tersenyum. Hmmmm, aura-aura Hua Biao akan meninggalkan mereka berempat nih.
Keesokan harinya, Li Yu demam panas banged. Ibu menyalahkan Yang Xi yang mengajak Li Yu berenang tengah malam. Ayah menemukan bintik-bintik di badan Li Yu dan ibu & Yang Xi dengan polos malah berfikir Li Yu kena infeksi air kolam renang wkkwkkwkw.
ayah mengatakan pada mereka kalau itu adalah cacar air. Yang Xi ingat kalau anak kelas 2 ada yang kena penyakit itu kemudian seluruh sekolah didisinfeksi setelah itu. Sepertinya seluruh keluarga Yang Xi sudah pernah kena cacar air sih, jadi nggak akan menular. Ibu sangat khawatir dan meminta ayah untuk menghubungi ayah Li Yu segera agar tidak perlu pulang, karena kalau ayah Li Yu belum kena nanti bisa tertular.
Yang Xi mencoba mengingat-ingat kapan ia kena cacar air dan ibu mengatakan saat Yang Xi masih kecil. Ibu meminta Li Yu tidur di kamar Yang Xi malam ini, Yang Xi akan tidur di kamar abangnya.
Li Yu hanya tersenyum melihat ayah dan ibu yang Xi panik.
Yang Xi mengatakan pada Li Yu jika Li Yu makan banyak daging saat kecil hal ini tidak akan terjadi. Yang Xi mengambil kain kompres dan mengatakan pada Li Yu untuk menganggap kamarnya adalah kamar Li Yu dan juga orang tuanyaa dalah orang tua Li Yu. Semuanya adalah milik Li Yu.
Yang Xi meletakkan kompres di kening Li Yu dan tiba-tiba Li Yu menyentuh tangan Yang Xi. Li Yu menatap Yang Xi dan mengatakan kalau semuanya adalah miliknya. Yang Xi terdiam dan melepaskan tangannya. Ia mengatakan ia akan mengambilkan air untuk Li Yu. Well, aku rasa LI Yu tahu kalau dia sudah ditolak.
Karena cacar sedang menyebar di sekolah mereka, jadi para guru membuat keputusan kalau kelas malam akan ditiadakan. Tapi mereka tidak boleh berhenti belajar, jadi sepulang sekolah ia dan ketua kelas akan mendatangi rumah ke rumah untuk mengajari para siswa. Ia meminta Hua Biao menemuinya sepulang sekolah hari ini untuk membicarakan masalah ini. Hua Biao diam saja.
Karena Hua Biao tidak datang ke ruangannya sepulang sekolah, Wali kelas datang ke rumah Hua Biao dan melihat Hua Biao sedang mengupas bawang. wali kelas memberikan jadwal tutoring yang sudah ia buat dan meminta Hua Biao mengecek jadwalnya. Hua Biao diam saja. wali kelas meletakkannya di atas bawang yang sudah Hua Biao kupas, kemudian wali kelas ikutan kupas bawang (bawang prei).
Wali kelas bertanya kenapa Hua Biao tidak datang ke ruangannya, apakah karena Hua Biao tidak ingin menjadi ketua kelas lagi?
Hua Biao mengatakan ia sudah meminta wali kelas untuk memecatnya. Wali kelas mengerti dan meminta Hua Biao berhenti membicarakan hal itu. Ia mengatakan Hua Biao adalah siswa terbaik di kelas mereka dan ia sebagai wali kelas ingin meminta tolong pada Hua Biao untuk menolong teman-teman sekelas mereka dalam hal pelajaran.
Hua Biao diam saja dan menatap wali kelas. Ia kemudian kembali ke rumah dan wali kelas merasa sudah tak ada harapan lagi. Tapi Hua Biao kemudian keluar dengan sebuah apel dan melemparkan pada wali kelas. Hua Biao juga mengambil jadwal tutoring. wali kelas tersenyum dan memakan apel itu. Apel tanda oke atau permintaan maaf?
Hua Biao dan wali kelas kemudian berjalan berdua. Wali kelas ingin memberitahu rumah-rumah teman sekelas mereka pada Hua Biao. wali kelas benar-benar sudah menghafal rumah mereka semuanya. Wali kelas memberi Hua Biao tugas tutoring teman-teman yang rumahnya dekat sementara wali kelas akan mengajarkan yang rumahnya jauh. Bahkan wali kelas yang akan mengajari Cheng Cheng yang rumahnya paling jauh, ke rumah Cheng Cheng harus naik bis soalnya.
Wali kelas dan Hua Biao duduk dan wali kelas mengatakan pada Hua Biao apapun yang terjadi ia selalu menganggap Hua Biao sebagai seorang pria yang dewasa dan sudah punya rasa tanggung jawab. Itu juga alasan kenapa ia memilih dan tetap ingin Hua Biao menjadi ketua kelas. wali kelas mengatakan kalau ia bangga pada Hua Biao sekaligus kasihan. Ia masih tidak sepenuhnya mengerti mengenai keadaan keluarga Hua Biao. Hua Biao mengatakan itu tidak ada hubungannya dengan wali kelas dan wali kelas tidak perlu merasa terganggu dengan hal itu.
Hua Biao tidak ingin membiacrakan masalah keluarganya dan meminta wali kelas mengganti topik.
wali kelas mengatakan dulu ia tidak tahu masalah itu, jadi tentu saja itu bukan urusannya, tapi beda dengan sekarang, ia tahu dan itu akan menjadi salah satu urusannya.
Wali kelas ingin Hua Biao berjanji padanya agar Hua Biao memberinya kesempatan untuk membantu jika terjadi masalah. Wali kelas mengulurkan tangannya tapi Hua Biao diam saja lol. wali kelas menarik tangannya lagi dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Ia memberikan itu pada Hua Biao, sepertinya sih hadiah dari wali murid tapi dia nggak suka. Kayaknya itu cokelat.
wali kelas juga mengingatkan Hua Biao saat tutoring, sebaiknya Hua Biao jangan diam disana untuk makan malam, karena bisa merepotkan. Ia kemudian meninggalkan Hua Biao saat Hua Biao ingin mengatakan sesuatu padanya.
Hua Biao menatap kepergian wali kelas yang mengeluh mengenai para siswa yang tiba-tiba kena cacar air lol.
Hua Biao menatap cokelat pemberian wali kelas dan tersenyum.
"Mr. Kong, berhentilah mengeluh tentang cacar air. Jika bukan karena itu, aku tidak akan pernah tahu betapa beruntungnya aku menjadi siswamu."
Suatu hari di rumah Er Tiao, ada berita di TV mengenai konsel Li Min dan salah seorang penggemar yang beruntung mendapatkan tanda tangan Li Min (satu-satunya fans yang dapat).
Dan itu benar adalah Er Tiao, sasat wawancara ia berteriak memanggil nama Li Min, aku mencintai Li Min dan pamer kalau dia pelukan sama Li Min 5 menit HAHAHHAHAHAAHAHA.
Lalu berita kemudian berubah ke Li Min yang kena cacar air dan sedang istirahat dari konsernya. HAHAHAHHAHAHA.
Ayah dan Er Tiao yang kena cara air sedang menonton berita itu saat telpon ayah berbunyi dan ayah mengangkatnya. Ayah bertanya siapa itu dan suara dibalik tepon bertanya apakah itu Li Min dan mengatakan betapa ia mencintai Li Min. Er Tiao menatap ayahnya dan ayah dengan wajah lemas mengulurkan tangannya, Er Tiao membelikan kartu nama wanita bar pada ayah HAHAHHAAHAHAHHA. Er Tiao meminta ayah berhenti mengangkat telpon itu karena nanti akan ketahuan HAHAHAHAAHHA. So, yang katanya no telpon Li Min itu ternyata nomor telpon ayah Er Tiao, yang melakukan apapun permintaan Er Tiao agar kartu nama wanita bar kembali padanya wkkwkkwkkwkw. Dan yang diberikan Li Min pada Er Tiao bukan tanda tangan melainkan pesan agar Er Tiao belajar dengan rajin HAHHAHAHAHAAAHHAHAA.
To Be Continued
Komentar:
HAHAHHAHAHA Er Tiao memang nggak pernah mengecewakan dengan triknya. Iya juga sih, masa ada artis terkenal yang mau ngasih nomor telpon cuma karena tehar Er Tiao jauh-jauh datang ke konser wkwkkwkwwk.
Tapi serius aku nggak nyangka itu bapaknya Er Tiao HAHAHHA. Ayah Er Tiao sama kayak anaknya, lucu juga, cuma tampilan mereka beda, yang satu badannya besar, yang satu kurus, tapi cerdiknya mirip sih wkkwkwwkkwkw.
Episode ini sedih banged saat nenek menghilang. Nenek Hua Biao mulai pikun, sampai lupa jalan pulang. Maklum sih sidah tua, sepertinya Hua Biao akan makin kesulitan makin kesini nih. Aku cuma berharap jangan terlalu sedih, kasihan Hua Biao.
Saat ia membuka rumah dan rumah gelap nggak ada siapa-siapa aku lihat Hua Biao takut gitu masuk, pikiran nggak tenang dan air matanya mulai berkaca-kaca. Ia terus melihat ke arah jalan menunggu neneknya. Sedih banged T_T
Hua Biao ini memang kelihatan dekat banged sama Yang Xi dkk, orangnya asik diajak berteman tapi tipe yang nggak mau berbagi kesulitan dengan orang lain, dipendam sendiri.
Untung ada wali kelas yang menyadarinya, aku suka banged sama wali kelas Kong. TOP.
He Mei juga sedih banged karena sudah menyusahkan teman-temannya, sejak kejadian itu dia nggak pernah masuk sekolah lagi sepertinya. Tapi untung saja Yang Xi dkk berhasil menculik He Mei dan mengembalikan keceriaannya. Aku suka banged adegan di kolam renang.
Terutama Yang Xi dan Hua Biao hohohoho. Adegan itu sering kelihatan, baik screencapture atau di klip2 gitu, aku nggak pernah mau buka sih, karena males spoiler dan akhirnya di episode ini diperlihatkan. XD XD
Hua Biao dan Yang Xi itu ekspresinya lucu banged, mereka saling menatap dan senyam senyum sendiri aduhhh, jadi ikutan senyam senyum sendiri saia HHAHHAHAHAHHA.
Kalung itu sepertinya sih peninggalan orang tua Hua Biao.
0 komentar:
Posting Komentar