Aku nggak suka episode ini karena episode ini membuat aku patah hati. Aku benar-benar berharap Hua Biao jangan mengatakan perasaannya terlebih dahulu, tapi bagaimana bisa penulis ini membuat Hua Biao mengatakan perasaannya pada Yang Xi bukan pada orangnya langsung tapi dihadapan orang lain yang aku yakin dia tahu kalau orang itu menyukai Yang Xi juga. Ini mengingatkan aku kembali pada Reply 1988 saat Jung Hwan tahu Taek menyukai Deok Sun dan karena hal itu Jung Hwan jadi nggak mengatakan perasaannya karena nggak mau nikung temen. Disini malah si Hua Biao jadi Taek HAHAHAHAHAH. Ih, aku kesal banged menonton episode ini wkwkwkwkwwkkw.
Ayah penasaran dengan apa yang dibaca Yang Xi karena Yang Xi sangat fokus dan Yang Xi memperlihatkannya pada ayahnya. Yang Xi berharap ayahnya mau membawanya ke Pizza Hut untuk makan salad itu tapi ayahnya tidak tertarik dan menarik koran dari tangan Yang Xi, sibuk membaca berita sementara Yang Xi terus menatap ayahnya sambil mengatakan 'Pizza Hut, Pizza Hut, Pizza Hut'. HAHAHHAAHHA.
Yang Xi kesal karena ia dicuekin, akhirnya YAng Xi mengambil koran itu dan meminta ayahnya membawanya ke Pizza Hut tapi ayah mengatakan minggu lalu Yang Xi baru saja ke McDonald. Yang Xi merengek mengatakan kalau mereka berdua berbeda tapi ayah menganggapnya sama karena itu sama-sama makanan luar negeri LOL.
Ibu ikutan nimbrung mengatakan kalau keduanya memang berbeda. Yang Xi boleh pergi ke McDonald sesukanya, tapi Yang Xi hanya boleh pergi ke Pizza Hut jika nilai matematika Yang Xi pada tes berikutnya lebih dari 70 poin. Yang Xi terkejut dan langsung bersemangat meminta ibu harus menepati janji. Ibu mengatakan mereka akan menepati janji jika YAng Xi juga menepati janji untuk mendapatkan nilai diatas 70 lol.
Ayah protes karena ibu selalu begitu, selalu memanjakan Yang Xi. Ibu mulai mengomeli ayah tentang seseorang bernama Liu yang sepertinya adalah pegawai di kantor ayah yang membuat ibu cemburu karena wanita itu sok intelektual baca buku terus dan bla bla bla.
Ayah dan ibu berujung dengan pertengkaran tapi Yang Xi tidak peduli, ia hanya peduli pada Pizza Hutnya dan ia benar-benar berharap ia mendapat nilai diatas 70 pada tes kali ini. Ia bahkan menulisnya di koran tersebut, semoga ia mendapat nilai 70 dan ia bisa pergi ke Pizza Hut.
Hua Biao bicara pada Er Tiao mengenai alat bantu pendengaran palsu itu. Tapi Er Tiao mengatakan ia tak pernah menjual barang palsu meski harga yang ia tawarkan murah. Hua Biao ingin melihat produk yang dijual Er Tiao taipi Er Tiao ragu. LI Yu juga ada disana dan menyuruh Er Tiao segera mengeluarkannya. Er Tiao tidak punya pilihan dan mengeluarkan produk yang ia jual, ia memperlihatkan alat bantu pendengaran dan membukanya, tidak ada kapas di dalamnya seperti yang dijual adik pemilik salon pada Hua Biao. Hua Biao jadi bingung karena pria itu jelas mengatakan kalau ia mendapatkan barang itu dari Er Tiao.
Er Tiao bertanya berapa harga yang ditawarkan pria itu dan Hua Biao mengatakan 20 yuan. Er Tiao kemudian mengerti, ia mengatakan kalau ia menjual barangnya 50 yuan, tak mungkin pria itu menjual hanya 20 yuan pada Hua Biao. Intinya pria itu membeli yang asli pada Er Tiao tapi memberikan yang palsu pada Hua Biao, mungkin yang asli itu ia jual ke orang lain.
Li Yu bertanya apakah alat bantu pendengaran milik Er Tiao berfungsi dengan baik dan Er Tiao kesal karena ia tak mungkin menjual barang palsu. Li Yu mengambilnya dan memberikan pada Hua Biao agar Hua Biao bisa memberikan pada neneknya, tapi Hua Biao menolak, ia mengatakan ia hanya ingin mengetahui apa yang terjadi.
Li Yu meminta Hua Biao mengambilnya saja, karena bertengkar dengan pria itu nggak ada gunanya, bahkan meski Hua Biao bertengkar sampai hampir membunuh pria itu, Hua Biao tetap tidak akan mendapatkan apa yang ia inginkan.
Er Tiao setuju dan meminta Hua Biao mengambil alat bantu pendengaran itu karena itu juga nggak ada guna untuknya. Ia menjual barang-barang itu hanya untuk mendapatkan uang tambahan untuk membeli sesuatu yang ia inginkan, itu adalah sisa-sisa dari pabrik ayahnya.
Hua Biao masih ragu untuk mengambilnya secara gratis, Li Yu meyakinkan Hua Biao untuk mengambilnya karena nggak akan ada yang memeblinya jika dijual di dalam sekolah. Hua Biao akhirnya memutuskan untuk mengambil alat bantu pendengaran itu, tapi ia tak mau secara gratis, ia memberikan sejumlah uang pada Er Tiao, hanya 20 yuan yang ia dapatkan dari pria itu karena ia tak punya uang lagi. Hua Biao kemudian meninggalkan mereka.
Saat jam pulang sekolah, kelompok 2 akan tetap tinggal untuk pelajaran tambahan. Er Tiao adalah bagian dari kelompok 2 dan ia tertangkap oleh Hua Biao saat akan pulang. Tapi Er Tiao sudah meminta izin pada wali kelas karena ada masalah keluarga dan wali kelas mengizinkannya. Hua Biao tahu Er Tiao berbohong karena ia melihat sesuatu yang mencurigakan di tas Er Tiao. Sebelum Hua Biao mengatakan hal yang tidak perlu, Er Tiao langsung kabur.
He Mei dan Yang Xi bukan anggota kelompok 2, He Mei mengajak Yang Xi nongkrong sebelum pulang, tapi Yang Xi menolak ia ingin ikut pelajaran tambahan. He Mei bingung dan mengatakan ini adalah giliran kelompok 2 tapi Yang Xi tetap ingin tinggal untuk pelajaran tambahan dan membuat seisi kelas bingung karena nggak biasanya Yang Xi begitu HAHAHAHHAHA.
Er Tiao yang mencurigakan tadi benar-benar melakukan hal yang mencurigakan bersama Li Yu. Mereka pergi ke tempat bermain sepatu roda dan menjual sepatu roda pada geng adik pemilik salon yang menipu Hua Biao. Er Tiao menjual sepatu roda pada mereka dengan harga yang lebih mahal dari yang dijanjikan dan sepertinya sih karena saat itu sepatu roda memang populer dan harga yang ditawarkan Er Tiao memang lebih murah dari harga asli, mereka akhirnya membelinya.
Geng itu kemudian mencoba sepatu roda milik Er Tiao dan mereka menyukainya. Er Tiao dan Li Yu melihat mereka bermain dan kemudian terjadi sesuatu. Er Tiao ternyata mengerjai pria itu dengan mencabut sekrup sepatu rodanya. Si pria itu terjatuh dan Er Tiao menertawakannya. Er Tiao mengatakan kalau itu adalah hukuman pria itu karena sudah membohongi temannya. Er Tiao puas karena sudah membalaskan dendam Hua Biao.
Li Yu jadi takut-takut sama Er Tiao dan bertanya sepatu basket yang diberikan Er Tiao bukan yang palsu kan? Kau tidak berbohong padaku kan?
Er Tiao hanya menjawab, palsu atau bukan, terserah kau mau memikirkan apa. LOL
Yang Xi masih di sekolah dan ia ketiduran karena kelalahan. Tidak ada siapa-siapa di kelas itu, seluruh siswa sudah pulang. Hua Biao masuk ke dalam kelas dan melihat Yang Xi tertidur pulas. Ia mendekati meja Yang Xi dan melihat hasil belajar YAng Xi hari itu, Yang Xi benar-benar mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan serius. Hua Biao tersenyum melihatnya.
Hua Biao menatap wajah Yang Xi yang sedang tidur, rambutnya menutupi wajah Yang Xi. Hua Biao mengambil pulpen milik Yang Xi untuk menyingkirkan rambut dari wajah Yang Xi agar ia bisa melihat wajah Yang Xi dengan jelas lalu ia tersenyum sampai ia sadar ada yang lengket di tangannya dan saat Hua Biao menyadari apa itu Hua Biao jijik banged HAHHAAHAHAHAHAHHA. Itu air liur Yang Xi HAHHAHAAHA.
Hua Biao langsung berteriak membangunkan YAng Xi dan mengambil sesuatu di meja untuk mengelap tangannya. Hua Biao mengomel karena Yang Xi meneteskan liur saat tidur sementara Yang Xi hanya tersenyum tak bersalah. Saat Hua Biao pergi untuk mencuci tangannya. Hua Biao menyadari kalau kertas yang ia ambil untuk mengelap tangannya adalah milik Yang Xi. Itu adalah koran yang ada iklan Pizza Hut-nya, Yang Xi mengguntingnya sebagai penyemangat untuk belajar.
Hua Biao melihat tulisan di kertas itu kalau Yang Xi ingin mendapat nilai 70 agar bisa ke Pizza Hut. Hua Biao menatap Yang Xi dari belakang dan ia tersenyum, sekarang ia baru tahu alasan kenapa YAng Xi sangat fokus belajar.
Li Yu menunggu Yang Xi di bawah dan melihat Yang Xi pulang bersama Hua Biao. Yang Xi yang melihat Li Yu tidak peduli padanya, ia meletakkan sepedanya dan langsung naik ke atas setelah mengucapkan terima kasih pada Hua Biao yang mengantarnya pulang.
Hua Biao menatap Li Yu dan mengatakan kalau hari ini mereka pulang sangat larut makanya ia mengantar Yang Xi pulang. Kemudian Hua Biao meninggalkan rumah mereka.
Sebenarnya, sejak pagi LI Yu sudah berusaha bicara pada Yang Xi tapi Yang Xi terus cuek padanya. Pagi tadi, Li Yu menunggu Yang Xi keluar dari kamar, tapi begitu Yang Xi keluar Li Yu tak punya kesempatan bicara karena Yang Xi cuek padanya.
Saat naik sepeda ke sekolah, Yang Xi juga mengayuh sepedanya dengan cepat dan meninggalkan Li Yu. Di sekolah, Yang Xi juga tak peduli pada Li Yu yang terus berusaha mengajaknya untuk bicara.
Hua Biao tiba di rumah, nenek Hua Biao sudah menggunakan alat bantu pendengaran yang diberikan Er Tiao dan sepertinya alat itu bekerja dengan baik. Hua Biao sebenarnya khawatir kalau alat itu tidak membantu pendengaran nenek, jadi ia mencoba menguji nenek, bertanya itu suara apa, ini suara apa. Dan Hua Biao lega saat yakin alat itu bekerja dengan baik. Nenek meminta Hua Biao untuk tidak menggunakan uangnya untuk hal seperti ini lagi. Hua Biao meminta nenek jangan khawatir, sepertinya Hua Biao punya kerja sambilan menjaga seseorang dan kakeknya. Nenek merasa nggak enak pada Hua Biao dan ia juga meminta maaf mengenai panci presto peninggalan ibu Hua Biao.
Nenek meminta Hua Biao untuk tidak mengkhawtairkan mengenai uang, Hua Biao hanya perlu belajar dengan giat, ia yakin Hua Biao punya masa depan yang baik. Ia ingin Hua Biao berjanji untuk tidak meminjam uang dari orang lain lagi, Hua Biao berjanji pada neneknya.
Hua Biao ada di kamarnya dan sedang menghitung uang, kemudian ia berfikir. Ia menelpon seseorang, sepertinya sih mantan teman sekelasnya dan mengatakan kalau ia memutuskan untuk ikut berpartisipasi (belum tahu apa yang dimaksud dengan itu).
Kemudian adik pemilik salon mengetuk jendela Hua Biao dan meminta Hua Biao untuk keluar sebentar karena ia ingin meminta maaf pada Hua Biao.
Saat jam pulang sekolah, Er Tiao bertanya pada Hua Biao apakah pria itu sudah meminta maaf pada Hua Biao dan Hua Biao mengatakan kalau pria itu sudah meminta maaf bahkan sampai membungkuk 100 kali di depan neneknya. Er Tiao bangga banged dan bertanya apakah pria itu membicarakan mengenai cara balas dendamnya yang keren dan Hua Biao terlihat seperti memikirkan sesuatu. Er Tiao mengatakan ia sudah sangat baik pada Hua Biao dan berharap sebagai ketua kelas Hua Biao juga baik padanya. Hua Biao mengatakan ia akan menjadi pelindung Er Tiao mulai dari sekarang dan Er Tiao puas. Yang Xi dan He Mei mengikuti mereka dari belakang, tapi tiba-tiba Li Yu menarik tangan Yang Xi dan memintanya berhenti karena ia ingin bicara. He Mei saat itu udah agak jauh dari mereka atau mungkin sengaja meninggalkan mereka berdua.
Li Yu meminta maaf pada Yang Xi mengenai kejadian di bioskop waktu itu, ia mengatakan kalau ia pikir yang meletakkan tiket di bukunya adalah Yang Xi, ia baru menyadarinya setelah movienya berakhir. Yang Xi hanya menatap Li Yu dan Li Yu mengatakan kalau ia tak akan pernah berbohong pada Yang Xi. Yang Xi kemudian menahan senyumnya dan akhirnya ia tak bisa melakukannya lagi. Yang Xi mengatakan kalau ia tahu Li Yu tidak akan berbohong padanya, harusnya Li Yu mengatakan sejak awal dan pasti tidak akan ada masalah diantara mereka seperti ini.
He Mei yang menunggu Yang Xi kemudian berkomentar kalau mereka berdua terlihat sangat menarik. Li Yu tersenyum dan diam-diam memberikan sesuatu pada Yang Xi, kertas kecil. Yang Xi melihatnya. Er Tiao meminta mereka cepat dan Yang Xi meminta mereka menunggu. Yang Xi membuka kertas itu diam-diam agar tidak dilihat oleh yang lain. Tulisan di kertas itu adalah agar Yang Xi mengosongkan jadwalnya hari sabtu sore.
YAng Xi tersenyum dan berkomentar jika ini adalah permintaan maaf Li Yu, Li Yu sebaiknya menyiapkan sesuatu yang besar sabtu ini.
Karena Yang Xi dan Li Yu lama banged, Er Tiao jadi penasaran dan mendekati mereka, ia curiga melihat keduanya yang senyam senyum dan bertanya ada apa, tapi keduanya menjawab bukan apa-apa. Er Tiao makin curiga dan mengatakan kalau keduanya pasti punya rahasia dan tidak mau mengatakan padanya. Er Tiao merengek mengatakan pada Hua Biao kalau Yang Xi dan Li Yu membuat kelompok berdua dan tidak mengikut sertakan mereka. Hua Biao hanya tersenyum dan meminta mereka untuk cepat pergi. Er Tiao kemudian menghalagi dan mengatakan jarang-jarang mereka bisa pulang cepat seperti ini, ia mengajak mereka menghabiskan waktu bersama sebelum pulang. Semuanya setuju.
Mereka berlima mengayuh sepeda ke pinggir sungai dan nongkrong sambil minum limun disana. Er Tiao mengatakan kalau Hua Biaomungkin terlihat seram awalnya, tapi ternyata dia adalah orang baik sama sepeti dirinya. LI Yu menyuruh Er Tiao berhenti memuji diri sendiri.
ER Tiao mengajak Hua Biao untuk ikut dalam pertandingan basket pada hari selasa, sekolah mereka akan melawan SMA Hui Ying, SMA Hua Biao dulu. Hua Biao setuju, mereka bersulang tapi saat akan minum, Yang Xi menghentikan mereka karena ia punya pengumuman.
Yang Xi berdiri dan berteriak, hari ini 5 anggota grup sepeda dibentuk!
Yang lain ikut berdiri dan ikutan teriak bersam YAng Xi. Sepertinya sih ini adalah adegan resmi kalau mereka berlima adalah teman satu geng.
Mereka menghabiskan waktu bermain di rumput pinggir sungai sementara Li Yu hanya menatap mereka dari jalan. Yang Xi sempat melihat ke arah Li Yu dan tersenyum padanya, kemudian kejar-kejaran lagi bareng yang lain. Mereka juga sempat cheers bersama Li Yu yang jauh dari mereka. Asik banged sih kayaknya, tapi lucu juga bersulang pake limun hhehheheheh.
Malam harinya, He Mei dan Yang Xi telponan sebelum tidur. Mereka berdua membicarakan mengenai Li Yu. He Mei curiga kalau Li Yu menyukai Yang Xi tapi Yang Xi mengatakan kalau itu cuma khayalan He Mei. Yang Xi mengatakan ia mengenal Li Yu dengan baik.
He Mei mengatakan kalau ia melihat kejadian tadi, jika Li Yu tidak menyukai YAng Xi, seharusnya Li Yu mengatakannya langsung kalau ingin mengajak Yang Xi ketemuan, kenapa harus pake kertas. Terlebih lagi Yang Xi dan Li Yu tumbuh bersama-sama, selalu bersama-sama, kenapa tadi Li Yu kayaknya misterius banged. Yang Xi bingung karena ia tidak merasa itu sesuatu yang misterius, Yang Xi mengatakan Li Yu memang selalu seperti itu. Yang Xi menguap dan meminta He Mei melanjutkan pembicaraan besok saja. Tapi He Mei tetap merasa yakin kalau Li Yu menyukai Yang Xi, ia yakin sabtu nanti Li Yu akan menyatakan perasaannya pada Yang Xi. He Mei yakin banged akan terjadi sesuatu. Yang Xi sepertinya memang tidak tertarik pada hal itu dan malah udah ketiduran. He Mei akhirnya menutup telponnya.
Hari pertandingan basket, kedua tim tampak sangat serius. Hanya Hua Biao yang tampak biasa aja dan Er Tiao mengingatkan kalau musuh abadi sekolah mereka adalah Hui Ying, mereka harus serius memenangkan pertandingan ini. Hua Biao sebenarnya tidak mengerti kenapa mereka begitu bermusuhan, ia baru menyadari kalau pandangan anggota tim-nya benar-benar berbeda pada Hui Ying. Karena baju atasan kedua tim sama-sama putih, jadi tim Hui Ying ingin sekolah Hua Biao dkk untuk membuka baju, tapi Er Tiao menolak, kenapa mereka harus melakukannya. Wali kelas yang menjadi wasit kemudian membuat keputusna kalau sekolah mereka yang akan membuka baju, karena Hui Ying adalah tamu undangan. Er Tiao kesal banged, tapi ia menuruti perintah guru.
Sementara itu Hua Biao tidak tahu kalau mereka harus buka baju dan ia sepertinya tidak tenang. wali kelas bertanya kenapa Hua Biao bersikap seperti seorang gadis dan menyuruh Hua Biao membuka bajunya. Karena Hua Biao belum juga bergerak, Er Tiao memaksa Hua Biao dan Hua Biao mencoba menghindar tapi Er Tiao gesit juga. Tapi begitu baju Hua Biao terbuka, semuanya terdiam, karena tubuh Hua Biao penuh luka memar.
Pertandingan basket di mulai, menurutku Hua Biao bermain cukup bagus tapi saat itu tim Hui Ying melakukan pelanggaran karena mendorong Li Yu dengan sangat keras sampai Li Yu terjatuh. Karena wasit mengatakan itu bukan pelanggaran, terjadi pertengkaran hebat diantara para pemain. Hua Biao membela timnya karena tim Hui Ying memang melakukan pelanggaran tapi mantan teman sekelas Hua Biao itu mengatakan kalau dia tidak melakukan kesalahan.
Wasit kesal sekali karena mereka tidak mau berhenti dan memarahi tim Hua Biao, kalau mereka main basket untuk betengkar begini lebih baik mereka belajar di kelas saja. Tim Hui Ying tampak kesal pada tim Hua Biao dan bahkan mantan teman sekelas Hua Biao itu mengatakan kalau Hua Biao sangat payah.
Wali kelas sebenarnya sejak tadi penasaran pada memar Hua Biao dan mengajak Hua Biao bicara dengannya.
Tim basket Hui Ying meninggalkan lapangan karena kesal. Rekan Hua Biao mulai bertanya-tanya ada apa dengan Hua Biao hari ini, karena Hua Biao mainnya berbeda, tidak seperti biasanya. Mereka berfikir kalai Hua Biao ada dipihak teman sekelasnya. Li Yu meminta mereka jangan bicara begitu karena mereka sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai Hua Biao. Er Tiao sendiri setuju kalau Hua Biao aneh sekali hari ini. Er Tiao berfikir kalau luka di tubuh Hua Biao itu karena ulah siswa Hui Ying, mungkin Hua Biao di ancam oleh siswa Hui Ying.
Li Yu dan Er Tiao tidak tahu jawabannya, mereka hanya menatap Hua Biao yang sedang bicara berdua dengan wali kelas.
Wali kelas tentu saja menuduh Hua Biao berkelahi lagi dan Hua Biao dengan rencana matangnya mengatakan kalau ini adalah penyakit yang mirip lupus, diturunkan dari ayahnya. Tubuhnya akan membentuk memar kemerahan gitu, tapi penyakitnya ini tidak menular dan ia masih bisa beraktifitas dengan baik.
Wali kelas langsung percaya begitu saja HAHHAHAHAHAHA. Bahkan saat Hua Biao mengatakan ia rentan terhadap suara keras, misalnya kalau gurunya berteriak dan marah-marah di kelas LOL.
Wali kelas yang beneran percaya dan mengkhawatirkan Hua Biao langsung membaca buku mengenai penyakit lupus, ia membacanya sangat serius dan kemudian tahu kalau semua itu hanya kebohongan HAHAHAHAHAHAHA..
Li Yu sedang membeli minuman di luar sekolah dan kemudian ia melihat sesuatu yang mencurigakan. Hua Biao bersama siswa dari Hui Ying, mantan teman sekelasnya itu memberikan amplop gitu pada Hua Biao. Li Yu mengamatinya.
Hua Biao kembali ke kelas dengan bahagia dan melihat Yang Xi sedang serius belajar. Hua Biao memasukkan amplop itu ke dalam tasnya dan mengamati Yang Xi yang sedang belajar. Ia kemudian mengambil pena milik Yang Xi dari belakang dan menggambar sesuatu di kertas milik Yang Xi. Seperti soal matematika. Ia meminta Yang Xi mengerjakannya, jika Yang Xi bisa mengerjakan soal itu ia akan memberikan hadiah. YAng Xi menatap Hua Biao dengan tatapan 'kau nggak bohong kan?' HAHAHAHAHA.
Li Yu datang ke kelas tak lama kemudian dan bertanya apakah Hua Biao ada kelas tambahan hari ini. Hua Biao mengatakan tidak dan Li Yu mengajak Hua Biao untuk bicara berdua sepulang sekolah. Hua Biao menatap Li Yu dengan curiga. Li Yu mengatakan kalau ia hanya ingin mengobrol dengan Hua Biao. Hua Biao akhirnya setuju.
Sepulang sekolah, Hua Biao dan Li Yu nongkrong di atas atap rumah Hua Biao. Mereka minum limun bersama-sama (Sepertinya limun itu sponsor deh HAHAHAHAHHA).
Li Yu bertanya apakah sekarang Hua Biao sudah mau menganggapnya sebagai teman baiknya?
Hua Biao membenarkan. Li Yu kemudian mengatakan teman baik biasanya berbagi rahasia mereka. Hua Biao juga setuju. Li Yu kemudian langsung ke topik yang ingin ia tanyakan, ia bertanya apakah hari ini siswa Hui Ying menyulitkan Hua Biao?
Hua Biao mengatakan kalau mereka berteman, hari ini mereka hanya terlalu emosi. Hua Biao bertanya kenapa siswa SMA mereka sangat tidak menyukai SMA Hui Ying?
Li Yu mengatakan sejak pertama ia masuk ke SMA mereka, para guru selalu menjadikan SMA Hui Ying sebagai SMA yang harus mereka contoh, mereka para siswa sangat kesal karena hal itu, makanya mereka tidak menyukai Hui Ying.
Hua Biao mengatakan kalau siswa Hui Ying tidak sepintar itu, bahkan yang paling bodoh disana lebih bodoh dari Yang Xi. Li Yu tersenyum mendengarnya. Mereka bersulang lagi.
Li Yu bertanya apakah Hua Biao meminjam uang dari mantan teman sekelasnya lagi dan Hua Biao mengatakan ia sudah berjanji pada neneknya kalau ia tidak akan meminjam uang lagi. Uang yang Li Yu pinjamkan padanya ia pasti akan mengembalikannya.
Li Yu mengatakan ia bertanya bukan karena hutang itu, ia hanya penasaran apa yang terjadi pada Hua Biao dan bagaimana Hua Biao mendapatkan memar itu. Hua Biao terdiam dan menatap Li Yu. Li Yu mengingatkan kalau teman baik akan berbagi rahasia mereka.
Hua Biao memutuskan untuk menceritakan apa yang terjadi. Jadi malam saat Hua Biao dipanggil oleh adik pemilik salon untuk meminta maaf, ternyata mereka datang bukan untuk minta maaf tapi balas dendam karena Er Tiao sudah mengerjai mereka. Tentu saja awalnya mereka ingin menghajar Er Tiao langsung tapi Hua Biao meminta mereka memukulnya saja dengan syarat jangan memukul wajahnya, karena ia tak ingin neneknya tahu dan khawatir. Dan begitulah malam itu Hua Biao dihajar oleh preman-preman teman si adik pemilik salon.
Li Yu terdiam mendengarnya karena ini juga salahnya ia ikut dalam rencana Er Tiao. Hua Biao meminta Li Yu untuk tidak mengatakan pada Er Tiao mengenai hal itu, karena semuanya sudah berakhir. Li Yu tidak mengerti kenapa Hua Biao melakukan hal seperti itu. Hua Biao tidak menjawab. Ia kemudian berkata, karena teman baik biasanya menceritakan rahasia mereka, aku akan mengatakan padamu satu rahasia lagi.
*DAN AKU SUMPAH MENAHAN NAFAS, PAUSE VIDEONYA DAN AKU MERASA AKU SUDAH MENEBAK APA YANG AKAN HUA BIAO KATAKAN DAN AKU BERHARAP TEBAKAN AKU SALAH!!!!!*
Li Yu bertanya kenapa Hua Biao punya banyak sekali rahasia?
Hua Biao hanya tersenyum dan kemudian berkata, "Aku menyukai Yang Xi".
Li Yu terkejut dan langsung menatap Hua Biao. Hua Biao hanya tersenyum menatap langit dan Li Yu memalingkan pandangannya, ia terdiam dan tidak mengatakan apapun.
*WHYYY?? Akubenar-benar berharap Hua Biao tidak mengatakan perasaannya pada orang lain selain Yang Xi, karena kalau gini kan jadi awkward, nyebelin, aku pikir Hua Biao cukup peka dia tahu kalau Li Yu suka sama Yang Xi, tapi dilihat dari ekspresinya disini kayaknya dia nggak tahu. Kalau dia tahu waduh, kasihan banged Li Yu T_T*
Malam itu, Li Yu tidak bisa tidur dan terus kepikiran pada apa yang dikatakan oleh Hua Biao. Saat ibunya menelpon, ibu bahkan tahu dari suara Li Yu kalau Li Yu sedang marah. Tapi Li Yu tidak mau menceritakan apapun pada ibunya.
Saat ibu bertanya bagaimana keadaan Yang Xi dan teman Li Yu yang rumahnya rusak itu, Li Yu mengatakan kalau mereka baik-baik saja.
Hasil tes matematika keluar, Yang Xi menari-nari bahagia karena ia mendapat hasil yang ia harapkan. Hua Biao melihat nilai Yang Xi, nilai standar 70, tapi Yang Xi tidak peduli karena memang nilai itu yang ia inginkan.
Yang Xi bahkan berterima kasih pada wali kelas dengan bahagia dan wali kelas bingung banged pada Yang Xi, karena berapapun nilai yang diperolehnya Yang Xi selalu puas dengan itu.
Yang Xi menagih janji pada orang tuanya hari itu, tapi sudah hampir jam 9 malam ibu belum kembali. Saat ibu kembali dengan wajah tidak bersalah, ayah memarahi ibu karena pulang terlambat padahal ibu sudah janji akan membelikan Pizza Hut untuk Yang Xi jika nilai Yang Xi diatas 70. Ibu mengatakan dia kan sudah pulang dan mereka bisa segera pergi. Ayah mengingatkan ibu kalau Pizza Hut tutup jam 9, bahkan jika mereka pergi sekarang pasti nggak akan terkejar.
Ibu meminta ayah berhenti mengomel karena mereka pasti bisa sampai tepat waktu, ibu mengajak Yang Xi untuk pergi. Tapi ayah sudah keburu kesal dan mengatakan dia nggak mau pergi. Ayah marah karena ia tadi menunggu ibu di jembatan lama sekali melihat ibu menari dengan seseorang bernama Zhang. Ibu bertanya memangnya kenapa kalau ia menari bersama Zhang? Itu tidak ada hubungannya dengan ayah.
Ibu mengatakan jika ayah membiarkan Liu membaca buku di ruangannya kenapa ia tak boleh menari dengan Zhang? Ibu mengatakan kalau Zhang adalah pria baik. Ayah mengatakan pria baik yang menari dengan istri orang lain meski dia sudah punya istri? Liu tidak sebanding dengan Zhang.
Ayah dan ibu terus bertengkar mengenai Liu dan Zhang, Yang Xi sibuk melihat jam tangannya dan hari semakin larut. Yang Xi menunjukkan wajah kesalnya karena mereka terus bertengkar.
Ayah dan ibu bahkan sampai mengungkit perceraian dan sama-sama keluar dari rumah. Yang Xi kesal sekali dan berteriak bagaimana dengan Pizza Hut-nya karena mereka janji akan membawanya kesana. Tapi tentu saja orang tuanya tidak mendengarkan. Yang Xi kesal sekali.
Yang Xi naik ke rumah Li Yu tapi Li Yu belum pulang, ayahnya yang membuka pintu. Seorang wanita muncul dan ayah Li Yu memperkenalkan wanita itu sebagai bibi Huang sementara Yang Xi diperkenalkan sebagai teman Li Yu yang tinggal di bawah rumah mereka. Yang Xi sepertinya sudah tahu apa yang terjadi disana dan mengatakan kalau ia akan menunggu Li Yu di bawah saja.
Yang Xi berjalan ke taman di depan kompleks apartemen mereka dan menemukan Li Yu disana. Yang Xi tahu kalau Li Yu tahu ayahnya membawa wanita lain ke rumah, makanya Li Yu diam disana untuk menghindari wanita itu.
Li Yu membantah, ia hanya duduk diluar karena udaranya fresh disana. Li Yu bertanya bukankan Yang Xi akan pergi ke Pizza Hut?
Yang Xi cemberut meminta Li Yu untuk tidak membicarakan hal itu. Li Yu bertanya apakah orang tua Yang Xi bertengkar lagi, karena tadi ia lihat mereka berdua keluar. Yang Xi menegrutkan kening dan mengatakan kalau ayah dan ibunya selalu bertengkar, belakangan karena Liu dan Zhang, ia tidak mengerti kenapa mereka berdua bertengkar karena orang itu. Mereka bahkan bicara mengenai perceraian. Yang Xi khawatir kalau keduanya serius.
Li Yu mengatakan orang yang bertengkar dan mengungkit perceraian biasanya tidak serius, saat orang tuanya bercerai mereka berdua bahkan tidak mengungkit hal itu.
Yang Xi menatap Li Yu dan bertanya apa yang akan Li Yu lakukan mengenai bibi Huang itu dan Li Yu menjawab ia tak akan membiarkan wanta itu masuk ke rumahnya. Yang Xi bingung karena bibi Huang itu sudah masuk ke rumah Li Yu.
Li Yu meminta Yang Xi untuk menghiburnya dan YAng Xi mengatakan kalau Li Yu tak pantas dihibur. Li Yu meminta YAng Xi berhenti bercanda.
Yang Xi kemudian bermain sihir gitu, meminta Li Yu untuk jangan bergerak, kemudian Yang Xi menggunakan jarinya untuk membuat wajah Li Yu tersenyum. Yang Xi puas banged, keduanya tersenyum.
Yang Xi mengingatkan janji mereka besok, jam 2.30, Li Yu tidak boleh terlambat. YAng Xi mengacak rambut Li Yu sebelum ia pergi meninggalkan Li Yu.
Li Yu sendiri masih disana, ia teringat apa yang dikatakan oleh Hua Biao kalau Hua Biao menyukai Yang Xi. Ughhhh.
Hari sabtu, hari janjian Yang Xi dan Li Yu. Yang Xi sengaja nggak makan siang untuk mengosongkan perutnya. Ia menunggu kode dari Li Yu dan guling-guling di kamarnya.
Yang Xi kesal sekali karena Li Yu masih belum muncul padahal ia sudah sangat lapar. Saat ia mendengar suara lonceng, Yang Xi langsung penuh semangat membuka jendela karena ia tahu itu adalah pesan dari Li Yu. Tapi begitu Yang Xi membuka kertas yang dikirim Li Yu dengan keranjang dari kamarnya ke kamar Yang Xi, Yang Xi terdiam. Li Yu membatalkan janji dengan mengatakan kalau ia punya rencana hari ini. Yang Xi benar-benar emosi dan mulai berteriak, kau mempermainkanku lagi?! Kau masih di rumah, aku bisa mendengarmu! Apakah aku menyinggungmu? Bahkan jika kau sudah punya janji, tidak bisakan kau mengatakan sebelumnya? Aku bahkan sengaja nggak makan siang karena menantikan traktiranmu!
Yang Xi kesal banged dan menggoyang-goyangkan tali berlonceng yang menghubungkan kamarnya dan Li Yu.
*WHAT? APA? APA? Ugh, kayaknya Xi bakalan sama Li Yu deh HAHHAHAHAHAH Njir, apakah harus lanjut nonton ni drama?*
Saat Yang Xi sedang mengeluh pada Li Yu, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil bawah, Yang Da Ben! YAng Da Ben! Yang Da Ben!
Yang Xi terkejut dan menyadari itu adalah Hua Biao, ia langsung menutup jendela dan berlari ke bawah. Yang Xi bertanya kenapa Hua Biao ada disana. Hua Biao mengatakan kalau ia akan memberikan hadiah pada Yang Xi.
Yang Xi tampak cemberut dan mengatakan kalau ia tidak pantas menerimanya. Hua Biao mengingatkan waktu itu ia meminta Yang Xi menyelesaikan soal dan Yang Xi mengatakan kalau ia tidak mengerti.
Hua Biao mengatakan meski begitu Yang Xi tetap akan mendapat hadiah karena nilainya 70. YAng Xi menatap Hua Biao dengan dahi berkerut karena ia tak tahu apa maksud Hua Biao.
Hua Biao mendekati Yang Xi dan menutup wajah Yang Xi dengan topi hoodie milik Yang Xi. Ia kemudian menarik Yang Xi untuk duduk di depan sepedanya dan membawa Yang Xi ke suatu tempat.
Hua Biao menutup mata YAng Xi saat mereka tiba di tempat tujuan. Hua Biao ingin memberi kejutan pada Yang Xi. Saat ia membuka mata Yang Xi, Yang Xi terkejut karena itu adalah Pizza Hut yang ia inginkan. Yang Xi bahagia banged dan langsung berlari ke dalam.
Hua Biao membawakan salad sayuran bertingkat special untuk Yang Xi. Yang Xi seneng banged.
Hua Biao bertanya kenapa YAng Xi masih belum makan pizza-nya dan Yang Xi mengatakan ia nggak enak kalau makan duluan, jadi ia menunggu Hua Biao. Hua Biao menyuruh Yang Xi berhenti bercanda karena sifat feminin seperti itu nggak ada dalam diri Yang Xi HAHAAHHAHA. Yang Xi kesal banged. Yang Xi kemudian bertanya pada Hua Biao, ia tidak mengerti kenapa Hua Biao memberikan hadiah padanya. Hua Biao tersenyum dan meminta YAng Xi mengatakan padanya kenapa Yang Xi kelihatan kesal banged hari ini. Yang Xi berfikir dan kemudian memutuskan bertanya pada Hua Biao. Aku ingin bertanya padamu, kenapa seseorang mengajakmu keluar karena ia tidak menepati janji sebelum itu, tapi kemudian kali ini ia membatalkan janjinya lagi?
Hua Biao dengan polos bertanya siapa itu?
Yang Xi dengan cepat mengatakan ini bukan tentang dia, dia hanya bertanya.
Hua Biao serius berfikir dan Yang Xi menunggu jawaban dengan sangat serius.
Hua Biao mengatakan, mungkin dia kesetrum atau meninggal karena kecelakaan?
Yang Xi kesal karena jawaban itu dan Hua Biao menyuruh Yang Xi cepat makan, kalau tidak ia akan menghabiskan semuanya. Yang Xi berhenti penasaran dengan jawaban pertanyaannya dan mulai makan karena dia nggak mau Hua Biao makan semuanya.
Sambil makan, Yang Xi bertanya kenapa Hua Biao memberikan hadiah padanya padahal ia tidak menyelesaikan soal yang diberikan Hua Biao.
Hua Biao tersenyum dan mengatakan kalau ini adalah hadiah ulang tahun untuk Yang Xi. Yang Xi terdiam dan kemudian senyuman mengembang di wajahnya.
Hua Biao bertanya apakah Yang Xi ingin tahu jawaban dari soal matematika itu dan Yang Xi menjawab tidak, karena ia sudah mendapatkan Pizza Hut yang ia inginkan HAHAHHAAHAHAHAHA. Hua Biao tersenyum menatap Yang Xi yang asik makan, kemudian pandangannya beralih ke pizza yang ada di meja. Lalu jawaban sial matematika itu diperlihatkan, sebenarnya lingkaran itu artinya adalah Pizza Hut.
Komentar:
Huwaaaaaaaaaaaa, episode ini benar-benar bikin aku takut deh, apakah aku salah ship lagi?
Dilihat dari episode ini, kok kayaknya nanti Li Yu yang akan memenangkan hati Yang Xi ya?
Unik banged sih jika dibandingkan dengan R88, kali ini kebalikannya, Hua Biao yang mengatakan perasaannya pada orang lain dan Li Yu yang menyukai Yang Xi mengetahu hal itu. Dia jadi galau karena hal itu dan jangan bilang kalau dia mulai menjauhi Yang Xi nantinya?
Ughhhhh, i dont like this feeling!
Aku benar-benar berharap Hua Biao tidak mengatakan mengenai perasaannya pada orang lain, kenapa sih dia harus bilang sama Li Yu, kan jadi nggak enak. Masa Hua Biao nggak tahu Li Yu suka sama Yang Xi, harusnya udah kelihatan banged nggak sih, soalnya Li Yu kan sering menatap kedekatan mereka berdua. Tbh, aku kasihan juga sih sama Li Yu, gadis yang biasanya selalu bersamanya, apa-apa sama dia, mulai dekat pada orang baru yang mereka kenal. Awalnya dia ingin membenci Hua Biao tapi Hua Biao adalah anak baik dan mereka berteman. Li Yu kemudian tau mereka menyukai gadis yang sama, pasti berat banged sih hati Li Yu.
Seharusnya Li Yu jangan membatalkan janji mereka, karena terlalu klise, itu adalah hal yang biasa dilakukan seorang karakter kalau terjadi sesuatu, aku tuh pengen liat bagaimana jika seandainya Li Yu nggak membatalkan janji HAHAHHAAHAHA.
Yang Xi kayaknya memang dense deh, atau dia belum tahu apa itu cinta? Nggak mungkin kayaknya karena dia suka baca novel. Tapi melihat dia nggak tahu alasan kenapa ayah dan ibunya bertengkar karena orang lain, memang bisa jadi Yang Xi ini masih belum tahu apa itu cinta dan rasa cemburu.
Aku punya feeling nanti Yang Xi menyadari keberadaan Li Yu kalau Li Yu mulai menjauh darinya, atau sebaliknya, ia mungkin merasakannya dari Hua Biao?
Kalau melihat percakapan YAng Xi dan He Mei di telpon, kayaknya sih Yang Xi memang nggak punya perasaan apapun pada Li Yu selain teman baik, dan karena Li Yu memang biasa bersikap baik padanya jadi dia nggak menyadari kalau Li Yu menyukainya.
Episode ini Cheng Cheng nggak muncul nih, padahal aku suka banged sama keceriaan dia dan cara-caranya mendekati Li Yu HAHAHAAHAHAH.
MAsalah Hua Biao memang jadi misteri sih, aku yakin dia nggak melakukan hal jahat, tapi uang yang ia dapatkan untuk mentraktir Yang Xi itu dari mana ya? Kenapa kok kayaknya dia minjam uang lagi dari mantan teman sekelasnya? Hmmmmmmmmmm.
Sebenarnya karakter Hua Biao penuh misteri sih, dibalik senyumannya sepertinya ia memang menyimpan banyak rahasia
Episode 7: Life in 18 is a mist
Ibu sedang makan cake saat Yang Xi sibuk membaca koran, ia melihat iklan Pizza Hut dengan menu baru 'salad' dan Yang Xi benar-benar ingin mencoba menu baru itu. Ayah menyuruh Yang Xi makan cake yang dibelikan Li Yu karena Li Yu membelikannya karena tahu Yang Xi menyukai cake itu. Tapi Yang Xi menolak karena ia tahu Li Yu membelikan cake bukan karena ia menyukai cake itu tapi sebagai cake permintaan maaf. Yang Xi masih marah pada Li Yu karena kejadian di bioskop waktu itu. Melihat tanggapan Yang Xi, ayah tahu kalau terjadi sesuatu diantara mereka dan ia bertanya apakah Yang Xi bertengkar lagi dengan Li Yu tapi tentu saja Yang Xi membantah.Ayah penasaran dengan apa yang dibaca Yang Xi karena Yang Xi sangat fokus dan Yang Xi memperlihatkannya pada ayahnya. Yang Xi berharap ayahnya mau membawanya ke Pizza Hut untuk makan salad itu tapi ayahnya tidak tertarik dan menarik koran dari tangan Yang Xi, sibuk membaca berita sementara Yang Xi terus menatap ayahnya sambil mengatakan 'Pizza Hut, Pizza Hut, Pizza Hut'. HAHAHHAAHHA.
Ibu ikutan nimbrung mengatakan kalau keduanya memang berbeda. Yang Xi boleh pergi ke McDonald sesukanya, tapi Yang Xi hanya boleh pergi ke Pizza Hut jika nilai matematika Yang Xi pada tes berikutnya lebih dari 70 poin. Yang Xi terkejut dan langsung bersemangat meminta ibu harus menepati janji. Ibu mengatakan mereka akan menepati janji jika YAng Xi juga menepati janji untuk mendapatkan nilai diatas 70 lol.
Ayah protes karena ibu selalu begitu, selalu memanjakan Yang Xi. Ibu mulai mengomeli ayah tentang seseorang bernama Liu yang sepertinya adalah pegawai di kantor ayah yang membuat ibu cemburu karena wanita itu sok intelektual baca buku terus dan bla bla bla.
Ayah dan ibu berujung dengan pertengkaran tapi Yang Xi tidak peduli, ia hanya peduli pada Pizza Hutnya dan ia benar-benar berharap ia mendapat nilai diatas 70 pada tes kali ini. Ia bahkan menulisnya di koran tersebut, semoga ia mendapat nilai 70 dan ia bisa pergi ke Pizza Hut.
Hua Biao bicara pada Er Tiao mengenai alat bantu pendengaran palsu itu. Tapi Er Tiao mengatakan ia tak pernah menjual barang palsu meski harga yang ia tawarkan murah. Hua Biao ingin melihat produk yang dijual Er Tiao taipi Er Tiao ragu. LI Yu juga ada disana dan menyuruh Er Tiao segera mengeluarkannya. Er Tiao tidak punya pilihan dan mengeluarkan produk yang ia jual, ia memperlihatkan alat bantu pendengaran dan membukanya, tidak ada kapas di dalamnya seperti yang dijual adik pemilik salon pada Hua Biao. Hua Biao jadi bingung karena pria itu jelas mengatakan kalau ia mendapatkan barang itu dari Er Tiao.
Er Tiao bertanya berapa harga yang ditawarkan pria itu dan Hua Biao mengatakan 20 yuan. Er Tiao kemudian mengerti, ia mengatakan kalau ia menjual barangnya 50 yuan, tak mungkin pria itu menjual hanya 20 yuan pada Hua Biao. Intinya pria itu membeli yang asli pada Er Tiao tapi memberikan yang palsu pada Hua Biao, mungkin yang asli itu ia jual ke orang lain.
Li Yu bertanya apakah alat bantu pendengaran milik Er Tiao berfungsi dengan baik dan Er Tiao kesal karena ia tak mungkin menjual barang palsu. Li Yu mengambilnya dan memberikan pada Hua Biao agar Hua Biao bisa memberikan pada neneknya, tapi Hua Biao menolak, ia mengatakan ia hanya ingin mengetahui apa yang terjadi.
Li Yu meminta Hua Biao mengambilnya saja, karena bertengkar dengan pria itu nggak ada gunanya, bahkan meski Hua Biao bertengkar sampai hampir membunuh pria itu, Hua Biao tetap tidak akan mendapatkan apa yang ia inginkan.
Er Tiao setuju dan meminta Hua Biao mengambil alat bantu pendengaran itu karena itu juga nggak ada guna untuknya. Ia menjual barang-barang itu hanya untuk mendapatkan uang tambahan untuk membeli sesuatu yang ia inginkan, itu adalah sisa-sisa dari pabrik ayahnya.
Hua Biao masih ragu untuk mengambilnya secara gratis, Li Yu meyakinkan Hua Biao untuk mengambilnya karena nggak akan ada yang memeblinya jika dijual di dalam sekolah. Hua Biao akhirnya memutuskan untuk mengambil alat bantu pendengaran itu, tapi ia tak mau secara gratis, ia memberikan sejumlah uang pada Er Tiao, hanya 20 yuan yang ia dapatkan dari pria itu karena ia tak punya uang lagi. Hua Biao kemudian meninggalkan mereka.
He Mei dan Yang Xi bukan anggota kelompok 2, He Mei mengajak Yang Xi nongkrong sebelum pulang, tapi Yang Xi menolak ia ingin ikut pelajaran tambahan. He Mei bingung dan mengatakan ini adalah giliran kelompok 2 tapi Yang Xi tetap ingin tinggal untuk pelajaran tambahan dan membuat seisi kelas bingung karena nggak biasanya Yang Xi begitu HAHAHAHHAHA.
Geng itu kemudian mencoba sepatu roda milik Er Tiao dan mereka menyukainya. Er Tiao dan Li Yu melihat mereka bermain dan kemudian terjadi sesuatu. Er Tiao ternyata mengerjai pria itu dengan mencabut sekrup sepatu rodanya. Si pria itu terjatuh dan Er Tiao menertawakannya. Er Tiao mengatakan kalau itu adalah hukuman pria itu karena sudah membohongi temannya. Er Tiao puas karena sudah membalaskan dendam Hua Biao.
Li Yu jadi takut-takut sama Er Tiao dan bertanya sepatu basket yang diberikan Er Tiao bukan yang palsu kan? Kau tidak berbohong padaku kan?
Er Tiao hanya menjawab, palsu atau bukan, terserah kau mau memikirkan apa. LOL
Hua Biao menatap wajah Yang Xi yang sedang tidur, rambutnya menutupi wajah Yang Xi. Hua Biao mengambil pulpen milik Yang Xi untuk menyingkirkan rambut dari wajah Yang Xi agar ia bisa melihat wajah Yang Xi dengan jelas lalu ia tersenyum sampai ia sadar ada yang lengket di tangannya dan saat Hua Biao menyadari apa itu Hua Biao jijik banged HAHHAAHAHAHAHAHHA. Itu air liur Yang Xi HAHHAHAAHA.
Hua Biao langsung berteriak membangunkan YAng Xi dan mengambil sesuatu di meja untuk mengelap tangannya. Hua Biao mengomel karena Yang Xi meneteskan liur saat tidur sementara Yang Xi hanya tersenyum tak bersalah. Saat Hua Biao pergi untuk mencuci tangannya. Hua Biao menyadari kalau kertas yang ia ambil untuk mengelap tangannya adalah milik Yang Xi. Itu adalah koran yang ada iklan Pizza Hut-nya, Yang Xi mengguntingnya sebagai penyemangat untuk belajar.
Hua Biao melihat tulisan di kertas itu kalau Yang Xi ingin mendapat nilai 70 agar bisa ke Pizza Hut. Hua Biao menatap Yang Xi dari belakang dan ia tersenyum, sekarang ia baru tahu alasan kenapa YAng Xi sangat fokus belajar.
Li Yu menunggu Yang Xi di bawah dan melihat Yang Xi pulang bersama Hua Biao. Yang Xi yang melihat Li Yu tidak peduli padanya, ia meletakkan sepedanya dan langsung naik ke atas setelah mengucapkan terima kasih pada Hua Biao yang mengantarnya pulang.
Hua Biao menatap Li Yu dan mengatakan kalau hari ini mereka pulang sangat larut makanya ia mengantar Yang Xi pulang. Kemudian Hua Biao meninggalkan rumah mereka.
Saat naik sepeda ke sekolah, Yang Xi juga mengayuh sepedanya dengan cepat dan meninggalkan Li Yu. Di sekolah, Yang Xi juga tak peduli pada Li Yu yang terus berusaha mengajaknya untuk bicara.
Hua Biao tiba di rumah, nenek Hua Biao sudah menggunakan alat bantu pendengaran yang diberikan Er Tiao dan sepertinya alat itu bekerja dengan baik. Hua Biao sebenarnya khawatir kalau alat itu tidak membantu pendengaran nenek, jadi ia mencoba menguji nenek, bertanya itu suara apa, ini suara apa. Dan Hua Biao lega saat yakin alat itu bekerja dengan baik. Nenek meminta Hua Biao untuk tidak menggunakan uangnya untuk hal seperti ini lagi. Hua Biao meminta nenek jangan khawatir, sepertinya Hua Biao punya kerja sambilan menjaga seseorang dan kakeknya. Nenek merasa nggak enak pada Hua Biao dan ia juga meminta maaf mengenai panci presto peninggalan ibu Hua Biao.
Nenek meminta Hua Biao untuk tidak mengkhawtairkan mengenai uang, Hua Biao hanya perlu belajar dengan giat, ia yakin Hua Biao punya masa depan yang baik. Ia ingin Hua Biao berjanji untuk tidak meminjam uang dari orang lain lagi, Hua Biao berjanji pada neneknya.
Hua Biao ada di kamarnya dan sedang menghitung uang, kemudian ia berfikir. Ia menelpon seseorang, sepertinya sih mantan teman sekelasnya dan mengatakan kalau ia memutuskan untuk ikut berpartisipasi (belum tahu apa yang dimaksud dengan itu).
Kemudian adik pemilik salon mengetuk jendela Hua Biao dan meminta Hua Biao untuk keluar sebentar karena ia ingin meminta maaf pada Hua Biao.
Li Yu meminta maaf pada Yang Xi mengenai kejadian di bioskop waktu itu, ia mengatakan kalau ia pikir yang meletakkan tiket di bukunya adalah Yang Xi, ia baru menyadarinya setelah movienya berakhir. Yang Xi hanya menatap Li Yu dan Li Yu mengatakan kalau ia tak akan pernah berbohong pada Yang Xi. Yang Xi kemudian menahan senyumnya dan akhirnya ia tak bisa melakukannya lagi. Yang Xi mengatakan kalau ia tahu Li Yu tidak akan berbohong padanya, harusnya Li Yu mengatakan sejak awal dan pasti tidak akan ada masalah diantara mereka seperti ini.
He Mei yang menunggu Yang Xi kemudian berkomentar kalau mereka berdua terlihat sangat menarik. Li Yu tersenyum dan diam-diam memberikan sesuatu pada Yang Xi, kertas kecil. Yang Xi melihatnya. Er Tiao meminta mereka cepat dan Yang Xi meminta mereka menunggu. Yang Xi membuka kertas itu diam-diam agar tidak dilihat oleh yang lain. Tulisan di kertas itu adalah agar Yang Xi mengosongkan jadwalnya hari sabtu sore.
YAng Xi tersenyum dan berkomentar jika ini adalah permintaan maaf Li Yu, Li Yu sebaiknya menyiapkan sesuatu yang besar sabtu ini.
Karena Yang Xi dan Li Yu lama banged, Er Tiao jadi penasaran dan mendekati mereka, ia curiga melihat keduanya yang senyam senyum dan bertanya ada apa, tapi keduanya menjawab bukan apa-apa. Er Tiao makin curiga dan mengatakan kalau keduanya pasti punya rahasia dan tidak mau mengatakan padanya. Er Tiao merengek mengatakan pada Hua Biao kalau Yang Xi dan Li Yu membuat kelompok berdua dan tidak mengikut sertakan mereka. Hua Biao hanya tersenyum dan meminta mereka untuk cepat pergi. Er Tiao kemudian menghalagi dan mengatakan jarang-jarang mereka bisa pulang cepat seperti ini, ia mengajak mereka menghabiskan waktu bersama sebelum pulang. Semuanya setuju.
Mereka berlima mengayuh sepeda ke pinggir sungai dan nongkrong sambil minum limun disana. Er Tiao mengatakan kalau Hua Biaomungkin terlihat seram awalnya, tapi ternyata dia adalah orang baik sama sepeti dirinya. LI Yu menyuruh Er Tiao berhenti memuji diri sendiri.
ER Tiao mengajak Hua Biao untuk ikut dalam pertandingan basket pada hari selasa, sekolah mereka akan melawan SMA Hui Ying, SMA Hua Biao dulu. Hua Biao setuju, mereka bersulang tapi saat akan minum, Yang Xi menghentikan mereka karena ia punya pengumuman.
Yang Xi berdiri dan berteriak, hari ini 5 anggota grup sepeda dibentuk!
Yang lain ikut berdiri dan ikutan teriak bersam YAng Xi. Sepertinya sih ini adalah adegan resmi kalau mereka berlima adalah teman satu geng.
Mereka menghabiskan waktu bermain di rumput pinggir sungai sementara Li Yu hanya menatap mereka dari jalan. Yang Xi sempat melihat ke arah Li Yu dan tersenyum padanya, kemudian kejar-kejaran lagi bareng yang lain. Mereka juga sempat cheers bersama Li Yu yang jauh dari mereka. Asik banged sih kayaknya, tapi lucu juga bersulang pake limun hhehheheheh.
Malam harinya, He Mei dan Yang Xi telponan sebelum tidur. Mereka berdua membicarakan mengenai Li Yu. He Mei curiga kalau Li Yu menyukai Yang Xi tapi Yang Xi mengatakan kalau itu cuma khayalan He Mei. Yang Xi mengatakan ia mengenal Li Yu dengan baik.
He Mei mengatakan kalau ia melihat kejadian tadi, jika Li Yu tidak menyukai YAng Xi, seharusnya Li Yu mengatakannya langsung kalau ingin mengajak Yang Xi ketemuan, kenapa harus pake kertas. Terlebih lagi Yang Xi dan Li Yu tumbuh bersama-sama, selalu bersama-sama, kenapa tadi Li Yu kayaknya misterius banged. Yang Xi bingung karena ia tidak merasa itu sesuatu yang misterius, Yang Xi mengatakan Li Yu memang selalu seperti itu. Yang Xi menguap dan meminta He Mei melanjutkan pembicaraan besok saja. Tapi He Mei tetap merasa yakin kalau Li Yu menyukai Yang Xi, ia yakin sabtu nanti Li Yu akan menyatakan perasaannya pada Yang Xi. He Mei yakin banged akan terjadi sesuatu. Yang Xi sepertinya memang tidak tertarik pada hal itu dan malah udah ketiduran. He Mei akhirnya menutup telponnya.
Hari pertandingan basket, kedua tim tampak sangat serius. Hanya Hua Biao yang tampak biasa aja dan Er Tiao mengingatkan kalau musuh abadi sekolah mereka adalah Hui Ying, mereka harus serius memenangkan pertandingan ini. Hua Biao sebenarnya tidak mengerti kenapa mereka begitu bermusuhan, ia baru menyadari kalau pandangan anggota tim-nya benar-benar berbeda pada Hui Ying. Karena baju atasan kedua tim sama-sama putih, jadi tim Hui Ying ingin sekolah Hua Biao dkk untuk membuka baju, tapi Er Tiao menolak, kenapa mereka harus melakukannya. Wali kelas yang menjadi wasit kemudian membuat keputusna kalau sekolah mereka yang akan membuka baju, karena Hui Ying adalah tamu undangan. Er Tiao kesal banged, tapi ia menuruti perintah guru.
Sementara itu Hua Biao tidak tahu kalau mereka harus buka baju dan ia sepertinya tidak tenang. wali kelas bertanya kenapa Hua Biao bersikap seperti seorang gadis dan menyuruh Hua Biao membuka bajunya. Karena Hua Biao belum juga bergerak, Er Tiao memaksa Hua Biao dan Hua Biao mencoba menghindar tapi Er Tiao gesit juga. Tapi begitu baju Hua Biao terbuka, semuanya terdiam, karena tubuh Hua Biao penuh luka memar.
Pertandingan basket di mulai, menurutku Hua Biao bermain cukup bagus tapi saat itu tim Hui Ying melakukan pelanggaran karena mendorong Li Yu dengan sangat keras sampai Li Yu terjatuh. Karena wasit mengatakan itu bukan pelanggaran, terjadi pertengkaran hebat diantara para pemain. Hua Biao membela timnya karena tim Hui Ying memang melakukan pelanggaran tapi mantan teman sekelas Hua Biao itu mengatakan kalau dia tidak melakukan kesalahan.
Wasit kesal sekali karena mereka tidak mau berhenti dan memarahi tim Hua Biao, kalau mereka main basket untuk betengkar begini lebih baik mereka belajar di kelas saja. Tim Hui Ying tampak kesal pada tim Hua Biao dan bahkan mantan teman sekelas Hua Biao itu mengatakan kalau Hua Biao sangat payah.
Wali kelas sebenarnya sejak tadi penasaran pada memar Hua Biao dan mengajak Hua Biao bicara dengannya.
Tim basket Hui Ying meninggalkan lapangan karena kesal. Rekan Hua Biao mulai bertanya-tanya ada apa dengan Hua Biao hari ini, karena Hua Biao mainnya berbeda, tidak seperti biasanya. Mereka berfikir kalai Hua Biao ada dipihak teman sekelasnya. Li Yu meminta mereka jangan bicara begitu karena mereka sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai Hua Biao. Er Tiao sendiri setuju kalau Hua Biao aneh sekali hari ini. Er Tiao berfikir kalau luka di tubuh Hua Biao itu karena ulah siswa Hui Ying, mungkin Hua Biao di ancam oleh siswa Hui Ying.
Li Yu dan Er Tiao tidak tahu jawabannya, mereka hanya menatap Hua Biao yang sedang bicara berdua dengan wali kelas.
Wali kelas tentu saja menuduh Hua Biao berkelahi lagi dan Hua Biao dengan rencana matangnya mengatakan kalau ini adalah penyakit yang mirip lupus, diturunkan dari ayahnya. Tubuhnya akan membentuk memar kemerahan gitu, tapi penyakitnya ini tidak menular dan ia masih bisa beraktifitas dengan baik.
Wali kelas langsung percaya begitu saja HAHHAHAHAHAHA. Bahkan saat Hua Biao mengatakan ia rentan terhadap suara keras, misalnya kalau gurunya berteriak dan marah-marah di kelas LOL.
Wali kelas yang beneran percaya dan mengkhawatirkan Hua Biao langsung membaca buku mengenai penyakit lupus, ia membacanya sangat serius dan kemudian tahu kalau semua itu hanya kebohongan HAHAHAHAHAHAHA..
Li Yu sedang membeli minuman di luar sekolah dan kemudian ia melihat sesuatu yang mencurigakan. Hua Biao bersama siswa dari Hui Ying, mantan teman sekelasnya itu memberikan amplop gitu pada Hua Biao. Li Yu mengamatinya.
Hua Biao kembali ke kelas dengan bahagia dan melihat Yang Xi sedang serius belajar. Hua Biao memasukkan amplop itu ke dalam tasnya dan mengamati Yang Xi yang sedang belajar. Ia kemudian mengambil pena milik Yang Xi dari belakang dan menggambar sesuatu di kertas milik Yang Xi. Seperti soal matematika. Ia meminta Yang Xi mengerjakannya, jika Yang Xi bisa mengerjakan soal itu ia akan memberikan hadiah. YAng Xi menatap Hua Biao dengan tatapan 'kau nggak bohong kan?' HAHAHAHAHA.
Li Yu datang ke kelas tak lama kemudian dan bertanya apakah Hua Biao ada kelas tambahan hari ini. Hua Biao mengatakan tidak dan Li Yu mengajak Hua Biao untuk bicara berdua sepulang sekolah. Hua Biao menatap Li Yu dengan curiga. Li Yu mengatakan kalau ia hanya ingin mengobrol dengan Hua Biao. Hua Biao akhirnya setuju.
Sepulang sekolah, Hua Biao dan Li Yu nongkrong di atas atap rumah Hua Biao. Mereka minum limun bersama-sama (Sepertinya limun itu sponsor deh HAHAHAHAHHA).
Li Yu bertanya apakah sekarang Hua Biao sudah mau menganggapnya sebagai teman baiknya?
Hua Biao membenarkan. Li Yu kemudian mengatakan teman baik biasanya berbagi rahasia mereka. Hua Biao juga setuju. Li Yu kemudian langsung ke topik yang ingin ia tanyakan, ia bertanya apakah hari ini siswa Hui Ying menyulitkan Hua Biao?
Hua Biao mengatakan kalau mereka berteman, hari ini mereka hanya terlalu emosi. Hua Biao bertanya kenapa siswa SMA mereka sangat tidak menyukai SMA Hui Ying?
Li Yu mengatakan sejak pertama ia masuk ke SMA mereka, para guru selalu menjadikan SMA Hui Ying sebagai SMA yang harus mereka contoh, mereka para siswa sangat kesal karena hal itu, makanya mereka tidak menyukai Hui Ying.
Hua Biao mengatakan kalau siswa Hui Ying tidak sepintar itu, bahkan yang paling bodoh disana lebih bodoh dari Yang Xi. Li Yu tersenyum mendengarnya. Mereka bersulang lagi.
Li Yu bertanya apakah Hua Biao meminjam uang dari mantan teman sekelasnya lagi dan Hua Biao mengatakan ia sudah berjanji pada neneknya kalau ia tidak akan meminjam uang lagi. Uang yang Li Yu pinjamkan padanya ia pasti akan mengembalikannya.
Li Yu mengatakan ia bertanya bukan karena hutang itu, ia hanya penasaran apa yang terjadi pada Hua Biao dan bagaimana Hua Biao mendapatkan memar itu. Hua Biao terdiam dan menatap Li Yu. Li Yu mengingatkan kalau teman baik akan berbagi rahasia mereka.
Hua Biao memutuskan untuk menceritakan apa yang terjadi. Jadi malam saat Hua Biao dipanggil oleh adik pemilik salon untuk meminta maaf, ternyata mereka datang bukan untuk minta maaf tapi balas dendam karena Er Tiao sudah mengerjai mereka. Tentu saja awalnya mereka ingin menghajar Er Tiao langsung tapi Hua Biao meminta mereka memukulnya saja dengan syarat jangan memukul wajahnya, karena ia tak ingin neneknya tahu dan khawatir. Dan begitulah malam itu Hua Biao dihajar oleh preman-preman teman si adik pemilik salon.
Li Yu terdiam mendengarnya karena ini juga salahnya ia ikut dalam rencana Er Tiao. Hua Biao meminta Li Yu untuk tidak mengatakan pada Er Tiao mengenai hal itu, karena semuanya sudah berakhir. Li Yu tidak mengerti kenapa Hua Biao melakukan hal seperti itu. Hua Biao tidak menjawab. Ia kemudian berkata, karena teman baik biasanya menceritakan rahasia mereka, aku akan mengatakan padamu satu rahasia lagi.
*DAN AKU SUMPAH MENAHAN NAFAS, PAUSE VIDEONYA DAN AKU MERASA AKU SUDAH MENEBAK APA YANG AKAN HUA BIAO KATAKAN DAN AKU BERHARAP TEBAKAN AKU SALAH!!!!!*
Li Yu bertanya kenapa Hua Biao punya banyak sekali rahasia?
Hua Biao hanya tersenyum dan kemudian berkata, "Aku menyukai Yang Xi".
Li Yu terkejut dan langsung menatap Hua Biao. Hua Biao hanya tersenyum menatap langit dan Li Yu memalingkan pandangannya, ia terdiam dan tidak mengatakan apapun.
*WHYYY?? Akubenar-benar berharap Hua Biao tidak mengatakan perasaannya pada orang lain selain Yang Xi, karena kalau gini kan jadi awkward, nyebelin, aku pikir Hua Biao cukup peka dia tahu kalau Li Yu suka sama Yang Xi, tapi dilihat dari ekspresinya disini kayaknya dia nggak tahu. Kalau dia tahu waduh, kasihan banged Li Yu T_T*
Malam itu, Li Yu tidak bisa tidur dan terus kepikiran pada apa yang dikatakan oleh Hua Biao. Saat ibunya menelpon, ibu bahkan tahu dari suara Li Yu kalau Li Yu sedang marah. Tapi Li Yu tidak mau menceritakan apapun pada ibunya.
Saat ibu bertanya bagaimana keadaan Yang Xi dan teman Li Yu yang rumahnya rusak itu, Li Yu mengatakan kalau mereka baik-baik saja.
Hasil tes matematika keluar, Yang Xi menari-nari bahagia karena ia mendapat hasil yang ia harapkan. Hua Biao melihat nilai Yang Xi, nilai standar 70, tapi Yang Xi tidak peduli karena memang nilai itu yang ia inginkan.
Yang Xi bahkan berterima kasih pada wali kelas dengan bahagia dan wali kelas bingung banged pada Yang Xi, karena berapapun nilai yang diperolehnya Yang Xi selalu puas dengan itu.
Yang Xi menagih janji pada orang tuanya hari itu, tapi sudah hampir jam 9 malam ibu belum kembali. Saat ibu kembali dengan wajah tidak bersalah, ayah memarahi ibu karena pulang terlambat padahal ibu sudah janji akan membelikan Pizza Hut untuk Yang Xi jika nilai Yang Xi diatas 70. Ibu mengatakan dia kan sudah pulang dan mereka bisa segera pergi. Ayah mengingatkan ibu kalau Pizza Hut tutup jam 9, bahkan jika mereka pergi sekarang pasti nggak akan terkejar.
Ibu meminta ayah berhenti mengomel karena mereka pasti bisa sampai tepat waktu, ibu mengajak Yang Xi untuk pergi. Tapi ayah sudah keburu kesal dan mengatakan dia nggak mau pergi. Ayah marah karena ia tadi menunggu ibu di jembatan lama sekali melihat ibu menari dengan seseorang bernama Zhang. Ibu bertanya memangnya kenapa kalau ia menari bersama Zhang? Itu tidak ada hubungannya dengan ayah.
Ibu mengatakan jika ayah membiarkan Liu membaca buku di ruangannya kenapa ia tak boleh menari dengan Zhang? Ibu mengatakan kalau Zhang adalah pria baik. Ayah mengatakan pria baik yang menari dengan istri orang lain meski dia sudah punya istri? Liu tidak sebanding dengan Zhang.
Ayah dan ibu terus bertengkar mengenai Liu dan Zhang, Yang Xi sibuk melihat jam tangannya dan hari semakin larut. Yang Xi menunjukkan wajah kesalnya karena mereka terus bertengkar.
Ayah dan ibu bahkan sampai mengungkit perceraian dan sama-sama keluar dari rumah. Yang Xi kesal sekali dan berteriak bagaimana dengan Pizza Hut-nya karena mereka janji akan membawanya kesana. Tapi tentu saja orang tuanya tidak mendengarkan. Yang Xi kesal sekali.
Yang Xi naik ke rumah Li Yu tapi Li Yu belum pulang, ayahnya yang membuka pintu. Seorang wanita muncul dan ayah Li Yu memperkenalkan wanita itu sebagai bibi Huang sementara Yang Xi diperkenalkan sebagai teman Li Yu yang tinggal di bawah rumah mereka. Yang Xi sepertinya sudah tahu apa yang terjadi disana dan mengatakan kalau ia akan menunggu Li Yu di bawah saja.
Yang Xi berjalan ke taman di depan kompleks apartemen mereka dan menemukan Li Yu disana. Yang Xi tahu kalau Li Yu tahu ayahnya membawa wanita lain ke rumah, makanya Li Yu diam disana untuk menghindari wanita itu.
Li Yu membantah, ia hanya duduk diluar karena udaranya fresh disana. Li Yu bertanya bukankan Yang Xi akan pergi ke Pizza Hut?
Yang Xi cemberut meminta Li Yu untuk tidak membicarakan hal itu. Li Yu bertanya apakah orang tua Yang Xi bertengkar lagi, karena tadi ia lihat mereka berdua keluar. Yang Xi menegrutkan kening dan mengatakan kalau ayah dan ibunya selalu bertengkar, belakangan karena Liu dan Zhang, ia tidak mengerti kenapa mereka berdua bertengkar karena orang itu. Mereka bahkan bicara mengenai perceraian. Yang Xi khawatir kalau keduanya serius.
Li Yu mengatakan orang yang bertengkar dan mengungkit perceraian biasanya tidak serius, saat orang tuanya bercerai mereka berdua bahkan tidak mengungkit hal itu.
Yang Xi menatap Li Yu dan bertanya apa yang akan Li Yu lakukan mengenai bibi Huang itu dan Li Yu menjawab ia tak akan membiarkan wanta itu masuk ke rumahnya. Yang Xi bingung karena bibi Huang itu sudah masuk ke rumah Li Yu.
Li Yu meminta Yang Xi untuk menghiburnya dan YAng Xi mengatakan kalau Li Yu tak pantas dihibur. Li Yu meminta YAng Xi berhenti bercanda.
Yang Xi kemudian bermain sihir gitu, meminta Li Yu untuk jangan bergerak, kemudian Yang Xi menggunakan jarinya untuk membuat wajah Li Yu tersenyum. Yang Xi puas banged, keduanya tersenyum.
Yang Xi mengingatkan janji mereka besok, jam 2.30, Li Yu tidak boleh terlambat. YAng Xi mengacak rambut Li Yu sebelum ia pergi meninggalkan Li Yu.
Li Yu sendiri masih disana, ia teringat apa yang dikatakan oleh Hua Biao kalau Hua Biao menyukai Yang Xi. Ughhhh.
"Diusia 18 tahun, kami bingung kenapa orang tua kami bertengkar, kenapa mereka mengatakan tentang perceraian tapi tidak pernah benar-benar melakukannya, kenapa ibuku meninggalkanku, apa yang sebenarnya ayahku butuhkan, kenapa sikapku begitu pada Yang Xi dan kenapa tiba-tiba aku merasa aku kehilangan semangatku untuk melangkah ke depan?"
Yang Xi kesal sekali karena Li Yu masih belum muncul padahal ia sudah sangat lapar. Saat ia mendengar suara lonceng, Yang Xi langsung penuh semangat membuka jendela karena ia tahu itu adalah pesan dari Li Yu. Tapi begitu Yang Xi membuka kertas yang dikirim Li Yu dengan keranjang dari kamarnya ke kamar Yang Xi, Yang Xi terdiam. Li Yu membatalkan janji dengan mengatakan kalau ia punya rencana hari ini. Yang Xi benar-benar emosi dan mulai berteriak, kau mempermainkanku lagi?! Kau masih di rumah, aku bisa mendengarmu! Apakah aku menyinggungmu? Bahkan jika kau sudah punya janji, tidak bisakan kau mengatakan sebelumnya? Aku bahkan sengaja nggak makan siang karena menantikan traktiranmu!
Yang Xi kesal banged dan menggoyang-goyangkan tali berlonceng yang menghubungkan kamarnya dan Li Yu.
"Suatu hari nanti, alasan kenapa dia membatalkan janji denganku akan menjadi kabut abadi di usia 18 tahunku."
Yang Xi terkejut dan menyadari itu adalah Hua Biao, ia langsung menutup jendela dan berlari ke bawah. Yang Xi bertanya kenapa Hua Biao ada disana. Hua Biao mengatakan kalau ia akan memberikan hadiah pada Yang Xi.
Yang Xi tampak cemberut dan mengatakan kalau ia tidak pantas menerimanya. Hua Biao mengingatkan waktu itu ia meminta Yang Xi menyelesaikan soal dan Yang Xi mengatakan kalau ia tidak mengerti.
Hua Biao mengatakan meski begitu Yang Xi tetap akan mendapat hadiah karena nilainya 70. YAng Xi menatap Hua Biao dengan dahi berkerut karena ia tak tahu apa maksud Hua Biao.
Hua Biao menutup mata YAng Xi saat mereka tiba di tempat tujuan. Hua Biao ingin memberi kejutan pada Yang Xi. Saat ia membuka mata Yang Xi, Yang Xi terkejut karena itu adalah Pizza Hut yang ia inginkan. Yang Xi bahagia banged dan langsung berlari ke dalam.
Hua Biao bertanya kenapa YAng Xi masih belum makan pizza-nya dan Yang Xi mengatakan ia nggak enak kalau makan duluan, jadi ia menunggu Hua Biao. Hua Biao menyuruh Yang Xi berhenti bercanda karena sifat feminin seperti itu nggak ada dalam diri Yang Xi HAHAAHHAHA. Yang Xi kesal banged. Yang Xi kemudian bertanya pada Hua Biao, ia tidak mengerti kenapa Hua Biao memberikan hadiah padanya. Hua Biao tersenyum dan meminta YAng Xi mengatakan padanya kenapa Yang Xi kelihatan kesal banged hari ini. Yang Xi berfikir dan kemudian memutuskan bertanya pada Hua Biao. Aku ingin bertanya padamu, kenapa seseorang mengajakmu keluar karena ia tidak menepati janji sebelum itu, tapi kemudian kali ini ia membatalkan janjinya lagi?
Hua Biao dengan polos bertanya siapa itu?
Yang Xi dengan cepat mengatakan ini bukan tentang dia, dia hanya bertanya.
Hua Biao serius berfikir dan Yang Xi menunggu jawaban dengan sangat serius.
Hua Biao mengatakan, mungkin dia kesetrum atau meninggal karena kecelakaan?
Yang Xi kesal karena jawaban itu dan Hua Biao menyuruh Yang Xi cepat makan, kalau tidak ia akan menghabiskan semuanya. Yang Xi berhenti penasaran dengan jawaban pertanyaannya dan mulai makan karena dia nggak mau Hua Biao makan semuanya.
Sambil makan, Yang Xi bertanya kenapa Hua Biao memberikan hadiah padanya padahal ia tidak menyelesaikan soal yang diberikan Hua Biao.
Hua Biao tersenyum dan mengatakan kalau ini adalah hadiah ulang tahun untuk Yang Xi. Yang Xi terdiam dan kemudian senyuman mengembang di wajahnya.
Hua Biao bertanya apakah Yang Xi ingin tahu jawaban dari soal matematika itu dan Yang Xi menjawab tidak, karena ia sudah mendapatkan Pizza Hut yang ia inginkan HAHAHHAAHAHAHAHA. Hua Biao tersenyum menatap Yang Xi yang asik makan, kemudian pandangannya beralih ke pizza yang ada di meja. Lalu jawaban sial matematika itu diperlihatkan, sebenarnya lingkaran itu artinya adalah Pizza Hut.
"Diusia 18 tahun, diantara banyak sekali kabut, ada satu yang sangat penting. Bagaimana Hua Biao mendapatkan uang itu?"
-To Be Continued-
Komentar:
Huwaaaaaaaaaaaa, episode ini benar-benar bikin aku takut deh, apakah aku salah ship lagi?
Dilihat dari episode ini, kok kayaknya nanti Li Yu yang akan memenangkan hati Yang Xi ya?
Unik banged sih jika dibandingkan dengan R88, kali ini kebalikannya, Hua Biao yang mengatakan perasaannya pada orang lain dan Li Yu yang menyukai Yang Xi mengetahu hal itu. Dia jadi galau karena hal itu dan jangan bilang kalau dia mulai menjauhi Yang Xi nantinya?
Ughhhhh, i dont like this feeling!
Aku benar-benar berharap Hua Biao tidak mengatakan mengenai perasaannya pada orang lain, kenapa sih dia harus bilang sama Li Yu, kan jadi nggak enak. Masa Hua Biao nggak tahu Li Yu suka sama Yang Xi, harusnya udah kelihatan banged nggak sih, soalnya Li Yu kan sering menatap kedekatan mereka berdua. Tbh, aku kasihan juga sih sama Li Yu, gadis yang biasanya selalu bersamanya, apa-apa sama dia, mulai dekat pada orang baru yang mereka kenal. Awalnya dia ingin membenci Hua Biao tapi Hua Biao adalah anak baik dan mereka berteman. Li Yu kemudian tau mereka menyukai gadis yang sama, pasti berat banged sih hati Li Yu.
Seharusnya Li Yu jangan membatalkan janji mereka, karena terlalu klise, itu adalah hal yang biasa dilakukan seorang karakter kalau terjadi sesuatu, aku tuh pengen liat bagaimana jika seandainya Li Yu nggak membatalkan janji HAHAHHAAHAHA.
Yang Xi kayaknya memang dense deh, atau dia belum tahu apa itu cinta? Nggak mungkin kayaknya karena dia suka baca novel. Tapi melihat dia nggak tahu alasan kenapa ayah dan ibunya bertengkar karena orang lain, memang bisa jadi Yang Xi ini masih belum tahu apa itu cinta dan rasa cemburu.
Aku punya feeling nanti Yang Xi menyadari keberadaan Li Yu kalau Li Yu mulai menjauh darinya, atau sebaliknya, ia mungkin merasakannya dari Hua Biao?
Kalau melihat percakapan YAng Xi dan He Mei di telpon, kayaknya sih Yang Xi memang nggak punya perasaan apapun pada Li Yu selain teman baik, dan karena Li Yu memang biasa bersikap baik padanya jadi dia nggak menyadari kalau Li Yu menyukainya.
Episode ini Cheng Cheng nggak muncul nih, padahal aku suka banged sama keceriaan dia dan cara-caranya mendekati Li Yu HAHAHAAHAHAH.
MAsalah Hua Biao memang jadi misteri sih, aku yakin dia nggak melakukan hal jahat, tapi uang yang ia dapatkan untuk mentraktir Yang Xi itu dari mana ya? Kenapa kok kayaknya dia minjam uang lagi dari mantan teman sekelasnya? Hmmmmmmmmmm.
Sebenarnya karakter Hua Biao penuh misteri sih, dibalik senyumannya sepertinya ia memang menyimpan banyak rahasia
Lanjutt ajahh kak nontonnya. Soalnya tmbh seru. Hahahahha minggu depan udah masuk ep akhir loh di china sana. Hiks kita harus nunggu lumayan lama sampe ep akhir di youtube. 😂 😂
BalasHapus