Meski aku nggak sabar untuk melihat masa remaja mereka, tapi jadi sedih juga karena masa anak-anak akan berakhir di episode ini.
Half, Blue Episode 2: Kikitai!
(I want to hear!)
Pembicaraan keduanya kemudian beralih ke memuji anak mereka, ibu Ritsu memuji Suzume yang baik dan selalu memikirkan orang lain sementara ibu Suzume merasa justru Ritsu-lah anak yang baik + pintar pula. Kedua ibu punya kekhawatiran masing-masing terhadap anak mereka. Ibu Suzume mengkhawatirkan Suzume yang selalu melakukan sesuatu diluar kendali sementara ibu Ritsu mengkhawatirkan Ritsu yang sedikit kompleks dan tak mau menunjukkan perasaannya pada orang tuanya, jadi orang tuanya sulit mengerti akan dirinya. Tapi berkat Suzume ibu Ritsu jadi tahu kalau Ritsu setidaknya punya impian. Kalau aku nggak salah dengar sih Ritsu ingin menjadi novelist gitu.
Ritsu terluka dan dibawa ke klinik, Ibu Ritsu juga datang. Butcha dan Suzume merasa sangat bersalah, keduanya menangis, terutama Butcha. Ritsu sendiri malah menggunakan kesempatan itu untuk menggoda keduanya dengan mengatakan kalau ia tak bisa melihat karena sakit terkena tempat sampah tadi. Ibu tahu Ritsu berbohong dan menegurnya. LOL.
Saat Ritsu diperiksa, Butcha menangis dan mengatakan apa yang harus ia lakukan kalau Ritsu sampai terluka, Ritsu adalah satu-satunya temannya. Yang lain bingung mengatakan Butcha punya teman yang selalu berkumpul bersamanya. Tapi Butcha mengatakan anak-anak itu bukan temannya, karena mereka mendekatinya hanya karena uang, Ritsu adalah satu-satunya yang ia anggap teman.
Ritsu keluar tak lama kemudian dan mengatakan kalau ia baik-baik saja. Semuanya lega. Ibu Ritsu awalnya terlihat tenang, tapi sebenarnya saat tinggal berdua dengan dokter, sang ibu lemas karena tentu saja dia adalah orang yang paling mengkhawatirkan Ritsu.
Ritsu mengatakan kalau ia menyukai nama Suzume, Suzume adalah nama yang bagus. Suzume senang mendengar hal itu, karena dari yang ia dengar, saat ibunya mendengar nama Ritsu, ia juga ingin memberi nama yang tidak biasa pada Suzume, intinya nggak mau kalah dari Ritsu HAHAHAHAH.
Keduanya pulang dengan menyeberangi batu-batu disungai dan disitu adalah pertama kalinya Suzume menyadari ada yang berbeda dengannya, tapi ia belum tahu itu mengenai telinganya.
Telinga adalah pengatur keseimbangan tubuh manusia, jadi jika Suzume kehilangan pendengaran ditelinga kirinya, keseimbangannya juga terganggu, makanya saat menyeberang sungai melewati batu-batuan, ia merasa keseimbangannya goyang gitu. Ritsu sempat merasa aneh dengan Suzume dan mendekatinya. Tapi Suzume mengatakan ia baik-baik saja, tadi hanya merasa sedikit pusing saja.
Kakek yang mengetahui apa yang dilakukan Suzume untuknya berfikir untuk mengakhiri masa-masa galaunya, karena ternyata cucunya sangat mengkhawatirkannya, ia tak mau membuat cucunya sedih. Ia kemudian mengajak keluarga mengunjungi makam nenek untuk berdoa. Mereka juga piknik bersama di bukit dekat sana. Kakek membawa telpon benang milik Suzume dan Suzume menyadari kalau nenek sudah tidak ada jadi mereka tak bisa bicara padanya. kakek mengatakan nenek selalu ada dalam hati mereka dan mengawasi mereka. seluruh keluarga menatap langit dan kakek meneriakkan nama nenek. Begitu juga dengan ayah, ibu, Sota dan Suzume.
Malam harinya, ibu mengetahui mengenai masalah Suzume dan Ritsu, tentu saja ibu memarahi Suzume karena berbohong padanya dan meminta Suzume mengatakan alasannya, tapi Suzume tidak mau mengatakan alasan sebenarnya. Hal itu berakhir dengan adu mulut diantara keduanya. Suzume mengatakan kalau ia tak suka ibunya yang tidak punya aroma bagus (ibu kan sering masak di dapur jadi aromanya aroma minyak gitu) dan alangkah baiknya ia dilahirkan dikeluarga berbeda, sesuatu seperti itu.
Suzume mengatakan kalau yang ingin ia lempar adalah Butcha yang mengejeknya, bukan Ritsu tapi saat ditanya alasannya kenapa Suzume tak bisa mengatakannya. Ia juga mengatakan ibunya tidak baik seperti ibu Ritsu dan ibu jadi tersinggung menyuruh Suzume jadi anak ibu Ritsu saja kalau Suzume sangat menyukai ibu Ritsu.
Suzume mengatakan ia akan melakukannya dan ia berlari keluar rumah sambil menangis.
Suzume benar-benar pergi ke rumah ibu Ritsu, ia berdiri di depan kamar Ritsu dan meniup peluit seperti biasanya. Ritsu sedang main di rumahnya dan membuka jendela, ia melihat Suzume dibawah. Ritsu bingung kenapa Suzume ada disana malam-malam begini dan Suzume mengatakan kalau ia kabur dari rumah, ia datang untuk tinggal di rumah Ritsu. Ritsu tentu saja terkejut dan tidak mengerti.
Suzume kemudian bertanya, apakah kita harus menikah? (supaya dia bisa jadi anaknya ibu Ritsu).
Ritsu tentu saja kaget HAHAAHAHAHA.
Suzume bicara pada ayah dan ibu Ritsu, Ritsu juga ada disana. Suzume mengungkapkan kekesalannya pada ibunya, bagaimana ibunya tidak pernah dandan, tidak seperti ibu yang lain yang terlihat manis. Ibu Ritsu mencoba menjelaskan itu karena ibu Suzume sangat sibuk di kedai. Ibu Ritsu mengatakan pada Suzume bagaimana ibu sangat menyayangi Suzume, ibu Suzume mempertaruhkan nyawa melahirkan Suzume. Saat itu ibu seharusnya tidak mengandung tapi tetap mempertahankan Suzume. Saat Suzume lahir, ayah juga ada disamping Suzume dan terharu, ia sekalian menyinggung suaminya yang tidak ada disampingnya saat Ritsu lahir lol.
Suzume terdiam mendengarkan itu. Ibu Ritsu masih akan lanjut bicara tapi Ritsu mengatakan kalau ia harus kembali ke kamar dan mengajak Suzume bersamanya.
Ritsu dan Suzume main di kamar Ritsu. Ritsu mengatakan kalau mereka tidak pergi, ibunya akan bicara panjang lebar tak ada hentinya HAHAHAHAHA. Suzume sih mengatakan ia suka bicara dengan ibu Ritsu karena ia suka topiknya.
Suzume kemudian mulai mengantuk dan tidur di tempat tidur Ritsu, ia sangat nyaman di kamar Ritsu dan Ritsu juga tidak merasa terganggu. Suzume tidur sementara Ritsu terus main.
Ritsu mengatakan kalau Butcha ingin dekat dengan Suzume, karenanya dia melakukan itu. Ibu cukup kagum pada Ritsu yang sangat pengertian dan dewasa. Ritsu meminta ibu untuk tidak memarahi Suzume dan ibu mengerti, ia juga meminta maaf karena tempat sampah itu mengenai kepala Ritsu. Ritsu mengatakan ia baik-baik saja, karena Suzume memang selalu seperti itu. Uniknya, disini Ritsu ingin mengatakan sesuatu tentang Suzume, aku menebak dia ingin mengatakan 'sifat itulah yang aku sukai dari Suzume' tapi pada akhirnya dia mengatakan 'disitulah sisi baik Suzume'. Ibu sangat berterima kasih karena Ritsu sangat pengertian pada Suzume.
Suzume mengatakan hal itu pada ibunya, kalau ada sesuatu di telinga kirinya. Ibu dan Suzume kemudian ke klinik dan memeriksakan hal itu pada dokter Kimiko. Dokter kemudian memberikan surat rujukan agar keduanya memeriksakan hal itu ke rumah sakit yang lebih besar. Ibu mulai merasa tidak tenang, tapi ia mencoba untuk tidak khawatir, semuanya akan baik-baik saja.
Keesokan harinya lagi, Suzume dan ibunya pergi ke rumah sakit yang lebih besar dan memeriksakan telinga Suzume. Suzume diminta memakai headphone saat dokter memeriksa pendengarannya. Dan disana, Suzume sudah kehilangan pendengaran di telinga kirinya.
Suzume menjalani hari-hari seperti biasa di sekolah. Ia juga mengatakan pada teman-temannya mengenai sesuatu yang menarik pada telinganya, seperti ada sesuatu disana yang bernyanyi, ia bahkan menggambar kurcaci yang ada dalam telinganya. Suzume mengatakan ditelinga kirinya seperti ada suara ombak laut. Butcha mengatakan kalau telinga Suzume aneh dan Ritsu diam-diam menendang kaki Butcha agar tidak mengatakan hal seperti itu.
Suzume mengeluarkan obat miliknya, ia diminta dokter meminum itu dan ia akan sembuh. Suzume percaya kalau telinganya akan sembuh.
Pulang sekolah, Suzume main ke rumah Ritsu dan ibu Ritsu memasakkan cookie untuk mereka. Suzume memperkenalka kurcaci yang ada ditelinga kirinya pada ibu Ritsu. Ibu Ritsu menegur Ritsu yang belakangan sering main dan tidak latihan piano, Ritsu tiba-tiba batuk-batuk dan menyuruh Suzume untuk pulang. Suzume bingung, saat diluar, ia terus menatap ke kamar Ritsu.
Saat ibu keluar rumah akan pergi belanja, ia melihat Suzume masih dihalaman menatap kamar Ritsu dan ibu menyapanya. Suzume bertanya apakah Ritsu baik-baik saja dan ibu mengatakan dia sudah baikan. Suzume bertanya kenapa Ritsu menyuruh Suzume pulang dan ibu menjelaskan kalau Ritsu itu tidak mau memperlihatkan kelemahannya pada Suzume + dia juga nggak mau Suzume tertular.
Suzume mengerti dan mengatakan kalau Ritsu minum obat pasti akan sembuh, obat pink seperti miliknya.
Sementara itu ayah dan ibu ke rumah sakit untuk mengetahui hasil pemeriksaan dan dokter mengatakan hal yang mengejutkan pada keduanya kalau Suzume sudah kehilangan pendengaran di telinga kirinya dan hal itu tak akan bisa diobati. Dokter juga menjelaskan asal penyakit, bagaimana penyakit itu dan apa yang harus mereka lakukan. Ibu sangat terpukul karena hal itu dan mengatakan ia tak mengerti apa yang dokter katakan. Dokter meminta ibu dan ayah segera memberitahu pihak sekolah dan juga teman-teman Suzume mengenai hal itu.
Malam itu, seluruh keluarga berkumpul dan mengatakan pada Suzume untuk tidak perlu minum obat lagi. Suzume tidak mengerti kenapa ia berhenti minum obat karena telinganya masih belum sembuh. Ayah dan ibu kemudian saling menatap. Sota sedang menonton TV dan ibu meminta Sota mematikan TV, awalnya Sota menolak karena film kesukaannya akan tayang. Tapi kakek meminta Sota mematikannya. Sota mengerti dan pergi ke kamarnya.
Ayah dan ibu kemudian mengatakan pada Suzume mengenai telinga kirinya yang sudah tidak bisa mendengar dan tidak akan bisa disembuhkan. Suzume bertanya apakah selamanya ia tak akan bisa mendengar dan ibunya dengan berat membenarkan hal itu. Seluruh keluarga menahan air mata mereka. Suzume mengerti dan mengatakan ia tak sempat mengucapkan selamat tinggal pada 'pendengaran' ditelinga kirinya yang sudah pergi meninggalkannya, karena semuanya terasa tiba-tiba.
Suzume menahan kesedihannya dan tidak ingin membahas hal itu lagi, ia mengatakan ia akan memanggil Sota karena film kesukaan Sota akan tayang. Suzume naik ke lantai 2 dan tiduran di lantai. Ia bersenandung suara kurcaci yang ada dalam telinganya dan larut dalam pikirannya sendiri, ia tak bisa meneteskan air matanya malam itu.
Sota mengetahui kondisi kakaknya dan berusaha bersikap baik padanya. Ia memecahkan tabungannya dan membelikan sesuatu untuk kakaknya sebagai hadiah, Suzume terharu.
Ritsu sudah mengetahui mengenai telinga kiri Suzume dan mencoba untuk mengerti perasaan Suzume, ia mengetes sendiri bagaimana rasanya kehilangan pendengaran di telinga kiri dengan menutup telinga kirinya dan menyeberangi sungai, mencoba keseimbangannya. Ia ingin menjadi kekuatan bagi Suzume.
Suzume bermain ditepi sungai, ia pergi ke tempat kakek yang memiliki perahu yang sebelumnya menolak meminjamkan perahunya pada mereka. Suzume curhat pada kakek mengenai telinga kirinya dan kakek itu mengajak Suzume naik ke perahu, mereka menyeberangi sungai.
Kakek menceritakan kalau istrinya juga kehilangan pendengaran di telinga kirinya dan hidup dengan baik. Suzume mengatakan kalau ada kurcaci dalam telinganya ia yakin istri kakek juga merasakannya tapi kakek mengatakan istrinya tidak pernah menceritakan hal seperti itu padanya.
Ibu kemudian muncul di tepi sungai dan Suzume melihatnya. Suzume manggil ibunya dan ibu berteriak apa yang Suzume lakukan disana. Suzume tidak bisa mendengar dan bertanya pada kakek apa yang ibunya katakan.
Kakek mengatakan ibu bertanya apa yang dilakukan Suzume disana. Suzume tersenyum dan mengatakan meski ia tak bisa mendengar tapi ia tahu ibunya pasti menanyakan hal itu. Kakek mengatakan itu adalah kemampuan manusia membaca dengan hati (kemampuan mendengarkan dengan hati).
Suzume terus memanggil ibunya dan ibu menangis dipinggir sungai.
Malam itu ibu menangis sedih karena puterinya dan saat ayah keluar kamar, Suzume ada disana. Suzume biasanya akan ke kamar orang tuanya jika ia bermimpi buruk, tapi malam itu ayah mengajak suzume tidur bersama kakek. Mereka bertiga menghabiskan waktu bercanda sebelum tidur malam itu.
Keesokan harinya, saat jam pelajaran olahraga, kehilangan pendengaran ditelinga kiri mulai mempengaruhi aktivitas Suzume. Kehilangan pendengaran disalah satu telinga artinya keseimbangan Suzume juga terganggu, ia merasakannya saat ia akan menuruni tangga.
Pelajaran olah raga hari itu adalah tentang keseimbangan menyeberangi jembatan kayu dan Suzume tampak khawatir karena ia pasti akan jatuh saat melewati jembatan kayu itu.
Suzume deg degan menunggu gilirannya sementara di belakang, Ritsu bisa merasakan kekhawatiran Suzume. Suzume berharap jam pelajaran berakhir sebelum gilirannya dan ia juga melihat ke arah Ritsu. Ritsu menatap Suzume. Benang merah seolah menyatukan hati keduanya, mereka salung mengerti hanya dengan satu tatapan.
Saat giliran Suzume, Ritsu tiba-tiba berdiri dan mengatakan ada serangga yang terbang dekat guru. Guru takut serangga dan anak-anak juga mulai panik. Suzume terdiam menatap Ritsu, Ritsu juga menatap Suzume dalam diam.
Saat jam pulang sekolah, Suzume menemui Ritsu dan bertanya kenapa Ritsu menolongnya. Ritsu mengatakan sesuatu mengenai Maguma Taishi (?) LOL, itu adalah tokoh pahlawan populer saat itu, kalau aku nggak salah ibu Ritsu sering mengatakan kalau bagi Ritsu, Suzume adalah Maguma Taishi-nya, begitu juga sebaliknya, sesuatu seperti itu.
Keduanya menghabiskan waktu di pinggir sungai. Suzume mengatakan suara yang terdengar ditelinga kirinya sangat ribut dan meminta Ritsu mendengarkannya, jadi Ritsu menempelkan telinga kanannya ditelinga kiri Suzume. Mereka terdiam beberapa saat, Ritsu mencoba berkonsentrasi mendengarkannya, tapi Ritsu sama sekali tak bisa mendengarkan apapun. Suzume kemudian mengerti kalau hanya dia yang bisa mendengar suara itu.
Tiba-tiba Suzume terdiam dan meneteskan air mata untuk pertama kalinya. Ritsu terdiam menatapnya dan pindah ke sebelah kanan Suzume, agar Suzume bisa mendengarnya dengan jelas. Ia mengatakan kalau ibunya mengatakan Suzume sangat kuat karena tidak menangis meski mengetahui kalau ia kehilangan pendengaran. Suzume mengatakan ia tak bisa menangis saat itu, air matanya tidak mau keluar. Jika ia menangis saat itu, maka semuanya juga akan menangis. Ibunya pasti akan menjadi yang laing sedih jika ia menangis.
Ritsu hanya mendengarkan dengan diam dan Suzume mulai menangis dengan suara keras membuat Ritsu terkejut. Tapi Ritsu tidak mengatakan apapun dan hanya duduk diam disamping Suzume yang terus menangis. awwwwwww.
Suzume mengatakan jika Ritsu mau pulang Ritsu boleh pulang. Tapi Ritsu mengatakan ia akan menemani Suzume disana. Suzume terus menangis.
Ritsu kemudian meninggalkan Suzume dan ia berjalan ke pinggir sungai, melempar batu ke sungai. Suzume menghentikan tangisannya dan menatap Ritsu. Ia merasa kalau apa yang dilakukan Ritsu menarik dan bergabung dengan Ritsu. Keduanya kemudian mulai melempar batu bersama-sama ke sungai. Suzume sembuh dari kesedihannya dengan cepat karena Ritsu ada disampingnya.
Dalam narasinya, Suzume mengatakan kalau pada musim gugur 1980, ia kehilangan pendengaran ditelinga kirinya dan dunianya menjadi setengah.
Suzume ingin membuat ibunya tidak mengkhawatirkannya dan menunjukkan kalau ia baik-baik saja. Ia membuat rencana bersama Ritsu, Suzume ingin menggambar kurcaci yang ada ditelinganya dan menunjukkan pada ibunya kalau dalam telinganya ada sesuatu yang menarik seperti itu.
Ibu Suzume dan ibu Ritsu dipanggil ke sekolah oleh guru wali kelas untuk membahas mengenai Suzume dan Ritsu. Kalau aku tidak salah itu karena Ritsu sering bermain-main saat jam pelajaran (nakal) dan Suzume yang kemungkinan diganggu karena penyakitnya.
Ibu Suzume sangat mengkhawatirkan Suzume dan ibu Ritsu mencoba untuk menghiburnya, agar ibu selalu kuat karena seorang ibu tidak boleh menangis dihadapan anak-anak mereka. Ibu Suzume sedang dalam mood yang buruk yang membuatnya mengatakan hal yang keterlaluan pada ibu Ritsu.
Hal itu karena ibu Ritsu mengatakan kalau ibu Suzume tidak sendirian, ada orang-orang disamping ibu yang akan membantunya menghadapi semuanya, ia yakin semuanya akan baik-baik saja seiring berlalunya waktu. Tapi ibu Suzume tidak setuju, masalah Ritsu mungkin akan membaik setelah Ritsu dewasa, tapi puterinya, pendengaran ditelinga puterinya tidak akan kembali meskipun suzume dewasa.
Tentu saja malam harinya ibu menyesali apa yang ia katakan pada ibu Ritsu, padahal ibu Ritsu begitu mengkhawatirkan Suzume. Ayah juga mengatakan ibu tak perlu berubah sikap pada Suzume, meskipun ibu orangnya cengeng, ibu yang seperti itu adalah ibu yang disukai Suzume, jadi ibu tak perlu bersikap terlalu tegar dan menangis jika memang ingin menangis. Ibu mengerti.
Ibu Suzume kemudian datang ke rumah keluarga Hagio keesokan harinya untuk meminta maaf pada ibu Ritsu mengenai kejadian kemarin.
Ritsu dan Suzume menyelesaikan apa yang mereka buat dan mengundang keluarga mereka untuk melihat sebuah film singkat buatan mereka. Suzume memperlihatkan apa yang mereka buat (aku nggak tahu namanya, gomen ne).
Intinya Suzume dan Ritsu membuat itu untuk memperlihatkan pada semuanya dunia yang ada dalam telinganya, ada sebuah kurcaci disana. Ibu terharu melihat apa yang dibuat oleh puterinya, ia mengatakan kalau telinga Suzume sepertinya menatik dan Suzume membenarkan. Ibu juga berterima kasih pada Ritsu yang membantu Suzume.
Malam itu Suzume dan ibu tidur bersama dan menghabiskan malam dengan mengobrol dan mengatakan ia tak akan mengubah panggilan pada ibunya. Dulu ibunya meminta Suzume memanggilnya dengan Oka-san, bukan Oka-chan, tapi Suzume mengatakan ia akan tetap menanggil ibunya dengan Oka-chan.
Ayah mendengarkan pembicaraan keduanya dan ia merasa terharu. Apalagi saat keduanya mulai bercanda dan saling berpelukan. Ayah selalu diam-diam mendengarkan mereka dan menangis.
Keesokan harinya, hujan turun dengan deras. Suzume akan berangkat ke sekolah dan menemukan hal baru lagi, kalau ia tak bisa mendengarkan suara hujan ditelinga kirinya. Ia merasa kalau itu adalah hal yang menarik karena ia bisa mendengar setengah suara hujan.
Sesampainya di sekolah, Suzume disambut oleh 3 teman baiknya. Hujan berhenti, Suzume menutup payungnya, langit menjadi cerah. Suzume menatap langit sehabis hujan dan tersenyum, langit saat itu setengah biru, langit yang disukai Suzume.
Beberapa tahun kemudian, Suzume sudah menjadi seorang siswa tahun terakhir di SMA, kemampuan melukisnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. IA sedang sibuk melukis ikan paus. Nao juga ada disana dan begitu Suzume menyelesaikan lukisannya, Nao terkagum-kagum dan bertanya apa judulnya. Suzume dengan semnagat mengatakan judulnya adalah 'Paus Terbang'.
Ritsu melewati tempat itu dan berhenti saat melihat Suzume dari jauh. Ia menatap gadis itu dan bernarasi.
"Mungkin alasan kenapa aku lahir lebih awal darinya adalah untuk melindunginya. Kami bertemu saat kami belum mempunyai nama. 7 Juli 1971, kami dilahirkan dihari yang sama. Aku dilahirkan sedikit lebih awal darinya."Suzume merasa ada yang menatapnya dan berbalik, tapi Ritsu sudah tidak ada disana. Kisah Suzume dan Ritsu ditahun ketiga masa SMA, dimulai.
To Be Continued...
Komentar:
Akhirnyaaaaaaaaaaaa omg! Minggu depan bakalan puas melihat Mei Nagano dan Takeru Sato karena kisah Hanbun, Aoi mulai memasuki masa SMA keduanya. Ternyata 2 minggu mengisahkan masa anak-anak itu kepanjangan. Soalnya kalau di asadora yang lain biasanya minggu pertama aja yang masa anak-anaknya. Well, meski menurutku kepanjangan, masa anak-anak keduanya menarik dan bikin baper. Ritsu kecil ganteng banged, udah gede tetep ganteng sih HAHAHAHHAHHA.
Tapi sedih juga harus berpisah dengan mereka, aku akan merindukan pemeran anak-anak, semoga kapan-kapan ada flashback. Meski aku yakin nanti pemeran akan-anak akan comeback sebagai anak Suzume dan Ritsu. Biasanya sih kalau heroine asadora punya anak, pemerannya pasti pemeran masa kecil mereka hehhehehehe.
Aku sampai lupa kalau telinga itu penjaga keseimbangan tubuh sampai aku menonton episode 12, makanya Suzume takut naik papan keseimbangan saat pelajaran olahraga, tubuhnya nggak bisa seimbang. Ritsu juga tahu karena dia sudah mencobanya sendiri.
Ritsu itu baik banged, ya ampuuuuuuuuuuun, dia melakukan apa saja untuk Suzume, mungkin karena itu dalam deskripsi karakternya, bagi Suzume, Ritsu adalah pahlawannya. Suzume selalu berkepala dingin dan menyelesaikan sesuatu dengan gaya cool. Dia juga anaknya cool gitu, meski kadang dia suka menggoda temannya. Bener sih kata mamanya Ritsu, Ritsu itu agak kompleks dan kita nggak tahu apa yang ada dipikirannya. Jadi penasaran nanti pas Takeru yang main apakah dia bisa mengimbangu karakter masa kecilnya? HAHAHHAHA
Chemistry Ritsu dan Suzume kecil sangat bagus, aku penasaran bagaimana dengan chemistry Takeru dan Mei nantinya. Tapi kalau aku lihat-lihat sih nggak ada perasaan cinta diantara mereka, karena mereka hanya teman masa kecil, karena itu mereka jatuh cinta pada orang yang berbeda nantinya. Tapi..... apakah benar hanya sebatas itu? Mengingat mereka berdua adalah pasangan yang ditakdirkan HAHAHAHAHA.
Menonton Hanbun, Aoi mengingatkan aku akan asadora Mare, karena di Mare kisah cintanya juga lumayan dibahas. Tapi sejak awal Kenta suka sama Mare sih, kalau disini kayaknya Ritsu kecil suka sama Suzume, tapi karena temannya Butcha 'kayaknya' suka sama Suzume jadinya ya gitu hehehhhehe. Tapi aku kaget lho saat Ritsu kecil mengatakan Butcha menyukai Suzume, masa sih? Aku harap Ritsu cuma salah paham aja HAHAHHAHAHAHA.
Ahhh~ drama ini masih sangat panjang saudara-saudara XD sampai akhir september 2018 nanti LOL.
nonton hanbun aoi sub indo dimana?
BalasHapussubtitlenya sampai saat ini masih week 1, subber englishnya sudah nggak lanjut lagi
Hapusdimana nonton raw?
Hapustolong
BalasHapusdramacools
Hapus