Kono Sekai no Katasumi ni atau In This Corner of the World adalah sebuah manga yang ditulis oleh manga-ka Kono Fumiyo tahun 2007 sampai 2009. Manga ini pernah mendapatkan adaptasi drama special yang dibintangi oleh Kitagawa Keiko pada tahun 2011 dan pada tahun 2016 lalu, manga ini diadaptasi menjadi anime movie oleh director Katabuchi Sunao (Mai Mai Miracle).
Nounen Rena (Amachan, Hot Road) atau sekarang dikenal dengan Non menjadi seiyuu dari tokoh utama anime movie ini. Sejak nama Non diumumkan sebagai seiyuu, aku mulai tertarik pada anime movie ini. Apalagi anime movie ini menjadi salah satu anime movie yang sangat populer di Jepang dan bahkan memenangkan penghargaan Best Animation di ajang Japan Academy Awards ke-40.
Aku dengan sabar menunggu anime movie ini rilis sampai aku lupa kapan Blu-Ray-nya akan rilis. Saat mendengar musim panas nanti manga tersebut akan diangkat menjadi sebuah drama, aku baru ingat aku belum menonton anime movie-nya, jadi aku mencoba mencari-cari anime movie-nya dan ternyata sudah rilis sejak lama.
Akhirnya aku mulai menontonnya beberapa minggu yang lalu. Anime movienya sangat bagus, kisahnya, artworknya, plotnya, pokoknya keren banged. Sayang sekali menurutku Non kurang cocok menjadi seiyuu sang tokoh utama *gomen ne*
Kono Sekai no Katasumi ni awalnya terlihat seperti anime slice of life biasa, bahkan menurutku part awal movie ini agak membosankan. Aku sampai berhenti dulu beberapa hari baru lanjut lagi. Tapi pertengahan ke akhir, anime movie ini sangat seru, aku sampai shock mereka bisa membuat cerita seperti itu. Plot twist dalam anime movie ini banyak sekali terjadi tapi 2 plot twist dari pertengahan ke ending adalah yang membuat movie ini menjadi sangat menarik dan sulit dilupakan.
Awalnya aku pikir aku nggak akan menangis menonton movie ini, karena menurutku kisahnya lumayan adem adem aja, tapi siapa sangka aku menangis sesegukan di akhir movie ini. Aku sama sekali nggak mengangka kalau endingnya akan seperti itu.
Aku masih sangat ingat bagaimana penulis membuat kejadian sang tokoh utama sama dengan kejadian yang menimpa seorang gadis kecil tapi dibuat dalam versi paralel-nya. Sangat menyentuh.
Artwok movie ini sangat bagus, khas Katabuchi Sunao. Begitu juga dengan OST-nya, sangat menghangatkan hati. Aku pernah menonton movie Katabuchi Sunao berjudul Mai Mai Miracle beberapa tahun lalu dan menurutku cara penggambarannya mirip dengan Kono Sekai no Katasumi ni ini. Awalnya agak membosankan dan sedikit membingungkan, tapi pertengahan ke akhir sangat bagus. Tapi untuk OST, aku pikir aku lebih menyukai OST Mai Mai Miracle. Kapan-kapan aku mau menontonnya lagi hehhehehe.
Artwork Katabuchi Sunao sangatlah halus dan menghangatkan hati, kesederhanaan dalam Kono Sekai no Katasumi ni ini juga sangat berkesan, kisah slice of life seorang gadis yang menikah dan mulai membiasakan diri dalam keluarga barunya, sangat menarik untuk diikuti.
Berikut aku akan menceritakan isi dari drama ini yang akan berisi spoiler ending. Aku memang suka menulis review dengan spoiler ending sih, jadi bagi yang nggak suka spoiler, sinopsisnya nggak perlu dibaca^^~
Anime movie ini mengangkat kisah sebelum perang dunia II. Urano Suzu adalah seorang gadis dari keluarga miskin yang tinggal di Hiroshima. Ia sangat berbakat dalam melukis dan sering menghabiskan pensilnya untuk melukis. Ia anak kedua dari 3 bersaudara.
Awal movie ini memperlihatkan Suzu yang sedang berjalan ke kota untuk menjual sesuatu dan sempat diculik bersama seorang anak laki-laki, tapi mereka berhasil kabur. Ia menceritakan kisah itu pada adiknya sambil menggambar apa yang terjadi saat itu. Adik Suzu yang bernama Sumi selalu menyukai lukisan kakaknya.
Waktu berlalu setelah saat itu, Suzu sekarang berusia 18 tahun. Pada masa itu, usia 18 tahun adalah usia dimana anak gadis menikah. Suzu mendapat lamaran dari seseorang yang tidak ia kenal, anak laki-laki itu bernama Shusaku, berasal dari Kure. Suzu saat itu masih ragu untuk menikah dan bertanya-tanya apakah dia harus menikah denga orang yang tidak ia kenal. Sebenarnya saat itu Suzu menyukai teman masa kecilnya. Ia memutuskan tidak datang saat Shusaku dan ayahnya datang melamarnya. Tapi karena sudah dilamar, Suzu tidak bisa menolak. Ia mengenakan kimono pemberian neneknya saat acara pernikahan dan pertama kalinya ia melihat Shusaku yang ternyata adalah anak laki-laki yang diculik bersamanya dulu. Shusaku hanya berbekal nama Urano Suzu saat mencari Suzu dan ia ingat Suzu punya tahu lalat di wajahnya.
Setelah menikah, Suzu memulai kehidupannya di keluarga Honjou sebagai menantu. Ibu mertuanya sakit-sakitan. Suaminya dan ayah mertuanya bekerja di pabrik pembuatan kapal. Suzu anaknya sangat polos, ingatannya tidak kuat, ia bahkan tak tahu apa pekerjaan suaminya, yang ia tahu suaminya berangkat pagi dan pulang sore. TApi Suzu sangat pintar melukis, ia juga rajin memasak meski masakannya biasa-biasa saja.
Kakak ipar Suzu, adik Shusaku bernama Kuronuma Keiko sering datang ke rumah bersama puterinya Harumi. Keiko tidak terlalu menyukai Suzu dan sering terlihat dingin padanya. Ia bahkan tak suka kerja Suzu yang lambat dan sering mengambil alih pekerjaan rumah. Berbeda dengan ibunya, Harumi sangat dekat dengan Suzu, mereka sering menghabiskan waktu bersama, menggambar di ladang di belakang rumah keluarga Honjou.
Kakak ipar Suzu adalah seorang ibu tunggal, suami-nya meninggal dunia dan ia mengurus toko jam milik keluarga mereka. Ia punya seorang anak laki-laki tapi diambil oleh keluarga suaminya dan ia tak boleh bertemu dengan puteranya. Harumi sangat menyukai kakak laki-lakinya meski ia belum tahu apa yang terjadi pada keluarga mereka. Tapi karena peperangan, toko Keiko digusur dan Keiko tak punya tempat tinggal lagi, jadi ia tinggal dirumah keluarga Honjou bersama Suzu, ayah, ibu, Shusaku dan Harumi.
Suzu sangat rajin memasak dan kadang ia mencoba berbagai masakan dari bahan-bahan sederhana karena pada masa itu, mereka kekurangan makanan karena distribusi makanan tidak mencukupi. Suzu sering mengambil rumput yang bisa dimakan, memodifikasi nasi agar yang sedikit bisa banyak dan lain sebagainya.
Kure adalah sebuah kota kecil dimana disana ada markas besar militer jepang. Suzu dan Harumi sangat suka melihat pelabuhan dimana kapal-kapal berlabuh disana. Mereka melihat dari bukit kecil dibelakang rumah mereka.
Masa-masa dimana Suzu menikah dengan Shusaku dihabiskan dengan memasak, mencuci, belanja, bertani dan lain-lain. Kehidupan seorang istri yang sangat biasa.
Tapi ada juga masa dimana Suzu bertemu dengan teman masa kecilnya di Hiroshima dulu. Sebenarnya saat Suzu dilamar, ia berharap temannya dulu menahannya, tapi temannya tidak melakukan itu. Suzu dulu menyukai temannya itu, tapi sekarang ia mencintai suaminya, jadi ia tidak bisa saat temannya mengajaknya untuk pergi dari Kure. Saat itu temannya akan berangkat berperang dan aku lupa nasibnya di anime tapi kalau di SP-drama, diperlihatkan bagaimana endingnya.
Perang semakin mendekati Jepang dan para warga mulai membuat tempat perlindungan bawah tanah kalau serangan udara nanti menyerang.
Suatu hari, ayah mertua Suzu menghilang dan tak kembali, saat keluarga khawatir, mereka mendapat kabar kalau ayah dirawat di rumah sakit di kota. Suzu dan Harumi datang menjenguk ayah sementara Keiko pergi ke rumah keluarga suaminya untuk meminta sesuatu.
Sepulang dari sana, terjadi serangan udara, Suzu dan Harumi selamat karena mereka berlindung di ruang bawah tanah milik warga disana. Serangan itu benar-benar berdampak besar pada Kure.
Tapi disanalah plot twist terjadi, saat Harumi dan Suzu dalam perjalanan pulang, sebuah bom meledak tepat disamping mereka dan menewaskan Harumi.
Suzu selamat tapi ia kehilangan tangan kanannya.
Suzu merasa sangat bersalah karena kehilangan Harumi dan tentu saja Keiko menyalahkan Suzu karena hal itu. Suzu juga tidak bisa melukis lagi karena kehilangan tangannya. Tapi ia tetap mencoba untuk hidup dan tegar. waktu berlalu, kakak iparnya sudah memaafkannya tapi masih bersikap dingin padanya, meski mereka sama-sama membantu pekerjaan rumah. Melihat kakak iparnya yang kadang-kadang menangis histeris, Suzu terluka. Sampai suatu hari ia tidak tahan lagi dan saat serangan udara terjadi ia tidak bersembunyi melainkan pergi ke jalanan. Untung saja Shusaku datang dan menyelamatkannya.
Disana Suzu mengatakan perasaannya yang sebenarnya kalau ia ingin kembali ke rumah keluarganya di Hiroshima. Shusaku akhirnya membiarkan Suzu untuk kembali ke rumah keluarganya, setidaknya disana Suzu akan aman.
Di hari terakhir Suzu di Kure, kakak iparnya akhirnya meminta maaf pada Suzu karena sudah menyalahkan Suzu atas kematian Harumi, itu sebenarnya karena ia merasa hidupnya sangat tidak beruntung, ia kehilangan suami, tidak bisa bertemu puteranya dan sekarang ia kehilangan puterinya.
Ia memberikan baju untuk Suzu dan adik Suzu yang ada di Hiroshima sebelum keberangkatan Suzu.
Tapi saat itu mereka merasakan ada kilat yang membuat jantung mereka berhenti berdetak sejenak. Mereka tak tahu apa yang terjadi sampai siaran radio menyiarkan terjadi bom atom di Hiroshima pada 6 agustus 1945.
Keluarga Suzu ada di Hiroshima dan ia tidak mendapat kabar apa-apa dari mereka. Suzu tentu saja tidak jadi pulang ke Hiroshima dan para warga hati-hati kalau membahas Hiroshima karena Suzu adalah orang Hiroshima.
Waktu berlalu setelah itu, Shusaku harus pindah bekerja ke suatu tempat, sepertinya sih pabrik di Hiroshima dan meninggalkan Suzu dan keluarganya. Ia berjanji kalau ia akan kembali.
Suatu hari Suzu pulang ke Hiroshima dan menemui adiknya yang sedang sakit. Dari adiknya ia mengetahui kematian ibu dan ayah mereka dan sekarang mereka berdua hanya tinggal berdua. Tapi Sumi sendiri tak tahu kapan ia akan sembuh.
Bom atom melenyapkan hampir seluruh bangunan di Hiroshima dan pemandangan yang Suzu lihat saat itu sangat berbeda dengan yang ia lihat terakhir kali.
Dalam perjalanan pulangnya, Suzu bertemu dengan Shusaku dan keduanya menghabiskan waktu bersama-sama untuk pertama kalinya sejak menikah. Saat itu Suzu berterima kasih pada Shusaku karena Shusaku berhasil menemukannya di sudut dunia, yang mengacu pada Shusaku hanya bermodalkan nama Urano Suzu saat pertama kali ia bertemu Suzu dan berhasil menemuka tempat tinggal Suzu, melamarnya dan menikah dengannya.
Dalam perjalanan pulang mereka, mereka bertemu dengan seorang anak seumuran Harumi. Kejadian anak itu sama dengan Suzu dan Harumi dulu, jika dalam kasus Suzu, Harumi meninggal, dalam kasus anak itu, ibunya yang kehilangan tangan kanan karena bom atom dan terus menggenggam tangan kiri ibunya sampai ibunya meninggal dunia.
Ia bertahan hidup sendirian berhari-hari dan kemudian memungut makanan yang dijatuhkan Suzu yang makan bersama Shusaku. Suzu membiarkan anak kecil itu makan nasi gulung itu.
Anak kecil itu melihat tangan kanan Suzu dan teringat ibunya, ia kemudian memeluk tangan Suzu. Suzu dan Shusaku memutuskan membawa anak kecil itu ke Kure dan Keiko mengeluarkan baju-baju Harumi untuk dipakai oleh anak kecil itu.
Sebuah ending yang menghangatkan hati. Aku sangat menyukai bagaimana Suzu dan Shusaku tidak mengatakan apa-apa saat anak itu duduk disamping mereka yang sedang makan dan tertidur saat memeluk tangan Suzu. Mereka bahkan menggendongnya dan membawanya ke Kure.
Keluarga sepertinya menyukai anak kecil itu, karena anak itu seusia Harumi, seolah-olah menjadi pengganti Harumi di keluarga mereka.
Keluarga Honjou sebenarnya sangat baik pada Suzu. Awalnya aku pikir Suzu bakalan di bully. Kakak ipar Suzu meski kelihatan jahat, sebenarnya dia sangat baik pada Suzu. Suzu juga anaknya benar-benar berhati lapang. Aku sangat menyukai karakternya.
Aku sudah menonton versi TV Movie / Drama Special Kono Sekai no Katasumi ni yang dibintangi oleh Keiko Kitagawa. Karena diangkat dari manga yang sama jadi ceritanya 11 12 lah ya, api menurutku versi anime ini jauh lebih bagus dan lebih terasa feelnya. Anime ini lebih ke arah slice of life kehidupan Suzu sebagai menantu keluarga Hojo sedangkan versi Sp-nya genrenya lebih ke mello-drama. Jadi pergolakan hubungan karakter di SP sebenarnya jauh lebih terlihat daripada di animenya, tapi sebenarnya kalau aku nggak nonton animenya, aku bakalan bingung sama SP dramanya. Makanya menurutku animenya jauh lebih bagus dan lebih ringan.
Ada beberapa bagian yang nggak dimasukkan dalam versi anime yaitu mengenai Suzu yang berteman dengan wanita dari sebuah bar dan ternyata wanita itu adalah orang yang pernah menjalin hubungan dengan Shusaku. Suzu sempat cemburu berat karena hal itu dan bahkan ia perang dingin dengan Shusaku. Ia juga menemukan sebuah cangkir teh milik sang wanita dan sempat mengembalikannya. Meski akhirya Suzu dan wanita itu tetap berteman. Di anime kalau nggak salah sih nggak ada adegan itu, yang ada adalah Shusaku yang cemburu pada teman masa kecil Suzu. Tapi menariknya, di SP dramanya, hubungan Suzu dan temannya itu digambarkan dengan baik dan chemistry-nya juga bagus jadi malah kebawa kok pasangan itu kalau jadi manis juga wkwkkwkwkw.
Tapi Shusaku versi drama memang jauh lebih uhmmm, romantis wkkwkwkwkw.
Padahal durasi SP drama dan animenya nggak jauh beda, tapi entah kenapa versi anime terasa lebih lengkap daripada versi SP, selain itu penggambaran saat Harumi meinggal juga lebih terasa di versi animenya. Apalagi saat Suzu dan Shusaku menemukan seorang anak korban perang, itu di animenya WOW banged, di Sp-nya biasa aja. Pokoknya animenya TOP!
Manga Kono Sekai no Katasumi ni juga akan mendapatkan versi drama series yang akan tayang di TBS pada musim panas 2018 mendatang. Aku sangat menantikan versi dramanya. Drama tersebut dibintangi oleh Matsumoto Honoka dan Matsuzaka Tori. menurut aku keduanya akan sangat cocok memerankan pasangan suami istri Shusaku dan Suzu. Aku penasaran nanti dengan versi dramanya, bakalan sebagus apa ya?
Banyak netizen yang mengharapkan Nounen Rena yang main karena dia pengisi suara animasinya tapi karena Nounen bermasalah dengan agensi lamanya maka akan sulit baginya kembali ke layar. Kabarnya sih kalau bermasalah dengan agensi itu, kena pelanggaran kontrak dan nggak bakal bisa tampil di drama/movie, mungkin itu menjadi salah satu alasan kenapa Nounen atau sekarang lebih dikenal dengan Non belum kembali membintangi drama/movie.
Tapi menurut aku Matsumoto Honoka cocok menjadi Suzu. Wajahnya dia itu polos dan cocok jadi anak desa. Melihat aktingnya di Hiyokko, aku rasa dia akan memerankannya dengan baik karena karakternya mirip sih, cuma disini Suzu nggak terlalu banyak ngomong LOL.
Ini benar-benar sebuah anime movie yang menghangatkan hati. Aku sangat merekomendasikan movie ini untuk ditonton dan jangan lupa siapkan tissu, karena movie ini akan menguras air mata di menit-menit terakhir. Memang sih awal-awalnya agak membosankan karena bingung ini ceritanya tentang apa, terutama bagi yang belum membaca manganya dan bagi yang nggak terbiasa dengan anime movie yang mengambil latar sejarah. Tapi aku jamin nggak akan menyesal mencobanya.
Nounen Rena (Amachan, Hot Road) atau sekarang dikenal dengan Non menjadi seiyuu dari tokoh utama anime movie ini. Sejak nama Non diumumkan sebagai seiyuu, aku mulai tertarik pada anime movie ini. Apalagi anime movie ini menjadi salah satu anime movie yang sangat populer di Jepang dan bahkan memenangkan penghargaan Best Animation di ajang Japan Academy Awards ke-40.
Aku dengan sabar menunggu anime movie ini rilis sampai aku lupa kapan Blu-Ray-nya akan rilis. Saat mendengar musim panas nanti manga tersebut akan diangkat menjadi sebuah drama, aku baru ingat aku belum menonton anime movie-nya, jadi aku mencoba mencari-cari anime movie-nya dan ternyata sudah rilis sejak lama.
Akhirnya aku mulai menontonnya beberapa minggu yang lalu. Anime movienya sangat bagus, kisahnya, artworknya, plotnya, pokoknya keren banged. Sayang sekali menurutku Non kurang cocok menjadi seiyuu sang tokoh utama *gomen ne*
Awalnya aku pikir aku nggak akan menangis menonton movie ini, karena menurutku kisahnya lumayan adem adem aja, tapi siapa sangka aku menangis sesegukan di akhir movie ini. Aku sama sekali nggak mengangka kalau endingnya akan seperti itu.
Aku masih sangat ingat bagaimana penulis membuat kejadian sang tokoh utama sama dengan kejadian yang menimpa seorang gadis kecil tapi dibuat dalam versi paralel-nya. Sangat menyentuh.
Artwok movie ini sangat bagus, khas Katabuchi Sunao. Begitu juga dengan OST-nya, sangat menghangatkan hati. Aku pernah menonton movie Katabuchi Sunao berjudul Mai Mai Miracle beberapa tahun lalu dan menurutku cara penggambarannya mirip dengan Kono Sekai no Katasumi ni ini. Awalnya agak membosankan dan sedikit membingungkan, tapi pertengahan ke akhir sangat bagus. Tapi untuk OST, aku pikir aku lebih menyukai OST Mai Mai Miracle. Kapan-kapan aku mau menontonnya lagi hehhehehe.
Artwork Katabuchi Sunao sangatlah halus dan menghangatkan hati, kesederhanaan dalam Kono Sekai no Katasumi ni ini juga sangat berkesan, kisah slice of life seorang gadis yang menikah dan mulai membiasakan diri dalam keluarga barunya, sangat menarik untuk diikuti.
Berikut aku akan menceritakan isi dari drama ini yang akan berisi spoiler ending. Aku memang suka menulis review dengan spoiler ending sih, jadi bagi yang nggak suka spoiler, sinopsisnya nggak perlu dibaca^^~
SINOPSIS
-spoiler alert-
Anime movie ini mengangkat kisah sebelum perang dunia II. Urano Suzu adalah seorang gadis dari keluarga miskin yang tinggal di Hiroshima. Ia sangat berbakat dalam melukis dan sering menghabiskan pensilnya untuk melukis. Ia anak kedua dari 3 bersaudara.
Awal movie ini memperlihatkan Suzu yang sedang berjalan ke kota untuk menjual sesuatu dan sempat diculik bersama seorang anak laki-laki, tapi mereka berhasil kabur. Ia menceritakan kisah itu pada adiknya sambil menggambar apa yang terjadi saat itu. Adik Suzu yang bernama Sumi selalu menyukai lukisan kakaknya.
Waktu berlalu setelah saat itu, Suzu sekarang berusia 18 tahun. Pada masa itu, usia 18 tahun adalah usia dimana anak gadis menikah. Suzu mendapat lamaran dari seseorang yang tidak ia kenal, anak laki-laki itu bernama Shusaku, berasal dari Kure. Suzu saat itu masih ragu untuk menikah dan bertanya-tanya apakah dia harus menikah denga orang yang tidak ia kenal. Sebenarnya saat itu Suzu menyukai teman masa kecilnya. Ia memutuskan tidak datang saat Shusaku dan ayahnya datang melamarnya. Tapi karena sudah dilamar, Suzu tidak bisa menolak. Ia mengenakan kimono pemberian neneknya saat acara pernikahan dan pertama kalinya ia melihat Shusaku yang ternyata adalah anak laki-laki yang diculik bersamanya dulu. Shusaku hanya berbekal nama Urano Suzu saat mencari Suzu dan ia ingat Suzu punya tahu lalat di wajahnya.
Setelah menikah, Suzu memulai kehidupannya di keluarga Honjou sebagai menantu. Ibu mertuanya sakit-sakitan. Suaminya dan ayah mertuanya bekerja di pabrik pembuatan kapal. Suzu anaknya sangat polos, ingatannya tidak kuat, ia bahkan tak tahu apa pekerjaan suaminya, yang ia tahu suaminya berangkat pagi dan pulang sore. TApi Suzu sangat pintar melukis, ia juga rajin memasak meski masakannya biasa-biasa saja.
Kakak ipar Suzu, adik Shusaku bernama Kuronuma Keiko sering datang ke rumah bersama puterinya Harumi. Keiko tidak terlalu menyukai Suzu dan sering terlihat dingin padanya. Ia bahkan tak suka kerja Suzu yang lambat dan sering mengambil alih pekerjaan rumah. Berbeda dengan ibunya, Harumi sangat dekat dengan Suzu, mereka sering menghabiskan waktu bersama, menggambar di ladang di belakang rumah keluarga Honjou.
Kakak ipar Suzu adalah seorang ibu tunggal, suami-nya meninggal dunia dan ia mengurus toko jam milik keluarga mereka. Ia punya seorang anak laki-laki tapi diambil oleh keluarga suaminya dan ia tak boleh bertemu dengan puteranya. Harumi sangat menyukai kakak laki-lakinya meski ia belum tahu apa yang terjadi pada keluarga mereka. Tapi karena peperangan, toko Keiko digusur dan Keiko tak punya tempat tinggal lagi, jadi ia tinggal dirumah keluarga Honjou bersama Suzu, ayah, ibu, Shusaku dan Harumi.
Suzu sangat rajin memasak dan kadang ia mencoba berbagai masakan dari bahan-bahan sederhana karena pada masa itu, mereka kekurangan makanan karena distribusi makanan tidak mencukupi. Suzu sering mengambil rumput yang bisa dimakan, memodifikasi nasi agar yang sedikit bisa banyak dan lain sebagainya.
Masa-masa dimana Suzu menikah dengan Shusaku dihabiskan dengan memasak, mencuci, belanja, bertani dan lain-lain. Kehidupan seorang istri yang sangat biasa.
Tapi ada juga masa dimana Suzu bertemu dengan teman masa kecilnya di Hiroshima dulu. Sebenarnya saat Suzu dilamar, ia berharap temannya dulu menahannya, tapi temannya tidak melakukan itu. Suzu dulu menyukai temannya itu, tapi sekarang ia mencintai suaminya, jadi ia tidak bisa saat temannya mengajaknya untuk pergi dari Kure. Saat itu temannya akan berangkat berperang dan aku lupa nasibnya di anime tapi kalau di SP-drama, diperlihatkan bagaimana endingnya.
Perang semakin mendekati Jepang dan para warga mulai membuat tempat perlindungan bawah tanah kalau serangan udara nanti menyerang.
Suatu hari, ayah mertua Suzu menghilang dan tak kembali, saat keluarga khawatir, mereka mendapat kabar kalau ayah dirawat di rumah sakit di kota. Suzu dan Harumi datang menjenguk ayah sementara Keiko pergi ke rumah keluarga suaminya untuk meminta sesuatu.
Sepulang dari sana, terjadi serangan udara, Suzu dan Harumi selamat karena mereka berlindung di ruang bawah tanah milik warga disana. Serangan itu benar-benar berdampak besar pada Kure.
Tapi disanalah plot twist terjadi, saat Harumi dan Suzu dalam perjalanan pulang, sebuah bom meledak tepat disamping mereka dan menewaskan Harumi.
Suzu selamat tapi ia kehilangan tangan kanannya.
Suzu merasa sangat bersalah karena kehilangan Harumi dan tentu saja Keiko menyalahkan Suzu karena hal itu. Suzu juga tidak bisa melukis lagi karena kehilangan tangannya. Tapi ia tetap mencoba untuk hidup dan tegar. waktu berlalu, kakak iparnya sudah memaafkannya tapi masih bersikap dingin padanya, meski mereka sama-sama membantu pekerjaan rumah. Melihat kakak iparnya yang kadang-kadang menangis histeris, Suzu terluka. Sampai suatu hari ia tidak tahan lagi dan saat serangan udara terjadi ia tidak bersembunyi melainkan pergi ke jalanan. Untung saja Shusaku datang dan menyelamatkannya.
Disana Suzu mengatakan perasaannya yang sebenarnya kalau ia ingin kembali ke rumah keluarganya di Hiroshima. Shusaku akhirnya membiarkan Suzu untuk kembali ke rumah keluarganya, setidaknya disana Suzu akan aman.
Di hari terakhir Suzu di Kure, kakak iparnya akhirnya meminta maaf pada Suzu karena sudah menyalahkan Suzu atas kematian Harumi, itu sebenarnya karena ia merasa hidupnya sangat tidak beruntung, ia kehilangan suami, tidak bisa bertemu puteranya dan sekarang ia kehilangan puterinya.
Ia memberikan baju untuk Suzu dan adik Suzu yang ada di Hiroshima sebelum keberangkatan Suzu.
Tapi saat itu mereka merasakan ada kilat yang membuat jantung mereka berhenti berdetak sejenak. Mereka tak tahu apa yang terjadi sampai siaran radio menyiarkan terjadi bom atom di Hiroshima pada 6 agustus 1945.
Keluarga Suzu ada di Hiroshima dan ia tidak mendapat kabar apa-apa dari mereka. Suzu tentu saja tidak jadi pulang ke Hiroshima dan para warga hati-hati kalau membahas Hiroshima karena Suzu adalah orang Hiroshima.
Suatu hari Suzu pulang ke Hiroshima dan menemui adiknya yang sedang sakit. Dari adiknya ia mengetahui kematian ibu dan ayah mereka dan sekarang mereka berdua hanya tinggal berdua. Tapi Sumi sendiri tak tahu kapan ia akan sembuh.
Bom atom melenyapkan hampir seluruh bangunan di Hiroshima dan pemandangan yang Suzu lihat saat itu sangat berbeda dengan yang ia lihat terakhir kali.
Dalam perjalanan pulangnya, Suzu bertemu dengan Shusaku dan keduanya menghabiskan waktu bersama-sama untuk pertama kalinya sejak menikah. Saat itu Suzu berterima kasih pada Shusaku karena Shusaku berhasil menemukannya di sudut dunia, yang mengacu pada Shusaku hanya bermodalkan nama Urano Suzu saat pertama kali ia bertemu Suzu dan berhasil menemuka tempat tinggal Suzu, melamarnya dan menikah dengannya.
Dalam perjalanan pulang mereka, mereka bertemu dengan seorang anak seumuran Harumi. Kejadian anak itu sama dengan Suzu dan Harumi dulu, jika dalam kasus Suzu, Harumi meninggal, dalam kasus anak itu, ibunya yang kehilangan tangan kanan karena bom atom dan terus menggenggam tangan kiri ibunya sampai ibunya meninggal dunia.
Ia bertahan hidup sendirian berhari-hari dan kemudian memungut makanan yang dijatuhkan Suzu yang makan bersama Shusaku. Suzu membiarkan anak kecil itu makan nasi gulung itu.
Anak kecil itu melihat tangan kanan Suzu dan teringat ibunya, ia kemudian memeluk tangan Suzu. Suzu dan Shusaku memutuskan membawa anak kecil itu ke Kure dan Keiko mengeluarkan baju-baju Harumi untuk dipakai oleh anak kecil itu.
Sebuah ending yang menghangatkan hati. Aku sangat menyukai bagaimana Suzu dan Shusaku tidak mengatakan apa-apa saat anak itu duduk disamping mereka yang sedang makan dan tertidur saat memeluk tangan Suzu. Mereka bahkan menggendongnya dan membawanya ke Kure.
Keluarga sepertinya menyukai anak kecil itu, karena anak itu seusia Harumi, seolah-olah menjadi pengganti Harumi di keluarga mereka.
Keluarga Honjou sebenarnya sangat baik pada Suzu. Awalnya aku pikir Suzu bakalan di bully. Kakak ipar Suzu meski kelihatan jahat, sebenarnya dia sangat baik pada Suzu. Suzu juga anaknya benar-benar berhati lapang. Aku sangat menyukai karakternya.
Ada beberapa bagian yang nggak dimasukkan dalam versi anime yaitu mengenai Suzu yang berteman dengan wanita dari sebuah bar dan ternyata wanita itu adalah orang yang pernah menjalin hubungan dengan Shusaku. Suzu sempat cemburu berat karena hal itu dan bahkan ia perang dingin dengan Shusaku. Ia juga menemukan sebuah cangkir teh milik sang wanita dan sempat mengembalikannya. Meski akhirya Suzu dan wanita itu tetap berteman. Di anime kalau nggak salah sih nggak ada adegan itu, yang ada adalah Shusaku yang cemburu pada teman masa kecil Suzu. Tapi menariknya, di SP dramanya, hubungan Suzu dan temannya itu digambarkan dengan baik dan chemistry-nya juga bagus jadi malah kebawa kok pasangan itu kalau jadi manis juga wkwkkwkwkw.
Tapi Shusaku versi drama memang jauh lebih uhmmm, romantis wkkwkwkwkw.
Padahal durasi SP drama dan animenya nggak jauh beda, tapi entah kenapa versi anime terasa lebih lengkap daripada versi SP, selain itu penggambaran saat Harumi meinggal juga lebih terasa di versi animenya. Apalagi saat Suzu dan Shusaku menemukan seorang anak korban perang, itu di animenya WOW banged, di Sp-nya biasa aja. Pokoknya animenya TOP!
Manga Kono Sekai no Katasumi ni juga akan mendapatkan versi drama series yang akan tayang di TBS pada musim panas 2018 mendatang. Aku sangat menantikan versi dramanya. Drama tersebut dibintangi oleh Matsumoto Honoka dan Matsuzaka Tori. menurut aku keduanya akan sangat cocok memerankan pasangan suami istri Shusaku dan Suzu. Aku penasaran nanti dengan versi dramanya, bakalan sebagus apa ya?
Banyak netizen yang mengharapkan Nounen Rena yang main karena dia pengisi suara animasinya tapi karena Nounen bermasalah dengan agensi lamanya maka akan sulit baginya kembali ke layar. Kabarnya sih kalau bermasalah dengan agensi itu, kena pelanggaran kontrak dan nggak bakal bisa tampil di drama/movie, mungkin itu menjadi salah satu alasan kenapa Nounen atau sekarang lebih dikenal dengan Non belum kembali membintangi drama/movie.
Tapi menurut aku Matsumoto Honoka cocok menjadi Suzu. Wajahnya dia itu polos dan cocok jadi anak desa. Melihat aktingnya di Hiyokko, aku rasa dia akan memerankannya dengan baik karena karakternya mirip sih, cuma disini Suzu nggak terlalu banyak ngomong LOL.
Ini benar-benar sebuah anime movie yang menghangatkan hati. Aku sangat merekomendasikan movie ini untuk ditonton dan jangan lupa siapkan tissu, karena movie ini akan menguras air mata di menit-menit terakhir. Memang sih awal-awalnya agak membosankan karena bingung ini ceritanya tentang apa, terutama bagi yang belum membaca manganya dan bagi yang nggak terbiasa dengan anime movie yang mengambil latar sejarah. Tapi aku jamin nggak akan menyesal mencobanya.
pengen nnton versi live actionnya , tpi dmn ya
BalasHapus