Minggu ke-4 ini memasuki masa perang dunia II, tapi penulis lebih memperlihatkan ke kehidupan sehari-hari pasangan Manpei dan Fukuko, jadi nggak terlalu berat. Ibu masih tidak menyukai Manpei dan mulai menjadi ibu mertua yang cerewet, untung saja Manpei adalah orang yang sangat sabar. Meskipun kehidupan pernikahan mereka cukup sulit, Manpei dan Fukuko adalah pasangan suami istri yang selalu mendukung dan selalu mesra ^^~
Musim Semi 1944.
1 tahun berlalu setelah pernikahan Manpei dan Fukuko. Mereka berdua tinggal di rumah Manpei dan mereka menyewakan lantai 2 untuk seseorang karena mereka butuh penghasilan tambahan. Kehidupan semakin sulit, bahan makanan semakin sedikit, tapi Manpei dan Fukuko hidup dengan bahagia. Meski sudah 1 tahun menikah, setiap hari mereka mesra seperti pengantin baru.
Meski kejadian saat Manpei di tangkap itu adalah kejadian 1 tahun lalu, tapi Manpei masih tidak bisa melupakan kejadian itu. Saat ia dipenjara ia sangat kelaparan, meski makanan tidak enak, ia harus makan demi hidup, karena tubuhnya lemah, ia tak sanggup memegang piring dan terjatuh, ia makan dari lantai. Itu sebabnya ia bisa makan dengan baik sekarang, meskipun hanya sedikit adalah hal yang sangat ia syukuri. Fukuko juga setuju, bisa makan saja adalah sebuah kebahagiaan. Fukuko selalu berusaha memasakkan sesuatu yang sehat untuk Manpei agar tubuh Manpei sehat seperti dulu.
Setelah Fukuko menikah, ibu tinggal sendirian dan sering menghabiskan waktunya main ke rumah Katsuko. Katsuko sangat iri pada adiknya yang masih mesra dengan suaminya, setiap Fukuko datang pasti Fukuko bersemangat menceritakan Manpei dan Manpei.
Ibu masih tidak menyukai Manpei, dan selalu mengeluh mengenai Manpei, Katsuko selalu jadi tempat curhaytnya. Manpei tidak bisa berangkat berperang karena kesehatannya masih belum stabil. Ibu selalu mengeluh mengenai hal itu, karena para pria muda dan seumuran Manpei sudah berangkat berperang tapi Manpei malah asik dengan bisnisnya. Menurut ibu itu hal yang memalukan.
Katsuko mengatakan kalau kenyataannya Manpei memang tidak sehat, jadi tentu saja itu bukan salah Manpei.
Setelah menikah, Fukuko berhenti dari pekerjaannya sebagai resepsionis di Osaka Toyo Hotel. Ia sepertinya sudah lama tidak bertemu dengan Hoshina-san, dan hari ini adalah pertemuan mereka setelah sekian lama. Hoshina-san yang sekarang adalah Maki-san, karena ia menikah dengan Maki Zennosuke HAHHAHAHAH (Maki Megumi, jadi mulai sekarang aku panggil Hoshina-san sebagai Megumi aja ^^~).
Diperebutkan oleh 2 pria, Megumi sempat galau dan tidak bisa memilih. Tapi kemudian Noro-san dipanggil untuk berperang dan meninggalkan Megumi jadi Zennosuke berusaha keras mendapatkan hati Megumi sampai Megumi benar-benar jatuh cinta padanya. Akhirnya keduanya menikah dan Megumi sedang hamil 7 bulan, ia akan melahirkan bulan Juni, awwww.
Keduanya membicarakan banyak hal dalam pertemuan itu, mereka membicarakan keadaan di Osaka Toyo Hotel. Setelah menikah Megumi juga berhenti dan hotel sangat sepi karena tidak ada tamu.
Fukuko menceritakan mengenai Manpei, meski banyak hal yang terjadi, Manpei akhirnya bisa memulai bisnisnya lagi, Manpei sedang mencoba membuat sesuatu yang baru. Tapi karena kesehatan Manpei, ia masih tidak bisa mengangkat barang berat, pinggangnya sakit, sementara para pekerja di sana kebanyakan orang tua, karena anak muda semuanya berangkat perang. Jadi pekerjaan mereka cukup lambat dan Manpei kesulitan. Meski begitu ia tidak menyerah.
Mereka juga membicarakan mengenai Kajitani-san, Fukuko dan Manpei masih tidak tahu keberadaannya. Kajitani saat ini ada di Hokkaido, masih pelarian dan pihak militer masih mencarinya. Menurut Fukuko, Manpei sama sekali tidak dendam pada Kajitani-san atas apa yang sudah ia lakukan pada Manpei. Manpei justru bersyukur karena Kajitani ia bisa membuat apa yang ingin ia buat. Intinya Manpei ini tipe orang yang mengingat kebaikan orang lain padanya, bukan keburukan orang lain. Megumi mengatakan kalau Fukuko dan MAnpei sangat cocok, karena Fukuko juga tipe yang tidak punya dendam pada orang lain, Fukuko tidak punya orang yang ia benci.
Fukuko kemudian menceritakan mengenai ibunya yang masih tidak menyukai MAnpei, mengeluh karena Manpei tidak sehat dan merasa Manpei memalukan karena tidak bisa berperang. Megumi mengatakan kalau suaminya juga ditolak oleh pihak militer karena katanya Zennosuke nggak bisa melakukan apapun meski pergi perang. LOL. Tapi Zennosuke sama sekali nggak memikirkan hal itu, ia menikmati harinya setiap hari sebagai dokter gigi. Fukuko mengatakan ia tak bisa membayangkan Megumi benar-benar menikah dengan Megumi. LOL. Megumi juga mengatakan kalau ia tak menyangka akan menikah dengan Zennosuke, ia bahkan tak tahu kapan ia mulai menyukai Zennosuke, tapi memang benar sih, karena Zennosuke selalu mendekatinya ia jadi beneran suka wkkwkwkwkwkw. Fukuko dan Megumi sama-sama tertawa.
Sera berangkat berperang dan di tempat ia ditugaskan Sera benar-benar nurut sama atasan.
Setiap mendapatkan makanan enak, Fukuko selalu membagi dua, satu diberikan pada suami dan satu lagi ia bawa ke rumah ibunya.
Fukuko sebenarnya mengkhawatirkan ibu yang hidup sendiri, tapi ibu menolak tinggal bersama keluarga Tachibana (ia dan Manpei). Ibu mengatakan setiap hari ia sibuk banged, tadi ia baru pulang dari rumah Katsuko dan seperti biasa, rumah Katsuko sangat heboh. Fukuko mengatakan kakaknya Katsuko memang selalu terlihat ceria, tapi ia yakin Katsuko mengkhawatirkan suaminya. Ibu mengatakan tentu saja, semua pria berangkat berperang demi mereka, bagaimana mungkin yang ditinggalkan tidak khawatir.
Ibu mulai membandingkan Tadahiko dan Shinichi yang pergi berperang dengan suami Fukuko malah tidak bisa pergi berperang. Fukuko mengingatkan ibunya kalau pihak militer sendiri yang menyiksa suaminya padahal MAnpei tidak bersalah, dokter juga mengatakan kalau kesehatan Manpei belum pulih sepenuhnya. Ibu tahu akan hal itu, hanya saja ia khawatir apakah Fukuko baik-baik saja dengan suami lemah seperti Manpei.
Fukuko mengatakan kalau ia akan merawat suaminya dengan baik sampai sembuh. Ibu kemudian mengalih pertanyaan, ia bertanya kapan mereka akan punya anak dan tiba-tiba Fukuko langsung malas membahas itu. Ibu mengatakan ia ingin segera melihat wajah cucunya. Fukuko mengingatkan ibu kalau ibu sudah punya 4 cucu HAHHAHAHAHA. Fukuko meminta ibu tenang saja, mereka akan berusaha untuk segera punya keturunan.
Fukuko kemudian bertanya apakah ibunya tidak mau tinggal bersama mereka. Manpei juga mengkhawatirkan ibu yang tinggal sendiri. Fukuko mengatakan jika mereka tinggal serumah dan ibu melihat Manpei setiap hari, pandangan ibu pada Manpei akan berubah. Fukuko mengatakan padahal ibu sudah merestui pernikahan mereka tapi masih tidak menyukai MAnpei. Ibu membalas ia melakukannya karena tidak punya pilihan lain. Fukuko mengatakan lagi kalau Manpei adalah pria baik, tapi ibu membalas itu kan menurut Fukuko HAHAHAHHAHA.
Fukuko bingung kenapa ibu sangat tidak menyukai Manpei, ia bertanya apakah karena tubuh Manpei lemah dan ibu mengatakan itu termasuk salah satu alasannya. Kayaknya sih ibu nggak suka MAnpei karena Manpei adalah penemu, mirip ayah Fukuko, jadi dia khawatir Fukuko nanti menderita.
Ujung-ujungnya ibu mengeluh lagi kenapa puteri mereka sangat tidak bisa memilih wanita. Fukuko masih mencoba meminta ibu tinggal bersama mereka tapi ibu benar-benar nggak mau HAHAAHHA. Tapi lucu juga karena ibu tersenyum gitu, mungkin dia sebenarnya mau tapi mau jaga harga diri?
Musim Panas 1944.
Perang semakin mendekati Jepang, Osaka sudah tidak aman lagi. Katsuko dan anak-anaknya memutuskan untuk pindah dari Osaka/mengungsi.
Fukuko, Manpei dan ibu mengantar kepergian mereka. Ibu mengatakan kalau dia akan sangat kesepian, merindukan cucu-cucunya yang manis.
BTW, anak-anak KAtsuko namanya adalah Kouda Taka, Kouda Yoshino, Kouda Shigeyuki dan Kouda Manabu. Aku penasaran nanti gedenya siapa yang akan memerankan mereka? KAlau Taka-chan yang akan memerankannya adalah Yukino Kishii ^^~
Manpei dan Fukuko singgah ke rumah ibu, mereka memasang kain di lampu rumah ibu, karena pada masa itu lampu rumah nggak boleh terang, cahayanya nggak boleh kelihatan keluar rumah karena akan membuat musuh tahu ada warga disana dan mereka menyerang tempat itu.
Fukuko sangat takut mereka mati karena di bom musuh, sementara ibu masih percaya kalau hal itu tidak akan terjadi dan Manpei membicarakan kalau ada kemungkinan mereka akan di serang. Ibu dan Manpei adu mulut karena masalah itu.
Fukuko mengajak mereka untuk mengungsi saja karena ia takut, tapi ibu menolak, ia harus melindungi rumah mereka, ia tidak akan meninggalkan rumah. Fukuko mengingatkan jika bom dijatuhkan disana ibu nggak akan bisa melindungi rumah sendirian. Ibu mengatakan kalau ia tidak takut pada bom.
Ibu kemudian mengalihkan pembicaraan, ia bertanya kenapa mereka berdua nggak bisa cepat punya anak dan Manpei & Fukuko langsung terdiam. Itu adalah pertanyaan yang sangat sensitif dan paling malas di dengar oleh pasangan yang baru menikah.
Ibu mulai mengomeli Manpei yang nggak bisa berangkat perangdan nggak bisa punya anak, Manpei cuma bisa diam aja sambil meminta maaf. Fukuko berusaha meminta ibunya menunggu lebih lama lagi untuk itu. Ibu bertanya sebentar lagi itu kapan tepatnya dan Fukuko mengatakan sebentar lagi ya sebentar lagi. Ibu bertanya kapan, besok atau sekarang dan Fukuko kesal banged meminta ibu jangan membahas itu karena memalukan wkkwkkwkwkw.
Manpei cuma bisa diam, menekan dahinya karena pusing, mendesah, nggak berani menatap ibu mertua dan istrinya. Ia mengalihkan pikirannya ke cuaca yang indah hari itu HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAH.
Emang lah ya, pasangan yang baru menikah tuh pertanyaan yang pasti muncul adalah kapan punya momongan. Pusing pusing.
Malam harinya, Fukuko sibuk memijat punggung suaminya, punggung Manpei masih sakit. Fukuko meminta Manpei jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan ibunya, ia memang ingin punya anak bersama Manpei, tapi ia bersedia menunggu kapan saja, yang penting sekarang adalah tubuh Manpei sembuh dulu.
Manpei berbalik dan menarik Fukuko ke dalam pelukannya. Manpei mengatakan kalau Fukuko adalah istri yang baik dan ia bahagia mempunyai Fukuko disampingnya. Fukuko mengatakan kalau ia sudah puas dengan mereka yang sekarang, ia bahagia.
Malam itu, Saki datang ke dalam mimpi ibu, membicarakan bulan yang indah malam itu. Ibu menceritakan kalau Katsuko dan anak-anak mengungsi, Fukuko dan Manpei juga sepertinya akan pergi meninggalkan Osaka, ia akan tinggal sendirian. Saki mengatakan bukankah Fukuko mengajak ibu untuk ikut dan ibu mengatakan bagi Fukuko, Manpei lebih penting darinya. Saki mengatakan ibu juga penting bagi Fukuko. Ibu benar-benar sedih semua anaknya pergi meninggalkannya dan Saki mengatakan kalau ia selalu ada disamping ibu. Ibu bahagia mendengarnya. Saki meminta ibu untuk melindungi rumah mereka.
Musim Gugur 1944.
Tokyo serangan udara terjadi di Tokyo. Kabar cepat menyebar ke Osaka. Fukuko, Toshiko dan Hana ada di kerumuman orang yang melihat pengumuman itu. Mereka merasa kalau sepertinya kota berikut yang akan diserang adalah Osaka.
Rasa kekhawatiran semakin menyelimuti hati Fukuko. Hana mengatakan kalau ia dan keluarganya akan mengungsi, begitu juga dengan Toshiko. Mereka berjanji untuk bertemu lagi setelah perang selesai dan makan ramen bersama-sama lagi.
Malam harinya, Saki datang ke mimpi Fukuko. Ia bertanya kenapa Fukuko dan Manpei masih di OSaka, OSaka semakin berbahaya sekarang. Ia meminta Fukuko mengajak ibu untuk pergi dari Osaka, apapun yang ibu katakan, mereka harus segera meninggalkan Osaka.
Fukuko terbangun dari tidurnya dan ia sangat panik. Ia membangunkan Manpei dan mengatakan kalau mereka harus segera pergi dari Osaka.
Keesokan harinya, Fukuko dan Manpei menemui ibu. Fukuko mengatakan Saki datang ke mimpinya, meminta mereka untuk segera meninggalkan Osaka. Ibu tidak percaya karena Saki datang padanya dan memintanya melindungi rumah mereka. Fukuko kesal dan mengatakan kalau ia tidak berbohong.
Ibu mengatakan kalau Saki ada di rumahnya, nggak mungkin ke rumah Fukuko dan Fukuko berusaha membuat ibu percaya. Manpei kesal melihat mereka berdua karena membahas Saki adalah hal yang tidak penting HAHAHAHAHHA. Fukuko nggak peduli, ia mengatakan pada ibu kalau Saki memintanya membawa ibu pergi dari Osaka.
Manpei mengatakan pada ibu kalau ia pikir mereka memang harus pergi dari Osaka, kalau Tokyo dan Kyushu sudah di serang, berikutnya pasti OSaka. Manpei mengatakan ia punya kenalan di Kamigori, Hyogo yang bisa membantu mereka mencarikan rumah. Fukuko mengajak ibu untuk pergi tapi ibu masih menolak, Saki nggak mungkin mengatakan hal seperti itu pada Fukuko.
MAnpei makin kesal dan meminta mereka jangan membicarakan mimpi lagi. Fukuko masih nggak peduli dan terus membicarakan mimpi kalau Saki nggak mungkin meminta ibu tetap tinggal disaat berbahaya. MAnpei nggak tahan lagi dan meninggikan suaranya meminta Fukuko untuk membicarakan hal yang real, jangan mimpi.
Ibu masih pada pendiriannya, ia tidak akan pergi dari rumah. Ibu bahkan bicara pada foto Saki. Fukuko nggak mau kalah, Saki-nee-chan, kau menyuruh kami untuk kabur kan?
Ibu dan Fukuko terus bicara pada foto Saki, Manpei akhirnya menyerah, ia hanya bisa geleng-geleng dan menghembuskan nafas dalam, melihat ibu dan anak itu.
Januari 1944.
Serangan udara terjadi di Osaka pada tengah malam. Fukuko dan Manpei segera menyelamatkan diri. Para masyarakat keluar rumah. Untungnya serangan udara cukup jauh drai tempat tinggal mereka, tapi apinya kelihatan.
Ibu Fukuko juga melihat hal itu dan mulai ketakutan karena kabarnya berikutnya tempat mereka yang akan di serang.
Maret 1945. Serangan kembali terjadi, tapi untungnya bukan di tempat tinggal ibu. Tapi hari itu ada selebaran yang disebar dari udara, sepertinya sih peringatan kalau tempat itu adalah tempat yang akan diserang selanjutnya. Sepertinya sih serangan besar.
Fukuko dan Manpei juga melihat selebaran itu dan Fukuko dengan panik langsung berlari ke rumah ibunya. Sepertinya Fukuko sudah berniat untuk menyeret ibu kalau ibu tetap menolak untuk mengungsi. Tapi begitu Fukuko sampai di rumah dengan nafas ngos-ngosan, ibu ternyata sudah berkemas, ia siap berangkat kapan saja. Fukuko jadi lega melihat ibu akhirnya mengubah pikirannya.
Maret 1945.
Fukuko, Manpei dan ibu mengungsi ke Kamigori, Hyogo. Mereka naik kereta yang dipenuhi oleh para pengungsi. Awalnya Mereka bertiga dapat tempat duduk dan sempat tidur. TApi setelah Fukuko bangun dan melihat banyak orang tua yang berdiri, ia memberikan tempat duduknya pada seorang nenek. Manpei juga memberikan tempat duduknya pada seorang kakek. Ibu masih duduk dan Fukuko meminta ibu memangku barang yang ia bawa, karena Fukuko mengkhawatirkan pinggang Manpei yang sakut kalau bawa barang berat, jadi Fukuko yang membawakan barang Manpei.
Ibu melihat pasangan suami istri itu dan kelihatan sedikit cemburu karena Fukuko cuma perhatian pada Manpei wkkwkwkwkwkwkkw.
Keluarga Tachibana + ibu turun di stasiun, sebuah tempat yang baru pertama kali mereka lihat. Manpei terlihat kelelahan dan istirahat sebentar. Ibu bertanya kemana mereka akan pergi, saat Manpei menunjuk sebuah gunung, ibu langsung lemas, ia nggak menyangka mereka harus naik gunung, belum apa-apa ibu kelihatan udah capek wkkwkwkwkwkw.
Mereka tidak punya banyak waktu istirahat, jadi mereka langsung melanjutkan perjalanan karena mereka harus tiba sebelum matahari terbenam.
Mereka melewati hutan lokasi syuting opening song drama ini. Fukuko melihat bunga pulm yang cantik dan mengatakan pada ibunya, tapi ibu nggak peduli karena lututnya rasanya hampir copot karena kelelahan.
Manpei terjatuh karena ia pinggangnya sakit lagi dan membuat Fukuko makin khawatir. Fukuko menawarkan untuk membawa barang bawaan Manpei tapi Manpei mengatakan ia baik-baik saja, istirahat sebentar ia akan baik-baik saja. Ibu malah menggunakan kesempatan itu untuk membuat Fukuko membawakan barang bawaannya.
Pada akhirnya Fukuko membawa 6 tas sementara ibu sama sekali nggak bawa apa-apa, tapi ia masih saja mengeluh nggak ada yang bagus di tempat itu, sejauh mata memandang hanya sawah kering. Fukuko benar-benar berjuang membawa semua barang bawaan ibu lol.
Mereka sampai di tempat tujuan, Manpei disambut seorang wanita yang memanggil Manpei dengan Manpei-chan dan mengatakan ini pertemuan pertama mereka setelah 20 tahun.
MAnpei memperkenalkan mereka. wanita itu adalah Yae-chan, sepupu Manpei dan Manpei mempekenalkan istri dan ibu mertuanya. Suami Yae-chan kemudian keluar dan Yae memperkenalkan mereka.
Lucu banged Fukuko terus membawa 4 tasnya sambil berkenalan dan saat akan pergi ke rumah yang sudah disiapkan, suami Yae untung saja meminta Fukuko meletakkan barang bawaannya. Sementara itu ibu ingin memberi sesuatu pada mereka tapi dicuekin beberapa kali HAHAHHAHAAHAH.
Rumah yang sudah disiapkan untuk keluarga Tachibana cukup bagus dan luas, bahkan ada irori-nya. ibu satu-satunya yang menyadari kalau nggak ada listrik di rumah itu dan Yae-chan mengatakan memang rumah itu nggak ada listriknya.
Saat Fukuko dan Manpei melapor ke ketua RT/RW/kantor desa *kira-kira gitu sih, ngelapor pindah lol* Fukuko bertanya apakah di desa itu ada dokter, petugas mengatakan kalau dokter hanya ada di gunung dan dekat stasiun. Fukuko mengerti.
Manpei bertanya apakah mereka bisa memasangkan listrik ke rumah mereka tapi petugas mengatakan tidak bisa.
Fukuko dan Manpei jalan-jalan ke rumah tetangga sambil memperkenalkan diri mereka, mengatakan kalau mereka baru mengungsi kesana. Saat singgah dari rumah ke rumah, Manpei bertanya apakah mereka punya lampu yang nggak dipakai lagi, penutup lampu, kabel dan lain sebagainya.
Fukuko mendapat banyak sayur dari tetangga. Ia dan ibu memasak untuk makan malam. Manpei sibuk melakukan sesuatu, karena kantor desa nggak mau memasangkan listrik ke rumah mereka, jadi ia bekerja sendirian untuk mengalirkan listrik ke rumah mereka.
Manpei adalah seorang Hatsumei-ka alias inventor alias penemu, jadi hal-hal seperti itu nggak terlalu sulit baginya, kalau orang lain nggak mau melakukannya ya dia melakukannya sendiri. Saat istri dan mertua sibuk di dapur, Manpei sibuk menghubungkan kabel-kabel untuk mengalirkan listrik ke rumah mereka.
Saat makanan sudah matang, Fukuko memanggil suaminya dengan suara keras dan ibu menegur Fukuko nggak boleh berteriak memanggil suaminya. Tapi Fukuko nggak peduli dan terus memanggil Manpei HAAHHAHAHAHA.
Tapi tiba-tiba lampu di rumah mereka menyala dan membuat keduanya terkejut. Ibu dan Fukuko langsung lari ke luar dan mencari Manpei. Manpei ada di tiang listrik, bahagia karena ia berhasil menghubungkan listrik ke rumah mereka/
Fukuko dan ibu terkejut melihat Manpei dan memintanya turun dengan hati-hati karena bahaya. hehehhehhe. Lucu banged.
Makan malam pertama keluarga Tachibana dan ibu di Kamigori, mereka makan dengan lahap. MAnpei dan Fukuko mengatakan makanannya enak, tapi ibu mengatakan biasa aja kwkwkwkkkw.
Manpei dan Fukuko seperti biasa, kalau lagi makan suka pandang-pandangan dan kemudian senyam senyum *gemesssssss*. Manpei berterima kasih pada Fukuko dan Fukuko hanya tersenyum. Ibu bertanya kenapa Manpei hanya berterima kasih pada Fukuko.
MAnpei mengatakan hal pertama yang Fukuko tanyakan pada petugas desa adalah mengenai dokter, Fukuko selalu orang pertama yang memperhatikan kesehatannya. Fukuko mengatakan itu sudah seharusnya karena ia adalah istri Manpei.
Ibu cemberut melihat mereka dan mengingatkan kalau Fukuko adalah anaknya. Manpei membenarkan, Fukuko adalah puteri ibu dan istrinya. Ibu kesal sekali karena ia nggak bisa menang wkkwwkkwwkw.
Ibu Fukuko ini suka cemburu melihat anak dan menantunya HAHAHHAHAHAA.
Waktu berlalu sejak pertama kali mereka datang ke Kamigori. Ibu dan Fukuko selalu sibuk di dapur, Manpei nggak punya kerjaan, kalau dia mau membantu pasti ibu selalu mengatakan kalau nggak ada yang bisa dibantu, karena mereka bisa melakukannya berdua.
Fukuko meminta Manpei istirahat, ibu setuju, Manpei harus istirahat agar tubuhnya kembali sehat seperti semula. Manpei sebenarnya bukan tipe pria yang suka duduk diam, makanya dia bertanya apakah ada yang bisa ia bantu, tapi karena keduanya menolak ditolong, akhirnya ia memutuskan jalan-jalan keluar rumah.
Fukuko dan Ibu melarang, tapi Manpei mengatakan ia hanya jalan-jalan saja. hhahhahaha.
Ibu kesal karena Manpei tidak mau mendengar apa yang kepala keluarga katakan. Fukuko terkejut, ia mengatakan kepala keluarga adalah Manpei. Ibu mengatakan dialah kepala keluarga dan ibu tidak setuju. Mereka sepertinya menghabiskan waktu membahas siapa kepala keluarga wkkkwkwkwkkw.
Manpei jalan-jalan di sekitaran hutan, menikmati pemandangan hijau, menangkap serangga dan lain-lain. Saat ia tiba di sungai, ia melihat anak-anak desa menangkap ikan. Manpei menyapa mereka dan anak-anak bertanya siapa Manpei. Manpei mengatakan kalau ia mengungsi ke Kamigori dan menjelaskan banyak hal pada anak-anak.
Setelah merasa cukup dekat dengan anak-anak, ia bahkan ikut main di sungai menangkap ikan. Tapi menangkap ikan bukan hal yang mudah. Jiwa penemu Manpei keluar saat ia bingung kenapa menangkap ikan susah padahal ada banyak ikan disana, ia menemukan cara menangkap ikan dan meminta anak-anak datang lagi besok.
Fukuko sibuk menulis surat untuk kakaknya Katsuko saat Manpei kembali ke rumah dan mulai melakukan sesuatu di halaman, ia mengeluarkan banyak barang dari gudang.
Ibu bertanya apa yang dilakukan Manpei dan Manpei mengatakan ia akan membuat sesuatu untuk menangkap ikan. Fukuko bertanya apa yang akan Manpei buat dan Manpei meminta Fukuko untuk menantikannya.
Ibu geleng-geleng mengatakan suami Fukuko nggak bisa duduk diam dengan tenang. Fukuko hanya tertawa, ia mengatakan kalau MAnpei jauh lebih ceria disini daripada di Osaka.
Ibu kemudian mengatakan, kalau begitu tolong segera perlihatkan wajah cucuku padaku.
Fukuko meminta ibu berhenti mengatakan hal seperti itu. Ibu mengingatkan Fukuko kalau Akagami mungkin akan segera datang, jadi sebelum itu setidaknya mereka harus punya keturunan.
Fukuko jadi kesal dan mengatakan ia tahu kalau ibu tidak menyukai Manpei, tapi baginya Manpei adalah suami yang tidak ada gantinya. Ibu jadi terdiam. Fukuko mengatakan kalau Manpei berusaha agar ibu menyukainya dan ia harap ibu mau bersikap sedikit lebih lembut pada Manpei. Ibu mengatakan kalau ia tidak bersikap dingin pada Manpei. Fukuko mengatakan ia berharap mereka hidup rukun dan ibu hanya diam.
Keesokan harinya, Manpei kembali sibuk memanjat di tiang listrik dan membuat anak-anak bingung. Manpei mengalirkan listrik ke kabel dan membawa kabel ke sungai. Ia meminta anak-anak tetap diatas dan jangan ke sungai karena berbahaya.
Yang dilakukan Manpei adalah menggunakan aliran listrik untuk menyetrum ikan di air sehingga ikan mati. Ia sudah menutup sedikit aliran sungai, jadi ikan yang mengapung akan tertampung disana.
Dan dengan cara itu tentu saja mereka mendapatkan banyak sekali ikan. Para anak-anak sangat senang. Setelah Manpei menarik kembali kabelnya, ia mengecek apakah airnya sudah aman, dan setelah memastikan air sungai aman, barulah anak-anak diperbolehkan masuk ke sungai. Mereka masuk tinggal meungut ikan-ikan yang sudah mati kesetrum.
Manpei membawa pulang seember ikan hasil tangkapan dan membuat ibu dan Fukuko terkejut bagaimana Manpei bisa menangkap banyak ikan. PAra anak-anak mengatakan kalau Manpei hebat, mereka juga mendapatkan banyak ikan. Manpei mengatakan ia menggunakan listrik untuk menangkap ikan, Fukuko dan ibu cuma saling pandang karena nggak ngerti apa yang terjadi. Manpei benar-benar menikmati harinya bersama anak-anak, ia banyak tertawa.
Ikan-ikan hasil tangkapan Manpei kemudian dibersihkan oleh ibu dan Fukuko. Ibu kembali mengeluh Manpei bukan anak-anak lagi kenapa menangkap ikan banyak sekali. Fukuko mengingatkan kalau mereka harus bersyukur karena punya sesuatu yang bisa dimakan. Ibu mengeluh karena ia tidak suka ikan sungai.
Tapi begitu ikannya masak, ibu makan dengan lahap. Manpei makan dengan garam dan soyu, mengatakan pada ibu kalau pake soyu lebih enak dan ibu meminta soyu pada Manpei.
Fukuko berkomentar kalau katanya ibu nggak suka ikan sungai, tapi tentu saja ibu bisa membantahnya. Ibu jadi baik banged sama Manpei, bahkan menawarkan Manpei miso untuk dimakan bareng ikan.
Fukuko senang melihat ibu dan suaminya akur.
Saat mereka makan, tiba-tiba ada yang datang ke rumah. Yang datang adalah petugas desa yang memperingatkan Manpei karena sudah menggunakan listrik di sungai.
Fukuko meminta maaf. MAnpei merasa dia nggak salah dan bertanya memangnya nggak boleh menangkap ikan di sungai itu?
Petugas mengatakan bukannya nggak boleh, yang nggak boleh itu menggunakan listrik ke sungai karena sangat berbahaya, apalagi ada anak-anak bersamanya. Manpei mengatakan kalau ia mengawasi anak-anak dengan baik saat melakukannya. Petugas juga melarang Manpei mengambil listrik dari tiang listrik dan Mnapei bertanya kenapa nggak boleh.
Fukuko terus meminta maaf dan berjanji nggak akan memperbolehkan Manpei melakukan hal itu lagi dan Manpei jadi kesal kenapa Fukuko meminta maaf padahal mereka nggak salah. MAnpei menolak meminta maaf. Ibu datang dan meminta Manpei meminta maaf karena Manpei sudah bersalah.
Ibu cukup pandai bicara dan ia meminta maaf, ia juga memaksa Manpei meminta maaf dan Manpei akhirnya menyerah.
Tapi belum sempat ia meminta maaf, petugas menyadari sesuatu, ia bertanya dari mana mereka mendapat aliran listrik ke rumah itu. Ibu dan Fukuko terdiam. MAnpei mengatakan kalau mereka mengalirkannya ke rumah dan petugas mengatakan nggak boleh.
Ibu dan Fukuko terkejut dan meminta petugas membiarkannya, karena mereka kesulitan kalau nggak ada listrik. Fukuko mengatakan mereka akan membayar uang listriknya dan meminta petugas jangan mencabut listrik mereka. Tapi petugas sepertinya nggak setuju karena nggak ada izinnya. Ibu juga ikut memohon tapi karena kesal petugas nggak memperbolehkan, ibu meminta mereka tidak perlu mendebatkan hal kecil seperti itu dan meminta petugas jangan mencabut listrik mereka lol.
Masih di musim semi 194, keadaan di kota-kota besar semakin parah, sementara di pedesaan, Fukuko dan Manpei hidup dengan tenang. Hari itu mereka ke hutan mencari tumbuhan yang bisa dimakan.
Ibu tinggal di rumah, Yae-chan dan suaminya datang untuk mengobrol. Di hadapan Fukuko dan Manpei, ibu selalu terlihat kejam, tapi kalau keduanya nggak ada, ibu sebenarnya bangga pada Manpei dan Fukuko.
Ibu mengatakan menantunya nggak pergi berperang, nggak kerja juga, kalau perang selesai dia nggak tahu nanti Manpei akan seperti apa. Yae-chan mengatakan Manpei nggak dipanggil karena dia sakit, suami YAe setuju, sebaiknya ibu tidak perlu memikirkan hal itu.
Lalu tiba-tiba ada tukang pos datang ke rumah, Akagami akhirnya datang untuk Manpei. Ibu terkejut. *akagami surat panggilan perang.
Manpei dan Fukuko kembali pada sore harinya dan langsung dikejutkan dengan kabar itu. Manpei tidak terlalu kaget karena ia tahu akagami pasti akan datang. Fukuko diam saja. Sejak datang ke Kamigori, kesehatan Manpei memang semakin membaik, jadi wajar saja akagami akhirnya datang.
Fukuko sangat khawatir karena sudah banyak kabar Jepang akan kalah, kemungkinan besar mereka yang pergi tidak akan kembali lagi dalam keadaan hidup. Fukuko menangis. Manpei terlihat sangat tenang, ia mengatakan kalau suami kakak Fukuko semuanya berjuang, ia tak mungkin diam saja. IA harus pergi karena ia sudah dipanggil.
Fukuko terus menangis dan ibu juga tampak khawatir.
Saat makan malam, ibu dan Fukuko sama sekali tidak berselera, Manpei makan dengan lahap seperti biasa. IA meminta mereka juga makan. Fukuko makan sambil meneteskan air mata dan ibu juga mencoba untuk makan meski hatinya tidak tenang.
Malam harinya, Fukuko tidak bisa tidur. Ia terus menatap Manpei memikirkan Manpei akan ke garis depan dan mungkin tidak akan kembali, hatinya tidak tenang.
Saki datang ke mimpi ibu malam itu, ia mengatakan dengan begini Fukuko akhirnya menjadi janda. Ibu terkejut dan meminta Saki untuk tidak mengatakan hal seperti itu. Saki mengatakan kalau ibu tidak menyukai Manpei, ibu selalu berharap Manpei berangkat berperang dan tidak kembali sehingga ibu bisa mencarikan suami baru untuk Fukuko. Ibu meminta Saki jangan mengatakan hal kejam begitu. Saki mengatakan kalau bukankah ibu selalu mengharapkan itu.
Ibu terbangun dari tidurnya karena mimpi itu dan tiba-tiba ia takut kalau harapannya jadi kenyataan.
Pagi harinya, Manpei kesakitan. Ia mengalami sakit perut yang sangat hebat dan membuat Fukuko terkejut. Manpei demam dan berkeringat dingin.
Fukuko panik dan teringat kalau di desa tidak ada dokter. Fukuko segera berlari keluar dan meminta alamat dokter pada Yae-chan. Fukuko berlari sekuat tenaga melewati persawahan, hutan, menuju ke stasiun karena disanalah dokter terdekat.
Fukuko sangat mengkhawatirkan suaminya, ia terus berlari.
Ibu masuk ke kamar Manpei dan bertanya ada apa. Manpei kesakitan memegang perutnya, ia mengatakan kalau perutnya sakit.
Ibu bertanya apakah Manpei benar-benar sakit perut dan Manpei membenarkan. Ibu ragu, ia bertanya bukan pura-pura sakit karena nggak mau pergi berperang kan?
Manpei mengatakan bukan, perutnya beneran sakit. Tapi ibu masih saja ragu dan bertanya lagi apakah Manpei benar-benar sakit perut dan Manpei kesal banged karena ia benar-benar sakit perut HAHAHAHHAHAHAHHA.
Yae dan suaminya datang ke rumah Manpei dan bertanya keadaan MAnpei, ibu mengatakan sepertinya Manpei beneran sakit perut. Melihat keadaan Manpei, Yae dan suaminya tentu saja nggak ragu kalau Manpei memang sakit perut.
Mereka kemudian ingat kalau mungkin ada yang bisa menyembuhkan orang sakit di desa dan mereka pergi memanggil orang itu. Ibu masih ragu apakah Manpei beneran sakit dan bertanya 'sakit banged ya?'
Manpei beneran kesal pada ibu HAHAHAHHAHAHAHAHA.
Seseorang datang untuk mengobati Manpei, tapi bukan dokter, pemuda desa gitu. Mereka juga memanggil orang pintar, tapi nggak ada gunanya juga.
Sakit Manpei semakin parah, ia berteriak kesakitan. Anak-anak teman Manpei bahkan ada yang menangis karena mengkhawatirkan Manpei. Ibu semakin khawatir dan berteriak agar Manpei jangan menjadikan Fukuko seorang janda HAHAHHAHAHAHAHHA.
DAn tak lama kemudian dokter datang bersama Fukuko. Fukuko ngos-ngosan dan berantakan karena ia berlari sangat jauh. Dokter langsung memeriksa Manpei. Manpei berteriak kesakitan saat perutnya dipegang.
Dokter mengatakan kemungkinan penyakitnya adalah peritonitis (kalau nggak salah dengar ya, semacam peradangan perut yang disebabkan bakteri dan dapat membahayakan nyawa).
Fukuko bertanya apakah penyakit tersebut bahaya, belum sempat dokter menjelaskan, Manpei pingsan. Fukuko panik, ibu berteriak pada Manpei agar bertahan. Dokter segera melakukan sesuatu.
Dokter memberikan obat untuk Manpei dan sekarang Manpei sedang tertidur. Dokter tidak tahu apakah obatnya bisa menyembuhkan atau tidak, mereka harus menunggu Manpei bangun baru bisa memastikan.
Ibu benar-benar khawatir dan bertanya dimana kuil disana. Ibu pergi ke kuil dan berdoa untuk kesembuhan Manpei. Ibu bolak balik berdoa demi Manpei.
Sementara itu Fukuko terus menjaga Manpei disampingnya sambil mengingat kenangan mereka selama ini. Fukuko menyentuh wajah suaminya dan meneteskan air mata.
Keesokan harinya, Manpei membuka matanya. Fukuko yang terus menggenggam tangan Manpei semalaman terkejut saat Manpei memanggil namanya. Ibu juga berjaga disamping Fukuko dan lega saat menantunya membuka mata. Fukuko benar-benar bahagia karena suaminya bangun.
Dokter datang kembali memeriksa Manpei dan sepertinya keadaannya sudah cukup membaik. PAra tetangga dan anak-anak yang mengkhawatirkan Manpei juga berdatangan dan lega karena Manpei sudah bangun. Mereka mengatakan kalau ini berkat ibu yang berdoa terus di kuil demi Manpei dan ibu jadi agak malu.
Malam harinya, Fukuko menemani Manpei makan malam. Manpei belum boleh makan makanan berat, jadi hanya bubur saja.
Manpei menceritakan pada fukuko, dalam tidurnya ia melihat ibu. Ia sedang berdiri di sebuah jembatan untuk menyeberang dan mendengar ibu memanggil namanya memintanya kembali. Ia kemudian memutuskan untuk kembali. Itu mungkin jembatan kematian dan ibu benar-benar menyelamatkannya dari kematian.
Fukuko tentu saja terkejut mendengar hal itu, tapi ia meminta Manpei untuk tidak menceritakan hal itu pada ibu, karena jalau ibu tau ibu bisa heboh sendiri dan bakalan sombong lagi.
Setelah Manpei sembuh, akagami kedua datang. Manpei pergi berangkat untuk berperang tapi ia kembali pada hari yang sama karena alasan kesehatan, ia ditolak oleh pihak militer. Manpei kelihatan tidak bersemangat dan Fukuko mengajaknya untuk jalan-jalan diluar.
Saat jalan-jalan mencari udara segar, Manpei dan Fukuko bertemu dengan Yae dan suaminya yang sibuk di sawah juga anak-anak teman Manpei. Saat mereka mengobrol, tiba-tiba ada pesawat tempur yang lewat di atas mereka. Manpei segera berteriak menyuruh semuanya berlindung dan serangan udara dijatuhkan oleh pihak musuh.
Serangan itu sangat cepat dan untung saja tidak ada yang terluka karenanya.
Setelah mereka merasa semua aman, mereka keluar dari persembunyian dan masih shock dengan apa yang baru saja terjadi. Ibu yang mengkhawatirkan keduanya datang berlari ke sawah untuk memastikan mereka selamat.
Manpei tiba-tiba berteriak sekuat tenaga melampiaskan kekesalannya, ia berteriak sambil memukuli tanah dan membuat semua orang terkejut. Fukuko mendekati Manpei dan bertanya apa yang terjadi. Selama ini Manpei terlihat baik-baik saja meski ia tidak pergi berperang, ia tidak terlalu memikirkannya, tapi ternyata dilubuk hati Manpei ia merasa dirinya tidak ada gunanya.
Disaat ia akhirnya dipanggil, ia malah ditolak karena alasan kesehatan, Manpei merasa sama sekali nggak berguna bagi negara. Fukuko meminta Manpei berhenti mengatakan hal itu, ia tak peduli apa yang terjadi, baginya ia bahagia Manpei ada disampingnya. Ia ingin Manpei hidup, jadi ia lega Manpei tidak pergi berperang.
Fukuko mengatakan Manpei pasti bisa melakukan sesuatu untuk membantu orang lain selain pergi berperang, ia yakin Manpei pasti akan menemukannya suatu hari nanti dan ia akan disamping Manpei membantu Manpei untuk menemukannya.
Fukuko menunjukkan kesetiaan seorang istri pada Manpei, apapun yang akan terjadi kelak, Fukuko akan tetap disamping Manpei dan menyemangatinya.
Komentar:
Fukuko memang istri yang baik, pantes Manpei sayang banged. Fukuko sangat pengertian, selalu memihak suami, selalu perhatian pada suaminya. Manpei juga seorang suami yang sangat sabar menghadapi ibu mertua seperti Suzu-san / ibu Fukuko, yang keras kepala dan banyak menuntut.
Tapi aku suka dia bukan suami yang lemah, kalau istri salah dia mau menegur dengan keras. Makin suka sama pasangan suami istri ini XD
"Kapan punya baby?" adalah pertanyaan yang menurutku tabu untuk ditanyakan pada pasangan yang baru menikah/yang belum punya anak. Tapi pertanyaan itu selalu menjadi pertanyan wajib mertua dan tetangga. Itu adalah masalah yang selalu dihadapi oleh pasangan yang baru menikah, sama dengan pertanyaan "KApan nikah" yang selalu ditanyakan pada para jomblo.
Aku pribadi sih kalau ketemu teman lama berusaha untuk tidak menyanyakan hal seperti itu meskipun penasaran. Karena semua orang pasti punya alasan sendiri.
Ibu Fukuko sebenarnya nyebelin banged, aku kasihan pada Fukuko dan Manpei, tapi untung saja penulisnya membuat karakter ibu Fukuko ini lucu, jadi meski agak jahat aku masih bisa tertawa karena tingkahnya. Beda banged sama kakak ipar Meiko di Gochisousan yang benar-benar sangat jahat.
Ibu Fukuko ini lucu banged, dia nggak mau jadi yang nomor 2, dia ingin Fukuko tetap sayang dan perhatian padanya, nggak rela perhatian Fukuko sepenuhnya pada sang suami. PAdahal awalnya ibu kan khawatir banged ya tinggal bareng Fukuko, sekarang malah cemburu sama menantu HAHAHAHAHHA.
Aku jarang melihat ada ibu mertua dari pihak cewek yang sikapnya seperti ibu, biasanya mertua dari pihak cowok yang sikapnya begitu, nggak rela anak laki-laki kesayangannya jadi lebih sayang sama istri. HAHAHAHAHAHAH.
Aku cukup lega karena drama ini masih asik untuk diikuti meski semakin kesini temanya semakin berat. Aku suka banged cara penulisan penulis drama ini yang membuat semua karakternya likeable dengan keunikan masing-masing.
Minggu depan, sebuah lembar baru kehidupan Fukuko dan Manpei akan dibuka. Perang berakhir dan akan ada time jump. Kishii Yukino dan Seto Koji akan muncul minggu depan, GYAAAAAAAA, nggak sabar pengen melihat mereka berdua. OTP baruku dan menurut spoiler mereka berdua akan bersatu nanti. Hohohohohohoho.
Aku menunggu semua tokoh kembali dari perang dan mereka menjalani hidup lagi dengan bahagia.
Sebenarnya aku sudah memikirkan untuk mendrop recap Manpuku ini. Entah kenapa belakangan semangat menulisku jadi berkurang gitu. Tapi selama masih ada waktu aku akan mencoba terus. Hanya saja kalau suatu saat berhenti nanti harap dimaklumi. Tapi aku masih akan terus menonton drama ini kok XD
Asadora ini sangat aku rekomendasikan, karena storyny
Sinopsis Manpuku Week 4: Watashi ga Mitsukemasu!
-I will find it!-
1 tahun berlalu setelah pernikahan Manpei dan Fukuko. Mereka berdua tinggal di rumah Manpei dan mereka menyewakan lantai 2 untuk seseorang karena mereka butuh penghasilan tambahan. Kehidupan semakin sulit, bahan makanan semakin sedikit, tapi Manpei dan Fukuko hidup dengan bahagia. Meski sudah 1 tahun menikah, setiap hari mereka mesra seperti pengantin baru.
Meski kejadian saat Manpei di tangkap itu adalah kejadian 1 tahun lalu, tapi Manpei masih tidak bisa melupakan kejadian itu. Saat ia dipenjara ia sangat kelaparan, meski makanan tidak enak, ia harus makan demi hidup, karena tubuhnya lemah, ia tak sanggup memegang piring dan terjatuh, ia makan dari lantai. Itu sebabnya ia bisa makan dengan baik sekarang, meskipun hanya sedikit adalah hal yang sangat ia syukuri. Fukuko juga setuju, bisa makan saja adalah sebuah kebahagiaan. Fukuko selalu berusaha memasakkan sesuatu yang sehat untuk Manpei agar tubuh Manpei sehat seperti dulu.
Ibu masih tidak menyukai Manpei, dan selalu mengeluh mengenai Manpei, Katsuko selalu jadi tempat curhaytnya. Manpei tidak bisa berangkat berperang karena kesehatannya masih belum stabil. Ibu selalu mengeluh mengenai hal itu, karena para pria muda dan seumuran Manpei sudah berangkat berperang tapi Manpei malah asik dengan bisnisnya. Menurut ibu itu hal yang memalukan.
Katsuko mengatakan kalau kenyataannya Manpei memang tidak sehat, jadi tentu saja itu bukan salah Manpei.
Diperebutkan oleh 2 pria, Megumi sempat galau dan tidak bisa memilih. Tapi kemudian Noro-san dipanggil untuk berperang dan meninggalkan Megumi jadi Zennosuke berusaha keras mendapatkan hati Megumi sampai Megumi benar-benar jatuh cinta padanya. Akhirnya keduanya menikah dan Megumi sedang hamil 7 bulan, ia akan melahirkan bulan Juni, awwww.
Keduanya membicarakan banyak hal dalam pertemuan itu, mereka membicarakan keadaan di Osaka Toyo Hotel. Setelah menikah Megumi juga berhenti dan hotel sangat sepi karena tidak ada tamu.
Fukuko menceritakan mengenai Manpei, meski banyak hal yang terjadi, Manpei akhirnya bisa memulai bisnisnya lagi, Manpei sedang mencoba membuat sesuatu yang baru. Tapi karena kesehatan Manpei, ia masih tidak bisa mengangkat barang berat, pinggangnya sakit, sementara para pekerja di sana kebanyakan orang tua, karena anak muda semuanya berangkat perang. Jadi pekerjaan mereka cukup lambat dan Manpei kesulitan. Meski begitu ia tidak menyerah.
Fukuko kemudian menceritakan mengenai ibunya yang masih tidak menyukai MAnpei, mengeluh karena Manpei tidak sehat dan merasa Manpei memalukan karena tidak bisa berperang. Megumi mengatakan kalau suaminya juga ditolak oleh pihak militer karena katanya Zennosuke nggak bisa melakukan apapun meski pergi perang. LOL. Tapi Zennosuke sama sekali nggak memikirkan hal itu, ia menikmati harinya setiap hari sebagai dokter gigi. Fukuko mengatakan ia tak bisa membayangkan Megumi benar-benar menikah dengan Megumi. LOL. Megumi juga mengatakan kalau ia tak menyangka akan menikah dengan Zennosuke, ia bahkan tak tahu kapan ia mulai menyukai Zennosuke, tapi memang benar sih, karena Zennosuke selalu mendekatinya ia jadi beneran suka wkkwkwkwkwkw. Fukuko dan Megumi sama-sama tertawa.
Sera berangkat berperang dan di tempat ia ditugaskan Sera benar-benar nurut sama atasan.
Setiap mendapatkan makanan enak, Fukuko selalu membagi dua, satu diberikan pada suami dan satu lagi ia bawa ke rumah ibunya.
Fukuko sebenarnya mengkhawatirkan ibu yang hidup sendiri, tapi ibu menolak tinggal bersama keluarga Tachibana (ia dan Manpei). Ibu mengatakan setiap hari ia sibuk banged, tadi ia baru pulang dari rumah Katsuko dan seperti biasa, rumah Katsuko sangat heboh. Fukuko mengatakan kakaknya Katsuko memang selalu terlihat ceria, tapi ia yakin Katsuko mengkhawatirkan suaminya. Ibu mengatakan tentu saja, semua pria berangkat berperang demi mereka, bagaimana mungkin yang ditinggalkan tidak khawatir.
Ibu mulai membandingkan Tadahiko dan Shinichi yang pergi berperang dengan suami Fukuko malah tidak bisa pergi berperang. Fukuko mengingatkan ibunya kalau pihak militer sendiri yang menyiksa suaminya padahal MAnpei tidak bersalah, dokter juga mengatakan kalau kesehatan Manpei belum pulih sepenuhnya. Ibu tahu akan hal itu, hanya saja ia khawatir apakah Fukuko baik-baik saja dengan suami lemah seperti Manpei.
Fukuko mengatakan kalau ia akan merawat suaminya dengan baik sampai sembuh. Ibu kemudian mengalih pertanyaan, ia bertanya kapan mereka akan punya anak dan tiba-tiba Fukuko langsung malas membahas itu. Ibu mengatakan ia ingin segera melihat wajah cucunya. Fukuko mengingatkan ibu kalau ibu sudah punya 4 cucu HAHHAHAHAHA. Fukuko meminta ibu tenang saja, mereka akan berusaha untuk segera punya keturunan.
Fukuko kemudian bertanya apakah ibunya tidak mau tinggal bersama mereka. Manpei juga mengkhawatirkan ibu yang tinggal sendiri. Fukuko mengatakan jika mereka tinggal serumah dan ibu melihat Manpei setiap hari, pandangan ibu pada Manpei akan berubah. Fukuko mengatakan padahal ibu sudah merestui pernikahan mereka tapi masih tidak menyukai MAnpei. Ibu membalas ia melakukannya karena tidak punya pilihan lain. Fukuko mengatakan lagi kalau Manpei adalah pria baik, tapi ibu membalas itu kan menurut Fukuko HAHAHAHHAHA.
Fukuko bingung kenapa ibu sangat tidak menyukai Manpei, ia bertanya apakah karena tubuh Manpei lemah dan ibu mengatakan itu termasuk salah satu alasannya. Kayaknya sih ibu nggak suka MAnpei karena Manpei adalah penemu, mirip ayah Fukuko, jadi dia khawatir Fukuko nanti menderita.
Ujung-ujungnya ibu mengeluh lagi kenapa puteri mereka sangat tidak bisa memilih wanita. Fukuko masih mencoba meminta ibu tinggal bersama mereka tapi ibu benar-benar nggak mau HAHAAHHA. Tapi lucu juga karena ibu tersenyum gitu, mungkin dia sebenarnya mau tapi mau jaga harga diri?
Musim Panas 1944.
Perang semakin mendekati Jepang, Osaka sudah tidak aman lagi. Katsuko dan anak-anaknya memutuskan untuk pindah dari Osaka/mengungsi.
Fukuko, Manpei dan ibu mengantar kepergian mereka. Ibu mengatakan kalau dia akan sangat kesepian, merindukan cucu-cucunya yang manis.
BTW, anak-anak KAtsuko namanya adalah Kouda Taka, Kouda Yoshino, Kouda Shigeyuki dan Kouda Manabu. Aku penasaran nanti gedenya siapa yang akan memerankan mereka? KAlau Taka-chan yang akan memerankannya adalah Yukino Kishii ^^~
Manpei dan Fukuko singgah ke rumah ibu, mereka memasang kain di lampu rumah ibu, karena pada masa itu lampu rumah nggak boleh terang, cahayanya nggak boleh kelihatan keluar rumah karena akan membuat musuh tahu ada warga disana dan mereka menyerang tempat itu.
Fukuko sangat takut mereka mati karena di bom musuh, sementara ibu masih percaya kalau hal itu tidak akan terjadi dan Manpei membicarakan kalau ada kemungkinan mereka akan di serang. Ibu dan Manpei adu mulut karena masalah itu.
Fukuko mengajak mereka untuk mengungsi saja karena ia takut, tapi ibu menolak, ia harus melindungi rumah mereka, ia tidak akan meninggalkan rumah. Fukuko mengingatkan jika bom dijatuhkan disana ibu nggak akan bisa melindungi rumah sendirian. Ibu mengatakan kalau ia tidak takut pada bom.
Ibu kemudian mengalihkan pembicaraan, ia bertanya kenapa mereka berdua nggak bisa cepat punya anak dan Manpei & Fukuko langsung terdiam. Itu adalah pertanyaan yang sangat sensitif dan paling malas di dengar oleh pasangan yang baru menikah.
Ibu mulai mengomeli Manpei yang nggak bisa berangkat perangdan nggak bisa punya anak, Manpei cuma bisa diam aja sambil meminta maaf. Fukuko berusaha meminta ibunya menunggu lebih lama lagi untuk itu. Ibu bertanya sebentar lagi itu kapan tepatnya dan Fukuko mengatakan sebentar lagi ya sebentar lagi. Ibu bertanya kapan, besok atau sekarang dan Fukuko kesal banged meminta ibu jangan membahas itu karena memalukan wkkwkkwkwkw.
Manpei cuma bisa diam, menekan dahinya karena pusing, mendesah, nggak berani menatap ibu mertua dan istrinya. Ia mengalihkan pikirannya ke cuaca yang indah hari itu HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAH.
Emang lah ya, pasangan yang baru menikah tuh pertanyaan yang pasti muncul adalah kapan punya momongan. Pusing pusing.
Malam harinya, Fukuko sibuk memijat punggung suaminya, punggung Manpei masih sakit. Fukuko meminta Manpei jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan ibunya, ia memang ingin punya anak bersama Manpei, tapi ia bersedia menunggu kapan saja, yang penting sekarang adalah tubuh Manpei sembuh dulu.
Manpei berbalik dan menarik Fukuko ke dalam pelukannya. Manpei mengatakan kalau Fukuko adalah istri yang baik dan ia bahagia mempunyai Fukuko disampingnya. Fukuko mengatakan kalau ia sudah puas dengan mereka yang sekarang, ia bahagia.
Tokyo serangan udara terjadi di Tokyo. Kabar cepat menyebar ke Osaka. Fukuko, Toshiko dan Hana ada di kerumuman orang yang melihat pengumuman itu. Mereka merasa kalau sepertinya kota berikut yang akan diserang adalah Osaka.
Rasa kekhawatiran semakin menyelimuti hati Fukuko. Hana mengatakan kalau ia dan keluarganya akan mengungsi, begitu juga dengan Toshiko. Mereka berjanji untuk bertemu lagi setelah perang selesai dan makan ramen bersama-sama lagi.
Fukuko terbangun dari tidurnya dan ia sangat panik. Ia membangunkan Manpei dan mengatakan kalau mereka harus segera pergi dari Osaka.
Ibu mengatakan kalau Saki ada di rumahnya, nggak mungkin ke rumah Fukuko dan Fukuko berusaha membuat ibu percaya. Manpei kesal melihat mereka berdua karena membahas Saki adalah hal yang tidak penting HAHAHAHAHHA. Fukuko nggak peduli, ia mengatakan pada ibu kalau Saki memintanya membawa ibu pergi dari Osaka.
Manpei mengatakan pada ibu kalau ia pikir mereka memang harus pergi dari Osaka, kalau Tokyo dan Kyushu sudah di serang, berikutnya pasti OSaka. Manpei mengatakan ia punya kenalan di Kamigori, Hyogo yang bisa membantu mereka mencarikan rumah. Fukuko mengajak ibu untuk pergi tapi ibu masih menolak, Saki nggak mungkin mengatakan hal seperti itu pada Fukuko.
MAnpei makin kesal dan meminta mereka jangan membicarakan mimpi lagi. Fukuko masih nggak peduli dan terus membicarakan mimpi kalau Saki nggak mungkin meminta ibu tetap tinggal disaat berbahaya. MAnpei nggak tahan lagi dan meninggikan suaranya meminta Fukuko untuk membicarakan hal yang real, jangan mimpi.
Ibu masih pada pendiriannya, ia tidak akan pergi dari rumah. Ibu bahkan bicara pada foto Saki. Fukuko nggak mau kalah, Saki-nee-chan, kau menyuruh kami untuk kabur kan?
Ibu dan Fukuko terus bicara pada foto Saki, Manpei akhirnya menyerah, ia hanya bisa geleng-geleng dan menghembuskan nafas dalam, melihat ibu dan anak itu.
Januari 1944.
Serangan udara terjadi di Osaka pada tengah malam. Fukuko dan Manpei segera menyelamatkan diri. Para masyarakat keluar rumah. Untungnya serangan udara cukup jauh drai tempat tinggal mereka, tapi apinya kelihatan.
Ibu Fukuko juga melihat hal itu dan mulai ketakutan karena kabarnya berikutnya tempat mereka yang akan di serang.
Maret 1945. Serangan kembali terjadi, tapi untungnya bukan di tempat tinggal ibu. Tapi hari itu ada selebaran yang disebar dari udara, sepertinya sih peringatan kalau tempat itu adalah tempat yang akan diserang selanjutnya. Sepertinya sih serangan besar.
Fukuko dan Manpei juga melihat selebaran itu dan Fukuko dengan panik langsung berlari ke rumah ibunya. Sepertinya Fukuko sudah berniat untuk menyeret ibu kalau ibu tetap menolak untuk mengungsi. Tapi begitu Fukuko sampai di rumah dengan nafas ngos-ngosan, ibu ternyata sudah berkemas, ia siap berangkat kapan saja. Fukuko jadi lega melihat ibu akhirnya mengubah pikirannya.
Maret 1945.
Fukuko, Manpei dan ibu mengungsi ke Kamigori, Hyogo. Mereka naik kereta yang dipenuhi oleh para pengungsi. Awalnya Mereka bertiga dapat tempat duduk dan sempat tidur. TApi setelah Fukuko bangun dan melihat banyak orang tua yang berdiri, ia memberikan tempat duduknya pada seorang nenek. Manpei juga memberikan tempat duduknya pada seorang kakek. Ibu masih duduk dan Fukuko meminta ibu memangku barang yang ia bawa, karena Fukuko mengkhawatirkan pinggang Manpei yang sakut kalau bawa barang berat, jadi Fukuko yang membawakan barang Manpei.
Ibu melihat pasangan suami istri itu dan kelihatan sedikit cemburu karena Fukuko cuma perhatian pada Manpei wkkwkwkwkwkwkkw.
Keluarga Tachibana + ibu turun di stasiun, sebuah tempat yang baru pertama kali mereka lihat. Manpei terlihat kelelahan dan istirahat sebentar. Ibu bertanya kemana mereka akan pergi, saat Manpei menunjuk sebuah gunung, ibu langsung lemas, ia nggak menyangka mereka harus naik gunung, belum apa-apa ibu kelihatan udah capek wkkwkwkwkwkw.
Mereka tidak punya banyak waktu istirahat, jadi mereka langsung melanjutkan perjalanan karena mereka harus tiba sebelum matahari terbenam.
Mereka melewati hutan lokasi syuting opening song drama ini. Fukuko melihat bunga pulm yang cantik dan mengatakan pada ibunya, tapi ibu nggak peduli karena lututnya rasanya hampir copot karena kelelahan.
Manpei terjatuh karena ia pinggangnya sakit lagi dan membuat Fukuko makin khawatir. Fukuko menawarkan untuk membawa barang bawaan Manpei tapi Manpei mengatakan ia baik-baik saja, istirahat sebentar ia akan baik-baik saja. Ibu malah menggunakan kesempatan itu untuk membuat Fukuko membawakan barang bawaannya.
Pada akhirnya Fukuko membawa 6 tas sementara ibu sama sekali nggak bawa apa-apa, tapi ia masih saja mengeluh nggak ada yang bagus di tempat itu, sejauh mata memandang hanya sawah kering. Fukuko benar-benar berjuang membawa semua barang bawaan ibu lol.
Mereka sampai di tempat tujuan, Manpei disambut seorang wanita yang memanggil Manpei dengan Manpei-chan dan mengatakan ini pertemuan pertama mereka setelah 20 tahun.
MAnpei memperkenalkan mereka. wanita itu adalah Yae-chan, sepupu Manpei dan Manpei mempekenalkan istri dan ibu mertuanya. Suami Yae-chan kemudian keluar dan Yae memperkenalkan mereka.
Lucu banged Fukuko terus membawa 4 tasnya sambil berkenalan dan saat akan pergi ke rumah yang sudah disiapkan, suami Yae untung saja meminta Fukuko meletakkan barang bawaannya. Sementara itu ibu ingin memberi sesuatu pada mereka tapi dicuekin beberapa kali HAHAHHAHAAHAH.
Rumah yang sudah disiapkan untuk keluarga Tachibana cukup bagus dan luas, bahkan ada irori-nya. ibu satu-satunya yang menyadari kalau nggak ada listrik di rumah itu dan Yae-chan mengatakan memang rumah itu nggak ada listriknya.
Saat Fukuko dan Manpei melapor ke ketua RT/RW/kantor desa *kira-kira gitu sih, ngelapor pindah lol* Fukuko bertanya apakah di desa itu ada dokter, petugas mengatakan kalau dokter hanya ada di gunung dan dekat stasiun. Fukuko mengerti.
Manpei bertanya apakah mereka bisa memasangkan listrik ke rumah mereka tapi petugas mengatakan tidak bisa.
Fukuko dan Manpei jalan-jalan ke rumah tetangga sambil memperkenalkan diri mereka, mengatakan kalau mereka baru mengungsi kesana. Saat singgah dari rumah ke rumah, Manpei bertanya apakah mereka punya lampu yang nggak dipakai lagi, penutup lampu, kabel dan lain sebagainya.
Fukuko mendapat banyak sayur dari tetangga. Ia dan ibu memasak untuk makan malam. Manpei sibuk melakukan sesuatu, karena kantor desa nggak mau memasangkan listrik ke rumah mereka, jadi ia bekerja sendirian untuk mengalirkan listrik ke rumah mereka.
Manpei adalah seorang Hatsumei-ka alias inventor alias penemu, jadi hal-hal seperti itu nggak terlalu sulit baginya, kalau orang lain nggak mau melakukannya ya dia melakukannya sendiri. Saat istri dan mertua sibuk di dapur, Manpei sibuk menghubungkan kabel-kabel untuk mengalirkan listrik ke rumah mereka.
Saat makanan sudah matang, Fukuko memanggil suaminya dengan suara keras dan ibu menegur Fukuko nggak boleh berteriak memanggil suaminya. Tapi Fukuko nggak peduli dan terus memanggil Manpei HAAHHAHAHAHA.
Tapi tiba-tiba lampu di rumah mereka menyala dan membuat keduanya terkejut. Ibu dan Fukuko langsung lari ke luar dan mencari Manpei. Manpei ada di tiang listrik, bahagia karena ia berhasil menghubungkan listrik ke rumah mereka/
Fukuko dan ibu terkejut melihat Manpei dan memintanya turun dengan hati-hati karena bahaya. hehehhehhe. Lucu banged.
Makan malam pertama keluarga Tachibana dan ibu di Kamigori, mereka makan dengan lahap. MAnpei dan Fukuko mengatakan makanannya enak, tapi ibu mengatakan biasa aja kwkwkwkkkw.
Manpei dan Fukuko seperti biasa, kalau lagi makan suka pandang-pandangan dan kemudian senyam senyum *gemesssssss*. Manpei berterima kasih pada Fukuko dan Fukuko hanya tersenyum. Ibu bertanya kenapa Manpei hanya berterima kasih pada Fukuko.
MAnpei mengatakan hal pertama yang Fukuko tanyakan pada petugas desa adalah mengenai dokter, Fukuko selalu orang pertama yang memperhatikan kesehatannya. Fukuko mengatakan itu sudah seharusnya karena ia adalah istri Manpei.
Ibu cemberut melihat mereka dan mengingatkan kalau Fukuko adalah anaknya. Manpei membenarkan, Fukuko adalah puteri ibu dan istrinya. Ibu kesal sekali karena ia nggak bisa menang wkkwwkkwwkw.
Ibu Fukuko ini suka cemburu melihat anak dan menantunya HAHAHHAHAHAA.
Waktu berlalu sejak pertama kali mereka datang ke Kamigori. Ibu dan Fukuko selalu sibuk di dapur, Manpei nggak punya kerjaan, kalau dia mau membantu pasti ibu selalu mengatakan kalau nggak ada yang bisa dibantu, karena mereka bisa melakukannya berdua.
Fukuko meminta Manpei istirahat, ibu setuju, Manpei harus istirahat agar tubuhnya kembali sehat seperti semula. Manpei sebenarnya bukan tipe pria yang suka duduk diam, makanya dia bertanya apakah ada yang bisa ia bantu, tapi karena keduanya menolak ditolong, akhirnya ia memutuskan jalan-jalan keluar rumah.
Fukuko dan Ibu melarang, tapi Manpei mengatakan ia hanya jalan-jalan saja. hhahhahaha.
Ibu kesal karena Manpei tidak mau mendengar apa yang kepala keluarga katakan. Fukuko terkejut, ia mengatakan kepala keluarga adalah Manpei. Ibu mengatakan dialah kepala keluarga dan ibu tidak setuju. Mereka sepertinya menghabiskan waktu membahas siapa kepala keluarga wkkkwkwkwkkw.
Manpei jalan-jalan di sekitaran hutan, menikmati pemandangan hijau, menangkap serangga dan lain-lain. Saat ia tiba di sungai, ia melihat anak-anak desa menangkap ikan. Manpei menyapa mereka dan anak-anak bertanya siapa Manpei. Manpei mengatakan kalau ia mengungsi ke Kamigori dan menjelaskan banyak hal pada anak-anak.
Setelah merasa cukup dekat dengan anak-anak, ia bahkan ikut main di sungai menangkap ikan. Tapi menangkap ikan bukan hal yang mudah. Jiwa penemu Manpei keluar saat ia bingung kenapa menangkap ikan susah padahal ada banyak ikan disana, ia menemukan cara menangkap ikan dan meminta anak-anak datang lagi besok.
Ibu bertanya apa yang dilakukan Manpei dan Manpei mengatakan ia akan membuat sesuatu untuk menangkap ikan. Fukuko bertanya apa yang akan Manpei buat dan Manpei meminta Fukuko untuk menantikannya.
Ibu geleng-geleng mengatakan suami Fukuko nggak bisa duduk diam dengan tenang. Fukuko hanya tertawa, ia mengatakan kalau MAnpei jauh lebih ceria disini daripada di Osaka.
Ibu kemudian mengatakan, kalau begitu tolong segera perlihatkan wajah cucuku padaku.
Fukuko meminta ibu berhenti mengatakan hal seperti itu. Ibu mengingatkan Fukuko kalau Akagami mungkin akan segera datang, jadi sebelum itu setidaknya mereka harus punya keturunan.
Fukuko jadi kesal dan mengatakan ia tahu kalau ibu tidak menyukai Manpei, tapi baginya Manpei adalah suami yang tidak ada gantinya. Ibu jadi terdiam. Fukuko mengatakan kalau Manpei berusaha agar ibu menyukainya dan ia harap ibu mau bersikap sedikit lebih lembut pada Manpei. Ibu mengatakan kalau ia tidak bersikap dingin pada Manpei. Fukuko mengatakan ia berharap mereka hidup rukun dan ibu hanya diam.
Keesokan harinya, Manpei kembali sibuk memanjat di tiang listrik dan membuat anak-anak bingung. Manpei mengalirkan listrik ke kabel dan membawa kabel ke sungai. Ia meminta anak-anak tetap diatas dan jangan ke sungai karena berbahaya.
Yang dilakukan Manpei adalah menggunakan aliran listrik untuk menyetrum ikan di air sehingga ikan mati. Ia sudah menutup sedikit aliran sungai, jadi ikan yang mengapung akan tertampung disana.
Dan dengan cara itu tentu saja mereka mendapatkan banyak sekali ikan. Para anak-anak sangat senang. Setelah Manpei menarik kembali kabelnya, ia mengecek apakah airnya sudah aman, dan setelah memastikan air sungai aman, barulah anak-anak diperbolehkan masuk ke sungai. Mereka masuk tinggal meungut ikan-ikan yang sudah mati kesetrum.
Manpei membawa pulang seember ikan hasil tangkapan dan membuat ibu dan Fukuko terkejut bagaimana Manpei bisa menangkap banyak ikan. PAra anak-anak mengatakan kalau Manpei hebat, mereka juga mendapatkan banyak ikan. Manpei mengatakan ia menggunakan listrik untuk menangkap ikan, Fukuko dan ibu cuma saling pandang karena nggak ngerti apa yang terjadi. Manpei benar-benar menikmati harinya bersama anak-anak, ia banyak tertawa.
Ikan-ikan hasil tangkapan Manpei kemudian dibersihkan oleh ibu dan Fukuko. Ibu kembali mengeluh Manpei bukan anak-anak lagi kenapa menangkap ikan banyak sekali. Fukuko mengingatkan kalau mereka harus bersyukur karena punya sesuatu yang bisa dimakan. Ibu mengeluh karena ia tidak suka ikan sungai.
Fukuko berkomentar kalau katanya ibu nggak suka ikan sungai, tapi tentu saja ibu bisa membantahnya. Ibu jadi baik banged sama Manpei, bahkan menawarkan Manpei miso untuk dimakan bareng ikan.
Fukuko senang melihat ibu dan suaminya akur.
Saat mereka makan, tiba-tiba ada yang datang ke rumah. Yang datang adalah petugas desa yang memperingatkan Manpei karena sudah menggunakan listrik di sungai.
Fukuko meminta maaf. MAnpei merasa dia nggak salah dan bertanya memangnya nggak boleh menangkap ikan di sungai itu?
Petugas mengatakan bukannya nggak boleh, yang nggak boleh itu menggunakan listrik ke sungai karena sangat berbahaya, apalagi ada anak-anak bersamanya. Manpei mengatakan kalau ia mengawasi anak-anak dengan baik saat melakukannya. Petugas juga melarang Manpei mengambil listrik dari tiang listrik dan Mnapei bertanya kenapa nggak boleh.
Fukuko terus meminta maaf dan berjanji nggak akan memperbolehkan Manpei melakukan hal itu lagi dan Manpei jadi kesal kenapa Fukuko meminta maaf padahal mereka nggak salah. MAnpei menolak meminta maaf. Ibu datang dan meminta Manpei meminta maaf karena Manpei sudah bersalah.
Ibu cukup pandai bicara dan ia meminta maaf, ia juga memaksa Manpei meminta maaf dan Manpei akhirnya menyerah.
Tapi belum sempat ia meminta maaf, petugas menyadari sesuatu, ia bertanya dari mana mereka mendapat aliran listrik ke rumah itu. Ibu dan Fukuko terdiam. MAnpei mengatakan kalau mereka mengalirkannya ke rumah dan petugas mengatakan nggak boleh.
Ibu dan Fukuko terkejut dan meminta petugas membiarkannya, karena mereka kesulitan kalau nggak ada listrik. Fukuko mengatakan mereka akan membayar uang listriknya dan meminta petugas jangan mencabut listrik mereka. Tapi petugas sepertinya nggak setuju karena nggak ada izinnya. Ibu juga ikut memohon tapi karena kesal petugas nggak memperbolehkan, ibu meminta mereka tidak perlu mendebatkan hal kecil seperti itu dan meminta petugas jangan mencabut listrik mereka lol.
Masih di musim semi 194, keadaan di kota-kota besar semakin parah, sementara di pedesaan, Fukuko dan Manpei hidup dengan tenang. Hari itu mereka ke hutan mencari tumbuhan yang bisa dimakan.
Ibu tinggal di rumah, Yae-chan dan suaminya datang untuk mengobrol. Di hadapan Fukuko dan Manpei, ibu selalu terlihat kejam, tapi kalau keduanya nggak ada, ibu sebenarnya bangga pada Manpei dan Fukuko.
Ibu mengatakan menantunya nggak pergi berperang, nggak kerja juga, kalau perang selesai dia nggak tahu nanti Manpei akan seperti apa. Yae-chan mengatakan Manpei nggak dipanggil karena dia sakit, suami YAe setuju, sebaiknya ibu tidak perlu memikirkan hal itu.
Lalu tiba-tiba ada tukang pos datang ke rumah, Akagami akhirnya datang untuk Manpei. Ibu terkejut. *akagami surat panggilan perang.
Manpei dan Fukuko kembali pada sore harinya dan langsung dikejutkan dengan kabar itu. Manpei tidak terlalu kaget karena ia tahu akagami pasti akan datang. Fukuko diam saja. Sejak datang ke Kamigori, kesehatan Manpei memang semakin membaik, jadi wajar saja akagami akhirnya datang.
Fukuko sangat khawatir karena sudah banyak kabar Jepang akan kalah, kemungkinan besar mereka yang pergi tidak akan kembali lagi dalam keadaan hidup. Fukuko menangis. Manpei terlihat sangat tenang, ia mengatakan kalau suami kakak Fukuko semuanya berjuang, ia tak mungkin diam saja. IA harus pergi karena ia sudah dipanggil.
Fukuko terus menangis dan ibu juga tampak khawatir.
Saat makan malam, ibu dan Fukuko sama sekali tidak berselera, Manpei makan dengan lahap seperti biasa. IA meminta mereka juga makan. Fukuko makan sambil meneteskan air mata dan ibu juga mencoba untuk makan meski hatinya tidak tenang.
Malam harinya, Fukuko tidak bisa tidur. Ia terus menatap Manpei memikirkan Manpei akan ke garis depan dan mungkin tidak akan kembali, hatinya tidak tenang.
Saki datang ke mimpi ibu malam itu, ia mengatakan dengan begini Fukuko akhirnya menjadi janda. Ibu terkejut dan meminta Saki untuk tidak mengatakan hal seperti itu. Saki mengatakan kalau ibu tidak menyukai Manpei, ibu selalu berharap Manpei berangkat berperang dan tidak kembali sehingga ibu bisa mencarikan suami baru untuk Fukuko. Ibu meminta Saki jangan mengatakan hal kejam begitu. Saki mengatakan kalau bukankah ibu selalu mengharapkan itu.
Ibu terbangun dari tidurnya karena mimpi itu dan tiba-tiba ia takut kalau harapannya jadi kenyataan.
Fukuko panik dan teringat kalau di desa tidak ada dokter. Fukuko segera berlari keluar dan meminta alamat dokter pada Yae-chan. Fukuko berlari sekuat tenaga melewati persawahan, hutan, menuju ke stasiun karena disanalah dokter terdekat.
Fukuko sangat mengkhawatirkan suaminya, ia terus berlari.
Ibu masuk ke kamar Manpei dan bertanya ada apa. Manpei kesakitan memegang perutnya, ia mengatakan kalau perutnya sakit.
Ibu bertanya apakah Manpei benar-benar sakit perut dan Manpei membenarkan. Ibu ragu, ia bertanya bukan pura-pura sakit karena nggak mau pergi berperang kan?
Manpei mengatakan bukan, perutnya beneran sakit. Tapi ibu masih saja ragu dan bertanya lagi apakah Manpei benar-benar sakit perut dan Manpei kesal banged karena ia benar-benar sakit perut HAHAHAHHAHAHAHHA.
Yae dan suaminya datang ke rumah Manpei dan bertanya keadaan MAnpei, ibu mengatakan sepertinya Manpei beneran sakit perut. Melihat keadaan Manpei, Yae dan suaminya tentu saja nggak ragu kalau Manpei memang sakit perut.
Mereka kemudian ingat kalau mungkin ada yang bisa menyembuhkan orang sakit di desa dan mereka pergi memanggil orang itu. Ibu masih ragu apakah Manpei beneran sakit dan bertanya 'sakit banged ya?'
Manpei beneran kesal pada ibu HAHAHAHHAHAHAHAHA.
Seseorang datang untuk mengobati Manpei, tapi bukan dokter, pemuda desa gitu. Mereka juga memanggil orang pintar, tapi nggak ada gunanya juga.
Sakit Manpei semakin parah, ia berteriak kesakitan. Anak-anak teman Manpei bahkan ada yang menangis karena mengkhawatirkan Manpei. Ibu semakin khawatir dan berteriak agar Manpei jangan menjadikan Fukuko seorang janda HAHAHHAHAHAHAHHA.
DAn tak lama kemudian dokter datang bersama Fukuko. Fukuko ngos-ngosan dan berantakan karena ia berlari sangat jauh. Dokter langsung memeriksa Manpei. Manpei berteriak kesakitan saat perutnya dipegang.
Dokter mengatakan kemungkinan penyakitnya adalah peritonitis (kalau nggak salah dengar ya, semacam peradangan perut yang disebabkan bakteri dan dapat membahayakan nyawa).
Fukuko bertanya apakah penyakit tersebut bahaya, belum sempat dokter menjelaskan, Manpei pingsan. Fukuko panik, ibu berteriak pada Manpei agar bertahan. Dokter segera melakukan sesuatu.
Dokter memberikan obat untuk Manpei dan sekarang Manpei sedang tertidur. Dokter tidak tahu apakah obatnya bisa menyembuhkan atau tidak, mereka harus menunggu Manpei bangun baru bisa memastikan.
Ibu benar-benar khawatir dan bertanya dimana kuil disana. Ibu pergi ke kuil dan berdoa untuk kesembuhan Manpei. Ibu bolak balik berdoa demi Manpei.
Sementara itu Fukuko terus menjaga Manpei disampingnya sambil mengingat kenangan mereka selama ini. Fukuko menyentuh wajah suaminya dan meneteskan air mata.
Keesokan harinya, Manpei membuka matanya. Fukuko yang terus menggenggam tangan Manpei semalaman terkejut saat Manpei memanggil namanya. Ibu juga berjaga disamping Fukuko dan lega saat menantunya membuka mata. Fukuko benar-benar bahagia karena suaminya bangun.
Dokter datang kembali memeriksa Manpei dan sepertinya keadaannya sudah cukup membaik. PAra tetangga dan anak-anak yang mengkhawatirkan Manpei juga berdatangan dan lega karena Manpei sudah bangun. Mereka mengatakan kalau ini berkat ibu yang berdoa terus di kuil demi Manpei dan ibu jadi agak malu.
Manpei menceritakan pada fukuko, dalam tidurnya ia melihat ibu. Ia sedang berdiri di sebuah jembatan untuk menyeberang dan mendengar ibu memanggil namanya memintanya kembali. Ia kemudian memutuskan untuk kembali. Itu mungkin jembatan kematian dan ibu benar-benar menyelamatkannya dari kematian.
Fukuko tentu saja terkejut mendengar hal itu, tapi ia meminta Manpei untuk tidak menceritakan hal itu pada ibu, karena jalau ibu tau ibu bisa heboh sendiri dan bakalan sombong lagi.
Setelah Manpei sembuh, akagami kedua datang. Manpei pergi berangkat untuk berperang tapi ia kembali pada hari yang sama karena alasan kesehatan, ia ditolak oleh pihak militer. Manpei kelihatan tidak bersemangat dan Fukuko mengajaknya untuk jalan-jalan diluar.
Saat jalan-jalan mencari udara segar, Manpei dan Fukuko bertemu dengan Yae dan suaminya yang sibuk di sawah juga anak-anak teman Manpei. Saat mereka mengobrol, tiba-tiba ada pesawat tempur yang lewat di atas mereka. Manpei segera berteriak menyuruh semuanya berlindung dan serangan udara dijatuhkan oleh pihak musuh.
Serangan itu sangat cepat dan untung saja tidak ada yang terluka karenanya.
Setelah mereka merasa semua aman, mereka keluar dari persembunyian dan masih shock dengan apa yang baru saja terjadi. Ibu yang mengkhawatirkan keduanya datang berlari ke sawah untuk memastikan mereka selamat.
Manpei tiba-tiba berteriak sekuat tenaga melampiaskan kekesalannya, ia berteriak sambil memukuli tanah dan membuat semua orang terkejut. Fukuko mendekati Manpei dan bertanya apa yang terjadi. Selama ini Manpei terlihat baik-baik saja meski ia tidak pergi berperang, ia tidak terlalu memikirkannya, tapi ternyata dilubuk hati Manpei ia merasa dirinya tidak ada gunanya.
Disaat ia akhirnya dipanggil, ia malah ditolak karena alasan kesehatan, Manpei merasa sama sekali nggak berguna bagi negara. Fukuko meminta Manpei berhenti mengatakan hal itu, ia tak peduli apa yang terjadi, baginya ia bahagia Manpei ada disampingnya. Ia ingin Manpei hidup, jadi ia lega Manpei tidak pergi berperang.
Fukuko mengatakan Manpei pasti bisa melakukan sesuatu untuk membantu orang lain selain pergi berperang, ia yakin Manpei pasti akan menemukannya suatu hari nanti dan ia akan disamping Manpei membantu Manpei untuk menemukannya.
Fukuko menunjukkan kesetiaan seorang istri pada Manpei, apapun yang akan terjadi kelak, Fukuko akan tetap disamping Manpei dan menyemangatinya.
-To Be Continued-
Komentar:
Fukuko memang istri yang baik, pantes Manpei sayang banged. Fukuko sangat pengertian, selalu memihak suami, selalu perhatian pada suaminya. Manpei juga seorang suami yang sangat sabar menghadapi ibu mertua seperti Suzu-san / ibu Fukuko, yang keras kepala dan banyak menuntut.
Tapi aku suka dia bukan suami yang lemah, kalau istri salah dia mau menegur dengan keras. Makin suka sama pasangan suami istri ini XD
"Kapan punya baby?" adalah pertanyaan yang menurutku tabu untuk ditanyakan pada pasangan yang baru menikah/yang belum punya anak. Tapi pertanyaan itu selalu menjadi pertanyan wajib mertua dan tetangga. Itu adalah masalah yang selalu dihadapi oleh pasangan yang baru menikah, sama dengan pertanyaan "KApan nikah" yang selalu ditanyakan pada para jomblo.
Aku pribadi sih kalau ketemu teman lama berusaha untuk tidak menyanyakan hal seperti itu meskipun penasaran. Karena semua orang pasti punya alasan sendiri.
Ibu Fukuko sebenarnya nyebelin banged, aku kasihan pada Fukuko dan Manpei, tapi untung saja penulisnya membuat karakter ibu Fukuko ini lucu, jadi meski agak jahat aku masih bisa tertawa karena tingkahnya. Beda banged sama kakak ipar Meiko di Gochisousan yang benar-benar sangat jahat.
Ibu Fukuko ini lucu banged, dia nggak mau jadi yang nomor 2, dia ingin Fukuko tetap sayang dan perhatian padanya, nggak rela perhatian Fukuko sepenuhnya pada sang suami. PAdahal awalnya ibu kan khawatir banged ya tinggal bareng Fukuko, sekarang malah cemburu sama menantu HAHAHAHAHHA.
Aku jarang melihat ada ibu mertua dari pihak cewek yang sikapnya seperti ibu, biasanya mertua dari pihak cowok yang sikapnya begitu, nggak rela anak laki-laki kesayangannya jadi lebih sayang sama istri. HAHAHAHAHAHAH.
Minggu depan, sebuah lembar baru kehidupan Fukuko dan Manpei akan dibuka. Perang berakhir dan akan ada time jump. Kishii Yukino dan Seto Koji akan muncul minggu depan, GYAAAAAAAA, nggak sabar pengen melihat mereka berdua. OTP baruku dan menurut spoiler mereka berdua akan bersatu nanti. Hohohohohohoho.
Aku menunggu semua tokoh kembali dari perang dan mereka menjalani hidup lagi dengan bahagia.
Sebenarnya aku sudah memikirkan untuk mendrop recap Manpuku ini. Entah kenapa belakangan semangat menulisku jadi berkurang gitu. Tapi selama masih ada waktu aku akan mencoba terus. Hanya saja kalau suatu saat berhenti nanti harap dimaklumi. Tapi aku masih akan terus menonton drama ini kok XD
Asadora ini sangat aku rekomendasikan, karena storyny
Kak lanjutvsampai selesai y, q tunggu.
BalasHapus