Di minggu ke-6 ini, menceritakan masa-masa terakhir Suzume di Gifu dan masa-masa awal dia tinggal di Tokyo. Perpisahan dengan teman dan keluarga serta pertemuan dengan orang-orang baru dan berusaha menyesuaikan diri. Sayang sekali nggak ada adegan Suzume menyesuaikan diri di Tokyo, misalnya adegan saat dia baru datang ke Tokyo, dia langsung tau alamat tanpa tersesat, dia belanja keluar lancar-lancar aja gitu, ga ada sesuatu yang wah. Sebenarnya aku baca beberapa komentar mengenai drama ini dari netizen Jepang, dan aku rasa ada benarnya sih, drama ini kebanyakan di ruangan, jarang-jarang di luar HAHAHAHHA.
Tapi asadora belakangan memang gitu sih, beda sama asadora yang dulu-dulu. hehheehe.
Ritsu, Butcha dan Nao sedang ada di cafe. Ritsu gagal untuk masuk ke Universitas Kyoto tapi ia berhasil diterima disalah satu universitas di Tokyo. Ritsu sebenarnya cukup sedih karena ia sudah belajar keras untuk ujian masuk Kyoto tapi ia lebih kepikiran pada kartu ujiannya saat itu, kenapa bisa tertukar. Kedua tempat penyimpanan berkas ada di meja, milik Suzume ada di arah pintu sementara miliknya ada di meja belajar. Saat Suzume akan pulang, teryata Ritsu-lah yang mengambilkan berkas itu dan dia yakin dia mengambil milik Suzume.
Ritsu dalam mode detektif mulai memikirkan siapa yang menukar posisi berkas itu dan akhirnya ia menarik kesimpulan kalau pelakunya adalah Furansowa, kura-kura peliharaannya HAHAHHAHAHA. Benar saja, ternyata Furansowa keluar dari akuarium dan berjalan ke meja, kemudian menukar posisi penyimpanan berkas itu HAHAHAHAHAH.
Nao yang mendengarnya justru senang karena Furansowa mendukung Ritsu untuk ke Tokyo yang artinya dia akan tinggal di satu kota dengan Suzume LOL (Nao ini shipper no. 1 Suzume-Ritsu).
Butcha kemudian sadar pada kenyataan kalau ia akan sendirian di Kyoto dan Ritsu benar-benar meminta maaf, karena hal seperti ini memang tidak terduga.
Suzume dan keluarganya datang ke rumah keluarga Hagio untuk meminta maaf. Kakek merasa kalau Ritsu yang gagal masuk Universitas Kyoto adalah karena kesalahannya, karena ia pingsan saat itu. Sementara itu Suzume merasa itu adalah kesalahannya, karena ia salah membawa penyimpanan berkas yang berisi kartu peserta ujian milik Ritsu.
Keluarga Nireno benar-benar merasa sangat bersalah, mereka bahkan sampai berlutut dihadapan ayah dan ibu Ritsu. Ayah Ritsu meminta mereka tidak melakukan hal itu karena ia merasa semuanya adalah kesalahannya.
Kedua keluarga akhirnya bicara baik-baik dan ayah Ritsu untuk pertama kalinya menyampaikan keresahan hatinya mengenai puteranya. Ayah Ritsu ternyata selama ini resah dengan puteranya. Ritsu adalah tipe yang tidak akan mengatakan keresahan hatinya, ia merasa sebenarnya Ritsu tidak yakin dengan dirinya sendiri. Itu juga menjadi alasan kenapa ia menyerah akan Todai dan memilih Todai. Ia merasa mereka sebagai orang tua terlalu banyak memberi tekanan untuk masuk universitas bagus dan Ritsu punya harga diri yang tinggi, jadi ia tidak mengatakan apa-apa. Karena itu sebenarnya ayah cukup tenang karena puteranya masuk universitas biasa, bukan universitas yang bagus.
Suzume terdiam mendengar hal itu karena selama ini ia tidak tahu kalau Ritsu punya keresahan hati yang seperti itu.
Suzume dan Ritsu bicara berdua di pinggir Sungai. Suzume merasa agak kesal pada Ritsu karena selama ini ia pikir Ritsu menganggapnya sahabat jadi akan bercerita apa saja padanya, tapi kenyataanya Ritsu tidak mau berbagi keresahan hatinya. Ritsu sebenarnya merasa bersalah juga sih, jadi mereka berdua mulai bicara.
Ritsu mengatakan pada Suzume mengenai keresahan hatinya menjadi anak yang bisa melakukan apa saja / menjadi harapan orang tuanya. Ia sama sekali tidak punya impian yang pasti, orang tuanya menyuruhnya masuk universitas bagus dan ia pikir karena ia bisa melakukannya makanya ia mencobanya. Intinya sih, Ritsu juga ga kepikiran mau masuk universitas apa, jadi karena orang tuanya memintanya masuk universitas A ya dia masuk gitu.
Ritsu juga mengatakan sesuatu tentang 'orang yang selalu menjadi nomor 1 sebenarnya lemah' dan itu mengacu pada dirinya sendiri. Ritsu memang pintar dan selalu jadi nomor 1 dalam pelajaran, tapi bukan berarti ia bisa dalam segala hal. Ritsu dan Suzume berasal dari desa kacil, meski Ritsu anak terpintar di desa itu, tapi bukan berarti ia terpintar se-jepang, makanya ia juga kesulitan belajar demi masuk universitas bagus.
Suzume menyadari kalau mungkin itu semua adalah kesalahannya. Suzume mengeluarkan peluit yang biasa ia gunakan untuk memanggil Ritsu. Dalam sebuah anime, seorang anak manusia meniup peluit untuk memanggil pahlawan Maguma Taishi dan bagi Suzume, Ritsu adalah Maguma Taishi-nya, makanya Suzume selalu memanggil Ritsu dengan peluit itu.
Karena Suzume menganggap Ritsu adalah pahlawan, mungkin karena itu Ritsu selalu berusaha melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan, menyimpan keresahan hatinya.
Suzume meminta maaf pada Ritsu dan berniat membuang peluit itu. Tapi Ritsu menahannya. Ia meminta Suzume untuk 'tidak pernah' membuang peluit itu. Awwwww. Suzume kemudian terdiam dan mulai meniup peluitnya. Ritsu hanya mendengarkan disamping Suzume. Keduanya menyadari kalau mereka akan segera berpisah.
Itu artinya Ritsu tidak pernah merasa kalau peluit itu menjadi beban baginya. Mungkin ia sebenarnya senang ada yang selalu bergantung padanya. hhmmm.
Waktu berlalu, hari kelulusan untuk Fukuro-kai. Saat upacara kelulusan, mereka berempat mengendap keluar dari aula untuk berkumpul dan berfoto bersama. Mereka menghabiskan waktu bersama-sama sebagai siswa SMA untuk terakhir kalinya.
Sepulang dari upcara kelulusan, mereka singgah di cafe dan memberikan sesuatu pada pemilik cafe, karena pemilik cafe sudah sangat baik pada mereka. Cafe itu adalah tempat dimana mereka berempat selalu berkumpul. Pemilik cafe bahkan secara special mentraktir mereka untuk merayakan kelulusan.
Saat mereka sedang makan, Nao mulai menangis karena ia akan berpisah dengan semuanya, terutama dengan Suzume. Hal itu juga membuat Butcha mulai meneteskan air mata dan Suzume pun tidak bisa menahan air matanya. Kelulusan adalah hari yang bahagia, tapi sekaligus menyedihkan.
Suzume sudah mengemasi semua barang-barangnya, besok dia akan berangkat ke Tokyo. Adiknya Sota datang ke kamar kakaknya dan mengobrol bersama. Suzume meminta Sota untuk menjaga orang tua mereka dan Sota meminta kakaknya untuk tidak melupakan kampung halaman mereka dan sering menelpon ibu mereka. Suzume mengerti.
Ayah Suzume membuatkan sebuah rak kecil untuk tempat buku dan Suzume sangat senang. Ayah mengatakan pada Suzume kalau Suzume harus ingat dia punya tempat untuk pulang dan keluarganya selalu ada untuk Suzume, jadi jika semuanya tidak berjalan dengan lancar, Suzume boleh pulang kapan saja. Suzume mengerti dan air mata mulai menetes di wajahnya.
Malam harinya, makan malam keluarga, mereka makan sukiyaki untuk keberangkatan Suzume besok.
Ritsu ada di kamarnya, ia juga sudah mulai berkemas karena ia akan berangkat ke Tokyo dalam waktu dekat. Ia menatap foto Fukuro-kai yang tertempel di dinding saat ibunya memanggilnya untuk turun.
Ibu Suzume datang berkunjung ke rumah keluarga Hagio karena ingin bicara dengan Ritsu. Ibu Suzume cukup tenang karena Ritsu dan Suzume sama-sama berada di Tokyo, meski ia tahu ini merepotkan, tapi ia meminta Ritsu untuk menjaga puterinya di Tokyo. Ritsu mengerti.
Malam terakhir Suzume di Gifu, ia menatap langit-langit kamarnya dan bergumam kalau ia juga akan berpisah dengan langit-langit di kamarnya itu.
Malam itu Suzume tidak bisa tidur dan ia datang ke kamar ibunya dengan alasan kalau ia bermimpi buruk (sejak kecil Suzume selalu datang ke kamar ibunya jika ia bermimpi buruk).
Ibu dan Suzume mengobrol sambil tiduran malam itu, Suzume memeluk ibunya dan ibu mengatakan Suzume sudah sangat besar bisa memeluknya seperti itu, padahal dulu saat lahir, Suzume kecil sekali.
Ibu dan Suzume sepertinya tak bisa menahan air mata di malam terakhir Suzume Gifu. Ayah seperti biasa meneteskan air mata diam-diam mendengarkan keduanya.
Keesokan harinya, seluruh keluarga mengantar Suzume ke stasiun bus. Nao juga datang untuk mengantar kepergian Suzume. Nao memberikan oleh-oleh sebuah gaun untuk Suzume, gaun yang ia buat bersama ibunya, warna dasarnya biru dengan motif kodok HAHAHHAHAHA.
Nao berusaha untuk tidak menangis saat mengucapkan kata perpisahan pada Suzume, tapi ia tak bisa menahan air matanya dan itu juga membuat Suzume meneteskan air matanya. Keduanya berpelukan sambil menangis.
Saat bus datang, Suzume naik ke dalam dan ia menangis lagi karena ia harus berpisah dengan keluarganya. Ia menatap keluarganya satu per satu dan Suzume mengucapkan terima kasih pada keluarganya yang mendukung impiannya. Saat bus mulai berjalan, Suzume melambaikan tangannya dan menulis sesuatu di kaca bus. Ayah mengatakan kalau Suzume menulis 'daisuki', sepertinya Suzume mengatakan ia mencintai keluarganya dan kampung halamannya.
Untuk orang yang baru pertama kalinya datang ke Tokyo, Suzume cukup pintar dalam mencari alamat, karena dia sama sekali tidak tersesat. Ia tiba di rumah/kantor Akikaze Haori "Tinkerbell Office".
Suzume masuk ke kantor setelah Wakana membukakan pintu untuknya dan untuk pertama kalinya Suzume melihat pekerjaan manga-ka. Suzume cukup kagum dengan Akikaze Haori dan meski diminta untuk istirahat saja hari ini, Suzume ingin melihat pekerjaan Akikaze Haori. Dan hal itu menimbulkan masalah karena Suzume tak sengaja menumpahkan gelas berisi teh ke naskah yang sedang dikerjakan Akikaze Haori. Hal itu membuat semua yang ada disana terkejut.
PAda akhirnya, Suzume harus pergi dari kantor dan Wakana membawanya melihat-lihat ruangan lain di rumah itu. Seperti ruangan untuk santai, kamar pribadi Akikaze Haori dimana Wakana sengaja nggak memperlihatkan apa yang ada di dalam pada Suzume.
Suzume sangat mengkhawatirkan naskah yang tadi tapi Wakana mengatakan para asisten lain akan memperbaikinya.
Suzume akan tinggal di sebuah rumah khusus untuk para asisten Akikaze Haori, sebuah rumah yang agak hmm... ga pernah dibersihkan kalau dilihat dari luar, tapi di dalamnya lumayan bagus.
Wakana memperlihatkan kamar Suzume dan memberikan kuncinya pada Suzume. Ia mengatakan untuk hari ini, Suzume istirahat saja di kamar. Suzume mengerti.
Setelah Wakana pergi, Suzume hanya diam di kamarnya dan tidak melakukan apapun. DAn sepertinya hal pertama yang ia lakukan adalah menempelkan foto Fukuro-kai di dinding kamarnya.
Malam pertama tanpa Suzume di rumah, ibu sangat sedih. Ia bahkan lupa kalau Suzume tidak ada di rumah lagi dan menyiapkan sumpit untuk Suzume. Saat Sota menegurnya, ibu hanya tersenyum dan kembali ke dapur. Semuanya menyadari ibu merindukan puterinya dan ayah berusaha menghibur ibu.
Suzume makan malam sendirian di rumah, ia membeli makanan diluar. Setelah selesai makan, ia akan mandi tapi ia tak tahu bagaimana cara menghidupkan pemanas air. Sepertinya malam itu Suzume nggak jadi mandi.
Suzume mulai merasa bosan, ia diam di kamarnya sendirian saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Asisten Akikaze Haori, Toudo Makoto datang untuk menyapa Suzume sekaligus membawakan sesuatu untuk Suzume. Ia memperkenalkan dirinya sebagai 'Bokute' dan ternyata ia juga tinggal di rumah itu. Bokute orangnya ramah, dia langsung bisa akrab dengan Suzume, bahkan memuji baju tidur Suzume. Ia juga meminta Suzume jangan khawatir karena satu rumah dengan pria, karena dia adalah seorang gay HAHAAHHA. Suzume cukup kaget mendengar hal itu dan Bokute gaya bicaranya kalau sudah akrab memang beda sih, gay-nya kelihatan.
Bokute sebenarnya datang mengantarkan barang Suzume yang baru tiba hari ini, rak buatan ayah Suzume. Suzume membukanya dan ia senang sekali.
Ia juga menemukan sebuah surat dibelakang rak itu, surat dari ibunya. Ibunya mengirim uang untuk Suzume dan meminta Suzume menggunakannya disaat yang penting, uang itu ia simpan tanpa pengetahuam ayah.
Suzume kembali meneteskan air mata karena ia merindukan keluarganya, ia memeluk rak buatan sang ayah sambil menangis.
Malam pertamanya di Tokyo, Suzume tidak bisa tidur nyenyak karena ada suara aneh diatas kamarnya. Saat ia bertanya pada Wakana keesokan harinya, Wakana mengatakan itu hanya suara tikus.
Suzume mulai bekerja di kantor Akikaze Haori, tapi pekerjaan Suzume bukan asisten mangaka, melainkan asisten rumah tangga, alias pembantu. Suzume berfikir untuk menjadi asisten manga-ka, langkah pertama adalah menjadi pesuruh dulu. Jadi Suzume melakukan pekerjaannya tanpa ragu sedikitpun. Ia melakukannya dengan baik, seperti berbelanja, memasak, mencuci piring, mengepel, membersihkan debu, membuat teh, membuang sampah dan lain sebagainya.
Wakana membantu Suzume untuk menunjukkan pekerjaan demi pekerjaan yang harus dilakukan oleh Suzume, ia bahkan membawa Suzume ke tempat pemakaman pribadi milik Akikaze dimana Akikaze memakamkan hewan-hewan peliharaannya. Suzume juga mulai sekarang bertugas untuk mengunjungi makam, membawakan bunga dan makanan. Suzume sebenarnya tidak mengerti kenapa ia harus melakukan itu.
Saat Akikaze bekerja bersama para asistennya, Suzume hanya bisa melihat dari jauh dan mendengarkan. Akikaze orangnya memang agak aneh, apalagi saat bekerja memikirkan plot manganya dan memberi penjelasan pada para asisten, tapi bagi Bokute, Akikaze sangat keren LOL.
Suzume sempat merasa bersalah karena ia merahasiakan mengenai keadaan telinga kirinya pada Akikaze Haori. Jadi hari itu ia mengatakan mengenai keadaannya pada Akikaze Haori dan meminta maaf karena merahasiakannya. Asisten yang lain juga kaget sih, mereka nggak tahu kalau Suzume tidak bisa mendengar di telinga kirinya.
Tapi jawaban Akikaze Haori membuat Suzume kagum, karena bagi Akikaze hal semacam itu tidak masalah dalam dunia mangaka. Suzume menelpon keluarganya malam itu dan mengatakan pada ibunya bagaimana Akikaze tidak mempermasalahkan mengenai telinga kirinya. Ibu baru tahu kalau ternyata Suzume cukup terpukul mengenai 20 perusahaan yang menolak Suzume karena masalah telinganya itu.
Sayangnya Suzume nggak bisa menelpon lama-lama karena biaya telpon sangat mahal. Jadi hanya ibu yang bisa bicara pada Suzume. Ibu cukup lega karena sepertinya orang-orang disana sangat baik pada Suzume.
1 minggu kemudian, Ritsu pindah ke Tokyo. Orang tuanya menyewakan apartemen yang cukup bagus untuk Ritsu dan ibu menemani Ritsu pindahan dan mengatur barang-barangnya. Berbeda dengan Suzume yang harus memikirkan biaya telpon setiap kali ia menelpon, ibu Ritsu memebelikan telpon untuk Ritsu supaya Ritsu bisa menelpon ke rumah sepuasnya.
Ibu juga lega karena ia bisa mendapakan apartemen yang dekat dengan tempat tinggal Suzume. Ritsu tentu saja kaget, karena setaunya ia dan Suzume tinggal di daerah berbeda, Suzume di Minato sedangkan ia ada di Shinjuku. Ibu tersenyum santai dan mengatakan jaraknya hanya 10 menit jalan kaki, sangat dekat HAHAHHAHAHAHAHAHA. Ia dan ibu Suzume ternyata sudah merencakan akan hal itu, karena mereka sama-sama khawatir akan anak mereka, Ibu Ritsu sengaja mencarikan apartemen yang dekat dengan kantor Akikaze LOL.
Ritsu mengeluh karena ia dan Suzume akan bersama-sama lagi dan dalam hatinya ia mengatakan ia tak akan memberitahu nomor telponnya pada Suzume HAHAHAAAHA.
Ibu agak kecewa karena Ritsu tidak menyukai hal itu, meski Ritsu mengatakan bukan itu maksudnya. Ibu sangat mengkhawatirkan Ritsu yang pendiam dan tidak mudah mendapatkan teman sangat bertolak belakang dengan Suzume, makanya ia senang kalau Ritsu dan Suzume bersama-sama lagi.
Ibu benar-benar mengkhawatirkan Ritsu yang akan tinggal sendirian mulai dari sekarang, ia bahkan menahan air matanya saat akan meninggalkan puteranya. Ritsu sebenarnya tahu akan keresahan hati ibunya itu dan mengantar kepergian ibunya dengan senyuman.
Ritsu sendirian di kamarnya, meski ia mengatakan kalau ia tidak akan memberitahu Suzume mengenai nomor telponnya, ia malah gelisah sendiri dan kepikiran HAHAAHHAHA.
Intinya sih ia merasa bersalah kalau nggak memberitahu Suzume mereka yang tinggal berdekatan dan tidak memberitahukan nomor telponnya, dilain sisi ia tahu Suzume akan terus datang seperti saat mereka di Gifu. Dia sudah membayangkan Suzume akan terus meniup peluit dipagi hari untuk membangunkannya wkkkwkwkkw.
Saat sedang merenung, tiba-tiba ada yang datang mendekati Ritsu dan duduk di perutnya. Seekor kucing yang imut bangeeeeeeeeeeeeeeeeeed!!!
Ritsu bingung kenapa ada kucing di rumahnya. Ternyata saat ibu keluar tadi, ibu tidak mengunci pintu dengan benar dan kucing itu masuk dari sana. Ritsu akan mencari pemilik kucing itu dan saat membuka pintunya ada seorang wanita yang mengetuk pintu kamar didepan pintu kamarnya. Wanita itu memanggil seseorang bernama Maa-kun dan mengatakan ia tak peduli kalau Maa-kun juga suka sama A, B, C, D dan E, ia tetap mencintai Maa-kun, sesuatu seperti itu.
Ritsu hanya diam saja mendengarkan. Si wanita itu kemudian sadar kalau ada yang melihatnya dan saat melihat kucing yang ada ditangan Ritsu, wanita itu langsung memanggil kucing itu dengan 'Milaine'. Tetangga Ritsu langsung membuka pintu dan meminta kucingnya dikembalikan. Kucing itu adalah milik dari tetangga Ritsu bernama Asai Masato (Nakamura Tomoya) dan begitu MIlaine ada ditangannya ia menciumnya dengan penuh kasih, membuat wanita yang tadi sangat kesal padanya dan meninggalkannya.
Ritsu tidak mengerti dengan apa yang terjadi disini.
Masato membawa Ritsu masuk ke kamarnya dan keduanya saling memperkenalkan diri. Masato ternyata anak tahun pertama di universitas yang sama dengan Ritsu. Dia berasal dari Hokkaido dan orangnya agak aneh. Masato ini Ikemen dan kelihatannya populer dikalangan gadis-gadis.
Ritsu melihat sebuah kipas dari bulu dan bertanya apa itu, Masato mulai menjelaskan kalau itu kipas yang biasanya dipakai para penari dan ia sering kesana, jadi para penari itu sering memberinya kipas dengan menuliskan nama dan nomor telpon disana HAHAHHHAAHHA. Ritsu cukup kaget.
Masato sepertinya sangat pandai menarik perhatian para gadis makanya dia populer. Dia akan menjadi teman baik Ritsu, sepertinya.
Suzume bekerja dengan sangat rajin di Tinkerbell Office. Tapi ia tak bisa berhenti untuk tertarik pada manga yang dikerjakan Akikaze dan asistennya. Kalau ia sedang mengambil sampah disana, ia diam-diam sering memperhatikan pekerjaan mereka.
Hari itu, Suzume membuatkan makanan untuk Akikaze saat Akikaze sedang istirahat dan Akikaze meminta Suzume untuk mulai membuat gohei mochi. Suzume awalnya ragu karena itu resep rahasia kakeknya, tapi demi Akikaze, ia bertanya pada kakeknya bagaimana cara membuatnya.
Bahan-bahan yang biasanya digunakan kakek untuk membuat tidak tersedia di Tokyo, jadi kakek menyuruh Suzume membuat dengan bahan seadanya.
Asisten lainnya bernama Komiya Yuko (Seino Nana) juga tinggal dirumah yang sama dengan Suzume dan Bokute. Sejak awal ia tidak terlihat ramah pada Suzume. Setiap kali Suzume menelpon ke kampung halamannya, Yuko menunjukkan wajah tidak sukanya pada Suzume. Sepertinya Yuko punya masalah dengan keluarganya jadi ia tidak suka melihat orang yang dekat dengan keluarga.
Suzume penasaran kapan ia bisa menjadi asisten yang sesungguhnya seperti Bikute dan Yuko, jadi ia bertanya pada Yuko berapa lama Yuko bertugas bersih-bersih. Yuko mengatakan ia dan Bokute tidak pernah disuruh bersih-bersih, ia dan Bokute langsung menjadi asisten.
Suzume terkejut dna ia mulai merasa curiga.
Keesokan harinya, Suzume membuat gohei-mochi seperti permintaan Akikaze dan Akikaze tidak sabar untuk mencobanya. TApi saat Akikaze memakannya, rasanya berbeda dengan buatan kakek Suzume, ia bahkan mengatakan rasanya tidak enak. Suzume menjelaskan kalau ia tak bisa membuat seenak kakeknya karena bahannya juga berbeda. HAl itu membuat Akikaze kecewa dan mengatakan jadi tak ada gunanya ia menjadikan Suzume sebagai asistennya, lebih baik ia meminta kakek yang menjadi asistennya.
Suzume tentu saja terkejut dan bertanya apakah Akikaze memintanya jadi asisten bukan karena manganya tapi karena gohei mochi?
Akikaze membenarkan hal itu dan itu membuat Suzume sangat marah karena Akikaze Haori menipunya. Suzume kemudian mengambil naskah yang baru dibuat oleh Akikaze dan akan membuangnya keluar jendela. Semuanya terkejut.
Komentar:
LOL. Aku sudah menduga ini akan terjadi mengingat sejak awal Akikaze Haori hanya tertarik pada gohei-mochi. Tapi bukankah sangat keterlaluan karena memang dia kelihatan mempermainkan impian seorang anak 18 tahun?
Aku berharap itu hanya sebuah kesalahpahaman dan bisa diselesaikan dengan baik. Tapi aku lihat di preview-nya, Suzume kabur dari rumah Akikaze Haori dan kembali ke kampung halamannya. Tentu saja sih nanti dia akan kembali ke Tokyo lagi, tapi aku penasaran bagaimana dengan prosesnya hehehhehe.
Nao adalah presiden shipper Suzume-Ritsu sementara ibu Suzume dan ibu Ritsu adalah wakilnya. Aku suka banged sama dua ibu yang mengkhawatirkan anak mereka yang akan hidup sendiri dan sengaja mencarikan rumah yang berdekatan. Suzume sudah pasti akan tinggal di rumah Akikaze, jadi sepertinya ibu Ritsu yang berusaha mencari apartemen yang dekat dengan kampus juga dekat dengan rumah Suzume. Jaraknya 10 menit jalan kaki, sebenarnya lumayan jauh sih ya, tapi termasuk dekat juga HAHAHHAAHHA.
Ritsu sudah merasakan kalau hidupnya nggak akan berubah karena Suzume masih ada disekitarnya, tapi dia galau juga apakah dia harus memberitahu Suzume nomor telponnya atau tidak wkwkkwkwkw.
Ritsu ini anaknya memang sulit bergaul, makanya ibunya sangat khawatir. Selama SMA saja Ritsu sama sekali nggak punya teman selain Fukuro-kai, jadi tentu saja ibunya khawatir apakah Ritsu bisa beradaptasi atau tidak.
Untungnya ada Masato Asai ya, teman pertama Ritsu di Tokyo. Tapi Masato ini anaknya agak aneh, aku khawtair Ritsu akan terpengaruh oleh keanehannya HAHAHAAAHHAHA.
FYI, Masato ini adalah calon pacarnya Suzume nanti, aku penaran bagaimana mereka berdua akan bertemu hehehehehhehe.
Dari preview sih, Masato dan Ritsu akan masuk ke klub memanah dan kebetulan cinta pertama Ritsu itu juga ada di Tokyo. Hmmmmmmmmm. Aku entah kenapa suka sama Masato tapi nggak terlalu suka sama Ito Saya HAHAAHHAHAHA. Padahal Saya orangnya baik, cuma ya gimana gitu hehheheh.
Aku pengennya Ritsu sama Suzume, tapi sepertinya akan sulit dalam drama ini, mengingat sejak awal sudah diberitahu kalau keduanya akan menikah dengan oarng berbeda. Mungkin nunggu episode 120an mereka baru bersatu HAHAHAHHAA.
Berpisah dari orang tua adalah hal biasa jika kamu anak desa yang merantau ke kota, baik itu untuk bekerja ataupun untuk melanjutkan pendidikan. Pertama kalinya hidup sendiri, pertama kalinya mengatur keuangan sendiri, pertama kalinya bertanggung jawab sendiri, hal yang paling sulit adalah bulan pertama, tapi setelah itu akan mulai terbiasa.
Di jepang, adalah hal yang wajar anak meninggalkan rumah setelah lulus SMA, bahkan mereka malu kalau masih tergantung pada orang tua jika sudah lulus SMA. Makanya kalau melihat drama/film jepang, biasanya banyak yang hidup sendiri. Tapi sekali keluar dari rumah, biasanya anak disana nggak ditanggung orang tua lagi, jadi memang mencari uang sendiri gitu. Mungkin ada sebagian yang ditanggung orang tua sih ya, kalau masih kuliah, kayak Ritsu kayaknya masih ditanggung orang tua.
Sekali keluar, akan sulit kembali ke rumah lagi, aku penasaran bagaimana Suzume setelah ia meninggalkan rumah Akikaze Haori.
Tokyo-hen yang sebenarnya akan dimulai di minggu ke-7 Hanbun, Aoi. Para tokoh baru sudah diperkenalkan sejak beberapa minggu lalu, tapi tokoh Tokyo-hen lainnya akan tampil secara reguler mulai minggu depan. Termasuk tokoh yang belum diperkenalkan, 3 oba-san dan keponakan mereka^^~
Tapi asadora belakangan memang gitu sih, beda sama asadora yang dulu-dulu. hehheehe.
Half, Blue Week 6: Sakebitai!
Ritsu, Butcha dan Nao sedang ada di cafe. Ritsu gagal untuk masuk ke Universitas Kyoto tapi ia berhasil diterima disalah satu universitas di Tokyo. Ritsu sebenarnya cukup sedih karena ia sudah belajar keras untuk ujian masuk Kyoto tapi ia lebih kepikiran pada kartu ujiannya saat itu, kenapa bisa tertukar. Kedua tempat penyimpanan berkas ada di meja, milik Suzume ada di arah pintu sementara miliknya ada di meja belajar. Saat Suzume akan pulang, teryata Ritsu-lah yang mengambilkan berkas itu dan dia yakin dia mengambil milik Suzume.
Ritsu dalam mode detektif mulai memikirkan siapa yang menukar posisi berkas itu dan akhirnya ia menarik kesimpulan kalau pelakunya adalah Furansowa, kura-kura peliharaannya HAHAHHAHAHA. Benar saja, ternyata Furansowa keluar dari akuarium dan berjalan ke meja, kemudian menukar posisi penyimpanan berkas itu HAHAHAHAHAH.
Nao yang mendengarnya justru senang karena Furansowa mendukung Ritsu untuk ke Tokyo yang artinya dia akan tinggal di satu kota dengan Suzume LOL (Nao ini shipper no. 1 Suzume-Ritsu).
Butcha kemudian sadar pada kenyataan kalau ia akan sendirian di Kyoto dan Ritsu benar-benar meminta maaf, karena hal seperti ini memang tidak terduga.
Suzume dan keluarganya datang ke rumah keluarga Hagio untuk meminta maaf. Kakek merasa kalau Ritsu yang gagal masuk Universitas Kyoto adalah karena kesalahannya, karena ia pingsan saat itu. Sementara itu Suzume merasa itu adalah kesalahannya, karena ia salah membawa penyimpanan berkas yang berisi kartu peserta ujian milik Ritsu.
Keluarga Nireno benar-benar merasa sangat bersalah, mereka bahkan sampai berlutut dihadapan ayah dan ibu Ritsu. Ayah Ritsu meminta mereka tidak melakukan hal itu karena ia merasa semuanya adalah kesalahannya.
Kedua keluarga akhirnya bicara baik-baik dan ayah Ritsu untuk pertama kalinya menyampaikan keresahan hatinya mengenai puteranya. Ayah Ritsu ternyata selama ini resah dengan puteranya. Ritsu adalah tipe yang tidak akan mengatakan keresahan hatinya, ia merasa sebenarnya Ritsu tidak yakin dengan dirinya sendiri. Itu juga menjadi alasan kenapa ia menyerah akan Todai dan memilih Todai. Ia merasa mereka sebagai orang tua terlalu banyak memberi tekanan untuk masuk universitas bagus dan Ritsu punya harga diri yang tinggi, jadi ia tidak mengatakan apa-apa. Karena itu sebenarnya ayah cukup tenang karena puteranya masuk universitas biasa, bukan universitas yang bagus.
Suzume terdiam mendengar hal itu karena selama ini ia tidak tahu kalau Ritsu punya keresahan hati yang seperti itu.
Ritsu mengatakan pada Suzume mengenai keresahan hatinya menjadi anak yang bisa melakukan apa saja / menjadi harapan orang tuanya. Ia sama sekali tidak punya impian yang pasti, orang tuanya menyuruhnya masuk universitas bagus dan ia pikir karena ia bisa melakukannya makanya ia mencobanya. Intinya sih, Ritsu juga ga kepikiran mau masuk universitas apa, jadi karena orang tuanya memintanya masuk universitas A ya dia masuk gitu.
Ritsu juga mengatakan sesuatu tentang 'orang yang selalu menjadi nomor 1 sebenarnya lemah' dan itu mengacu pada dirinya sendiri. Ritsu memang pintar dan selalu jadi nomor 1 dalam pelajaran, tapi bukan berarti ia bisa dalam segala hal. Ritsu dan Suzume berasal dari desa kacil, meski Ritsu anak terpintar di desa itu, tapi bukan berarti ia terpintar se-jepang, makanya ia juga kesulitan belajar demi masuk universitas bagus.
Suzume menyadari kalau mungkin itu semua adalah kesalahannya. Suzume mengeluarkan peluit yang biasa ia gunakan untuk memanggil Ritsu. Dalam sebuah anime, seorang anak manusia meniup peluit untuk memanggil pahlawan Maguma Taishi dan bagi Suzume, Ritsu adalah Maguma Taishi-nya, makanya Suzume selalu memanggil Ritsu dengan peluit itu.
Karena Suzume menganggap Ritsu adalah pahlawan, mungkin karena itu Ritsu selalu berusaha melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan, menyimpan keresahan hatinya.
Suzume meminta maaf pada Ritsu dan berniat membuang peluit itu. Tapi Ritsu menahannya. Ia meminta Suzume untuk 'tidak pernah' membuang peluit itu. Awwwww. Suzume kemudian terdiam dan mulai meniup peluitnya. Ritsu hanya mendengarkan disamping Suzume. Keduanya menyadari kalau mereka akan segera berpisah.
Itu artinya Ritsu tidak pernah merasa kalau peluit itu menjadi beban baginya. Mungkin ia sebenarnya senang ada yang selalu bergantung padanya. hhmmm.
Waktu berlalu, hari kelulusan untuk Fukuro-kai. Saat upacara kelulusan, mereka berempat mengendap keluar dari aula untuk berkumpul dan berfoto bersama. Mereka menghabiskan waktu bersama-sama sebagai siswa SMA untuk terakhir kalinya.
Sepulang dari upcara kelulusan, mereka singgah di cafe dan memberikan sesuatu pada pemilik cafe, karena pemilik cafe sudah sangat baik pada mereka. Cafe itu adalah tempat dimana mereka berempat selalu berkumpul. Pemilik cafe bahkan secara special mentraktir mereka untuk merayakan kelulusan.
Saat mereka sedang makan, Nao mulai menangis karena ia akan berpisah dengan semuanya, terutama dengan Suzume. Hal itu juga membuat Butcha mulai meneteskan air mata dan Suzume pun tidak bisa menahan air matanya. Kelulusan adalah hari yang bahagia, tapi sekaligus menyedihkan.
Suzume sudah mengemasi semua barang-barangnya, besok dia akan berangkat ke Tokyo. Adiknya Sota datang ke kamar kakaknya dan mengobrol bersama. Suzume meminta Sota untuk menjaga orang tua mereka dan Sota meminta kakaknya untuk tidak melupakan kampung halaman mereka dan sering menelpon ibu mereka. Suzume mengerti.
Ayah Suzume membuatkan sebuah rak kecil untuk tempat buku dan Suzume sangat senang. Ayah mengatakan pada Suzume kalau Suzume harus ingat dia punya tempat untuk pulang dan keluarganya selalu ada untuk Suzume, jadi jika semuanya tidak berjalan dengan lancar, Suzume boleh pulang kapan saja. Suzume mengerti dan air mata mulai menetes di wajahnya.
Malam harinya, makan malam keluarga, mereka makan sukiyaki untuk keberangkatan Suzume besok.
Ritsu ada di kamarnya, ia juga sudah mulai berkemas karena ia akan berangkat ke Tokyo dalam waktu dekat. Ia menatap foto Fukuro-kai yang tertempel di dinding saat ibunya memanggilnya untuk turun.
Ibu Suzume datang berkunjung ke rumah keluarga Hagio karena ingin bicara dengan Ritsu. Ibu Suzume cukup tenang karena Ritsu dan Suzume sama-sama berada di Tokyo, meski ia tahu ini merepotkan, tapi ia meminta Ritsu untuk menjaga puterinya di Tokyo. Ritsu mengerti.
Malam terakhir Suzume di Gifu, ia menatap langit-langit kamarnya dan bergumam kalau ia juga akan berpisah dengan langit-langit di kamarnya itu.
Malam itu Suzume tidak bisa tidur dan ia datang ke kamar ibunya dengan alasan kalau ia bermimpi buruk (sejak kecil Suzume selalu datang ke kamar ibunya jika ia bermimpi buruk).
Ibu dan Suzume mengobrol sambil tiduran malam itu, Suzume memeluk ibunya dan ibu mengatakan Suzume sudah sangat besar bisa memeluknya seperti itu, padahal dulu saat lahir, Suzume kecil sekali.
Ibu dan Suzume sepertinya tak bisa menahan air mata di malam terakhir Suzume Gifu. Ayah seperti biasa meneteskan air mata diam-diam mendengarkan keduanya.
Keesokan harinya, seluruh keluarga mengantar Suzume ke stasiun bus. Nao juga datang untuk mengantar kepergian Suzume. Nao memberikan oleh-oleh sebuah gaun untuk Suzume, gaun yang ia buat bersama ibunya, warna dasarnya biru dengan motif kodok HAHAHHAHAHA.
Nao berusaha untuk tidak menangis saat mengucapkan kata perpisahan pada Suzume, tapi ia tak bisa menahan air matanya dan itu juga membuat Suzume meneteskan air matanya. Keduanya berpelukan sambil menangis.
Saat bus datang, Suzume naik ke dalam dan ia menangis lagi karena ia harus berpisah dengan keluarganya. Ia menatap keluarganya satu per satu dan Suzume mengucapkan terima kasih pada keluarganya yang mendukung impiannya. Saat bus mulai berjalan, Suzume melambaikan tangannya dan menulis sesuatu di kaca bus. Ayah mengatakan kalau Suzume menulis 'daisuki', sepertinya Suzume mengatakan ia mencintai keluarganya dan kampung halamannya.
TOKYO
Suzume masuk ke kantor setelah Wakana membukakan pintu untuknya dan untuk pertama kalinya Suzume melihat pekerjaan manga-ka. Suzume cukup kagum dengan Akikaze Haori dan meski diminta untuk istirahat saja hari ini, Suzume ingin melihat pekerjaan Akikaze Haori. Dan hal itu menimbulkan masalah karena Suzume tak sengaja menumpahkan gelas berisi teh ke naskah yang sedang dikerjakan Akikaze Haori. Hal itu membuat semua yang ada disana terkejut.
PAda akhirnya, Suzume harus pergi dari kantor dan Wakana membawanya melihat-lihat ruangan lain di rumah itu. Seperti ruangan untuk santai, kamar pribadi Akikaze Haori dimana Wakana sengaja nggak memperlihatkan apa yang ada di dalam pada Suzume.
Suzume sangat mengkhawatirkan naskah yang tadi tapi Wakana mengatakan para asisten lain akan memperbaikinya.
Suzume akan tinggal di sebuah rumah khusus untuk para asisten Akikaze Haori, sebuah rumah yang agak hmm... ga pernah dibersihkan kalau dilihat dari luar, tapi di dalamnya lumayan bagus.
Wakana memperlihatkan kamar Suzume dan memberikan kuncinya pada Suzume. Ia mengatakan untuk hari ini, Suzume istirahat saja di kamar. Suzume mengerti.
Setelah Wakana pergi, Suzume hanya diam di kamarnya dan tidak melakukan apapun. DAn sepertinya hal pertama yang ia lakukan adalah menempelkan foto Fukuro-kai di dinding kamarnya.
Malam pertama tanpa Suzume di rumah, ibu sangat sedih. Ia bahkan lupa kalau Suzume tidak ada di rumah lagi dan menyiapkan sumpit untuk Suzume. Saat Sota menegurnya, ibu hanya tersenyum dan kembali ke dapur. Semuanya menyadari ibu merindukan puterinya dan ayah berusaha menghibur ibu.
Suzume makan malam sendirian di rumah, ia membeli makanan diluar. Setelah selesai makan, ia akan mandi tapi ia tak tahu bagaimana cara menghidupkan pemanas air. Sepertinya malam itu Suzume nggak jadi mandi.
Suzume mulai merasa bosan, ia diam di kamarnya sendirian saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Asisten Akikaze Haori, Toudo Makoto datang untuk menyapa Suzume sekaligus membawakan sesuatu untuk Suzume. Ia memperkenalkan dirinya sebagai 'Bokute' dan ternyata ia juga tinggal di rumah itu. Bokute orangnya ramah, dia langsung bisa akrab dengan Suzume, bahkan memuji baju tidur Suzume. Ia juga meminta Suzume jangan khawatir karena satu rumah dengan pria, karena dia adalah seorang gay HAHAAHHA. Suzume cukup kaget mendengar hal itu dan Bokute gaya bicaranya kalau sudah akrab memang beda sih, gay-nya kelihatan.
Bokute sebenarnya datang mengantarkan barang Suzume yang baru tiba hari ini, rak buatan ayah Suzume. Suzume membukanya dan ia senang sekali.
Ia juga menemukan sebuah surat dibelakang rak itu, surat dari ibunya. Ibunya mengirim uang untuk Suzume dan meminta Suzume menggunakannya disaat yang penting, uang itu ia simpan tanpa pengetahuam ayah.
Suzume kembali meneteskan air mata karena ia merindukan keluarganya, ia memeluk rak buatan sang ayah sambil menangis.
Malam pertamanya di Tokyo, Suzume tidak bisa tidur nyenyak karena ada suara aneh diatas kamarnya. Saat ia bertanya pada Wakana keesokan harinya, Wakana mengatakan itu hanya suara tikus.
Suzume mulai bekerja di kantor Akikaze Haori, tapi pekerjaan Suzume bukan asisten mangaka, melainkan asisten rumah tangga, alias pembantu. Suzume berfikir untuk menjadi asisten manga-ka, langkah pertama adalah menjadi pesuruh dulu. Jadi Suzume melakukan pekerjaannya tanpa ragu sedikitpun. Ia melakukannya dengan baik, seperti berbelanja, memasak, mencuci piring, mengepel, membersihkan debu, membuat teh, membuang sampah dan lain sebagainya.
Wakana membantu Suzume untuk menunjukkan pekerjaan demi pekerjaan yang harus dilakukan oleh Suzume, ia bahkan membawa Suzume ke tempat pemakaman pribadi milik Akikaze dimana Akikaze memakamkan hewan-hewan peliharaannya. Suzume juga mulai sekarang bertugas untuk mengunjungi makam, membawakan bunga dan makanan. Suzume sebenarnya tidak mengerti kenapa ia harus melakukan itu.
Saat Akikaze bekerja bersama para asistennya, Suzume hanya bisa melihat dari jauh dan mendengarkan. Akikaze orangnya memang agak aneh, apalagi saat bekerja memikirkan plot manganya dan memberi penjelasan pada para asisten, tapi bagi Bokute, Akikaze sangat keren LOL.
Suzume sempat merasa bersalah karena ia merahasiakan mengenai keadaan telinga kirinya pada Akikaze Haori. Jadi hari itu ia mengatakan mengenai keadaannya pada Akikaze Haori dan meminta maaf karena merahasiakannya. Asisten yang lain juga kaget sih, mereka nggak tahu kalau Suzume tidak bisa mendengar di telinga kirinya.
Tapi jawaban Akikaze Haori membuat Suzume kagum, karena bagi Akikaze hal semacam itu tidak masalah dalam dunia mangaka. Suzume menelpon keluarganya malam itu dan mengatakan pada ibunya bagaimana Akikaze tidak mempermasalahkan mengenai telinga kirinya. Ibu baru tahu kalau ternyata Suzume cukup terpukul mengenai 20 perusahaan yang menolak Suzume karena masalah telinganya itu.
Sayangnya Suzume nggak bisa menelpon lama-lama karena biaya telpon sangat mahal. Jadi hanya ibu yang bisa bicara pada Suzume. Ibu cukup lega karena sepertinya orang-orang disana sangat baik pada Suzume.
1 minggu kemudian, Ritsu pindah ke Tokyo. Orang tuanya menyewakan apartemen yang cukup bagus untuk Ritsu dan ibu menemani Ritsu pindahan dan mengatur barang-barangnya. Berbeda dengan Suzume yang harus memikirkan biaya telpon setiap kali ia menelpon, ibu Ritsu memebelikan telpon untuk Ritsu supaya Ritsu bisa menelpon ke rumah sepuasnya.
Ibu juga lega karena ia bisa mendapakan apartemen yang dekat dengan tempat tinggal Suzume. Ritsu tentu saja kaget, karena setaunya ia dan Suzume tinggal di daerah berbeda, Suzume di Minato sedangkan ia ada di Shinjuku. Ibu tersenyum santai dan mengatakan jaraknya hanya 10 menit jalan kaki, sangat dekat HAHAHHAHAHAHAHAHA. Ia dan ibu Suzume ternyata sudah merencakan akan hal itu, karena mereka sama-sama khawatir akan anak mereka, Ibu Ritsu sengaja mencarikan apartemen yang dekat dengan kantor Akikaze LOL.
Ritsu mengeluh karena ia dan Suzume akan bersama-sama lagi dan dalam hatinya ia mengatakan ia tak akan memberitahu nomor telponnya pada Suzume HAHAHAAAHA.
Ibu agak kecewa karena Ritsu tidak menyukai hal itu, meski Ritsu mengatakan bukan itu maksudnya. Ibu sangat mengkhawatirkan Ritsu yang pendiam dan tidak mudah mendapatkan teman sangat bertolak belakang dengan Suzume, makanya ia senang kalau Ritsu dan Suzume bersama-sama lagi.
Ibu benar-benar mengkhawatirkan Ritsu yang akan tinggal sendirian mulai dari sekarang, ia bahkan menahan air matanya saat akan meninggalkan puteranya. Ritsu sebenarnya tahu akan keresahan hati ibunya itu dan mengantar kepergian ibunya dengan senyuman.
Intinya sih ia merasa bersalah kalau nggak memberitahu Suzume mereka yang tinggal berdekatan dan tidak memberitahukan nomor telponnya, dilain sisi ia tahu Suzume akan terus datang seperti saat mereka di Gifu. Dia sudah membayangkan Suzume akan terus meniup peluit dipagi hari untuk membangunkannya wkkkwkwkkw.
Saat sedang merenung, tiba-tiba ada yang datang mendekati Ritsu dan duduk di perutnya. Seekor kucing yang imut bangeeeeeeeeeeeeeeeeeed!!!
Ritsu bingung kenapa ada kucing di rumahnya. Ternyata saat ibu keluar tadi, ibu tidak mengunci pintu dengan benar dan kucing itu masuk dari sana. Ritsu akan mencari pemilik kucing itu dan saat membuka pintunya ada seorang wanita yang mengetuk pintu kamar didepan pintu kamarnya. Wanita itu memanggil seseorang bernama Maa-kun dan mengatakan ia tak peduli kalau Maa-kun juga suka sama A, B, C, D dan E, ia tetap mencintai Maa-kun, sesuatu seperti itu.
Ritsu hanya diam saja mendengarkan. Si wanita itu kemudian sadar kalau ada yang melihatnya dan saat melihat kucing yang ada ditangan Ritsu, wanita itu langsung memanggil kucing itu dengan 'Milaine'. Tetangga Ritsu langsung membuka pintu dan meminta kucingnya dikembalikan. Kucing itu adalah milik dari tetangga Ritsu bernama Asai Masato (Nakamura Tomoya) dan begitu MIlaine ada ditangannya ia menciumnya dengan penuh kasih, membuat wanita yang tadi sangat kesal padanya dan meninggalkannya.
Ritsu tidak mengerti dengan apa yang terjadi disini.
Masato membawa Ritsu masuk ke kamarnya dan keduanya saling memperkenalkan diri. Masato ternyata anak tahun pertama di universitas yang sama dengan Ritsu. Dia berasal dari Hokkaido dan orangnya agak aneh. Masato ini Ikemen dan kelihatannya populer dikalangan gadis-gadis.
Ritsu melihat sebuah kipas dari bulu dan bertanya apa itu, Masato mulai menjelaskan kalau itu kipas yang biasanya dipakai para penari dan ia sering kesana, jadi para penari itu sering memberinya kipas dengan menuliskan nama dan nomor telpon disana HAHAHHHAAHHA. Ritsu cukup kaget.
Masato sepertinya sangat pandai menarik perhatian para gadis makanya dia populer. Dia akan menjadi teman baik Ritsu, sepertinya.
Suzume bekerja dengan sangat rajin di Tinkerbell Office. Tapi ia tak bisa berhenti untuk tertarik pada manga yang dikerjakan Akikaze dan asistennya. Kalau ia sedang mengambil sampah disana, ia diam-diam sering memperhatikan pekerjaan mereka.
Hari itu, Suzume membuatkan makanan untuk Akikaze saat Akikaze sedang istirahat dan Akikaze meminta Suzume untuk mulai membuat gohei mochi. Suzume awalnya ragu karena itu resep rahasia kakeknya, tapi demi Akikaze, ia bertanya pada kakeknya bagaimana cara membuatnya.
Bahan-bahan yang biasanya digunakan kakek untuk membuat tidak tersedia di Tokyo, jadi kakek menyuruh Suzume membuat dengan bahan seadanya.
Asisten lainnya bernama Komiya Yuko (Seino Nana) juga tinggal dirumah yang sama dengan Suzume dan Bokute. Sejak awal ia tidak terlihat ramah pada Suzume. Setiap kali Suzume menelpon ke kampung halamannya, Yuko menunjukkan wajah tidak sukanya pada Suzume. Sepertinya Yuko punya masalah dengan keluarganya jadi ia tidak suka melihat orang yang dekat dengan keluarga.
Suzume penasaran kapan ia bisa menjadi asisten yang sesungguhnya seperti Bikute dan Yuko, jadi ia bertanya pada Yuko berapa lama Yuko bertugas bersih-bersih. Yuko mengatakan ia dan Bokute tidak pernah disuruh bersih-bersih, ia dan Bokute langsung menjadi asisten.
Suzume terkejut dna ia mulai merasa curiga.
Keesokan harinya, Suzume membuat gohei-mochi seperti permintaan Akikaze dan Akikaze tidak sabar untuk mencobanya. TApi saat Akikaze memakannya, rasanya berbeda dengan buatan kakek Suzume, ia bahkan mengatakan rasanya tidak enak. Suzume menjelaskan kalau ia tak bisa membuat seenak kakeknya karena bahannya juga berbeda. HAl itu membuat Akikaze kecewa dan mengatakan jadi tak ada gunanya ia menjadikan Suzume sebagai asistennya, lebih baik ia meminta kakek yang menjadi asistennya.
Suzume tentu saja terkejut dan bertanya apakah Akikaze memintanya jadi asisten bukan karena manganya tapi karena gohei mochi?
Akikaze membenarkan hal itu dan itu membuat Suzume sangat marah karena Akikaze Haori menipunya. Suzume kemudian mengambil naskah yang baru dibuat oleh Akikaze dan akan membuangnya keluar jendela. Semuanya terkejut.
To Be Continued...
Komentar:
LOL. Aku sudah menduga ini akan terjadi mengingat sejak awal Akikaze Haori hanya tertarik pada gohei-mochi. Tapi bukankah sangat keterlaluan karena memang dia kelihatan mempermainkan impian seorang anak 18 tahun?
Aku berharap itu hanya sebuah kesalahpahaman dan bisa diselesaikan dengan baik. Tapi aku lihat di preview-nya, Suzume kabur dari rumah Akikaze Haori dan kembali ke kampung halamannya. Tentu saja sih nanti dia akan kembali ke Tokyo lagi, tapi aku penasaran bagaimana dengan prosesnya hehehhehe.
Ritsu sudah merasakan kalau hidupnya nggak akan berubah karena Suzume masih ada disekitarnya, tapi dia galau juga apakah dia harus memberitahu Suzume nomor telponnya atau tidak wkwkkwkwkw.
Ritsu ini anaknya memang sulit bergaul, makanya ibunya sangat khawatir. Selama SMA saja Ritsu sama sekali nggak punya teman selain Fukuro-kai, jadi tentu saja ibunya khawatir apakah Ritsu bisa beradaptasi atau tidak.
Untungnya ada Masato Asai ya, teman pertama Ritsu di Tokyo. Tapi Masato ini anaknya agak aneh, aku khawtair Ritsu akan terpengaruh oleh keanehannya HAHAHAAAHHAHA.
FYI, Masato ini adalah calon pacarnya Suzume nanti, aku penaran bagaimana mereka berdua akan bertemu hehehehehhehe.
Dari preview sih, Masato dan Ritsu akan masuk ke klub memanah dan kebetulan cinta pertama Ritsu itu juga ada di Tokyo. Hmmmmmmmmm. Aku entah kenapa suka sama Masato tapi nggak terlalu suka sama Ito Saya HAHAAHHAHAHA. Padahal Saya orangnya baik, cuma ya gimana gitu hehheheh.
Aku pengennya Ritsu sama Suzume, tapi sepertinya akan sulit dalam drama ini, mengingat sejak awal sudah diberitahu kalau keduanya akan menikah dengan oarng berbeda. Mungkin nunggu episode 120an mereka baru bersatu HAHAHAHHAA.
Berpisah dari orang tua adalah hal biasa jika kamu anak desa yang merantau ke kota, baik itu untuk bekerja ataupun untuk melanjutkan pendidikan. Pertama kalinya hidup sendiri, pertama kalinya mengatur keuangan sendiri, pertama kalinya bertanggung jawab sendiri, hal yang paling sulit adalah bulan pertama, tapi setelah itu akan mulai terbiasa.
Di jepang, adalah hal yang wajar anak meninggalkan rumah setelah lulus SMA, bahkan mereka malu kalau masih tergantung pada orang tua jika sudah lulus SMA. Makanya kalau melihat drama/film jepang, biasanya banyak yang hidup sendiri. Tapi sekali keluar dari rumah, biasanya anak disana nggak ditanggung orang tua lagi, jadi memang mencari uang sendiri gitu. Mungkin ada sebagian yang ditanggung orang tua sih ya, kalau masih kuliah, kayak Ritsu kayaknya masih ditanggung orang tua.
Sekali keluar, akan sulit kembali ke rumah lagi, aku penasaran bagaimana Suzume setelah ia meninggalkan rumah Akikaze Haori.
Tokyo-hen yang sebenarnya akan dimulai di minggu ke-7 Hanbun, Aoi. Para tokoh baru sudah diperkenalkan sejak beberapa minggu lalu, tapi tokoh Tokyo-hen lainnya akan tampil secara reguler mulai minggu depan. Termasuk tokoh yang belum diperkenalkan, 3 oba-san dan keponakan mereka^^~
0 komentar:
Posting Komentar