Seperti judulnya, drama ini adalah mengenai makanan, atau lebih tepatnya bagaimana makanan yang lezat bisa membuat kita melupakan masalah dalam sejenak. Dan tentu saja disini kita akan melihat banyak makanan yang enak, terutama menu makan siang yang pastinya membuat kita sangat berselera.
Aku sarankan sih nonton drama ini sambil makan, karena meski durasinya kurang dari 1 jam, melihat Mitsuki makan dan makan bikin kita lapeeeer HAHAHHAHA.
Cinematography drama ini sangat baguuuuuuuus, keren banged, cara pengambilan gambarnya, coloringnya bikin mata nyaman dan betah menontonnya, makanya aku sangat berharap ini drama bakalan ada seriesnya. Mungkin ga ya? Karena rasanya nggak puas banged cuma 55 menit, apalagi wajah cowoknya ga kelihatan jelas dan bikin penasaran + adegan terakhir juga agak menggantung.
Semoga TV Tokyo testing water ya, dan membuat series untuk drama ini XD
Oke, berkut ini aku akan menceritakan secara singkat mengenai drama ini. Dan awas spoiler, karena tulisan dibawah ini akan berisi spoiler 100% XD
Rekan kerjanya berfikir kalau Sachiko bukan tipe yang disukai laki-laki, mereka yakin Sachiko adalah single, tapi ternyata Sachiko mengundang mereka ke pesta pernikahannya. Manager dan rekan kerjanya tentu saja terkejut gadis yang seperti Sachiko ternyata sudah punya rencana masa depan, bahkan saat pernikahannya, Sachiko menunjukkan wajah yang biasa, nggak senyum bahagia sama sekali. Bagi Sachiko hal yang ia lakukan adalah hal biasa, bertemu seorang pria, pacaran 2 tahun dan menikah, itu hanya kehidupan biasa yang ia jalani.
Tiba-tiba seorang anak masuk ke dalam ruangan dan memberikan secarik kertas pada Sachiko. Semuanya berfikir itu surprise dari mempelai pria, tapi ternyata itu adalah pesan perpisahan dari mempelai pria yang dibacakan oleh Sachiko sendiri, isinya, 'Sachiko, Maaf.'
Mempelai pria alias tunangan Sachiko, meninggalkannya di hari pernikahannya.
Manager dan rekan kerjanya cukup kagum karena Sachiko benar-benar kelihatan tenang dan baik-baik saja.
TApi tentu saja Sachiko tidak baik-baik saja. Saat mengantarkan laporan pada managernya, ia mengklip seluruh bagian laporan, nama manager yang harus ia tulis malah ia tulis dengan nama 'Shungo', nama tunangannya dan bahkan mengenakan sepatu berlainan ke kantor. Jadi manager dan rekan kerjanya tentu saja khawatir, Sachiko sebenarnya shock karena kejadian di hari pernikahannya tapi nggak sadar kalau ia shock. JAdi manager menyuruh Sachiko untuk libur 3 hari.
Sachiko menyadari ia shock berat saat ia membantu seorang nenek yang menyeberang dan nenek itu membicarakan buah kesemek kering, ia teringat kenangannya bersama Shungo, karena Shungo pernah mengeringkan kesemek untuknya. Suara Shungo memanggil namanya, saat bertanya apakah ia lapar, mengajaknya menonton movie, memujinya saat makan, mengajaknya kissu, suara Shungo terbayang-bayang dibenaknya.
Saat itulah Sachiko jadi lemas dan terjatuh kemudian menyadari kalau ia shock ditinggalkan oleh Shungo.
Setelah makanannya habis, Sachiko benar-benar merasa seperti disurga, ia bahkan keluar dari restoran dengan wajah puas sampai lupa membayar HAHAHAHHAHAHA. Yang ia ingat saat tiba diluar bukannya ia belum bayar, tapi bagaimana makanan bisa membuatnya melupakan Shungo sejenak.
Sehari setelah pernikahan, Sachiko bangun seperti biasa hari itu, tapi ia mulai berdoa di depan foto Shungo, seolah-olah ia mmebuatkan altar untuk Shungo. Itu adalah bukti kekesalan Sachiko karena ditinggalkan, tapi Sachiko membuatnya dengan gayanya sendiri dan dia nggak sadar kalau dia itu terluka, dia selalu merasa kalau dia baik-baik saja.
Sachiko sendiri nggak jadi mengambil hari libur dan masuk kerja keesokan harinya, ia mengenakan sepatu berbeda disebelah kiri dan kanan, bukti kalau ia masih shock. JAdi ia berencana makan makanan kemarin untuk melupakan Shungo, tapi anehnya, saat ia makan, kali ini ia tidak bisa melupakan Shungo, saat makan ia masih teringat Shungo. Sachiko juga merasa aneh dengan hal itu.
Sachiko bahkan mulai menulis surat untuk Shungo dalam pikirannya saat ia akan melakukan sesuatu untuk penulis majalah mereka. Saat melihat foto Shungo di ponselnya, ia kembali teringat Shungo, bagaimana mereka berdua mulai pacaran dan tinggal serumah, kenangan-kenangan bersama Shungo muncul dan terus muncul, Sachiko panik sendiri dan berfikir untuk makan demi melupakan Shungo.
Saat Sachiko melihat sebuah makanan yang sepertinya enak, ia siap memesan, tapi baru ingat kalau ia habis makan, jadi ia berusaha membuat dirinya lapar. IA berlari bolak balik naik turun bukit agar perutnya KOsong HAHAHAHAHAHHA. Tapi tentu saja tidak semudah itu, justru ia makin teringat Shungo. Jadinya saat melihat sekelompok anak sedang latihan lari, Sachiko ikutan lari dengan mereka.
Dan itu berhasil membuat Sachiko kelelahan dan ia kembali ke restoran dan makan dengan lahap. DAn makanan kali ini, sukses membuat dia melupakan Shungo sejenak saat ia menikmati makanan itu.
TApi melupakan ternyata memang hal yang sulit. Sachiko kembali teringat Shungo saat ia pulang ke rumah dan ia bertanya-tanya apakah dirinya akan bisa melupakan Shungo atau tidak. Sachiko bahkan mulai merasa Shungo lewat disampingnya dan mengejar orang yang ia pikir Shungo itu, tapi tentu saja tidak ada Shungo disana.
Acara pesta akhir tahun majalah mereka, dimana para penulis diundang, Sachiko melakukan pekerjaannya dengan baik. TApi Sachiko orangnya sangat tegas, kalau pidato 3 menit, selesai nggak selesai pasti dia langsung potong dan masuk ke acara selanjutnya, pokoknya dia tepat waktu banged. Sachiko bahkan dimarahi oleh salah satu penulis karena sikap Sachiko itu.
Penulis itu tahu kalau Sachiko sedang galau karena pernikahannya yang gagal dan bertanya pada Sachiko kenapa Sachiko tidak menangis dan marah karena hal itu. Sachiko mengatakan karena itu adalah pilihan pacarnya dan penulis itu menebak kalau Sachiko menganggap menangis dan marah itu adalah hal yang nggak berguna dan Sachiko sangat membenci hal yang nggak berguna.
Penulis itu membawa Sachiko ke suatu tempat dimana disana ia menjelaskan kalau orang itu tidak seperti apa yang kelihatan dan tidak sesederhana yang kita pikirkan. Ada banyak hal di dunia ini yang tidak akan mengikuti sinopsisnya. BAnyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita mengerti tanpa mengalaminya dan merasakannya sendiri.
Kata-kata itu terus terngiang di telinga Sachiko saat Sachiko akan pulang ke rumah pagi harinya, bersamaan dengan suara Shungo yang memanggil namanya. Sebuah kenangan muncul dibenak Sachiko, saat Shungo menunggu Sachiko dan Sachiko bertanya kenapa Shungo menunggunya, mereka sekarang bertemu itu karena ia tugas diluar, bagaimana jika ia tidak keluar kantor hari ini , mereka mungkin tak akan bertemu. Shungo mengatakan kalau ia mungkin akan tetap menunggu Sachiko disana. Sachiko bertanya apa tidak masalah Shungo menyia-nyiakan waktunya seperti itu dan Shungo mengatakan menghabiskan waktu menunggu saat ia ingin bertemu Sachiko bukanlah membuang-buang waktu baginya. Saat itu Sachiko terdiam, begitu juga dengan Sachiko yang sekarang.
Saat Sachiko terdiam, nenek yang dulu ia bantu memanggil Sachiko dan mengajak Sachiko sarapan bersama-sama. Keduanya menunggu makanan dimeja dan perut Sachiko berbunyi karena lapar, nenek kemudian mengeluarkan kesemek kering dan memberikan pada Sachiko.
Saat makan kesemek itu, Sachiko teringat Shungo lagi, Shungo yang mengajaknya makan kesemek kering yang ia keringkan di kamar Sachiko. Sachiko mulai menangis dan menyadari kalau semua itu tidak sia-sia, menyukai dan mencintai Shungo selama ini, bukan-lah hal yang sia-sia meski berakhir seperti ini. Sachiko menangis untuk pertama kalinya setelah pernikahannya dan menyadari betapa ia mencintai Shungo.
Saat makanan mereka datang, nenek mengatakan kalau Sachiko sudah bekerja keras tahun ini. Apapun yang terjadi, manusia akan selalu lapar, sesedih apapun perasaan itu, manusia akan lapar. Nenek menyuruh Sachiko untuk makan dan melupakan semuanya.
Sachiko mengerti dan mulai makan dengan lahap.
Sachiko mulai membaik setelah saat itu, meski ia belum bisa melupakan Shungo 100%, ia sudah melangkah kedepan dan sejak saat itu, Sachiko selalu tidak lupa untuk menikmati setiap makanan yang ia makan.
Ending yang aku bilang menggantung itu adalah setelah lagu ending, ada adegan Shungo disebuah pulau gitu, memandang ke arah laut.
Alasan kenapa Shungo meninggalkan Sachiko, aku masih tidak paham sama sekali, tapi saat adegan ending, Shungo kelihatan mengenakan pakaian kerjanya, kayaknya sih dia kerja di onsen gitu. DAn ia memanggil nama Sachiko-san.
Aku rasa dia juga tidak bisa melupakan Sachiko dan terus teringat padanya. Tapi kenapa dia meninggalkan Sachiko ya? Karena saat Sachiko akan pergi ganti baju di hari perniakhan itu, Shungo masih tersenyum melihatnya.
Apakah dia nggak yakin bisa menikah dengan sachiko makanya dia pergi? Tapi kenapa pas pernikahan? Kejam bangeeeeeed huhuhuhu..
Mitsuki cocok banged memerankan karakter seperti ini. Wajah Mitsuki itu imut banged, padahal dia udah 26 tapi wajahnya masih kayak anak-anak, tapi aku suka Mitsuki tidak mengambil peran-peran remaja. hehehehhee.
Karakter ini sebenarnya agak mirip sama Kahoko, entah kenapa terasa banged image Kahoko-nya, mungkin dalam versi kaku LOL.
Skor:
Story: 4/5
Acting: 5/5
Cinematography: 5/5
Music: 3/5
Opening: 4/5
Ending: 3,5/5
FAQ.
Dimana Aku mendownload drama ini?
- download raw-nya piratefiles.org
- download subtitlenya di d-addict (engsub)
maaf mau tanya donlod atau nontonnya dimana yah? terima kasih
BalasHapusbuat eps9-12 subtitle nya dimana ya
BalasHapus